PENGANGGURAN
01 02 03
04 05 06
Salah satu masalah pokok yang dihadapi bangsa dan negara Indonesia adalah masalah
pengangguran. Pengangguran yang tinggi berdampak langsung maupun tidak langsung
terhadap kemiskinan, kriminalitas dan masalah-masalah sosial politik yang juga semakin
meningkat. Dengan jumlah angkatan kerja yang cukup besar, arus migrasi yang terus
mengalir, serta dampak krisis ekonomi yang berkepanjangan sampai saat ini, membuat
permasalahan tenaga kerja menjadi sangat besar dan kompleks.
DEFINISI PENGANGGURAN
Pengangguran Terbuka
Pengangguran terbuka adalah tenaga kerja yang
tidak mempunyai pekerjaan dan telah berusaha
mencari pekerjaan secara maksimal, sementara
lapangan kerja yang tersedia tidak cocok dengan latar
belakang pendidikannya atau malas mencari
pekerjaan.
PENYEBAB PENGANGGURAN
Sugianto (dalam jurnal “Strategi Penanganan Permasalahan Pengangguran” , 2020) Menyimpulkan bahwa
Faktor penyebab terjadinya pengangguran salah satunya dari sisi pendidikan, tidak memiliki keterampilan
yang memadai, lapangan kerja yang minim pada daerah tersebut dan keterbatasan menerima informasi.
Sedangkan Fahri (dalam jurnal “Meningkatnya Angka Pengangguran Ditengah Pandemi”, 2020)
Merinci Faktor-faktor Terjadinya Pengangguran diantaranya:
1. Jumlah tenaga kerja dan jumlah lapangan pekerjaan yang tidak seimbang.
2. Kemajuan teknologi sehingga manusia tergantikan oleh robot atau mesin.
3. Keterampilan dan pengalaman yang dimiliki tidak seseuai kriteria.
4. Kurangnya pendidikan/batasan pendidikan.
5. Kemiskinan.
6. Pemutusan hubungan kerja (PHK).
7. Tempat tinggal yang jauh dari domisili.
8. Kalah dalam persaingan pasar global.
9. Kesulitan mencari lowongan kerja.
10. Harapan untuk calon pekerja terlalu tinggi.
PENYEBAB PENGANGGURAN
DARI SISI MAKRO EKONOMI
Heri Yanto (in journal “Factor Influencing Unemployment Rate”, 2020) “Several factors
that cause unemployment in a countries the most significant is inflation value is 0.003 < 0.05.
While other factors such as wage, economic growth, but are not significant.”
1. Secara serempak variabel pertumbuhan ekonomi, tingkat inflasi, dan upah minimum
berpengaruh signifikan terhadap jumlah pengangguran
2. Tingkat Inflasi merupakan variabel yang memiliki pengaruh yang paling signifikan
terhadap jumlah pengangguran, Hubungan Inflasi dan pengangguran bersifat negatif
artinya jika inflasi suatu negara tinggi ,maka tingkat pengangguran akan turun,
sebaliknya jika inflasi suatu negara relatif rendah maka pengangguran akan relatif tinggi
Tingginya angka pengangguran, menjadi masalah yang harus dipecahkan
karena akan berimplikasi pada pembangunan ekonomi. Pemerintah diharapkan
dapat mengatasinya dengan menumbuhkan jiwa kewirausahaan, UKM (usaha
kecil menengah) dengan memberikan pelatihan – pelatihan kepada para
pengangguran.
Peran pendidikan juga turut serta dalam penciptaan sumber daya manusia yang
unggul agar dapat bersaing di pasar bebas dan mengurangi pengangguran.
Karena pengaguran sangat buruk bagi ekonomi, sosial, dan mental. Masalah
pengangguran yang segera ditindaklanjuti akan berdampak pada terciptanya
masyarakat yang mandiri. dan akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi
suatu bangsa.
TINGKAT PENGANGGURAN DI INDONESIA
Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) merupakan indikator yang digunakan untuk mengukur
tenaga kerja yang tidak terserap oleh pasar kerja dan menggambarkan kurang termanfaatkannya pasokan
tenaga kerja. TPT hasil Sakernas Februari 2022 sebesar 5,83 persen. Hal ini berarti dari 100 orang angkatan
kerja, terdapat sekitar enam orang penganggur. Pada Februari 2022, TPT mengalami penurunan sebesar
0,43 persen poin dibandingkan dengan Februari 2021.
Pada Februari 2022, TPT laki-laki sebesar 6,31 persen, lebih tinggi dibanding TPT perempuan yang sebesar
5,09 persen. TPT laki-laki dan perempuan mengalami penurunan masing-masing sebesar 0,50 persen poin
dan 0,32 persen poin jika dibandingkan Februari 2021.
Apabila dilihat menurut daerah tempat tinggal, TPT perkotaan (7,61 persen) lebih tinggi hampir dua kali
TPT di daerah perdesaan (3,72 persen). TPT menurut daerah tempat tinggal memiliki pola yang sama
dengan TPT nasional yaitu turun dibandingkan Februari 2021, masing-masing sebesar 0,39 persen poin.
Pada Februari 2022,
TPT penduduk kelompok umur muda (15—24 tahun) merupakan TPTtertinggi yaitu mencapai 17,08 persen.
Sementara itu, TPT penduduk kelompok umur tua (60 tahun ke atas) merupakan yang paling rendah, yaitu
sebesar 1,22 persen. Pola TPT menurutkelompok umur tersebut juga sama dengan periode sebelumnya
(Tabel 3). Dibandingkan Februari 2021, semua kelompok umur mengalami penurunan TPT, dengan
penurunan TPT terbesar pada kelompok umur 15–24 tahun ke atas (0,95 persen poin).
Sumber : BRS “Keadaan Ketenagakerjaan Indonesia Februari 2022” hal.11 (bps.go.id)
DAMPAK PENGANGGURAN
Riska Franita (dalam jurnal “Analisa Pengangguran Di Indonesia” ,2016) Ditinjau dari segi
sosial ekonomi, pengangguran akan berdampak pada :
Yulna Dewita Hia (dalam jurnal “Strategi Dan Kebijakan Pemerintah Dalam Menanggulangi
Pengangguran”,2013) Menyatakan bahwa Tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang
layak bagi kemanusiaan sesuai dengan UUD 45 pasal 27 ayat 2. Sebagai solusi pengangguran berbagai strategi dan
kebijakan dapat ditempuh, untuk itu diperlukan kebijakan yaitu :
1. Pemerintah memberikan bantuan wawasan, pengetahuan dan kemampuan jiwa kewirausahaan kepada Usaha
Kecil dan Menengah (UKM) berupa bimbingan teknis dan manajemen memberikan bantuan modal lunak
jangka panjang, perluasan pasar. Serta pemberian fasilitas khusus agar dapat tumbuh secara mandiri dan andal
bersaing di bidangnya.
2. Segera melakukan pembenahan, pembangunan dan pengembangan kawasan-kawasan, khususnya daerah yang
tertinggal dan terpencil sebagai prioritas dengan membangun fasilitas transportasi dan komunikasi. Ini akan
membuka lapangan kerja bagi para penganggur di berbagai jenis maupun tingkatan. Harapan akan
berkembangnya potensi wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) baik potensi sumber daya alam,
sumber daya manusia.
3. Segera membangun lembaga sosial yang dapat menjamin kehidupan penganggur. Seperti PT Jaminan Sosial
Tenaga Kerja (PT Jamsostek) Dengan membangun lembaga itu, setiap penganggur di Indonesia akan terdata
dengan baik dan mendapat perhatian khusus. Secara teknis dan rinci.
4. Segera menyederhanakan perizinan dan peningkatan keamanan karena terlalu banyak jenis perizinan yang
menghambat investasi baik Penanamaan Modal Asing maupun Penanaman Modal Dalam Negeri.
5. Mengembangkan sektor pariwisata dan kebudayaan Indonesia (khususnya daerah-daerah yang belum tergali
potensinya) dengan melakukan promosi-promosi keberbagai negara untuk menarik para wisatawan asing,
mengundang para investor untuk ikut berpartisipasi dalam pembangunan dan pengembangan kepariwisataan dan
kebudayaan yang nantinya akan banyak menyerap tenaga kerja daerah setempat.
6. Melakukan program sinergi antar BUMN atau BUMS yang memiliki keterkaitan usaha atau hasil produksi akan
saling mengisi kebutuhan. Dengan sinergi tersebut maka kegiatan proses produksi akan menjadi lebih efisien dan
murah karena pengadaan bahan baku bisa dilakukan secara bersama-sama.
7. Dengan memperlambat laju pertumbuhan penduduk (meminimalisirkan menikah pada usia dini) yang diharapkan
dapat menekan laju pertumbuhan sisi angkatan kerja baru atau melancarkan sistem transmigrasi dengan
mengalokasikan penduduk padat ke daerah yang jarang penduduk dengan difasilitasi sektor pertanian,
perkebunan atau peternakan oleh pemerintah.
8. Menyeleksi Tenaga Kerja Indonesia (TKI) yang akan dikirim ke luar negeri.
9. Segera harus disempurnakan kurikulum dan sistem pendidikan nasional (Sisdiknas). Sistem pendidikan dan
kurikulum sangat menentukan kualitas pendidikan yang berorientasi kompetensi.