Asumsikan PT. Niagara membeli 20% saham biasa PT. Hidrogen senilai Rp100.000.000 pada awal
tahun. Selama tahun berjalan, PT. Hidrogen mempunyai laba neto Rp60.000.000 dan membayar
dividen Rp20.000.000. Maka PT. Niagara akan mencatat ayat jurnal sehubungan dengan investasinya
yaitu:
Jika dividen yang diumumkan lebih besar dari laba yang diperoleh investor sejak mengakuisisi saham
investee maka dividen ini akan dianggap sebagai dividen likuidasi (liquidating dividend). Bagian
investor atas dividen likuidasi diperlakukan sebagai pengembalian modal, dan saldo investasi
dikurangi oleh jumlah tersebut.
Contoh:
Asumsikan bahwa PT.A membeli 10% saham biasa PT. B pada tanggal 2 Januari 2011. Data-data
lainnya terkait pembelian saham tersebut adalah sebagai berikut:
PT A PT B
Kumulatif Pengurangan
Contoh: Asumsikan PT Langit membeli 40% saham biasa PT Jalur pada tanggal 1 Januari 2013 senilai
Rp200.000.000. PT Jalur pada tanggal tersebut mempunyai aset neto dengan nilai buku
Rp400.000.000 dan nilai wajar Rp465.000.000. Selisih lebih nilai wajar di atas nilai buku terdiri dari:
Rp65.000.000 Rp26.000.000
Asumsikan sisa manfaat peralatan adalah 5 tahun, dan PT Jalur mengumumkan dividen sebesar
Rp20.000.000 selama tahun 2013 dan pada akhir tahun melaporkan laba neto Rp80.000.000 selama
tahun tersebut. Maka ayat jurnal dalam pembukuan PT Langit adalah:
Asumsikan bahwa PT Jalur semula membeli tanah di tahun 2012 dengan harga Rp75.000.000, dan
menjual tanah tersebut di tahun 2015 dengan harga Rp125.000.000. Pada tahun 2015 PT Jalur
melaporkan laba neto (termasuk keuntungan dari penjualan tanah) sebesar Rp150.000.000 dan tidak
ada pembagian dividen untuk tahun ini, maka PT Langit akan mencatat ayat jurnal berikut di dalam
pembukuannya: