Apakah ada gambaran klinis yang menjadi perbedaan antara TON indirect dan
direct? Dari antara dua klasifikasi tsb manakah yang mempunyai prognosis lebih
buruk dan mengapa? Clarita
Cedera tidak langsung terjadi pada trauma tertutup pada kepala, menyebabkan
timbulnya tekanan yang kemudian menekan saraf optik. Pada pemeriksaan, tidak
terdapat perubahan cepat pada pemeriksaan fundus. Diskus optik dapat normal
hingga 3-5 minggu setelahnya dan berubah pucat seiring atrofi diskus
terjadi.Error! Bookmark not defined.,1
2. dalam referat Pada keadaan tidak terdapat kontraindikasi, pasien dapat diberikan
kortikosteroid sistemik, metilprednisolone 30mg/kg sebagai loading dose, 5,4mg/kg/jam sebagai
maintanance selama 48 jam.
Apa sajakah kontraindikasi yang dimaksud ?
KI : riwayat DM, tukak peptic / duodenum, infeksi berat, hipertensi, atau gangguan sistem
kardiovaskular lainnya.,osteoporosis berat,herpes
3. kemudian pada penanganan TON salah satunya dilakukan observasi, berapa lamakah waktu yg
diperkukan untuk observasi ? apakah pada penemuan awal TON lebih baik sebatas observasi
atau langsung diberi kortikosteroid apabila tidak ada KI ? dewi
yang saya baca biasanya observasi dilakukan selama pemberian terapi kortikosteroid selama 1
bulan.
Follow up harian harus dilakukan selama fase akut setelah trauma, segera setelah terapi bedah
dan selama periode pemberian terapi kortikosteroid mega-dosis. Observasi jangka panjang
dilakukan 3 bulan atau lebih sejak terjadinya cedera untuk menilai keadaan final fungsi visual.
Pemberian kortikosteroid dosis tinggi pada kasus TON dalam 8 jam pertama setelah cedera dan
dekompresi pembengkakan saraf optic oleh karena penekanan akibat fragmen tulang untuk
menunda kehilangan kemampuan penglihatan memiliki efek yang sangat diminati.
Pada kasus TON dimana tidak terdapat kontraindikasi pemberian kortikosteroid, dosis awal
metilprednisolone diberikan sebanyak 30mg/kg/IV, dilanjutkan 15mg/kgBB pada 2 jam
kemudia, dan 15 mg/kgBB setiap 6 jam. Jika terdapat perbaikan visual, dosis steroid dilanjutkan
hingga hari ke-5, kemudian diturunkan secara cepat. Jika tidak terdapat perbaikan dalam 48-72
jam, pemberian steroid langsung dihentikan tanpa penurunan dosis sebelumnya. Pemberian
kortikosteroid mega dosis dalam 8 jam pertama setelah cedera kemungkinan dapat memperbaiki
pembengkakan saraf optik. Apakah terapi metilprednisolone memiliki efek yang sama
dibandingkan hanya observasi dalam penatalaksanaan TON belum terbukti, dan keterlambatan
penanganan terapi dan derajat kehilangan penglihatan belum jelas terbukti mempengaruhi
prognosis.
1
Awan, Ayyaz Hussain. 2007. Traumatic Optik Neuropathy. Available in :[www.pjo.com.pk].
Accessed at September 25, 2012.
3
4. apakah pasien tsb bisa dilakukan pembedahan untuk memperbaiki fungsi saraf optik ?
Prognosis pada pasien ini adalah dubia ad malam. Sesuai dengan kepustakaan yang menyatakan
bahwa pasien dengan tidak adanya persepsi cahaya kemungkinan besar tidak akan terjadi perbaikan
c. Jika terdapat fraktur kanal optik disertai dengan adanya penekanan oleh fragmen tulang.
f.
Iya TON merupakan suatu kegawatan daruratan yang harus segera ditangani untuk
diplopia maupun tidak 4. RAPD (+) pada mata yang terkena 5. Papil nervus optik umumnya
normal pada keadaan awal kemudian memucat setelah 4 minggu Perdarahan pada selubung
saraf optik posterior sampai ke sumber pembuluh darah retina menghasilkan sirkulasi retina
yang masih intak, namun menyebabkan pembengkakan pada ujung saraf optik. Papilledema
Perdarahan pada selubung saraf optik posterior sampai ke sumber pembuluh darah retina
menghasilkan sirkulasi retina yang masih intak, namun menyebabkan pembengkakan pada
ujung saraf optik. Pemeriksaan fundus yang adekuat akan dapat menilai kelainan sirkulasi
retina. Avulsi komplit dan parsial dari ujung saraf optik dapat menimbukan cincin
1. Pada keadaan tidak terdapat kontraindikasi, pasien dapat diberikan kortikosteroid sistemik,
jam.
4. Jika keadaan pasien relaps ketika kortiosteroid dihentikan, pertimbangkan bedah dekompresi.
5. Pada umumnya, pasien dengan ketajaman penglihatan 20/40 atau lebih buruk membutuhkan
dekompresi bedah.
6. Pasien tidak sadar tidak seharusnya dilakukan bedah dekompresi kecuali bersangkutan dengan
Seiring bertambahnya usia, makula akan mengalami kerusakan sehingga menyebabkan penglihatan
kabur dan sulit fokus.
Juga disebut relative afferent pupillary defect (RAPD) atau cacat aferen pupillary, ini adalah hasil
abnormal dari uji senter-ayun di mana pupil pasien mengerut sedikit (karena itu tampak melebar) ketika
cahaya diayunkan dari mata yang tidak terpengaruh ke mata yang terpengaruh. Penyebab paling umum
dari pupil Marcus Gunn adalah kerusakan di daerah posterior saraf optik atau penyakit retina yang
parah.
Jaras visual aferen berjalan dari retina. saraf optik, kiasma optik, nukleus genikulat lateral, dan radiasi
optik menuju korteks. Jaras visual aferen akan menerima, menyalurkan, dan mengolah informasi
visual.
Jaras visual eferen berfungsi mengatur gerakan otot-otot ekstraokular agar Gambaran yang diterima
jelas, stabil, dan bersifat binocular
Jaras visual aferen terdiri dari rangkaian sel-sel dan sinaps yang membawa informasi visual menuju
otak. Jaras visual aferen bertujuan mendeteksi target objek dan gerakannya serta menghasilkan
bayangan objek dengan resolusi spasial yang tinggi. Jaras visual eferen berawal dari retina.
Jaras Visual Eferen (Sistem Okulomotor) Sistem okulomotor bertujuan menghasilkan bayangan yang
jelas, stabil, dan binokular dengan memastikan bayangan yang dihasilkan jatuh tepat di fovea melalui
gerakan bola mata. Gerakan bola mata dibagi menjadi 6 sistem yaitu Refleks Vestibulo Okular (RVO),
fiksasi, optokinetik, smooth pursuit, sakadik, dan vergensi