Anda di halaman 1dari 18

PROBLEMATIKA

PENGANGGURAN

EKONOMI SDM DAN KETENAGAKERJAAN


KELOMPOK 1 A

Ahmad Fauzi Nurhidayat Imelda Altina Natalia


01 07
(203010301005) (203030301119)
Depy Rizkika Indria Sutrisno
02 (203020301073)
Nina Irenetia (203030301131) 08

03 Desi Anna Sari Hutasoit


Irda Berliana (203030301140) 09
(203020301097)
Lily Zahra Firdausya
04 Egi Ispreidi Maha (203010301033)
(203020301077) 10

Lisda Ermayani Br Sitepu


05 Elisa Febriani (203010301011) 11
(203010301038)

Eska Rife Stevani Saragih Wirayuda Yahya Mandala Prima


06 (203010301032)
12
(203030301124)
PEMBAHASAN

01 02 03

Definisi Jenis-jenis Penyebab


Pengangguran Pengangguran Pengangguran

04 05 06

Tingkat Dampak Upaya Pemerintah


Pengangguran di Mengatasi
Pengangguran
Indonesia Pengangguran
PENDAHULUAN

Salah satu masalah pokok yang dihadapi bangsa dan negara Indonesia adalah masalah
pengangguran. Pengangguran yang tinggi berdampak langsung maupun tidak langsung
terhadap kemiskinan, kriminalitas dan masalah-masalah sosial politik yang juga semakin
meningkat. Dengan jumlah angkatan kerja yang cukup besar, arus migrasi yang terus
mengalir, serta dampak krisis ekonomi yang berkepanjangan sampai saat ini, membuat
permasalahan tenaga kerja menjadi sangat besar dan kompleks.
DEFINISI PENGANGGURAN

Sukirno, (dalam jurnal “Analisa Pengangguran di Indonesia” ,2012) mendefinisikan


pengangguran adalah suatu keadaan dimana seseorang yang tergolong dalam angkatan
kerja ingin mendapatkan pekerjaan tetapi belum dapat memperolehnya.

Musaied Hassan (in journal “Unemployment At An Economic Glance”, 2019)


Unemployment is defined as people who don’t have a job. Its statistics are probably one
of the most closely monitored indicators of the work market. Unemployment occurs
when a person who is actively searching for employment is unable to find work.
Unemployment is one of the key indicators of the economy.

Pengangguran merupakan salah satu masalah utama pembangunan sosial ekonomi


yang kompleks. Pengangguran merupakan masalah ekonomi sekaligus masalah sosial.
Dampak pengangguran yang tinggi menjadi akar penyebab kemiskinan dan
kriminalitas. Sehingga harus segera diatasi (Ajaegbu, 2012: Britto dkk, 2020; Hussain
dkk, 2020).
JENIS-JENIS PENGANGGURAN
Sukirno (dalam jurnal “Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Tingkat Inflasi Dan Upah Minimum terhadap
jumlah pengangguran”, 2004) membagi Jenis Pengangguran Menurut Penyebab Terjadinya :

Pengangguran Struktural Pengangguran Siklikal


Pengangguran struktural disebabkan Pengangguran Siklikal berkaitan dengan naik
olehketidakcocokan antara keterampilan turunnya aktivitas atau keadaan
tenaga kerja yang dibutuhkan dengan perekonomian suatu negara yang mengalami
tenaga kerja yang tersedia. masa pertumbuhan atau mengalami
penurunan bahan depresi.

Pengangguran Musiman Pengangguran Friksional


Pengangguran musiman disebabkan oleh Pengangguran friksional disebabkan oleh
perubahan permintaan terhadap tenaga kerja pergantian pekerjaan atau pergeseran tenaga
yang sifatnya berkala.Pengangguran ini kerja atau berpindah dari jenis pekerjaan
biasanya terjadi pada tenaga kerja paruh waktu. tertentu ke jenis pekerjaan lain.
JENIS-JENIS PENGANGGURAN
Ritongga, (dalam jurnal “Analisis Kesempatan Kerja” ,2007) Membagi Jenis Pengangguran Menurut
Lama Waktu Kerja :

Pengangguran Terselubung Setengah Mengaggur


Pengangguran terselubung adalah tenaga kerja Setengah menganggur adalah tenaga kerja
yang tidak bekerja secara optimal karena yang tidak bekerja secara optimal karena
tidak memperoleh pekerjaan yang sesuai ketiadaan lapangan kerja atau pekerjaan dan
dengan bakat dan kemampuannya. bekerja kurang dari 35 jam selama seminggu.

Pengangguran Terbuka
Pengangguran terbuka adalah tenaga kerja yang
tidak mempunyai pekerjaan dan telah berusaha
mencari pekerjaan secara maksimal, sementara
lapangan kerja yang tersedia tidak cocok dengan latar
belakang pendidikannya atau malas mencari
pekerjaan.
PENYEBAB PENGANGGURAN

Sugianto (dalam jurnal “Strategi Penanganan Permasalahan Pengangguran” , 2020) Menyimpulkan bahwa
Faktor penyebab terjadinya pengangguran salah satunya dari sisi pendidikan, tidak memiliki keterampilan
yang memadai, lapangan kerja yang minim pada daerah tersebut dan keterbatasan menerima informasi.

Sedangkan Fahri (dalam jurnal “Meningkatnya Angka Pengangguran Ditengah Pandemi”, 2020)
Merinci Faktor-faktor Terjadinya Pengangguran diantaranya:
1. Jumlah tenaga kerja dan jumlah lapangan pekerjaan yang tidak seimbang.
2. Kemajuan teknologi sehingga manusia tergantikan oleh robot atau mesin.
3. Keterampilan dan pengalaman yang dimiliki tidak seseuai kriteria.
4. Kurangnya pendidikan/batasan pendidikan.
5. Kemiskinan.
6. Pemutusan hubungan kerja (PHK).
7. Tempat tinggal yang jauh dari domisili.
8. Kalah dalam persaingan pasar global.
9. Kesulitan mencari lowongan kerja.
10. Harapan untuk calon pekerja terlalu tinggi.
PENYEBAB PENGANGGURAN
DARI SISI MAKRO EKONOMI

Heri Yanto (in journal “Factor Influencing Unemployment Rate”, 2020) “Several factors
that cause unemployment in a countries the most significant is inflation value is 0.003 < 0.05.
While other factors such as wage, economic growth, but are not significant.”

Ni Komang Sopianti (dalam penelitian “Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Tingkat Inflasi


Dan Upah Minimum terhadap jumlah pengangguran” ,2004) Disimpulkan bahwa

1. Secara serempak variabel pertumbuhan ekonomi, tingkat inflasi, dan upah minimum
berpengaruh signifikan terhadap jumlah pengangguran

2. Tingkat Inflasi merupakan variabel yang memiliki pengaruh yang paling signifikan
terhadap jumlah pengangguran, Hubungan Inflasi dan pengangguran bersifat negatif
artinya jika inflasi suatu negara tinggi ,maka tingkat pengangguran akan turun,
sebaliknya jika inflasi suatu negara relatif rendah maka pengangguran akan relatif tinggi
Tingginya angka pengangguran, menjadi masalah yang harus dipecahkan
karena akan berimplikasi pada pembangunan ekonomi. Pemerintah diharapkan
dapat mengatasinya dengan menumbuhkan jiwa kewirausahaan, UKM (usaha
kecil menengah) dengan memberikan pelatihan – pelatihan kepada para
pengangguran.
Peran pendidikan juga turut serta dalam penciptaan sumber daya manusia yang
unggul agar dapat bersaing di pasar bebas dan mengurangi pengangguran.
Karena pengaguran sangat buruk bagi ekonomi, sosial, dan mental. Masalah
pengangguran yang segera ditindaklanjuti akan berdampak pada terciptanya
masyarakat yang mandiri. dan akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi
suatu bangsa.
TINGKAT PENGANGGURAN DI INDONESIA

Sumber : BPS “Keadaan Ketenagakerjaan Indonesia Februari 2022” (bps.go.id)


TINGKAT PENGANGGURAN DI INDONESIA
Lanjutan….

 Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) merupakan indikator yang digunakan untuk mengukur
tenaga kerja yang tidak terserap oleh pasar kerja dan menggambarkan kurang termanfaatkannya pasokan
tenaga kerja. TPT hasil Sakernas Februari 2022 sebesar 5,83 persen. Hal ini berarti dari 100 orang angkatan
kerja, terdapat sekitar enam orang penganggur. Pada Februari 2022, TPT mengalami penurunan sebesar
0,43 persen poin dibandingkan dengan Februari 2021.
 Pada Februari 2022, TPT laki-laki sebesar 6,31 persen, lebih tinggi dibanding TPT perempuan yang sebesar
5,09 persen. TPT laki-laki dan perempuan mengalami penurunan masing-masing sebesar 0,50 persen poin
dan 0,32 persen poin jika dibandingkan Februari 2021.
 Apabila dilihat menurut daerah tempat tinggal, TPT perkotaan (7,61 persen) lebih tinggi hampir dua kali
TPT di daerah perdesaan (3,72 persen). TPT menurut daerah tempat tinggal memiliki pola yang sama
dengan TPT nasional yaitu turun dibandingkan Februari 2021, masing-masing sebesar 0,39 persen poin.
Pada Februari 2022,
 TPT penduduk kelompok umur muda (15—24 tahun) merupakan TPTtertinggi yaitu mencapai 17,08 persen.
Sementara itu, TPT penduduk kelompok umur tua (60 tahun ke atas) merupakan yang paling rendah, yaitu
sebesar 1,22 persen. Pola TPT menurutkelompok umur tersebut juga sama dengan periode sebelumnya
(Tabel 3). Dibandingkan Februari 2021, semua kelompok umur mengalami penurunan TPT, dengan
penurunan TPT terbesar pada kelompok umur 15–24 tahun ke atas (0,95 persen poin).
Sumber : BRS “Keadaan Ketenagakerjaan Indonesia Februari 2022” hal.11 (bps.go.id)
DAMPAK PENGANGGURAN

Basrowi (dalam penelitian “Pengangguran Perspektif Teoritis”, 2018) Menyimpulkan bahwa


Dampak pengangguran terhadap perekonomian nasional adalah:
1) menurunkan kemakmuran masyarakat,
2) pertumbuhan ekonomi menjadi tidak stabil,
3) pendapatan nasional riil lebih rendah daripada pendapatan potensial (pendapatan yang
seharusnya),
4) kegiatan perekonomian menurun,
5) pendapatan masyarakat menurun,
6) pendapatan nasional dari sektor pajak berkurang) pembangunan pun akan terus menurun,
7) daya beli masyarakat akan berkurang,
8) permintaan terhadap barang-barang hasil produksi akan berkurang,
9) menimbulkan ketidakstabilan sosial dan politik,
10) menurunnya tingkat perekenomian Negara.
DAMPAK PENGANGGURAN

Riska Franita (dalam jurnal “Analisa Pengangguran Di Indonesia” ,2016) Ditinjau dari segi
sosial ekonomi, pengangguran akan berdampak pada :

1) Meningkatkan jumlah kemiskinan ( banyaknya pengemis, gelandangan, serta pengamen);


2) Meningkatkkan criminalitas, keputuasaan, dan meningkatkan depresi,
3) Meningkatkan jumlah prostitusi
4) Meningkatkan tindak kejahatan (seperti merampok, mencuri, menjual narkoba, tindakan
penipuan)
5) Meningkatkan banyaknya tuntutan/demonstrasi yang terjadi.
DAMPAK PENGANGGURAN

Pendapatan Per Kapita Pendapataan Negara


bila tingkat pengangguran tinggi maka pendapatan Pajak ini merupakan salah satu sumber
per kapita akan menurun dan sebaliknya bila tingkat pendapatan negara sehingga bila tidak banyak
pengangguran rendah pendapatan per kapita akan orang yang bekerja maka pendapatan negara dari
meningkat, dengan catatan pendapatan mereka yang pemasukan pajak penghasilan cenderung
masih bekerja tetap. berkurang.

Beban Psikologis Munculnya Biaya Sosial


Orang yang memiliki pekerjaan berarti ia memiliki Tingginya tingkat pengangguran akan
status sosial di tengah-tengah masyarakat. menimbulkan pengeluaran berupa biaya-biaya
Seseorang yang tidak memiliki pekerjaan dalam sosial seperti biaya pengadaan penyuluhan, biaya
jangka waktu lama akan merasa rendah diri pelatihan, dan biaya keamanan sebagai akibat
(minder) karena statusnya yang tidak jelas. kecenderungan meningkatnya tindak kriminalitas.
UPAYA PEMERINTAH DALAM MENGATASI
PENGANGGURAN

Yulna Dewita Hia (dalam jurnal “Strategi Dan Kebijakan Pemerintah Dalam Menanggulangi
Pengangguran”,2013) Menyatakan bahwa Tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang
layak bagi kemanusiaan sesuai dengan UUD 45 pasal 27 ayat 2. Sebagai solusi pengangguran berbagai strategi dan
kebijakan dapat ditempuh, untuk itu diperlukan kebijakan yaitu :
1. Pemerintah memberikan bantuan wawasan, pengetahuan dan kemampuan jiwa kewirausahaan kepada Usaha
Kecil dan Menengah (UKM) berupa bimbingan teknis dan manajemen memberikan bantuan modal lunak
jangka panjang, perluasan pasar. Serta pemberian fasilitas khusus agar dapat tumbuh secara mandiri dan andal
bersaing di bidangnya.

2. Segera melakukan pembenahan, pembangunan dan pengembangan kawasan-kawasan, khususnya daerah yang
tertinggal dan terpencil sebagai prioritas dengan membangun fasilitas transportasi dan komunikasi. Ini akan
membuka lapangan kerja bagi para penganggur di berbagai jenis maupun tingkatan. Harapan akan
berkembangnya potensi wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) baik potensi sumber daya alam,
sumber daya manusia.

3. Segera membangun lembaga sosial yang dapat menjamin kehidupan penganggur. Seperti PT Jaminan Sosial
Tenaga Kerja (PT Jamsostek) Dengan membangun lembaga itu, setiap penganggur di Indonesia akan terdata
dengan baik dan mendapat perhatian khusus. Secara teknis dan rinci.
4. Segera menyederhanakan perizinan dan peningkatan keamanan karena terlalu banyak jenis perizinan yang
menghambat investasi baik Penanamaan Modal Asing maupun Penanaman Modal Dalam Negeri.

5. Mengembangkan sektor pariwisata dan kebudayaan Indonesia (khususnya daerah-daerah yang belum tergali
potensinya) dengan melakukan promosi-promosi keberbagai negara untuk menarik para wisatawan asing,
mengundang para investor untuk ikut berpartisipasi dalam pembangunan dan pengembangan kepariwisataan dan
kebudayaan yang nantinya akan banyak menyerap tenaga kerja daerah setempat.

6. Melakukan program sinergi antar BUMN atau BUMS yang memiliki keterkaitan usaha atau hasil produksi akan
saling mengisi kebutuhan. Dengan sinergi tersebut maka kegiatan proses produksi akan menjadi lebih efisien dan
murah karena pengadaan bahan baku bisa dilakukan secara bersama-sama.

7. Dengan memperlambat laju pertumbuhan penduduk (meminimalisirkan menikah pada usia dini) yang diharapkan
dapat menekan laju pertumbuhan sisi angkatan kerja baru atau melancarkan sistem transmigrasi dengan
mengalokasikan penduduk padat ke daerah yang jarang penduduk dengan difasilitasi sektor pertanian,
perkebunan atau peternakan oleh pemerintah.

8. Menyeleksi Tenaga Kerja Indonesia (TKI) yang akan dikirim ke luar negeri.

9. Segera harus disempurnakan kurikulum dan sistem pendidikan nasional (Sisdiknas). Sistem pendidikan dan
kurikulum sangat menentukan kualitas pendidikan yang berorientasi kompetensi.

10. Segera mengembangkan potensi kelautan dan pertanian.


THANK

Anda mungkin juga menyukai