Anda di halaman 1dari 20

Modul 2

Mikroskop dan Histologi Jaringan

PENDAHULUAN
Praktikum histologi jaringan merupakan salah satu bagian dari praktikum
anatomi dan fisiologi manusia. Dalam praktikum kali ini Anda akan mempelajari
beberapa tipe jaringan dasar, namun sebelum itu kita akan mengulas terlebih
dahulu tentang alat penunjang yang nantinya akan digunakan untuk mempelajari
jaringan tersebut, yaitu mikroskop. Dengan kita mempelajari mikroskop maka
kita bisa mengoptimalkan penggunaan alat tersebut untuk mencapai tujuan
praktikum ini.
Belajar tentang struktur dan fungsi jaringan dasar merupakan hal yang
penting untuk dilakukan karena dari jaringan dasar inilah struktur yang lebih
kompleks terwujud. Ini berkaitan juga dengan fakta bahwa kerusakan pada
jaringan ini dapat mengganggu homeostasis, yaitu kondisi stabilitas relatif dari
lingkungan internal badan, tubuh manusia.
Setelah mengikuti praktikum ini, Anda diharapkan dapat menyebutkan
tipe-tipe jaringan dasar, menjelaskan karakteristik dan fungsi-fungsi jaringan
tersebut, serta menggambarkan preparat yang diamati. Untuk menjamin
kesiapan Anda dalam melaksanakan praktikum, sebaiknya Anda mempelajari
terlebih dahulu tentang pengetahuan dasar yang diperlukan, misalnya
pengertian jaringan, jenis-jenis jaringan, ciri-ciri sel penyusun jaringan, serta
fungsi masing-masing.
Untuk dapat mencapai tujuan tersebut, maka Modul 2 ini dibagi menjadi
2 (dua) kegiatan praktikum, yaitu:
Kegiatan Praktikum 1 : Alat Penunjang
Kegiatan Praktikum 2 : Identifikasi Jaringan

MIKROSKOP DAN HISTOLOGI JARINGAN 11


Dalam modul 2 ini Anda diharapkan untuk membaca setiap topik yang tersedia,
memahami isinya, membuat gambar preparat yang diamati, serta menjawab tes
formatif yang tersedia pada setiap akhir kegiatan praktikum.

PETA KOMPETENSI KHUSUS

Jaringan Epitel Jaringan Konektif Jaringan Otot Jaringan Saraf

Histologi

Menggambarkan

Menjelaskan/mendeskripsikan

Menunjukkan

Menyebutkan

Kegiatan Kegiatan
Praktikum I Praktikum II

MIKROSKOP DAN HISTOLOGI JARINGAN 12


Kegiatan Praktikum 1
Alat Penunjang

Mikroskop merupakan alat penunjang yang penting dalam mempelajari


sel. Sel mengandung sejumlah organel yaitu struktur permanen dalam sel
dengan karakteristik morfologi yang tiap bagian sel tersebut mempunyai fungsi
spesifik dalam aktivitas seluler. Untuk dapat melihat benda dalam sel kita
memerlukan alat bantu karena benda-benda tersebut tidak dapat dilihat dengan
mata telanjang. Berikut ini dapat Anda pelajari bagian-bagian yang ada dalam
mikroskop.

Lensa okuler

Tubus

Makrometer
Mikrometer
Revolver
Lensa obyektif
Penegak

Meja saji
Penggeser dan penjepit
Kondensor, diafragma dan filter

Cermin

Penyangga

Gambar 2.1. Mikroskop dan bagian-bagiannya

MIKROSKOP DAN HISTOLOGI JARINGAN 13


Tabel 2.1. Bagian-bagian mikroskop
BAGIAN
NO KETERANGAN
MIKROSKOP
Penyangga / Kaki • Terbuat dari logam yang cukup berat agar kokoh
1
mikroskop menyangga seluruh alat di atasnya.

2 Penegak • Memegang bagian-bagian yang dilewati cahaya.

• Di dalamnya terdapat lensa-lensa pembentuk


3 Tubus
bayangan.
• Meja datar dari logam dengan lubang di tengahnya
4 Meja saji
tempat cahaya lewat untuk menembus sajian.
Penggeser dan • Menjepit kaca saji dan menggerakkan kaca saji
5
Penjepit untuk mendapatkan gambar yang diinginkan.
• Lensa pengarah dan pengatur cahaya yang
berada di bawah meja saji.
6 Kondensor • Perbesaran kuat memerlukan kedudukan
kondensor tinggi sedangkan perbesaran lemah
memerlukan kondensor rendah.
• Mengatur banyak sedikitnya cahaya yang akan
diteruskan ke lensa guna menghilangkan
bayangan samping (aberasi sferis) dan
mempertajam bayangan.
7 Diafragma / Rana
• Makin lebar diafragma, makin banyak cahaya yang
lewat samping dan makin banyak pula bayangan
samping sehingga dapat mengurangi ketajaman
bayangan yang diperoleh.
• Filter biru yang digunakan untuk menghilangkan
cahaya kuning yang berasal dari lampu sumber
cahaya mikroskop yang umumnya lampu jenis
8 Filter
“tungsten” (lampu filamen biasa, bukan halogen)
yang berwarna kekuningan.

• Mikroskop model lama, terdapat cermin yang


mempunyai dua muka. Muka satu berupa cermin
cekung (memantulkan berkas cahaya yg tdk
sejajar, mis yg berasal dr lampu) dan lainnya
cermin datar (memantulkan berkas cahaya yg
Cermin / Lampu sejajar, mis cahaya matahari).
9
sumber cahaya • Atur kemiringan cermin untuk memperoleh cahaya
sebanyak mungkin.
• Mikroskop model baru terdapat lampu dan
pengaturan cahaya dilakukan dengan mengatur
voltase lewat tombol putar di sisi kiri alas
mikroskop.
• Melekat pada ujung bawah tubus dan memiliki
10 Lensa objektif ukuran kekuatan pembesaran yaitu 5, 10, 45, dan
100 kali.

MIKROSKOP DAN HISTOLOGI JARINGAN 14


• Gunakan kekuatan terkecil pada awal
pemeriksaan. Setelah didapat bagian yang akan
dilihat lebih rinci, letakkan bagian itu di tengah
lapangan pemandangan, lalu gantilah dengan
kekuatan yang lebih besar.
• Untuk melihat sel darah (dipulas scr Giemsa /
Wright) digunakan lensa objektif 100 kali dan
minyak imersi untuk memperoleh bayangan yang
lebih tajam.
• Terletak pada bagian atas tubus dan digunakan
untuk melihat bayangan sajian yang diperiksa.
• Pada mikroskop jenis lama terdapat dua ukuran
11 Lensa okuler
dengan kekuatan pembesaran 5 dan 10 kali,
sedangkan pada mikroskop jenis baru hanya ada
satu ukuran lensa okuler.
Revolver / Dudukan • Tempat melekat satu seri lensa objektif.
12
lensa objektif
• Berupa tombol putar yang terletak terpisah pada
mikroskop model lama dan menyatu pada
mikroskop model baru.
• Tombol ini juga disebut mikrometer dan
Pem-fokus kasar makrometer sebagai sarana penajam bayangan
13
dan halus dengan cara menaik-turunkan lensa objektif atau
meja saji.
• Hati-hati menggunakannya karena kadang-kadang
lensa objektif dapat menerjang kaca saji sehingga
pecah.

PROSEDUR
1. Lihat melalui lensa obyektif. Jika terlihat gelap, cari cahaya dengan
memutar cermin hingga terlihat terang pada lensa obyektif.
2. Letakkan preparat di meja saji, jepit dengan penjepit. Pilih perbesaran
lensa yang paling kecil.
3. Lihat melalui lensa obyektif, cari obyek dengan memutar pemfokus kasar
dan penggeser.
4. Jika telah didapat obyek, gunakan pemfokus halus untuk memfokuskan
gambar.
5. Gambar obyek yang terlihat.

MIKROSKOP DAN HISTOLOGI JARINGAN 15


Kegiatan Praktikum 2
Identifikasi Jaringan

Tahukah Anda apa satuan terkecil penyusun tubuh kita? Ya, itu adalah
sel. Sel merupakan kumpulan kompartemen atau ruangan kompleks, di mana
tiap ruangan tersebut melaksanakan reaksi biokimianya sendiri sehingga
membuat hidup itu mungkin. Meskipun tubuh manusia terdiri dari trilyunan sel,
namun diferensiasi menghasilkan hanya sekitar 200 tipe sel. Seperti halnya
huruf-huruf yang bersatu menyusun kata-kata, sel-sel ini juga bergabung supaya
bisa bekerja secara efisien, sehingga sejumlah tipe sel yang berbeda dapat
mengkoordinasikan kerjanya. Sel-sel biasanya bekerja sama dalam suatu
kelompok yang disebut jaringan.
Jaringan adalah kumpulan sel-sel yang biasanya memiliki kesamaan asal
embrionik (yang berkenaan dengan janin) dan fungsi umum yang bergabung
bersama-sama melaksanakan aktivitas khusus. Nantinya akan Anda pelajari,
struktur dan sifat-sifat jaringan spesifik dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti sifat
bahan ekstraseluler yang mengelilingi sel jaringan dan sambungan di antara sel-
sel yang menyusun jaringan. Jaringan dapat bersifat keras (misalnya tulang),
semipadat (lemak), atau bahkan cair (darah). Jadi jaringan sangat bervariasi
tergantung pada tipe sel yang ada, pengaturan, dan kandungannya.
Ilmu yang mempelajari tentang jaringan adalah histologi (histo= jaringan,
-logi = ilmu tentang). Berikut ini akan Anda pelajari lebih jauh lagi mengenai
bagaimanakah jaringan itu.
Macam-Macam Jaringan dan Asalnya
Jaringan yang menyusun tubuh manusia dibedakan menjadi 4 jaringan
dasar, yaitu
1. Jaringan epitel, sel yang menyelimuti permukaan tubuh dan rongga tubuh,
duktus (saluran) dan kelenjar
2. Jaringan ikat (penyambung/konektif), melindungi dan memberi kekuatan
struktur serta menyatukan organ-organ
3. Jaringan otot, bertanggung jawab pada pergerakan organ
4. Jaringan saraf, mentransmisikan impuls

MIKROSKOP DAN HISTOLOGI JARINGAN 16


Tabel 2.2. karakteristik Utama dari Jaringan Dasar
Matriks
Jaringan Sel Fungsi utama
ekstraseluler
Melapisi permukaan
Epitel Kumpulan sel-sel polihedral Hanya sedikit atau rongga tubuh,
sekresi kelenjar
Beberapa jenis sel yang Sangat Penyokong dan
Konektif
menetap dan mengembara banyak pelindung
Berjumlah
Otot Sel kontraktil panjang Pergerakan
sedang
Juluran panjang yang Transmisi impuls
Saraf Tidak ada
berjalinan saraf

1. JARINGAN EPITEL
Epitel pipih satu lapis

MIKROSKOP DAN HISTOLOGI JARINGAN 17


Gambar 2.2 Epitel pipih satu lapis
Epitel kubus satu lapis

Gambar 2.3 Epitel kubus satu lapis

MIKROSKOP DAN HISTOLOGI JARINGAN 18


Epitel silindris satu lapis

Gambar 2.4 Epitel silindris satu lapis

Epitel silindris satu lapis bersilia

Gambar 2.5 Epitel silindris satu lapis bersilia

MIKROSKOP DAN HISTOLOGI JARINGAN 19


Epitel silindris banyak lapis semu

Gambar 2.6 Epitel silindris banyak lapis semu

MIKROSKOP DAN HISTOLOGI JARINGAN 20


Epitel pipih banyak lapis

Gambar 2.7 Epitel pipih banyak lapis

MIKROSKOP DAN HISTOLOGI JARINGAN 21


Epitel kubus banyak lapis

Gambar 2.8 Epitel kubus banyak lapis

Epitel silindris banyak lapis

Gambar 2.9 Epitel silindris banyak lapis

Epitel transisional

MIKROSKOP DAN HISTOLOGI JARINGAN 22


Gambar 2.10 Epitel transisional

Epitel kelenjar, kelenjar endokrin

Gambar 2.11 Epitel kelenjar, kelenjar endokrin

Epitel kelenjar, kelenjar eksokrin

MIKROSKOP DAN HISTOLOGI JARINGAN 23


Gambar 2.12 Epitel kelenjar, kelenjar eksokrin

2. JARINGAN KONEKTIF

Gambar 2.13 Jaringan konektif

Jaringan konektif embrionik, mesenkim

Gambar 2.14 Jaringan konektif embrionik, mesenkim

MIKROSKOP DAN HISTOLOGI JARINGAN 24


Jaringan konektif embrionik, jaringan konektif mukosa

Gambar 2.15 Jaringan konektif embrionik, jaringan konektif mukosa

Jaringan konektif areolar

Gambar 2.16 Jaringan konektif areolar

Jaringan lemak

Gambar 2.17 Jaringan lemak

MIKROSKOP DAN HISTOLOGI JARINGAN 25


Jaringan konektif retikuler

Gambar 2.18 Jaringan konektif retikuler

Jaringan konektif regular padat

Gambar 2.19 Jaringan konektif regular padat

Jaringan konektif ireguler padat

Gambar 2.20 Jaringan konektif iregular padat

MIKROSKOP DAN HISTOLOGI JARINGAN 26


Jaringan konektif elastik

Gambar 2.21 Jaringan konektif elastik

Jaringan tulang rawan hyalin

Gambar 2.22 Jaringan tulang rawan hyalin

Jaringan fibrokartilage

Gambar 2.23 Jaringan fibrokartilage

MIKROSKOP DAN HISTOLOGI JARINGAN 27


Jaringan tulang rawan elastik

Gambar 2.24 Jaringan tulang rawan elastik

Jaringan tulang sejati

Gambar 2.25 Jaringan tulang sejati

Jaringan konektif cair, darah

Gambar 2.26 Jaringan konektif cair, darah

MIKROSKOP DAN HISTOLOGI JARINGAN 28


3. JARINGAN OTOT

Jaringan otot rangka

Gambar 2.27 Jaringan otot rangka

Jaringan otot jantung

Gambar 2.28 Jaringan otot jantung

Jaringan otot polos

Gambar 2.29 Jaringan otot polos

MIKROSKOP DAN HISTOLOGI JARINGAN 29


4. JARINGAN SARAF

Gambar 2.30 Jaringan saraf

MIKROSKOP DAN HISTOLOGI JARINGAN 30

Anda mungkin juga menyukai