Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PRAKTIKUM

DENTAL ASSISTEN

”Chair Side Assistant in Fissure Sealant”

Disusun Oleh :

Elvira Priska Damayanti

P1337425218022

Semester 4

DIV KEPERAWATAN GIGI

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN SEMARANG

2020
A. LATAR BELAKANG
Pit dan fissure merupakan anatomi gigi yang rentan karies di area sekitar

oklusal umumnya sempit dan tidak teratur. Kedalaman fissure (40-1220 μm) dan

karakteristik morfologi (bentuk fissure U,V dan Y) menguntungkan bakteri dan sisa

makanan untuk menjadi awal masuknya karies (Doli et al, 2010).

Morfologi oklusal yang sangat kompleks dan celah gigi yang bervariatif menjadi

penyebab awal terjadinya karies. Prevalensi karies di indonesia mencapai 90 % dari

populasi anak balita. Indonesia dewasa ini karies gigi khususnya pada anak anak

masih merupakan masalah anak usia 10-12 tahun 57,62 % didapatkan karies pada

gigi posterior. Keadaan pit dan fissure yang kompleks, tidak teratur dan tidak terduga

menjadi salah satu masalah utama yang dihadapi oleh dokter gigi umum dan dokter

gigi anak. Bentuk pit dan fissure yang kompleks, tidak teratur dan tak terduga

menjadi awal pembentukan karies (del Urquía et al, 2011).

Pencegahan preventif dengan metode menggunakan kontrol diet dan terapi

flour pada karies gigi tidaklah memuaskan dengan tidak mengurangi celah pit dan

fissure meskipun demikian pada penelitian di masyarakat yang menggunakan

flouridasi air minum dapat menurunkan jumlah karies oklusal yang siginifikan.

Fissure Sealant sebagai upaya pencegahan karies dalam kedokteran gigi preventif

saat ini banyak digunakan oleh klinisi dalam upaya mempromosikan kesehatan gigi.

B. INDIKASI
Indikasi fissure sealant adalah sebagai berikut :
1) Pit dan fisura yang dalam dan retensif.
2) Prekaries pada pit dan fisura.
3) Umur gigi erupsi kurang dari 4 tahun.
Indikasi bahan fissure sealant yang baik adalah :
1) Mempunyai kemampuan retensi yang tahan lama.
2) Kelarutan terhadap cairan mulut rendah.
3) Biokompatibel dengan jaringan rongga mulut.
4) Mudah diaplikasikan.

C. ALAT DAN BAHAN

a. Alat :
- OD Set (kaca mulut, sonde, excavator, pinset)
- Tongue Holder
- Kuas oles
- Bengkok
- Gelas kumur
- Dappen dish
b. Bahan
- MI Varnish
- Pasta gigi
- Pumice
D. SOP FISSURE SEALANT
SOP TINDAKAN
1. Persiapan
- Alat dan Bahan a. Assisten meyiapkan alat dan bahan
1. Alat pemeriksaan : kaca mulut,
sonde, excavator, pinset
2. Bahan :
 Cotton roll
 Cotton pellet
 Powder dan liquid fuji VII
 Dentin conditioner
 Cocoa butter
b. Asissten membuka jalan masuk dan
 Pasta gigi
mampersilahkan pasien untuk duduk
 Pumice
di dental chair
 Aquadest
 Paper pad
3. Alat penutupan fissure :
 Agate spatel
 Pastis filling instrument
4. Alat polishing
 Pinset
 Dappen dish
 Brush
c. Assisten memasang celemek

d. Assisten mengatur dental chair.


Operator manikkan DCMU sesuai
posisi ergonomis
e. Assisten memanggil operator

a. Assisten menyalakan lampu dental


chair dan memposisikan lampu

2. Identifikasi Kasus

b. Assisten mentrasfer kaca mulut dan


sonde kepada operator dan operator
menerima
c. Operator mengembalikkan sonde dan
kaca mulut lalu operator menerimanya

a. Assisten berkomunikasi pada pasien


3. Komunikasi Terapeutik untuk membantunya beradaptasi
terhadap gangguan stress dan
gangguan psikologis

A. Pembersihan Gigi a. Assisten mentransfer campuran pasta


gigi dan pumice menggunakan pinset
dan cotton pellet yang sudah diberi
pasta, lalu operator menerima

b. Operator mengembalikan pinset dan


cotton pellet lalu assisten menerima
c. Assisten mentarsnfer handpiece yang
sebelumnya sudah dipasang brush
terlebih dahulu, lalu operator
menerimanya

d. Assisten menerima kembali handpiece

a. Assisten mentransfer cotton roll


B. Blokir Saliva menggunakan pinset, lalu operator
menerima
b. Assisten menerima kembali pinset,
lalu assisten menerima

a. Assisten mentransfer cotton pellet


C. Pengeringan Gigi kering menggunakan pinset, lalu
operator menerima

b. Operator mengembalikan pinset, lalu


assiten menerimanya
a. Assisten mentrasfer cotton pellet yang
telah diberi dentin conditioner, lalu
operator menerimanya

D. Pembukaan pori – pori

b. Operator mengembalikkan pinset dan


cotton pellet lalu assisten menerima

c. Assisten mentrasfer cotton pellet yang


telah di beri aquadest, kemudian di
peras dan berikan kepada operator dan
operator menerimanya
d. Operator mengembalikan pinset, lalu
assisten menerima

a. Assisten mengaduk bahan fissure


sealant
E. Penutupan Fissure Sealant

b. Assisten mentransfer bahan


penumpatan pit fissure menggunakan
plastis filling instrument, lalu operator
menerima

c. Operator mengembalikan plastis


filling instrument, lalu assiten
menerima

a. Assisten mentransfer cocoa butter dan


operator mengoleskannya pada jari
F. Polishing operator

b. Operator mengoleskan cocoa butter


yang telah di beri di tangan dan
lakukan polishing menggunakan jari
pada gigi yang di fissure
a. Assisten mematikan lampu dental
chair
G. Instruksi Perawatan

b. Assisten melepaskan celemek

c. Assisten membuka jalan kelaur

d. Asissten merapikan kembali alat dan


bahan

E. KESIMPULAN
- Tujuan utama fissure sealant yaitu agar terjadi penetrasi bahan ke dalam
pit dan fisur dan menutup daerah tersebut dari bakteri dan debris.
- Sealant berbasis resin memiliki kemampuan retensi yang lebih baik daripada
ionomer kaca
- Bahan sealant berbasis resin digunakan pada gigi dengan beban kunyah
besar, dan mahkota gigi telah erupsi sempurna.
- Bahan sealant ionomer kaca digunakan pada gigi dengan beban kunyah ringan,
dengan pengaplikasiannya yang efektif dan cepat sangat diindikasikan untuk
pasien anak yang kurang kooperatif.

Anda mungkin juga menyukai