Anda di halaman 1dari 2

Siswa SMP

Banyuwangi Di-bully Hingga Tulang Pahanya Harus Dipotong


4 Cm
Merupakan segala bentuk penindasan atau kekerasan yang dilakukan dengan sengaja oleh satu orang
atau sekelompok orang yang lebih kuat atau berkuasa terhadap orang lain, dengan tujuan untuk
menyakiti dan dilakukan secara terus menerus.

1.Ganguan psikologis seperti depresi serta ganguan kecemasan.


2. Ganguan tidur.
3. Brbagai ganguan penurunan prestasi di sekolah maupun pada pekerjaan.
4. terjadi hingga mengakibatkan tindakan kriminal hingga kematian.

KHASUS
Dugaan kasus bullying atau perundungan terhadap anak terjadi di Banyuwangi. Seorang siswa kelas
7 berinisial G, harus menjalani operasi patah tulang setelah menjadi korban perundungan yang
dilakukan salah satu teman sekelasnya.
Bahkan, dokter terpaksa memotong tulang pahanya sepanjang 4 centi meter, karena terjadi infeksi
pada luka yang dialami korban.

Kasus ini bermula ketika G kembali bersekolah setelah 6 bulan menjalani pemulihan setelah operasi
patah tulang, karena kecelakaan.

kata Imam Lutvy, ayah korban saat dikonfirmasi wartawan Memberikan keteranggan, “Jadi anak
saya itu habis kecelakaan dan mengalami patah tulang. Setelah 6 bulan menjalani perawatan paska
operasi, akhirnya bisa sekolah kembali. Kebetulan pembelajaran tatap muka sudah dimulai waktu
itu."

Kasus ini bermula ketika G kembali bersekolah setelah 6 bulan menjalani pemulihan setelah operasi
patah tulang, karena kecelakaan.

Namun selang sebulan sekolah, Anaknya menjadi korban perundungan yang dilakukan oleh
temannya saat jam pelajaran berakhir. Salah seorang siswa berinisial D, Melakukan tindakan
pembullyan terhadap korban, lalu mengambil alat batu berjalan milik anaknya. Beruntung ada salah
satu temannya yang lain mencoba untuk mengambil alat bantu jalan tersebut dan
mengembalikannya ke korban.
Namun, tidak berselang lama, D kembali menghampiri korban. Kali ini, D menabrak kaki anaknya
yang masih dalam masa pemulihan paska operasi patah tulang. Korban pun menangis kesakitan,
hingga akhirnya dia diantar pulang oleh salah satu guru.
Ke-esokan harinya, Pembulyyan Pun berlanjut terhadap pelaku bertempat di sekolah, Egrang (alat
bantu jalan)tersebut diambil dengan inisial D, dan tidak dikembalikan. Kemudian ditabrak tepat
pada kaki yang habis operasi. Anak tersebut menangis kesakitan.

Selama tiga hari di rumah, korban terus mengeluh kesakitan pada bagian kakinya. Keluarga lantas
membawa korban ke rumah sakit. Hasil pemeriksaan dokter, ternyata tulang paha korban kembali
patah serta plat penyangga tulangnya lepas akibat benturan
tersebut. Akhirnya, dokter merekomendasikan
agar korban kembali menjalani operasi.
Ayah korban mengemukakan keterangan, "Waktu itu, anak saya tidak bisa segera dioperasi, karena
alat yang dibutuhkan masih harus memesan terlebih dahulu. Akhirnya diminta menunggu 2
minggu,"

Namun karena kondisi korban semakin memburuk, keluarga langsung merujuk ke rumah sakit
lainnya. Setelah dilakukan pembedahan, ternyata sudah terjadi infeksi pada tulang paha korban.
Dokter merekomendasikan agar melakukan amputasi terhadap tulang paha korban agar infeksi tidak
menjalar.

"Akhirnya pada bagian tulang atas harus dipotong 2 cm dan 2 cm di bagian tulang bawah. Total 4 cm
yang dipotong," ungkap Ayah korban.
Sayang dari pihak keluarga D, terduga pelaku, tidak ada iktikad baik untuk meminta maaf atas
kejadian tersebut. Hingga akhirnya ia terpaksa membawa kasus ini ke ranah hukum.

Anda mungkin juga menyukai