Disusun Oleh :
GENTUR WICAKSONO
P1337420922021
1. PENGKAJIAN
Pengkajian ini dilakukan pada :
Hari, tanggal : Senin, 7 November 2022
Jam : 15.00 WIB
a. Identitas klien
Nama : Ny. F
No.RM : 615493
Umur : 29 tahun
Agama : Islam
Status Perkawinan : Belum Menikah
Suku : Jawa
Alamat : Getas Pejaten 7/2 Jati Kudus
Pendidikan : SMA
b. Identitas penanggung jawab
Nama : Tn. K
Umur : 46 tahun
Alamat : Getas Pejaten 7/2 Kudus
Hubungan dengan klien: Saudara
c. Alasan masuk
Sekitar 1 minggu SMRS, pasien mengaku masih sering mendengar suara
ayahnya yang sudah meninggal dunia. Pasien mengatakan ayahnya membisiki dan
mengajak pasien untuk ikut dengannya, apabila pasien menolak, ayahnya mengancam akan
membunuhnya. Saat mendengar suara bisikan ayahnya, pasien membaca surat Al-Fatihah
untuk mengusirnya. Pasien kembali mendengar bisikan seorang perempuan yang ingin
mengikuti pasien. Pasien merasa pusing setelah mendengar bisikan tersebut. Pasien masih
sering berbicara sendiri dan melantur saat bicara. Pasien terkadang tidak nyambung saat
mengobrol.
d. Faktor Predisposisi dan Faktor Presipitasi
1) Faktor Predisposisi
a) Pernah mengalami gangguan jiwa di masa lalu ? Ya (√), Tidak ( )
Jelaskan : Saat pasien duduk di bangku SMP kelas 3, pasien dimintai uang oleh 3
orang temannya di kelas. Pasien berusaha menolak namun temannya mengancam
akan menyakiti pasien menggunakan cutter. Pasien merasa ketakutan dan histeris.
Sejak saat itu pasien merasa takut dan cemas saat berada di sekolah. Pasien ingin
pindah sekolah namun tidak bisa karena sudah mendekati waktu ujian kelulusan.
Beberapa hari setelahnya, teman pasien kembali meminta uang pasien dan
mengancam akan melukai pasien dengan cutter, kemudian pasien mengamuk seperti
orang kesurupan. Guru pasien memberitahukan keadaan pasien ke orang tua pasien.
Kemudian orang tua pasien membawa pasien ke rumah sakit umum daerah dr.
Loekmono Hadi Kudus, Pasien dirawat selama kurang lebih 1 bulan di RSUD dr.
loekmono Hadi Kudus. Setelah itu, pasien masih dapat melanjutkan kegiatan
sekolahnya. Hubungan dengan teman-teman dan keluarga baik. Waktu luang pasien
sering digunakan untuk bermain dengan temannya. Pasien masih bisa melakukan
perawatan diri secara mandiri.
b) Pengobatan sebelumnya? Berhasil ( ), kurang berhasil (√), tidak berhasil ( )
Jelaskan : Ibu pasien mengatakan pasien kontrol rutin dengan dr. Syarifah Rose P,
SpKJ di RSUD dr. Loekmono Hadi Kudus dan rutin minum obat yang diberikan oleh
dokter.
Sekitar 1 tahun SMRS (2021), Pasien masih mendengar bisikan perempuan yang
ingin mengikuti pasien. Pasien tidak mengenal suara perempuan tersebut. Bisikan
terjadi berulang-ulang. Menurut ibu pasien, pasien menjadi sering berbicara sendiri
dan tidak nyambung saat diajak ngobrol.
c) Trauma
1) Aniaya fisik :
Pasien mengalami trauma aniaya fisik yang dilakukan oleh temannya waktu
duduk di kelas 3 SMP, pada saat itu pasien berusia 14 tahun. Pasien merasa
ketakutan dan histeris sampai terjadi kerasukan dan menyebabkan pasien
mengalami gangguan jiwa. Sejak saat itu pasien lalu dibawa oleh keluarganya ke
RSUD dr. Loekmono Hadi Kudus untuk dilakukan perawatan demi kesembuhan
pasien.
2) Aniaya seksual : tidak ada aniaya seksual
3) Penolakan : tidak ada penolakan
4) Kekerasan dalam keluarga : tidak ada kekerasan dalam keluarga
5) Tindakan kriminal : tidak ada tindakan kriminal
d) Adakah anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa? Ya ( ), Tidak (√)
Hubungan Keluarga Gejala Riwayat
Pengobatan/Perawatan
Tidak ada anggota Tidak ada gejala Tidak ada riwayat
keluarga yang gangguan jiwa di pengobatan/ perawatan
mengalami gangguan keluarga jiwa pada keluarga
jiwa
Keterangan :
: Pasien
: laki-laki/perempuan
: meninggal
: hubungan keluarga
: tinggal serumah
Pasien merupakan anak pertama dari empat bersaudara. Kakak pertama dari ketiga
adik laki-lakinya. Kedua adiknya sudah menikah dan tinggal bersama anak istrinya.
Pasien masih tinggal satu rumah dengan ibu dan adiknya yang nomor tiga.
Komunikasi dalam keluarga satu arah, pasien mengatakan diikutsertakan dalam
pengambilan keputusan namun pengambilan keputusan dalam keluarga saat ini adalah
ibunya.
2) Faktor tumbuh kembang/pengasuhan
a) Masa Prenatal dan Perinatal
Pasien merupakan anak pertama dari empat bersaudara dengan selisih 3 tahun. Kehamilan
terencana dan diharapkan. Berat badan lahir dan panjang badan lahir normal. Selama masa
kehamilan, ibu sehat secara fisik maupun mental, tidak merokok dan tidak pula
mengkonsumsi alkohol maupun obat-obatan atau jamu-jamuan tertentu. Pasien lahir di
bidan secara normal saat usia kandungan cukup bulan. Proses persalinan spontan tanpa
penyulit. Saat lahir, kondisi pasien langsung menangis dan tidak ada cacat bawaan. Setelah
persalinan kondisi ibu dan bayi sehat.
b) Masa Kanak Awal (0-3 tahun)
Riwayat tumbuh kembang dan perilaku pasien sesuai dengan anak-anak seusianya.
Riwayat pemberian ASI eksklusif dan MPASI sesuai usia pasien. Riwayat imunisasi
lengkap. Pasien diasuh oleh kedua orang tuanya.
c) Masa Anak Pertengahan (3-11 tahun)
Pertumbuhan dan perkembangan pasien normal seperti anak seusianya, tidak didapatkan
perilaku yang tidak wajar. Pasien bermain dengan anak perempuan dan laki- laki seusianya
di lingkungan sekolah. Saat pertama kali masuk sekolah, tidak ada masalah perpisahan
dengan orangtuanya. Prestasi sekolah baik, tidak pernah mengalami gangguan belajar.
Hubungan pasien dengan keluarga baik.
d) Masa Kanak Akhir dan Remaja (11-18 tahun)
Saat pasien duduk di bangku SMP kelas 3, pasien dimintai uang oleh 3 orang temannya di
kelas. Pasien berusaha menolak namun temannya mengancam akan menyakiti pasien
menggunakan pisau. Sejak saat itu pasien merasa takut dan cemas saat di sekolah. Pasien
ingin pindah sekolah namun tidak bisa karena sudah mendekati waktu ujian kelulusan.
Beberapa hari setelahnya, teman pasien kembali meminta uang pasien dan mengancam
menggunakan pisau, kemudian pasien mengamuk seperti orang kesurupan. Guru pasien
memberitahukan keadaan pasien ke orang tua pasien. Kemudian orang tua pasien
membawa pasien ke RSUD dr. Loekmono Hadi Kudus.
e) Masa Dewasa
1) Riwayat Pendidikan
Pasien masuk SD saat usia 6 tahun dan menyelesaikan masa SD-nya selama 6 tahun.
Pasien tidak pernah tinggal kelas. Pasien tidak memiliki banyak teman, namun
hubungan pertemanannya baik. Pasien tidak pernah melanggar peraturan sekolah.
Kemudian pasien melanjutkan hingga jenjang SMP dan lulus dalam 3 tahun, pasien
tidak pernah tinggal kelas. Pasien tidak pernah melanggar peraturan. Hubungan pasien
dengan teman baik, pasien memiliki teman dekat semasa sekolahnya. Hubungan dengan
semua staff sekolah baik.
Saat usia 15 tahun, pasien melanjutkan pendidikan di SMK selama 3 tahun. Pasien
tidak pernah membolos sekolah dan tidak pernah tinggal kelas. Pasien tidak pernah
melanggar peraturan sekolah dan prestasi pasien selama sekolah baik.
2) Riwayat Pekerjaan
Pasien tidak bekerja.
3) Riwayat Keagamaan
Pasien dididik dalam ajaran agama Islam di keluarga dan di sekolah. Pasien memahami
agama secara baik terkait beribadah, pasien tidak mengikuti perkumpulan keagamaan.
4) Riwayat Perkawinan
Pasien belum menikah.
5) Riwayat Militer
Pasien tidak pernah terlibat peperangan maupun mengikuti aktivitas kemiliteran.
6) Riwayat Pelanggaran Hukum
Pasien tidak pernah terlibat pelanggaran hukum.
7) Aktivitas Sosial
Pasien merupakan pribadi yang cenderung pendiam. Pasien tidak memiliki banyak
teman, namun hubungan pertemanannya baik. Hubungan pasien dengan keluarga dekat
cukup baik.
8) Situasi Hidup Sekarang
Saat ini, pasien tinggal bersama ibunya, satu adik kandung, di Getas Pejaten, Jati Kudus.
Ibu pasien merupakan ibu rumah tangga. Keuangan pasien ditanggung oleh ibu pasien
dan adik adiknya. Kualitas hubungan dengan keluarga di rumah baik. Keluarga pasien
mengetahui kondisi kejiwaan pasien saat ini. Biaya pengobatan pasien ditanggung oleh
BPJS NON PBI.
Kesan: Ekonomi Cukup
9) Riwayat Psikoseksual
Pasien belum menikah. Pasien sempat berpacaran saat SMP dan SMK dengan teman
Laki-Laki di sekolahnya, tetapi kemudian putus karena pasien tidak cocok dengannya.
Pasien tidak pernah mengalami kekerasan seksual.
10) Riwayat Keluarga
Ibu pasien merupakan sosok yang baik dan dekat dengan anaknya, sedangkan almarhum
ayah pasien cenderung keras dengan anaknya. Pasien mengaku sering dimarahin
ayahnya apabila tidak menurut. Kedua orang tua mengajarkan anak-anaknya untuk
selalu rukun dengan saudaranya, menjadi pribadi yang kuat dan pantang menyerah,
serta menanamkan nilai-nilai keagamaan yang kental dalam kehidupan keluarga.
Hubungan pasien dengan saudara kandungnya masih terjaga dengan baik. Pasien tidak
pernah terlibat konflik dengan saudara kandungnya. Keluarga pasien tidak pernah
konflik dengan sekitar. Tidak ada keluarga yang memiliki riwayat mengonsumsi
alkohol maupun yang memakai narkoba.
3) Konsep diri
a) Gambaran diri
Pasien mengatakan menyukai semua anggota tubuhnya dan juga bersyukur kepada
Allah SWT atas seluruh anggota tubuh yang dimiliki, meskipun pasien merasa
tubuhnya gemuk, pasien tidak ada masalah dengan tubuhnya.
b) Identitas diri
c) Peran
Pasien mengatakan ingin sembuh dan segera pulang untuk melakukan aktivitas
di rumah serta berkumpul dengan keluarga kembali. Pasien mempunyai
keinginan menjadi seorang pedagang seperti ayahnya.
e) Harga diri
Pasien mengatakan mempunyai hubungan baik dengan keluarga.
4) Hubungan sosial
a) Menurut pasien, orang yang paling berarti baginya saat ini adalah ibunya yang
sudah mau merawatnya setiap harinya.
Ibu pasien mengatakan pasien termasuk orang yang tidak suka keluar rumah dan
lebih senang berkumpul dengan keluarga, pasien lebih suka menyendiri di
rumah.
c) Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain
Pasien mengatakan tidak percaya diri sehingga takut untuk berhubungan dengan
orang lain.
Masalah Keperawatan :
Isolasi Sosial
Pasien mengaku beragama Islam dan pengobatan pasien selama ini menurutnya tidak
bertentangan dengan keyakinannya.
b) Kegiatan ibadah
Pasien mengatakan bahwa kadang malas beribadah sholat 5 waktu dan mengaji.
h. Status mental
1) Penampilan
Tampak seorang perempuan usia 29 tahun, berpenampilan sesuai usia, kebersihan cukup
dan kerapihan cukup, perawakan gemuk, tinggi badan rata-rata, mengenakan baju
lengan pendek dan celana panjang.
2) Pembicaraan
Pasien cukup kooperatif, namun pasien tampak bingung, nada bicara lambat dan pelan,
agak gagap, pasien dapat menjawab pertanyaan sesuai yang ditanyakan dan kadang
ngelantur dan bicara sendiri.
3) Aktifitas motorik
Pasien tampak baik, cukup tenang saat diajak berinteraksi, mampu mengikuti apa yang
diperintahkan. Tidak ada aktivitas motorik yang berlebihan, namun pasien lebih banyak
diam.
4) Alam perasaan
Pasien merasa ketakutan ketika suara bisikan itu muncul dan pasien merasa ingin
marah-marah pada orang lain. Pasien mengatakan terkadang merasa sedih karena
kondisinya sekarang yang merepotkan ibunya.
5) Afek dan emosi
Afek pasien datar, ekspresi wajah tampak bingung, pasien ingin menjaga ibu dan
keluarganya.
6) Interaksi selama wawancara
Pasien cukup kooperatif saat dilakukan wawancara, kontak mata agak kurang, terkadang
pasien tidak mendengarkan saat diajak bicara sehingga harus diulang pertanyaan,
ekspresi wajah kadang bingung dan pasien suka tersenyum dan kadang bicara sendiri.
7) Persepsi Sensori
Pasien mengatakan kadang mendengar bisikan-bisikan. Bisikan itu muncul saat pasien
berada sendiri di kamar dan kadang muncul secara tiba-tiba.
Masalah keperawatan : perubahan sensori persepsi : Halusinasi pendengaran.
8) Proses pikir
Selama interaksi, pembicaraan klien meloncat-loncat dari satu topik ke topik lain (flight
of idea).
9) Isi pikir
Pada saat pengkajian pasien tidak mengalami obsesi, fobia, hipokondria,
dipersonalisasi, dan pikiran magis. Pasien tidak memiliki waham curiga, kebesaran
ataupun yang lain.
Kesimpulan : Pasien mampu makan sendiri, makan 3 kali sehari, pasien juga dapat
mengambil minumannya sendiri. BAB dan BAK mampu melakukan sendiri tanpa
bantuan orang lain, akan tetapi kadang pasien lupa tidak menyiram kloset setelah BAK.
7) Pemeliharaan kesehatan
8) Kegiatan di rumah
Kesimpulan : Pasien mandi 2x sehari, pasien mampu mandi sendiri. Pasien mampu
mengenakan pakaian sendiri setelah mandi. Jam tidur pasien teratur. Dalam perawatan
lanjut sampai sekarang pasien berada di rumah dan kontrol rutin setiap bulan ke klinik
psikiatri diantar ibunya, sedangkan bentuk sistem pendukung baik karena ibunya selalu
memperhatikan dan merawat pasien selama di rumah, apabila ibu pasien sedang ada
acara di luar rumah, pasien di rumah ditemani oleh adiknya. Pasien tidak pernah
melakukan kegiatan di dalam rumah seperti mempersiapkan makanan, menjaga
kerapian rumah, mencuci pakaian ataupun mengatur keuangan. Pasien berganti pakaian
setelah mandi.
j. Mekanisme Koping
Pasien mengatakan jika mendengar suara-suara pasien segera memanggil ibunya untuk
bicara dan berdoa (Adaptif).
Pasien mengatakan jika mendengar suara-suara , pasien mengikuti dan berbicara sendiri
(Mal Adaptif).
k. Pengetahuan
Pasien dapat menyebutkan jawaban jika diberi pertanyaan tentang pengetahuan umum.
Pasien mengatakan tidak tahu penyebab dirinya tiba-tiba marah-marah. Pasien mengatakan
tidak tahu obat apa saja yang ia minum dan kegunaannya, pasien hanya tahu warna obatnya
saja.
l. Aspek medis
2) Terapi Obat
TERAPI RUTE FUNGSI
Clozapine Per oral Obat untuk meredakan gejala skizofrenia,
100mg/12jam yaitu gangguan mental yang menyebabkan
seseorang mengalami halusinasi, delusi,
serta gangguan berpikir dan berperilaku.
Aripiprazole Per oral Obat untuk meredakan dan mengontrol
5 mg/12 jam gejala gangguan jiwa psikosis akibat
skizofrenia. Selain itu, obat ini juga
digunakan dalam pengobatan gangguan
bipolar atau depresi.
Trihexyphenidil Per oral Obat untuk mengatasi gejala penyakit
2mg/12 jam Parkinson dan gejala ekstrapiramidal akibat
penggunaan obat antipsikotik tertentu.
Gejala ekstrapiramidal meliputi kekakuan
otot, gerak tubuh yang tidak terkendali, dan
tremor.
2. ANALISA DATA
NO DATA MASALAH
1. 1. DS : H Halusinasi pendengaran
- Pasien mengatakan selalu mendengar suara
yang menyuruhnya marah-marah dan suara
itu biasa muncul pada saat malam hari
menjelang tidur terkadang juga di pagi hari.
- Pasien mengatakan dalam 1 hari bisa
mengalami halusinasi sebanyak 2-3 kali.
- Pasien mengatakan halusinasi muncul saat
pasien melamun dan sendiri.
DO :
- Sesekali pasien tampak bingung
- Tatapan mata tidak fokus
- Pasien sempat senyum-senyum tanpa sebab
saat wawancara
2. DS : Is Isolasi sosial
- Pasien mengatakan lebih suka diam di
rumah tidak suka kumpul dengan orang
lain. Saat sebelum sakit pasien lebih suka
menyendiri di rumah.
- Pasien mengatakan tidak percaya diri
sehingga takut berhubungan dengan
lingkungan.
DO :
- Pasien lebih suka menyendiri
- Pasien tidak tertarik dengan kegiatan
apapun
- Pasien hanya bicara pelan ketika ditanya
dan kontak mata kurang
- Pasien tampak bingung
Daftar Masalah Keperawatan
1. Gangguan persepsi sensori : Halusinasi pendengaran
2. Isolasi Sosial
Pohon masalah
Diagnosa
No Waktu Implementasi Evaluasi Paraf
Keperawatan
1. Perubahan Senin, 7 1. SP 1 Pasien S :
Persepsi Sensori : November Membina hubungan saling percaya dengan : “Nama saya F” Gentur
Halusinasi 2022 a. Memberi salam kepada pasien “Perasaan saya hari ini biasa saja”
Pendengaran Jam 15.00 b. Memperkenalkan nama, nama - Pasien mengatakan tadi malam
WIB pangggilan perawat dan tujuan perawat tidak bisa tidur
berkenalan - Pasien merasa senang ditunggui
c. Menanyakan dan memanggil nama ibunya
kesukaan pasien - Pasien mengatakan jika malam
d. Menanyakan perasaan pasien dan hari tidak bisa tidur halusinasinya
masalah yang dihadapi pasien muncul
e. Mendengarkan dengan penuh perhatian - Jika halusinasi muncul pasien
ekspresi perasaan pasien berusaha tidak menghiraukannya
- Pasien mengatakan sudah
2. Membantu pasien mengenal halusinasinya mengerti cara mengontrol
- Mengkaji perasaan pasien ketika halusinasi
halusinasi pendengaran itu muncul O:
- Mengidentifikasi tindakan yang - Pasien mau berjabat tangan
dilakukan ketika halusinasi pendengaran - Pasien menjawab saat ditanya
itu muncul namanya
- Diskusikan manfaat tentang cara yang - Pasien kooperatif
telah dilakukan - Pasien dapat memperagakan cara
- Membantu pasien dalam mengontrol dengan cara
memutus/mengontrol halusinasinya menghardik
- Melatih pasien memutus/mengontrol A :
halusinasi pendengarannya dengan cara SP 1 tercapai
menghardik Pasien mampu melakukan
- Memberikan pujian kepada pasien mengontrol halusinasi dengan cara
menghardik
P:
Rencana tindak lanjut:
Pasien :
- Demonstrasi cara mengontrol
halusinasi dengan menghardik
dan minum obat
Perawat :
- Evaluasi cara mengontrol
halusinasi dengan cara
menghardik
- Lanjutkan SP 2 yaitu
menjelaskan minum obat dan
manfaat minum obat dan
kerugian berhenti minum obat
2. Perubahan Selasa, 8 1. Mengajarkan SP 2 Pasien S:
Persepsi Sensori : November - Mengevaluasi keefektifan cara-cara - Pasien mengatakan tadi malam Gentur
Halusinasi 2022 mengontrol/memutus halusinasi dengan bisa tidur
Pendengaran Jam 16.00 cara menghardik - Pasien mengatakan tadi malam
WIB - Membantu pasien agar minum obat masih sedikit mendengar suara-
secara teratur suara setelah melakukan dengan
- Mengawasi dalam penggunaan obat cara menghardik
pasien - Pasien mengatakan minum obat
- Memberikan pujian pada pasien setiap pagi dan sore hari
- Pasien mengatakan obatnya ada 3
macam (warna pink, kuning, dan
oren)
O:
- Pasien dapat memperagakan
cara mengontrol halusinasi
dengan menghardik
- Pasien dapat minum obat
dengan benar
- Pasien mau minum obat tanpa
paksaan perawat dan dengan
bantuan ibunya
- Pasien tampak mengerti tentang
apa yang dijelaskan perawat
A:
SP 2 tercapai
Pasien mampu mengontrol halusinasi
dengan minum obat
P:
Rencana tindak lanjut:
Pasien :
- Demonstrasi cara mengontrol
halusinasi dengan menghardik
dan minum obat
Perawat :
- Evaluasi cara mengontrol
halusinasi dengan menghardik,
dan minum obat
- Lakukan SP 3 pasien (bercakap-
cakap)
3. Perubahan Rabu, 9 1. Mengajarkan SP 3 Pasien S:
Persepsi Sensori : November - Mengevaluasi keefektifan cara - Pasien mengatakan tadi malam Gentur
Halusinasi 2022 mengontrol/memutus halusinasi yang bisa tidur
Pendengaran Jam 15.00 telah dilakukan - Pasien mengatakan tadi pagi
WIB - Melatih pasien memutus/mengontrol sudah minum obat
halusinsinya dengan cara bercakap-cakap - Pasien mengatakan takut apabila
- Memasukkan dalam jadwal harian pasien nanti malam mendengar suara-
- Memberi pujian pada pasien suara lagi
O:
- Pasien dapat memperagakan
cara mengontrol halusinasi
dengan menghardik, minum
obat, dan bercakap-cakap
dengan orang lain
A:
SP 3 tercapai
Pasien mampu mengontrol
halusinasinya dengan bercakap-
cakap dengan orang lain.
P:
Rencana tindak lanjut:
Pasien :
- Demonstrasi cara mengontrol
halusinasi dengan menghardik,
minum obat, bercakap-cakap
Perawat :
- Evaluasi cara mengontrol
halusinasi dengan menghardik,
minum obat, dan bercakap-
cakap
- Lakukan SP 4 pasien (kegiatan
yang disenangi pasien)