Anda di halaman 1dari 86

MENGUPAS

TATACARA PENGEMBALIAN PENDAHULUAN KELEBIHAN


PEMBAYARAN PAJAK DAN PENGAWASAN KEPATUHAN
WAJIB PAJAK
PENGEMBALIAN PENDAHULUAN KELEBIHAN
PEMBAYARAN PAJAK
YANG BERHAK MEMPEROLEH PENGEMBALIAN PENDAHULUAN
Direktur Jenderal Pajak menerbitkan Surat Keputusan Pengembalian Pendahuluan
KelebihanPajak (SKPPKP) setelah melakukan penelitian atas permohonan pengembalian
kelebihan pembayaran pajak dari:

WAJIB PAJAK WAJIB PAJAK PENGUSAHA KENA PAJAK


KRITERIA TERTENTU PERSYARATAN TERTENTU BERESIKO RENDAH
(WP PATUH) (WP RESTITUSI KECIL) (PKP RESIKO RENDAH)

PASAL 17C UU KUP PASAL 17D UU KUP PASAL 9 AYAT (4C) UU PPN
Gambaran Umum
Pengembalian
Kelebihan Bayar
Pajak

Maks. 12 bulan sejak


permohonan diterima
PENGEMBALIAN
PENDAHULUAN
WAJIB PAJAK KRITERIA TERTENTU
(WP PATUH)
WAJIB PAJAK
JENIS PAJAK KRITERIA TERTENTU
YANG DAPAT DIBERIKAN PENGEMBALIAN PENDAHULUAN

KELEBIHAN
PEMBAYARAN
PAJAK
PENGHASILAN
(PPH) KELEBIHAN
PEMBAYARAN
PAJAK
PERTAMBAHAN
NILAI (PPN)
KRITERIA WAJIB PAJAK
KRITERIA TERTENTU
ditetapkan sebagai Wajib Pajak Kriteria Tertentu

LAPORAN TIDAK PERNAH DIPIDANA


TEPAT WAKTU TIDAK MEMPUNYAI ATAS TINDAK PIDANA DI
KEUANGAN BIDANG PERPAJAKAN
MENYAMPAIKAN SPT TUNGGAKAN DIAUDIT OLEH KAP/ BERDASARKAN PUTUSAN
PAJAK LEMBAGA PENGAWAS PENGADILAN YANG
UNTUK SEMUA KEUANGAN TELAH MEMPUNYAI
JENIS PAJAK PEMERINTAH DENGAN KEKUATAN HUKUM
OPINI WTP 3 TAHUN TETAP DALAM JANGKA
BERTURUT-TURUT WAKTU 5 (LIMA) TAHUN
TERAKHIR

WAJIB PAJAK
TEPAT WAKTU KRITERIA TERTENTU
DALAM MENYAMPAIKAN SPT

TELAH MENYAMPAIKAN SPT TAHUNAN DALAM 3 (TIGA) TAHUN PAJAK TERAKHIR YANG
WAJIB DISAMPAIKAN SAMPAI DENGAN AKHIR TAHUN SEBELUM PENETAPAN WAJIB
PAJAK KRITERIA TERTENTU, DENGAN TEPAT WAKTU

TELAH MENYAMPAIKAN SPT MASA JANUARI SAMPAI DENGAN NOVEMBER DALAM


TAHUN PAJAK TERAKHIR SEBELUM PENETAPAN WAJIB PAJAK KRITERIA TERTENTU

DALAM HAL TERDAPAT KETERLAMBATAN PENYAMPAIAN SPT MASA :


TIDAK LEBIH DARI 3 MASA PAJAK UNTUK SETIAP JENIS PAJAK SERTA TIDAK
BERTURUT-TURUT.
TIDAK LEWAT BATAS WAKTU PENYAMPAIAN SPT MASA PADA MASA PAJAK
BERIKUTNYA
WAJIB PAJAK
YANG DIMAKSUD DENGAN KRITERIA TERTENTU

TIDAK MEMPUNYAI
TUNGGAKAN PAJAK
ADALAH KEADAAN WAJIB PAJAK PADA TANGGAL
31 DESEMBER TAHUN TERAKHIR SEBELUM PENETAPAN
SEBAGAI WAJIB PAJAK KRITERIA TERTENTU TIDAK
MEMILIKI UTANG PAJAK YANG MELEWATI BATAS AKHIR
PELUNASAN, KECUALI TERHADAP TUNGGAKAN PAJAK
YANG PEMBAYARANNYA TELAH MEMPEROLEH IZIN
PENUNDAAN ATAU PENGANGSURAN
WAJIB PAJAK
PENETAPAN WP KRITERIA TERTENTU KRITERIA TERTENTU

Permohonan Sendiri Secara Jabatan

Mengajukan Permohonan ke KPP DJP dapat menetapkan WP sebagai WP


Maks. 10 Januari
Kriteria Tertentu secara Jabatan
berdasarkan data dan/atau informasi
KPP Melakukan Penelitian
perpajakan yang telah diperoleh
penelitian dilakukan atas pemenuhan
kriteria Wajib Pajak Kriteria Tertentu

KPP Menerbitkan Keputusan


Maksimal 1 bulan sejak permohonan diterima.
Keputusan Penetapan sebagai WP Kriteria
Tertentu atau Pemberitahuan Penolakan

Keputusan penetapan Wajib Pajak Kriteria Tertentu


mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan sampai dengan
dilakukan pencabutan penetapan
WAJIB PAJAK
Pencabutan KRITERIA TERTENTU

Penetapan
Terlambat menyampaikan SPT Tahunan
Terlambat menyampaikan SPT Masa atas suatu jenis pajak dalam 2 (dua)
Masa Pajak berturut-turut
Terlambat menyampaikan SPT Masa atas suatu jenis pajak untuk 3 (tiga)
Masa Pajak dalam 1 (satu) tahun kalender
Memenuhi Dilakukan pemeriksaan bukper secara terbuka/penyidikan tindak pidana di
bidang perpajakan
Satu atau Lebih Menyampaikan LK pada suatu Tahun Pajak setelah ditetapkan sebagai WP
Kriteria Tertentu yang tidak diaudit oleh akuntan publik atau lembaga
pengawas keuangan pemerintah
Menyampaikan LK pada suatu Tahun Pajak setelah ditetapkan sebagai WP
Kriteria Tertentu yang diaudit oleh akuntan publik atau lembaga pengawas
keuangan pemerintah dengan pendapat selain wajar tanpa pengecualian

Penerbitan keputusan Keputusan pencabutan


pencabutan penetapan penetapan diberitahukan
sebagai WP Kriteria Tertentu kepada WP
TATA CARA WAJIB PAJAK
KRITERIA TERTENTU
Pengajuan Permohonan Pengembalian Pendahuluan

KPP tidak
menerbitkan
SKPPKP dan
memberitahukan
kepada Wajib
KPP
KPP Pajak
Wajib Pajak melakukan
melakukan
mengajukan penelitian
kewajiban penelitian
permohonan
formal terhadap

KPP
menerbitkan
SKPPKP
WAJIB PAJAK
Pengembalian KRITERIA TERTENTU

pendahuluan dalam
SPT-PPN MASA
WAJIB PAJAK
Pengembalian KRITERIA TERTENTU

pendahuluan dalam
SPT-PPh Badan
PENELITIAN WAJIB PAJAK
KRITERIA TERTENTU
Kewajiban Formal

Penetapan Wajib Pajak Kriteria Tertentu masih berlaku


Tidak sedang dilakukan pemeriksaan bukti permulaan secara terbuka/tindakan
penyidikan tindak pidana di bidang perpajakan
tidak terlambat menyampaikan SPT Masa untuk suatu jenis pajak dalam 2 (dua) Masa
Pajak berturut-turut
tidak terlambat menyampaikan SPT Masa untuk suatu jenis pajak dalam 3 (tiga) Masa
Pajak dalam 1 (satu) tahun kalender
tidak terlambat menyampaikan SPT Tahunan
Laporan keuangan Wajib Pajak pada suatu Tahun Pajak setelah ditetapkan sebagai Wajib
Pajak Kriteria Tertentu diaudit oleh akuntan publik atau lembaga pengawas
keuangan pemerintah dan memperoleh pendapat wajar tanpa pengecualian
WAJIB PAJAK
JANGKA WAKTU KRITERIA TERTENTU
Penerbitan SKPPKP atau Pemberitahuan

Apabila jangka waktu tersebut terlampaui dan Direktur Jenderal Pajak tidak
menerbitkan SKPPKP atau pemberitahuan, permohonan Wajib Pajak
dianggap dikabulkan dan Direktur Jenderal Pajak menerbitkan SKPPKP
setelah jangka waktu tersebut
WAJIB PAJAK
KRITERIA TERTENTU
Dalam hal, jumlah kelebihan
pembayaran pajak pada SKPPKP
tidak sama dengan jumlah dalam
permohonan Pengembalian
Pendahuluan

MINTA DIKEMBALIKAN
Wajib Pajak dapat mengajukan
permohonan dengan surat
tersendiri
terdapat selisih kelebihan
pembayaran pajak yang belum
dikembalikan
TIDAK MINTA DIKEMBALIKAN

Wajib Pajak dapat melakukan


pembetulan SPT
PENGEMBALIAN
PENDAHULUAN
WAJIB PAJAK PERSYARATAN TERTENTU
(WP RESTITUSI KECIL)
WAJIB PAJAK
JENIS PAJAK PERSYARATAN TERTENTU
YANG DAPAT DIBERIKAN PENGEMBALIAN PENDAHULUAN

KELEBIHAN
PEMBAYARAN
PAJAK
PENGHASILAN
(PPH) KELEBIHAN
PEMBAYARAN
PAJAK
PERTAMBAHAN
NILAI (PPN)
Wajib Pajak
Persyaratan
Tertentu
TATA CARA WAJIB PAJAK
PERSYARATAN TERTENTU
Pengajuan Permohonan Pengembalian Pendahuluan
KPP tidak
menerbitkan
SKPPKP dan
memberitahukan
kepada Wajib
KPP Pajak
Wajib Pajak melakukan
mengajukan penelitian
permohonan terhadap

KPP
menerbitkan
SKPPKP
WAJIB PAJAK
Pengembalian PERSYARATAN TERTENTU

pendahuluan dalam SPT


WAJIB PAJAK
Pengembalian PERSYARATAN TERTENTU

pendahuluan dalam
SPT-PPh Badan
WAJIB PAJAK
JANGKA WAKTU PERSYARATAN TERTENTU
Penerbitan SKPPKP atau Pemberitahuan

Apabila jangka waktu tersebut terlampaui dan Direktur Jenderal Pajak tidak
menerbitkan SKPPKP atau pemberitahuan, permohonan Wajib Pajak
dianggap dikabulkan dan Direktur Jenderal Pajak menerbitkan SKPPKP
setelah jangka waktu tersebut
WAJIB PAJAK
PERSYARATAN TERTENTU
Dalam hal, jumlah kelebihan
pembayaran pajak pada SKPPKP
tidak sama dengan jumlah dalam
permohonan Pengembalian
Pendahuluan

MINTA DIKEMBALIKAN
Wajib Pajak dapat mengajukan
permohonan dengan surat
tersendiri
terdapat selisih kelebihan
pembayaran pajak yang belum
dikembalikan
TIDAK MINTA DIKEMBALIKAN

Wajib Pajak dapat melakukan


pembetulan SPT
PENGEMBALIAN
PENDAHULUAN
PENGUSAHA KENA PAJAK
BERISIKO RENDAH
(PKP BERISIKO RENDAH)
PENGUSAHA KENA PAJAK
PENGUSAHA KENA PAJAK BERISIKO RENDAH
yang dapat ditetapkan sebagai PKP Berisiko Rendah

PER-04/PJ/2021
Pabrikan/
Produsen yg
menghasilkan
BKP atau JKP
PERSYARATAN PENGUSAHA KENA PAJAK
BERISIKO RENDAH
ditetapkan sebagai PKP Berisiko Rendah

PKP TIDAK SEDANG TIDAK PERNAH DIPIDANA


MERUPAKAN PKP PKP TELAH DALAM PEMERIKSAAN ATAS TINDAK PIDANA DI
YANG DAPAT MENYAMPAIKAN SPT BUKPER DAN/ATAU BIDANG PERPAJAKAN
DITETAPKAN SEBAGAI MASA PPN 12 BULAN PENYIDIKAN BERDASARKAN PUTUSAN
PENGADILAN YANG
PKP BERISIKO TERAKHIR TEPAT TINDAK PIDANA DI
TELAH MEMPUNYAI
RENDAH WAKTU BIDANG PERPAJAKAN
KEKUATAN HUKUM
TETAP DALAM JANGKA
WAKTU 5 (LIMA) TAHUN
TERAKHIR

KEGIATAN TERTENTU PENGUSAHA KENA PAJAK


BERISIKO RENDAH
yang harus dipenuhi untuk Pengembalian Pendahuluan PKP Berisiko Rendah

PER-04/PJ/2021
Diatur dalam PMK yg
mengatur batasan
kegiatan dan jenis JKP
yg atas ekspornya
dikenakan PPN
PMK-32/PMK.010/2019
TATA CARA PENGUSAHA KENA PAJAK
BERISIKO RENDAH
Penetapan Sebagai PKP Berisiko Rendah

Mengajukan Permohonan ke KPP


tempat PKP dikukuhkan

KPP Melakukan Penelitian


penelitian dilakukan atas pemenuhan
ketentuanPKP Berisiko Rendah

KPP Menerbitkan Keputusan


paling lama 15 hari kerja* sejak permohonan
diterima lengkap

*Apabila sampai dengan batas waktu tersebut KPP tidak


memberikan keputusan atau pemberitahuan, permohonan WP
dianggap dikabulkan dan Direktur Jenderal Pajak menerbitkan
keputusan penetapan PKP Berisiko Rendah
PENGUSAHA KENA PAJAK
Pencabutan BERISIKO RENDAH

Penetapan
Dilakukan pemeriksaan bukper dan/atau penyidikan tindak pidana di bidang
perpajakan
Memenuhi
Dipidana karena melakukan tindak pidana di bidang perpajakan berdasarkan
Satu atau Lebih putusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap
Tidak lagi memenuhi ketentuan sebagai PKP Berisiko Rendah

Penerbitan keputusan Keputusan pencabutan


pencabutan penetapan penetapan diberitahukan
sebagai WP Risiko Rendah kepada WP

PKP yang telah dicabut penetapannya sebagai PKP Berisiko


Rendah dapat mengajukan kembali permohonan penetapan
TATA CARA PENGUSAHA KENA PAJAK
BERISIKO RENDAH
Pengajuan Permohonan Pengembalian Pendahuluan
KPP tidak
menerbitkan
SKPPKP dan
memberitahukan
kepada Wajib
KPP KPP Pajak
Wajib Pajak melakukan melakukan
mengajukan penelitian penelitian
permohonan kewajiban terhadap
formal

KPP
menerbitkan
SKPPKP
PENGUSAHA KENA PAJAK
Pengembalian BERISIKO RENDAH

pendahuluan dalam SPT


PENELITIAN PENGUSAHA KENA PAJAK
BERISIKO RENDAH
Kewajiban Formal

Penetapan PKP Berisiko Rendah masih berlaku, kecuali PKP yang termasuk Wajib Pajak
Persyaratan Tertentu
Tidak sedang dilakukan pemeriksaan bukper dan/atau penyidikan tindak pidana di
bidang perpajakan
PKP tidak dipidana karena melakukan tindak pidana di bidang perpajakan berdasarkan
putusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap dalam jangka waktu
5 (lima) tahun terakhir
PENGUSAHA KENA PAJAK
JANGKA WAKTU BERISIKO RENDAH
Penerbitan SKPPKP atau Pemberitahuan

Apabila jangka waktu tersebut terlampaui dan Direktur Jenderal Pajak tidak
menerbitkan SKPPKP atau pemberitahuan, permohonan Wajib Pajak
dianggap dikabulkan dan Direktur Jenderal Pajak menerbitkan SKPPKP
setelah jangka waktu tersebut
PENGUSAHA KENA PAJAK
BERISIKO RENDAH
Dalam hal, jumlah kelebihan
pembayaran pajak pada SKPPKP
tidak sama dengan jumlah dalam
permohonan Pengembalian
Pendahuluan

MINTA DIKEMBALIKAN
Wajib Pajak dapat mengajukan
permohonan dengan surat
tersendiri
terdapat selisih kelebihan
pembayaran pajak yang belum
dikembalikan
TIDAK MINTA DIKEMBALIKAN

Wajib Pajak dapat melakukan


pembetulan SPT
Skema Proses
Pengembalian Pendahuluan
KETENTUAN KHUSUS

tarif suku bunga acuan x kurang bayar (max. 24 bulan)


KETENTUAN KHUSUS

ditindaklanjuti
dengan
Pemeriksaan

(Pasal 17 ayat (1) UU KUP)


WP Kriteria
Tertentu/WP
Persyaratan
Tertentu/PKP
Berisiko Rendah
ditindaklanjuti
dengan
Pemeriksaan

(Pasal 17 B UU KUP)

Tambahkan subjudul
KETENTUAN KHUSUS
KETENTUAN KHUSUS

Direktur Jenderal Pajak dapat membatalkan keputusan pencabutan penetapan


Wajib Pajak Kriteria Tertentu atau PengusahaKena Pajak Berisiko Rendah, dalam hal
terhadap Wajib Pajak tidak seharusnya dilakukan pencabutan penetapan
KETENTUAN KHUSUS

Direktur Jenderal Pajak dapat melakukan pemeriksaan

terhadap Wajib Pajak Kriteria Tertentu, Wajib Pajak Persyaratan


Tertentu, atau Pengusaha Kena Pajak Berisiko Rendah yang telah
memperoleh Pengembalian Pendahuluan

dan menerbitkan surat ketetapan pajak berdasarkan hasil pemeriksaan


tersebut
Berdasarkan hasil pemeriksaan,
DJP menerbitkan SKPKB


KRITERIA

PERSYARATAN

RISIKO
RENDAH
TERTENTU TERTENTU

Bunga yang dihitung


SANKSI ATAS

SKPKB KENAIKAN

100 % KENAIKAN

100 % berdasarkan

suku
bunga acuan
PENGAWASAN KEPATUHAN WAJIB PAJAK
SE-05/2022
LATAR BELAKANG
Ruang Lingkup Pembahasan SE-05/2022
4
1
Pelaksanaan Pengawasan
Pengertian
Wajib Pajak

2 5
Ketentuan Umum Tindak Lanjut Pengawasan
Wajib Pajak

3 6
Perencanaan Pengawasan Pemantauan dan Evaluasi
Wajib Pajak Pengawasan Wajib Pajak

7
Ketentuan lain-lain
KETENTUAN UMUM

Pengawasan dilakukan pada : Pengawasan terdiri dari :

A. Wajib Pajak : Pengawasan Pembayaran Masa (PPM) adalah pengawasan terhadap Wajib Pajak
melalui Penelitian Kepatuhan Formal yang jatuh tempo di Tahun Pajak berjalan dan
1. WP Strategis
Penelitian Kepatuhan Material atas Tahun Pajak berjalan serta Kunjungan.
2. WP Lainnya

B. Objek Pajak, baik yang telah Pengawasan Kepatuhan Material (PKM) adalah pengawasan terhadap Wajib Pajak
maupun yang belum dikenakan melalui Penelitian Kepatuhan Formal yang jatuh tempo sebelum Tahun Pajak berjalan
dan Penelitian Kepatuhan Material, antara lain melalui kegiatan analisis data
kewajiban PBB
perpajakan atas Tahun Pajak sebelum Tahun Pajak berjalan, serta Kunjungan.
Ph PPN
P

Proses bisnis
Pajak
Tdk
Langs
ung PPnBM
Lainny
a pengawasan meliputi
pengawasan atas
Pa sun
La

B
ja
ng

PB
k g

Bea
Materai
Pengawasan Wajib Pajak
Pengawasan didahului dengan penyusunan perencanaan pengawasan melalui pembahasan DSP3 dan penetapan DPP
sebagaimana diatur dalam Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak mengenai implementasi Compliance Risk Management
dan Business Intelligence

Pengawasan Wajib Pajak Strategis Pengawasan Wajib Pajak Lainnya

memiliki NPWP
WP Baru
Objek PBB

Dilakukan melalui Penelitian


Kepatuhan Formal dan Perusahaan
Penelitian Kepatuhan Material, Grup
baik dalam lingkup PPM 1. Strategis WP Belum
maupun PKM 2. Lainnya Ber NPWP

Dilakukan melalui proses bisnis


pengawasan sebagaimana diatur dalam
Surat Edaran Direktur Jenderal ini.

WP Telah/
Objek Pajak yg Belum
belum dikenai Ber NPWP
PBB
Pengawasan Wajib
Pajak Lainnya
Wajib Pajak Lainnya yang telah memiliki NPWP, Wajib Pajak baru
hasil kegiatan ekstensifikasi, dan Objek Pajak yang telah
dikenakan kewajiban PBB

Melalui Penelitian Kepatuhan Formal


dan Penelitian Kepatuhan Material Wajib Pajak Lainnya yang belum memiliki NPWP
berbasis kewilayahan

Dalam lingkup PPM maupun PKM,


Wajib Pajak Lainnya yang telah/belum memiliki NPWP
kecuali Wajib Pajak sebagaimana
dimaksud pada angka 1 huruf ss
angka 1) huruf a).

Objek Pajak yang belum dikenakan kewajiban PBB

Terhadap Perusahaan Grup


Pengawasan Wajib Pajak Lainnya

Ketentuan tertentu sebagai berikut:

dalam hal Perusahaan Grup termasuk sebagai Wajib Pajak


Strategis, maka dilakukan Penelitian Komprehensif;

dalam hal Perusahaan Grup termasuk sebagai Wajib Pajak


Lainnya, maka dilakukan Penelitian Menyeluruh yang
dilakukan secara simultan dan terkoordinasi
Penelitian Dilaksanakan dengan
Kepatuhan mempertimbangkan efisiensi dan
Material yang efektivitas agar tidak menambah
ditindaklanjuti beban kepatuhan (compliance cost)
dengan P2DK Wajib Pajak dan tidak mengganggu
kegiatan usahanya.

Terhadap data yang Terhadap data yang


Pelaksanaan proses bisnis
ditemukan saat ditemukan SAAT
pengawasan didukung oleh
Penelitian Kepatuhan Kunjungan,
Sistem Informasi Pengawasan,
Formal, Penelitian ditindaklanjuti sesuai
yang salah satunya adalah
Kepatuhan Material, dengan SE DJP
Aplikasi Profil Berbasis Web
dan/atau P2DK, mengenai kegiatan
(Approweb).
ditindaklanjuti sesuai pengumpulan data
dengan SE DJP lapangan dan
mengenai petunjuk penjaminan kualitas
pelaksanaan siklus data dalam rangka
pengelolaan data. perluasan basis data.
PELAKSANAAN PENGAWASAN WAJIB PAJAK
Penelitian Kepatuhan Formal

Terhadap seluruh Wajib Pajak yang Dilaksanakan saat suatu


Dilaksanakan oleh pegawai KPP
kewajiban/ketentuan formal
yang memiliki tugas dan fungsi diadministrasikan di KPP yang
perpajakan seharusnya akan,
Pengawasan/Tim Pengawasan bersangkutan, meliputi :
sedang, atau sudah dipenuhi oleh
Perpajakan Wajib Pajak Strategis dan/atau
Wajib Pajak
Wajib Pajak Lainnya.

Terdiri dari kegiatan : Selain berdasarkan data/informasi yg


Validasi dan Analisis atas data dimiliki penelitian terhadap
dan/atau informasi terhadap pemenuhan kewajiban formal terkait :
Hasil Penelitian Kepatuhan
pemenuhan kewajiban/ketentuan layanan dan/atau fasilitas Formal sebagaimana dimaksud
formal, baik yang akan, sedang, perpajakan yang diterima dan/atau pada angka 3) dituangkan
maupun yang sudah dipenuhi dimiliki oleh Wajib Pajak dalam Daftar Nominatif
oleh Wajib Pajak, sesuai dengan
sebagaimana dimaksud pada (Dafnom)
ketentuan peraturan perundang-
angka 3) huruf e) dapat
undangan perpajakan
dilaksanakan melalui Kunjungan.
Ketepatan waktu untuk dikukuhkan sebagai Pengusaha
Kena Pajak;

Ketepatan waktu pembayaran/penyetoran pajak

Terdiri dari kegiatan : Ketepatan waktu dan/atau kelengkapan Laporan Pajak,


Validasi dan Analisis atas data
dan/atau informasi pemenuhan
yang meliputi:
kewajiban/ketentuan formal (1) SPT Masa dan SPT Tahunan PPh;
(2) SPOP; dan
(3) laporan lainnya;

Angsuran pajak dalam tahun berjalan yang harus


dibayar sendiri oleh Wajib Pajak;

Layanan dan/atau fasilitas perpajakan yang diterima


dan/atau dimiliki oleh Wajib Pajak; dan

Kewajiban/ketentuan formal perpajakan lainnya.


Dafnom Wajib Pajak yang Diterbitkan Surat Imbauan, berisi daftar
Wajib Pajak yang diusulkan untuk diterbitkan Surat Imbauan,
antara lain berupa:

1. Surat Imbauan melaporkan usahanya untuk dikukuhkan sebagai


Pengusaha Kena Pajak, bagi Wajib Pajak, yang antara lain
memenuhi kondisi/kriteria sebagai berikut:
Daftar Nominatif (Dafnom)
Hasil Penelitian Kepatuhan a. WP >> suatu bulan dalam tahun buku diproyeksikan akan
Formal memiliki peredaran bruto dan/atau penerimaan bruto >
Rp4.8 M

b. WP >> suatu bulan dalam tahun buku


telah memiliki peredaran bruto dan/atau penerimaan
bruto melebihi Rp4.8 M
Belum memenuhi kewajiban melaporkan usahanya untuk
dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak, dan
Belum melewati jangka waktu sebagaimana tercantum
dalam Peraturan Menteri Keuangan mengenai batasan
pengusaha kecil Pajak Pertambahan Nilai;
Dafnom Wajib Pajak yang Diterbitkan Surat Imbauan, berisi daftar
Wajib Pajak yang diusulkan untuk diterbitkan Surat Imbauan,
antara lain berupa:

2. Surat Imbauan untuk memenuhi kewajiban angsuran pajak dalam


tahun berjalan yang harus dibayar sendiri oleh Wajib Pajak, bagi Wajib
Pajak yang antara lain memenuhi kondisi/kriteria sebagai berikut:
Daftar Nominatif (Dafnom)
Hasil Penelitian Kepatuhan
Formal a. Wajib Pajak belum melakukan pembayaran angsuran pajak
dalam tahun berjalan sampai dengan tanggal jatuh tempo
pembayaran

b. Wajib Pajak memiliki kekurangan pembayaran angsuran


pajak dalam tahun berjalan karena nilai angsuran pajak yang
telah dibayar lebih kecil daripada nilai angsuran pajak yang
seharusnya dibayar sesuai SPT yang telah disampaikan Wajib
Pajak;
c. Wajib Pajak memiliki kekurangan pembayaran angsuran pajak
dalam tahun berjalan karena hal-hal tertentu sebagai berikut:
SPT Tahunan PPh Tahun Pajak sebelum Tahun Pajak berjalan
disampaikan setelah lewat batas waktu yang ditentukan;
Wajib Pajak diberikan perpanjangan jangka waktu
penyampaian SPT Tahunan PPh;
Wajib Pajak membetulkan sendiri SPT Tahunan PPh yang
mengakibatkan angsuran pajak dalam tahun berjalan lebih
besar dari angsuran pajak sebelum pembetulan,
Daftar Nominatif (Dafnom)
Hasil Penelitian Kepatuhan
Formal
d. Wajib Pajak mengalami perubahan keadaan usaha atau
kegiatan, yang antara lain berupa:
peningkatan peredaran usaha;
pertumbuhan positif sektor usaha Wajib Pajak dalam Tahun
Pajak berjalan,
dan PPh yang akan terutang untuk Tahun Pajak berjalan
diproyeksikan mengalami peningkatan dibandingkan Tahun
Pajak sebelumnya, sehingga perlu dilakukan peningkatan
angsuran pajak dalam tahun berjalan untuk Masa Pajak yang
tersisa dari Tahun Pajak tersebut
Dafnom Wajib Pajak yang Diterbitkan Surat Imbauan, berisi daftar
Wajib Pajak yang diusulkan untuk diterbitkan Surat Imbauan,
antara lain berupa:

3. Surat Imbauan untuk melakukan pembetulan Laporan Pajak, bagi


Wajib Pajak yang antara lain memenuhi kondisi/kriteria sebagai
berikut:

WP telah menyampaikan Laporan Pajak dan telah diberikan


Daftar Nominatif (Dafnom) bukti penerimaan pelaporan tetapi kemudian
Hasil Penelitian Kepatuhan
diketahui/ditemukan kesalahan penulisan dan/atau pengisian
Formal
yang tidak lengkap;

WP telah menyampaikan Laporan Pajak dan telah diberikan


bukti penerimaan pelaporan tetapi kemudian
diketahui/ditemukan bahwa laporan tersebut belum
sepenuhnya dilengkapi/dilampiri keterangan dan/atau
dokumen yang dipersyaratkan;

4. Surat Imbauan lainnya untuk memenuhi kewajiban/ketentuan


formal perpajakan lainnya.
Ditindaklanjuti dengan
penerbitan
Surat Imbauan
Dafnom Wajib Pajak yang Diusulkan Pemeriksaan Tujuan Lain
dalam rangka pengukuhan Pengusaha Kena Pajak, berisi :

Daftar Wajib Pajak yang sampai dengan suatu bulan


dalam tahun buku telah memiliki peredaran
Daftar Nominatif (Dafnom)
Hasil Penelitian Kepatuhan usaha/penerimaan bruto melebihi Rp4.8M, tetapi Wajib
Formal Pajak tidak memenuhi kewajiban melaporkan usahanya
untuk dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak dalam
jangka waktu sebagaimana tercantum dalam Peraturan
Menteri Keuangan mengenai batasan pengusaha kecil
Pajak Pertambahan Nilai.
Ditindaklanjuti dengan
pengusulan
pemeriksaan
Dafnom Wajib Pajak yang Diterbitkan Surat Tagihan Pajak (STP),
berisi daftar Wajib Pajak diusulkan untuk diterbitkan STP, yaitu
Wajib Pajak yang memenuhi kondisi/kriteria sebagai berikut:

1. Tidak atau kurang membayar PPh dalam tahun


berjalan, sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 ayat
Daftar Nominatif (Dafnom) (1) huruf a Undang-Undang Ketentuan Umum dan Tata
Hasil Penelitian Kepatuhan Cara Perpajakan (UU KUP);
Formal 2. Memiliki kekurangan pembayaran pajak sebagai akibat
salah tulis dan/atau salah hitung, sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 14 ayat (1) huruf b UU KUP;
dan/atau
Dikenai sanksi administrasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal
14 ayat (1) huruf c UU KUP berupa:

3. Denda, antara lain sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7,


Pasal 14 ayat (4), Pasal 25 ayat (9), dan Pasal 27 ayat (5d)

UU KUP;

Daftar Nominatif (Dafnom) 4. Bunga, antara lain sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8

ayat (2), Pasal 8 ayat (2a), Pasal 9 ayat (2a), Pasal 9 ayat (2b),
Hasil Penelitian Kepatuhan
Pasal 14 ayat (3), Pasal 14 ayat (5), Pasal 19 ayat (2) dan
Formal
Pasal 19 ayat (3) UU KUP; dan/atau

5. Sanksi administrasi lain di bidang perpajakan, yang


pengenaannya merupakan tugas pegawai KPP yang memiliki
tugas dan fungsi Pengawasan/Tim Pengawasan Perpajakan.
Ditindaklanjuti dengan
penerbitan STP
berisi daftar Wajib Pajak yang
belum menyampaikan Laporan
Pajak sesuai jangka waktu
D Surat Teguran
sebagaimana tercantum dalam
ketentuan peraturan perundang-
undangan perpajakan.

Daftar Nominatif (Dafnom) berisi daftar Wajib Pajak yang


Diusulkan Perubahan layanan dan/atau fasilitas
Hasil Penelitian Kepatuhan Administrasi Layanan
Formal E dan/atau Fasilitas
perpajakan yang diterima
dan/atau dimilikinya akan
Perpajakan Wajib Pajak dicabut, dibatalkan, ditinjau
Secara Jabatan ulang, atau tindakan lainnya

F Dafnom Lainnya
Ditindaklanjuti dengan penerbitan
D Surat Teguran

Ditindaklanjuti dengan
pengusulan perubahan
E administrasi layanan dan/atau
fasilitas perpajakan Wajib Pajak
secara jabatan

Ditindaklanjuti sesuai ketentuan


F peraturan perundang-undangan
perpajakan
Penelitian Kepatuhan Material di Kantor Pusat DJP & Penelitian Kepatuhan
Material di Kantor Wilayah DJP

Indikasi tindak pidana perpajakan


Pelaksanaan dan hasil Analisis Data Perpajakan
dituangkan dalam KKA dan LHA.

Dalam hal ditemukan modus ketidakpatuhan dan


estimasi potensi kewajiban perpajakan yang belum
dipenuhi tetapi tidak ditemukan indikasi tindak pidana
perpajakan, KKA dan LHA sebagaimana dimaksud
pada angka (3) ditindaklanjuti dengan penyampaian
kepada KPP melalui Sistem Informasi Pengawasan.

Dalam hal ditemukan modus ketidakpatuhan, estimasi


potensi kewajiban perpajakan yang belum dipenuhi, Indikasi tindak pidana di bidang perpajakan
dan indikasi tindak pidana perpajakan, KKA dan LHA
sebagaimana dimaksud pada angka (3) dapat sebagaimana dimaksud dalam peraturan
ditindaklanjuti dengan pengusulan pemeriksaan bukti perundang-undangan perpajakan
permulaan.
Penelitian Kepatuhan Material di KPP

Terdiri dari kegiatan Validasi dan Analisis atas Data dan/atau Keterangan
untuk kemudian menentukan simpulan dan tindak lanjut. Data yang
dimaksud adalah :

Data pemicu dan/atau data penguji;


LHA dan/atau LIIP, yang memuat tindak lanjut berupa kegiatan
Penelitian
Pengawasan;
Kepatuhan Laporan keuangan, alat keterangan (alket), dan data hasil KPDL;
Material Secara Hasil penilaian, pemeriksaan, keberatan, banding, gugatan dan
Umum peninjauan kembali;
Data dan/atau Keterangan lainnya termasuk data ILAP, dan Exchange
of Information (Eol); dan
Data jumlah peredaran bruto tertentu yang dijadikan dasar
pengenaan pajak dan jangka waktu pengenaan PPh yang bersifat final
berdasarkan Peraturan Pemerintah mengenai Pajak Penghasilan atas
penghasilan dari usaha yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak yang
memiliki peredaran bruto tertentu.
Penelitian Kepatuhan Material di KPP

Penelitian ditindaklanjuti dengan penerusan Data dan/atau


Kepatuhan "Wajib Pajak sedang dilakukan pemeriksaan, telah dilakukan Keterangan kepada
Material pemeriksaan, sedang dilakukan pemeriksaan bukti permulaan, 1. Unit Pelaksana Pemeriksaan
Secara Umum atau sedang dilakukan penyidikan" 2. Unit Pelaksana Pemeriksaan Bukti Permulaan
3. Unit Pelaksana Penyidikan

tidak ditindaklanjuti dan dinyatakan tidak


"tidak ditemukan indikasi ketidakpatuhan"
ditemukan indikasi ketidakpatuhan.

dilakukan tindak lanjut berupa:


permintaan penjelasan atas Data dan/atau
"ditemukan indikasi ketidakpatuhan dan estimasi potensi Keterangan;
kewajiban perpajakan yang belum dipenuhi." pengusulan pemeriksaan; atau
pengusulan pemeriksaan bukti permulaan.
Permintaan Penjelasan atas Data
dan/atau Keterangan
SP2DK disampaikan kepada Wajib Pajak dengan cara sebagai

berikut:
dikirimkan melalui faksimili;
dikirimkan menggunakan jasa pos/kurir/ekspedisi dengan bukti
pengiriman surat; dan/atau
diserahkan langsung kepada Wajib Pajak melalui Kunjungan
atau pada saat Wajib Pajak datang ke KPP Wajib Pajak dianggap tidak
paling lama 3 (tiga) hari kerja sejak tanggal penerbitan SP2DK. tidak bersedia menyampaikan
menerima penjelasan
SP2DK

SP2DK juga disampaikan secara elektronik melalui akun DJP Online


milik Wajib Pajak apabila:
(1) Wajib Pajak telah mengaktifkan akun DJP Online miliknya; dan
(2) DJP Online telah mengakomodasi penyampaian SP2DK
elektronik.
Penerimaan Penjelasan dari Wajib Pajak

Wajib Pajak diberikan kesempatan untuk menyampaikan penjelasan Penyampaian penjelasan secara tertulis dapat berupa:
atas SP2DK yang disampaikan kepadanya sebagaimana dimaksud SPT yang disampaikan oleh Wajib Pajak;
pada angka 1) huruf b) paling lama 14 (empat belas) hari kalender surat yang disampaikan secara langsung ke KPP, dikirimkan
sejak: melalui faksimili, atau dikirimkan melalui jasa
tanggal SP2DK; pos/ekspedisi/kurir dengan bukti pengiriman surat;
tanggal kirim SP2DK menggunakan faksimili/jasa penjelasan secara elektronik yang disampaikan melalui
pos/ekspedisi/kurir dengan bukti pengiriman surat; atau akun DJP Online; dan/atau
tanggal penyerahan SP2DK secara langsung kepada Wajib Pajak. bentuk lain yang ditentukan oleh Direktur Jenderal Pajak.

Penyampaian penjelasan secara elektronik dapat dilakukan apabila:


Wajib Pajak diberikan kesempatan untuk menyampaikan
Wajib Pajak telah menerima SP2DK yang disampaikan secara
penjelasan atas SP2DK , dengan cara :
elektronik melalui akun DJP Online miliknya; dan
1. tatap muka langsung
DJP Online telah mampu mengakomodasi penyampaian
2. tatap muka melalui media audio visual; dan/atau
penjelasan secara elektronik.
3. tertulis.
Wajib Pajak Kepala KPP dapat menerima dan menggunakannya dalam
menyampaikan pelaksanaan penelitian dalam rangka menentukan simpulan dan
penjelasan melewati rekomendasi tindak lanjut, dengan mempertimbangkan risiko
jangka waktu kepatuhan, itikad baik, lokasi Wajib Pajak, efisiensi, efektivitas,
dan jangka waktu pelaksanaan P2DK.

Penelitian
atas Wajib Pajak tidak

Penjelasan menyampaikan
penjelasan dalam
Dapat ditindaklanjuti dengan pelaksanaan Kunjungan.

Wajib jangka waktu

Pajak
Pelaksanaan penelitian
atas penjelasan
ternyata belum dapat Kepala KPP berwenang mengundang Wajib Pajak untuk
menghasilkan simpulan menghadiri Pembahasan.
dan rekomendasi
tindak lanjut
Pembahasan dengan Wajib Pajak
Surat Undangan Pembahasan disampaikan kepada

Pembahasan dilakukan antara Wajib Pajak dan pegawai KPP


Wajib Pajak dengan cara sebagai berikut: yang memiliki tugas dan fungsi Pengawasan/Tim Pengawasan
dikirimkan melalui faksimili; Perpajakan secara:
(1) tatap muka langsung; atau
dikirimkan menggunakan jasa pos/kurir/ekspedisi
(2) tatap muka melalui media audio visual.
dengan bukti pengiriman surat; dan/atau
diserahkan langsung kepada Wajib Pajak melalui
Kunjungan atau pada saat Wajib Pajak datang ke Pembahasan dapat dilaksanakan lebih dari 1 (satu) kali dengan
KPP. menerbitkan Surat Undangan Pembahasan baru atau
berdasarkan kesepakatan bersama Wajib Pajak yang tertuang
dalam Berita Acara, dengan tetap memperhatikan jangka waktu
Surat Undangan Pembahasan juga disampaikan penyelesaian P2DK.
secara elektronik melalui akun DJP Online milik
Wajib Pajak apabila:
Wajib Pajak telah mengaktifkan akun DJP Online Dalam hal ditemui kondisi sebagai berikut:
miliknya; dan Wajib Pajak tidak bersedia menerima Surat Undangan
DJP Online telah mampu mengakomodasi Pembahasan yang disampaikan kepadanya; atau
penyampaian Surat Undangan Pembahasan Pembahasan tidak dapat dilakukan, baik secara tatap
secara elektronik. muka langsung maupun secara tatap muka melalui media
audio visual,
Wajib Pajak dianggap tidak menghadiri Pembahasan dan
ketidakhadiran tersebut dituangkan dalam Berita Acara.
Penyusunan Laporan Hasil Permintaan Penjelasan
atas Data dan/atau Keterangan (LHP2DK)

Berdasarkan hasil penelitian

Tidak ditemukan adanya indikasi dan modus direkomendasikan untuk dinyatakan kegiatan P2DK telah
ketidakpatuhan selesai melalui penerbitan SP3 P2DK;

pengusulan kegiatan pengamatan dan/atau operasi


intelijen;
Wajib Pajak tidak ditemukan perubahan data dan/atau status Wajib Pajak secara
jabatan; dan/atau
perubahan administrasi layanan dan/atau fasilitas
perpajakan secara jabatan;

Wajib Pajak orang pribadi meninggal dunia, Wajib Pajak


orang pribadi akan atau telah meninggalkan Indonesia
direkomendasikan pengusulan pemeriksaan
untuk selama-lamanya, atau Wajib Pajak badan telah
dibubarkan;
Penyusunan Laporan Hasil Permintaan Penjelasan
atas Data dan/atau Keterangan (LHP2DK)

Berdasarkan hasil penelitian

direkomendasikan pengusulan pemeriksaan


Wajib Pajak tidak memberikan penjelasan atas SP2DK

Wajib Pajak menyampaikan penjelasan yang tidak


sesuai hasil penelitian dan/atau tidak bersedia direkomendasikan pengusulan pemeriksaan
melakukan penyampaian/pembetulan SPT sesuai hasil
penelitian

Wajib Pajak menyampaikan penjelasan yang sesuai hasil direkomendasikan pengawasan penyampaian
penelitian dan/atau bersedia melakukan atau pembetulan SPT
penyampaian/pembetulan SPT sesuai hasil penelitian
Penyusunan Laporan Hasil Permintaan Penjelasan
atas Data dan/atau Keterangan (LHP2DK)

Berdasarkan hasil penelitian

Wajib Pajak menyampaikan penjelasan yang perlu untuk


dilakukan validasi/konfirmasi atas direkomendasikan pengusulan penilaian untuk
kebenaran/keakuratannya melalui kegiatan penilaian tujuan perpajakan
untuk tujuan perpajakan

Wajib Pajak memiliki data dan/atau status yang tidak direkomendasikan pengusulan perubahan data
sesuai dengan kondisi yang sebenarnya dan/atau status Wajib Pajak secara jabatan

direkomendasikan pengusulan perubahan


Wajib Pajak terindikasi melakukan pelanggaran terhadap
administrasi layanan dan/atau fasilitas perpajakan
ketentuan terkait layanan dan/atau fasilitas perpajakan
secara jabatan
yang diterima atau dimilikinya
Penyusunan Laporan Hasil Permintaan Penjelasan
atas Data dan/atau Keterangan (LHP2DK)

Berdasarkan hasil penelitian

ditemukan adanya kesalahan dalam produk hukum direkomendasikan pengusulan pembetulan produk
berupa kesalahan tulis, kesalahan hitung, atau kekeliruan hukum secara jabatan
penerapan ketentuan tertentu dalam peraturan
perundang-undangan perpajakan

direkomendasikan untuk dilakukan penerusan Data


Wajib Pajak sedang dilakukan pemeriksaan, telah dan/atau Keterangan kepada Unit Pelaksana
dilakukan pemeriksaan, sedang dilakukan Pemeriksaan, Unit Pelaksana Pemeriksaan Bukti
pemeriksaan bukti permulaan, atau sedang dilakukan Permulaan, atau Unit Pelaksana Penyidikan
penyidikan

terdapat Data dan/atau Keterangan baru dalam Sistem direkomendasikan pelaksanaan Penelitian
Informasi Pengawasan yang terkait dengan KKPt dan Kepatuhan Material ulang
LHPt yang menjadi dasar penerbitan SP2DK
Penyusunan Laporan Hasil Permintaan Penjelasan
atas Data dan/atau Keterangan (LHP2DK)
Berdasarkan hasil penelitian

Wajib Pajak terindikasi melakukan tindak pidana direkomendasikan pengusulan pemeriksaan bukti
perpajakan permulaan

Wajib Pajak yang semula merupakan Wajib Pajak


Lainnya telah ditetapkan menjadi Wajib Pajak
Strategis dan/atau Wajib Pajak Strategis telah direkomendasikan pengusulan pemeriksaan bukti
dilakukan penelitian satu atau beberapa jenis pajak di permulaan
Tahun Pajak berjalan dan SP2DK yang diterbitkan
tidak didasarkan pada pelaksanaan Penelitian
Komprehensif

Wajib Pajak terindikasi melakukan tindak pidana direkomendasikan tindak lanjut lain sesuai dengan
perpajakan ketentuan peraturan perundang-undangan
perpajakan.
Tindak lanjut berupa pengawasan penyampaian atau
pembetulan SPT
1 Jangka waktu penyampaian atau
3 Jangka waktu perpanjangan yang

pembetulan SPT paling lama 30 diberikan dan pertimbangan yang


melandasi pemberian
5
hari kalender sejak tanggal
penyelesaian LHP2DK perpanjangan sebagaimana
dimaksud pada angka (2) Dalam hal Wajib Pajak tidak

dinyatakan dalam LHP2DK menyampaikan atau membetulkan SPT


sesuai LHP2DK dalam jangka waktu
sebagaimana dimaksud pada angka (1)
2 Kepala KPP dapat memberikan atau angka (2), dapat ditindaklanjuti
perpanjangan jangka waktu 4 dengan pengusulan pemeriksaan
Dalam hal Wajib Pajak
penyampaian atau pembetulan SPT
menyampaikan atau membetulkan
dengan mempertimbangkan risiko
SPT sesuai LHP2DK dalam jangka
kepatuhan, itikad baik, dan kondisi
waktu sebagaimana dimaksud pada
keuangan Wajib Pajak
angka (1) atau angka (2),
ditindaklanjuti dengan penerbitan
SP3 P2DK
Kunjungan Kepada Wajib Pajak
melaksanakan penelitian atas pemenuhan kewajiban formal terkait layanan
dan/atau fasilitas perpajakan yang diterima atau dimiliki oleh Wajib Pajak

melaksanakan pembinaan berupa bimbingan, imbauan, penyuluhan,


dan/atau pemberian konsultasi kepada Wajib Pajak

melaksanakan kegiatan Penelitian Kepatuhan Material


TUJUAN
melaksanakan kegiatan P2DK

melaksanakan Validasi terkait kesesuaian antara data dan/atau status


Wajib Pajak menurut administrasi DJP dengan kondisi sebenarnya

melaksanakan tugas lain yang diperintahkan oleh Kepala KPP


Kunjungan Kepada Wajib Pajak

mempelajari data dan/atau informasi yang terdapat dalam Sistem Informasi


Pengawasan dan sistem informasi milik DJP lainnya dalam rangka
memperoleh pemahaman yang memadai atas profil Wajib Pajak

mempersiapkan surat tugas, dengan ketentuan bahwa 1 (satu) surat tugas


disusun untuk Kunjungan terhadap 1 (satu) Wajib Pajak
PERSIAPAN mempersiapkan tanda pengenal, data/informasi yang relevan, formulir Berita
Acara, formulir Pengumpulan Data/aplikasi DJP Digital Maps

dalam hal diperlukan, dapat melakukan koordinasi dengan Wajib Pajak


dan/atau pihak terkait

persiapan Kunjungan lainnya


Pelaksanaan Kunjungan

Kunjungan berdasarkan pegawai KPP yang pegawai KPP yang


dilaksanakan pada pertimbangan melaksanakan melaksanakan
hari dan jam kerja Kepala KPP, Kunjungan Kunjungan
Kunjungan dapat melengkapi diri menunjukkan tanda
dilaksanakan di dengan tanda pengenal dan surat
luar hari dan jam pengenal, surat tugas Kunjungan,
kerja tugas Kunjungan, serta menjelaskan
dan dokumen tujuan Kunjungan
relevan lainnya kepada Wajib
Pajak
Pelaksanaan Kunjungan
melakukan pengambilan melakukan pengamatan terhadap dalam hal Wajib
gambar, perekaman audio, kondisi sekitar Wajib Pajak, dalam Pajak tidak
dan/atau, perekaman audio rangka melakukan pengawasan bersedia untuk
visual, dengan terlebih berbasis kewilayahan serta melakukan dilakukan
dahulu memberitahukannya Kegiatan Pengumpulan Data Lapangan Kunjungan, kondisi
kepada Wajib Pajak dan Berbasis Penugasan Lapangan Lainnya tersebut dinyatakan
Wajib Pajak tidak sebagaimana diatur dalam Surat dalam LHK
menyatakan Edaran Direktur Jenderal Pajak
penolakan/keberatan mengenai tata cara kegiatan
pengumpulan data lapangan dan
penjaminan kualitas data dalam
rangka perluasan basis data
Penyusunan Laporan Hasil Kunjungan (LHK)

tidak ada temuan direkomendasikan untuk tidak ditindaklanjuti

pengusulan perubahan data dan/atau status Wajib Pajak


Wajib Pajak tidak ditemukan secara jabatan, dan/atau perubahan administrasi layanan
dan/atau fasilitas perpajakan secara jabatan

Wajib Pajak orang pribadi telah meninggal dunia,


Wajib Pajak orang pribadi akan atau telah
meninggalkan Indonesia untuk selama-lamanya, atau direkomendasikan pengusulan pemeriksaan
Wajib Pajak badan telah dibubarkan

Wajib Pajak tidak bersedia untuk dilakukan Kunjungan direkomendasikan pengusulan pemeriksaan

Wajib Pajak tidak bersedia memberikan penjelasan atas


permintaan penjelasan atas Data dan/atau Keterangan direkomendasikan pengusulan pemeriksaan
Penyusunan Laporan Hasil
Kunjungan (LHK)

terdapat indikasi pelanggaran terhadap ketentuan terkait direkomendasikan pengusulan perubahan administrasi
layanan atau fasilitas perpajakan yang diterima atau layanan dan/atau fasilitas perpajakan secara jabatan
dimiliki oleh Wajib Pajak

terdapat ketidaksesuaian antara data atau status Wajib direkomendasikan pengusulan perubahan data dan/atau
Pajak menurut administrasi DJP dengan kondisi status Wajib Pajak secara jabatan
sebenarnya

Wajib Pajak terindikasi melakukan tindak pidana


perpajakan direkomendasikan pengusulan pemeriksaan bukti permulaan

terdapat temuan lainnya direkomendasikan tindak lanjut lain sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan perpajakan

paling lama 5 (lima) hari kerja sejak tanggal pelaksanaan Kunjungan

Anda mungkin juga menyukai