Anda di halaman 1dari 8

Volume 

1, No. 1, Juli 2017 ISSN :  2598­0203

IMPLEMENTASI DANA PUNIA MENURUT
AJARAN AGAMA HINDU

Oleh Ketut Bali Sastrawan
Dosen Sekolah Tinggi Agama Hindu Negeri Mpu Kuturan Singaraja
ABSTRACT
Hinduism has a doctrine that guides its people to always exist in the way of dharma in
living life. Religious teachings that although very old, but still relevant to the development of the
era. Kaliyuga said that the role of punia fund is very important in religious life. Dana punia is
said to be the culmination of religious life. The Hindu scriptures teach that punia funds can not
only be done with only the members of the treasures, but can also be done with a gift with a
sincere heart and sincerity despite sacrificing feelings and punia in the form of gift in the form
of body and soul. Dana punia also means giving to eliminate fear.

Keywords: Implementation, Dana Punia, Hindu

I. PENDAHULUAN
Agama  Hindu  memiliki  ajaran  yang Jnana. Upacara Yadnya pada zaman Dwapara.
menuntun  umatnya  untuk  selalu  ada  di  jalan Sedangkan  pada  zaman  Kaliyuga  puncak
dharma  dalam  menjalani  kehidupan. Ajaran keagamaan dilakukan dengan dana punia. Dana
agama  yang  walaupun  sudah  sangat  lama, punia  selama  ini  diwujudkan  masyarakat
namun  tetap  relevan  dengan  perkembangan dengan  mengaturkan  sejumlah  uang  ke  Pura
jaman. Dijaman Kaliyuga dikatakan peran dana yang  di  tujukan  untuk  pelaksanaan  upacara
punia  sangatlah  penting  dalam  kehidupan yadnya  maupun  pembangunan  Pura.
beragama.  Dana  punia  dikatakan  merupakan Pertanyaan muncul apakan pelaksanaan dana
puncak  dari  kehidupan  beragama,  yang punia  hanya  bisa  dilakukan  dengan
ditunjukkan oleh kitab Manawa Dharmasastra menggunakan uang? Lalu apakah orang yang
seperti diuraikan dibawah ini. tidak punya uang tidak bisa melakukan dana
Tapah para, kerta yuge. punia?  Bagaimana  mengukur  kualitas  dana
Tretayam jnana mucyate punia seseorang? Makalah ini diharapkan akan
Dvapare yadnyavaivahur.
dapat menjawab beberapa pertanyaan tersebut,
Daana mekam kali yuge.
agar  keraguan  umat  dengan  tingkat  ekonomi
(Manawa Dharmasastra I.86)
Terjemahannya: yang berbeda dapat melaksanakan dana punia
Pada zaman Kerta puncak beragama dengan berlandaskan kitab suci yang diyakininya.
Tapa.  Pada  Zaman  Treta  dengan  Jnyana.
Upacara  Yadnya  pada  zaman  Dwapara. II. PEMBAHASAN
Sedangkan pada zaman Kaliyuga dengan Dana 2.1. Bentuk Dana Punia Berdasarkan Kitab
Punia. Suci Hindu.
DakciGâ vatâm id imâni citra
Manawa Dharma Sastra seperti  dikutip DakciGâ vatâm divi sûryâsa%
diatas menjelaskan bahwa pada zaman Kerta DakciGâ vanto am[taA bhajante
Yuga puncak keagamaan Hindu adalah dengan DakciGâ vata% pra tiranta âyu%
tapa. Pada zaman Treta Yuga dilakukan dengan

54
IMPLEMENTASI DANA PUNIA MENURUT...(Ketut Bali Sastrawan, 54­61)

Terjemahannya: dengan baik, memakai kemurahan hati  sebagai
Hadiah luar biasa ini adalah bagi mereka yang baju­baja (pelindung diri).
memberikan amal saleh. Bagi para penderma
amal,  matahari  bersinar  di  surga,  mereka Pemberian    bersifat  persembahan
mendapatkan keabadian dan memperpanjang menghasilkan  kuda­kuda,  sapi  betina,  perak
kehidupan duniawinya. (Zgveda I.125.6) dan emas, hal ini dapat diartikan bahwa segala
Dana punia menurut ajaran agama Hindu bentuk  pemberian  apabila  dijadikan  sebuah
merupakan  prilaku  mulia  yang  akan persembahan (diserahkan dengan tulus iklas)
memberikan  pahala  luar  biasa  bagi  yang justru  akan  menghasilkan  harta  yang  lebih
melakukannya.  Disebutkan  dalam  regveda banyak. Kuda dan sapi betina merupakan harta
seperti dijelaskan diatas “Hadiah luar biasa ini utama dijaman dahulu, apalagi disertai dengan
adalah  bagi  mereka  yang  memberikan  amal perak dan emas yang merupakan harta berharga.
saleh.  Bagi  para  penderma  amal,  matahari Berdana  punia tidak  melahirkan  kemiskinan,
bersinar  di  surga,  mereka  mendapatkan malah membuat ia yang senang berdana punia
keabadian  dan  memperpanjang  kehidupan menjadi  lebih  kaya,  oleh  karena  itu  berdana
duniawinya.”  Tuhan  yang  maha  pengasih punia  hendaknya  dilakukan  dengan  penuh
sangat  menyayangi  mereka  yang  berderma, kesenangan. Kitab Sang Hyang Kamayanikan
bahkan  digambarkan  cahaya  matahari  dari menjelaskan  tentang  jenis­jenis  dana  punia
Surga akan bersinar untuk mereka yang suka sebagai  berikut:  (1)  Dana  yaitu  pemberian
berderma.  Keabadian  dan  umur  panjangpun berupa  harta  benda  kepada  orang  yang
dijanjikan bagi mereka yang memberikan amal membutuhkan.  (2)  Atidana  yaitu  pemberian
saleh.  Begitu  besarnya  pahala  yang  akan dengan  hati  yang  tulus  dan  ikhlas  walaupun
diterima  mereka  yang  senang  beramal  saleh, mengorbankan perasaan dan (3) Mutidana yaitu
sudah sepantasnya unat Hindu melaksanakan punia berupa pemberian dalam bentuk jiwa raga
amal  saleh  di  dunia  ini.  Dengan  amal  saleh, (Andiyogi, 2012:12).
cahaya  matahari  dari  sorga  akan  menyinari,  amatsarryam budhah prahurdanam
dalam pengertian dengan beramal saleh, maka dharama ca samyamam’
kita  bisa  melihat  tanda­tanda  tentang  arah avasthitena nityam hi tyage tyasadyate
mencapai  sorga.  Tinggal  mengikuti  cahaya subham “
tersebut, maka manusia akan sampai ke sorga. Terjemahannya:
Persembahan yang diberikan hendaknya Adapun  yang  disebut  dana  punia  adalah
didasari rasa tulus dan iklas. Persembahan yang nasehat  (wejangan)  para  pandita,  sifat  yang
dipersembahkan dengan rasa tulus iklas, akan tidak dengki, taat melakukan Dharma, sebab
bila semua itu dilakukan dengan tekun, ia akan
membawa  kesejahtraan  bagi  yang
memperoleh keselamatan sebagai pahala dan
mempersembahkan.  Hal  ini  digambarkan
dana punia.
dalam Rgveda, I.52. seperti diuraikan berikut (Sarasamuccaya 170)
ini.
DakciGâúvaA dakciGâ gâA dadâti dakciGâ
Dana  punia  pada  intinya  bukan  hanya
candram uta yad hiraGyam, dakciGâ-annaA
berbentuk persembahan berupa harta kekayaan
vanute yo na âtmâ dakciGâA varma k[Gute
vijânan saja. Namun secara lebih luas, dana punia itu
Terjemahan: dapat berupa nasehat (wejangan) para pandita,
Pemberian  yang  bersifat  persembahan sifat  yang  tidak  dengki,  taat  melakukan
menghasilkan  kuda­kuda,  sapi  betina,  perak Dharma. Bagi seorang guru spiritual, tentunya
dan emas. Ia menghasilkan padi­padian yang harta  bukanlah  sesuatu  yang  dimiliki  secara
berlimpah.  Jiwa  kita  yang  mengetahui  itu berlebihan. Seorang yang menekuni spiritual,

55
Volume 1, No. 1, Juli 2017 ISSN :  2598­0203

tidak akan mementingkan harta benda dalam arse hi mahati trsna sa ca krcchrena
kehidupannya.  Oleh  karena  ketiadaan  harta, labhyate “
bukan  berarti  para  guru  spiritual  tidak  bisa Terjemahannya:
berdana punia, karena wejangan yang diberikan Sebab di dunia tiga ini tidak ada yang lebih
sulit dilakukan daripada berdanapunya
lebih utama dari harta apapun. Wejangan yang
(bersedekah ), umumnya sangat besar
diberikan oleh seorang guru spiritual akan dapat
terlekatnya hati kepada harta benda, karena
mengangkat seseorang menjadi individu yang dari usaha bersakit – sakitlah harta benda itu
lebih  baik.  Bagitu  pula  orang  yang  sedang diperoleh.
berbuat dharma, menurut kitab Sarasamuscaya Dana punia bagi mereka yang tidak iklas
juga  merupakan  sebuah  dana  punia.  Ia  yang akan menjadi sesuatu yang sangat berat. Harta
berbuat dharma memberikan perasaan nyaman yang  dimiliki  dianggap  sepenuhnya  menjadi
kepada  setiap  orang.  Perasaan  nyaman miliknya, namun perlu dipahami bahwa dana
merupakan  harta  yang  sangat  berharga.  Bila punia  merupakan  sarana  untuk  menyucikan
dibandingkan disebuah tempat ada orang­orang setiap harta yang didapatkan. Bagi seseorang
jahat, walaupun punya banyak harta akan lebih yang  mencari  harta  sebanyak­banyaknya,
baik disebuah tempat yang tidak ada orang jahat semua  hatanya  bisa  menjadi  suci  apabila
walaupun  masyarakatnya  hidup  serba didermakan.  Begitu  pula  sebaliknya,  apabila
berkecukupan. harta yang didapatkan walaupun dengan cara
danena bhogi bhavati medhavi yang  tidak  baik,  tapi  kalau  tidak  diderakan
vrddhasevaya,
justru bisa menggiringnya kejurang neraka.
ahinsaya ca dirghayuriti prahurmanisinah
triswapye tesu dattam hi widhina apyarjitam
Terjemahannya:
dhanam,
Maka hasil pemberian dana punia melimpah­
datur  bhawatyan  arthaya  paratra  daturewa
limpah  adalah  diperolehnya  berbagai
ca.
kenikmatan  dunia  lain  (sesudah  mati),  akan
Terjemahannya:
pahala  pengabdian  kepada  orang  tua  adalah
Walaupun harta itu dperoleh sesuai menurut
diperolehnya  hikmah  kebijaksanaan  yaitu
hukum (dharrna) tetapi bila tidak didermakan
kewaspadaan  dan  kesadaran,  sedangkan
(disedekahkan/diamalkan) kepada yang layak,
pahala dan ahimsa karma ialah panjang usia,
akan terbenam ke kawah neraka.
demikianlah sabda Maha Yogi (Bhatara).
Manawadharmasastra IV. 193
Sarasamuccaya 171
Dana  Punia  dimaksudkan  bukan  hanya
Setiap  pemeberian  dana  punia  yang
mengorbankan harta benda kepada orang yang
diberikan,  akan  berdampak  pada  hasil
membutuhkan,  namun  juga  bisa  dilakukan
memberikan  pengaruh  berupa  hasil  yang
dengan  memberikan  hati  yang  dalam  hal  ini
berbeda­beda.  Hasil  pemberian  dana  punia
bisa diartikan keiklasan dalam membantu orang
melimpah­limpah  adalah  diperolehnya
lain  yang  membutuhkan.  Berkarma  yang
berbagai kenikmatan dunia lain (sesudah mati),
dilakukan  dengan  hati  tulus  iklas  dapat
akan  pahala  pengabdian  kepada  orang  tua
digolongkan  atidana,  begitujuga  memaafkan
adalah  diperolehnya  hikmah  kebijaksanaan
oranglain  yang  kadang  sangat  sulit  diterima
yaitu kewaspadaan dan kesadaran, sedangkan
oleh akal pikiran, namun bila dilakukan dengan
pahala dan ahimsa karma ialah panjang usia.
keiklasan  hati  dapat  digolongkan  atidana.
Memang  hasil  yang  dimaksud  tidak  harus
Memaafkan  orang  yang  bersalah  memang
seperti  apa  yang  diuraikan  dalam  kitab  suci,
merupakan  perbuatan  yang  sulit,  apalagi
sebab untuk mengetahui maksudnya, kitab suci
kesalahan  yang  dilakukan  berulangkali  dan
harus ditafsirkan terlebih dahulu.
tidak memiliki tanda­tanda akan berhenti. Akan
na danadduskaratam trisu lokesu vidyate,

56
IMPLEMENTASI DANA PUNIA MENURUT...(Ketut Bali Sastrawan, 54­61)

sangat berat memaafkan orang yang menyakiti dapat membuat seseorang menjadi terkerdilkan,
hati  seseorang,  dan  belum  tentu  dengan bekerja tanpa motivasi, dan hidup penuh rasa
dimaafkan orang tersebut akan mau berubah. waswas. Apabila  ketakutan  memuncak  dapat
Atidana  tidak  mengenal  batasan  dalam menggangu jiwa seseorang, pikirannya menjadi
memaafkan. Memaafkan tidak mesti diucapkan kacau dan hidup dengan penderitaan. Abhaya
pada orang yang bersalah pada seseorang yang dana  dilakukan  oleh  mereka  yang  bisa
melakukan  atidana.  Memaafkan  cukup menghilangkan  ketakutan  yang  dialami
dilakukan  dengan  tidak  memperpanjang seseorang.  Seorang  pemimpin  yang  sedang
masalah  dan  tidak  punya  keinginan  balas berusaha membuat rasa nyaman rakyatnya dari
dendam.  Rasa  kasih  akan  berkembang  pada rasa  takut  bisa  dikatakan  melakukan  abhaya
orang yang dihujat berulang­ulang namun tidak dana. Kelaparan, wabah penyakit, kemiskinan
membalas.  Orang­orang  besar  seperti adalah  contoh  ketakutan  yang  sering  ada
Mahattma  Gandhi  memiliki  banyak  sekali dimasyarakat. Untuk menyawab ketakutan ini,
orang yang membenci namun Mahatma Gandhi pemerintah  akan  melakukan  langkat­langkah
tidak pernah membenci siapapun. nyata  seperti  berusaha  memenuhi  kebutuhan
Mutidana yaitu pemberian dalam bentuk pangan rakyatnya, menjaminsanitasi yang baik
jiwa raga. Pada zaman dahulu golongan ksartia dan menyediakan rumah sakit yang memadai,
melakukan  mutidana  dengan  melindungi menyediakan  lapangan  pekerjaan  dan  masih
masyarakat yang lemah. Mutidana diwujudkan banyak  lagi  yang  bisa  dilakukan  pemerintah
dengan  keberanian  mengorbankan  diri  untuk untuk  menghilangkan  ketakutan  raktyatnya.
melindungi masyarakat yang tertindas. Dijaman Setiap  orang  bisa  menjadi  mortivator  bagi
sekarang  mutidana  dapat  dilakukan  dengan orang lain untuk menghilangkan ketakutannya,
meluangkan waktu untuk melakukan aktifitas namun  sebelum  memberi  motivator  kepada
sosial  yang dapat membantu orang lain yang orang  lain  sangat  penting  baginya  untuk
membutuhkan. Orang yang tertimpa bencana membersihkan  diri  terlebih  dahulu  dengan
terkadang tidak hanya memerlukan dukungan mengamalkan  ajaran­ajaran  agama.  Abhaya
dana, namun juga memerlukan dukungan moril. dana dapat dilakukan oleh siapa saja, kepada
Seseorang  pekerja  sosial  yang  datang siapa saja.
memberikan  seluruh  waktunya  untuk Dalam  Bhagavadgita  XVIII.5,
membantu,  baik  menyediakan  makanan, menguraikan  bahwa  kegiatan  beryadnya
memberikan  motivasi  maupun  kegiatan  lain janganlah  samapai  dihilangkan,  seperti
tanpa  digaji  dapat  digolongkan  melakukan diuraikan berikut ini.
mutidana. Yajna dana tapa karma
Kitab  Sarasamuscaya  sloka  180 Na tyajam karyam eva tat
dinyatakan  lebih  utama  melakukan  abhaya Yajna danam tapas caiva
daana  daripada  sarwa  daana.  Abhya  dana Pavanam manisinam
adalah  pemberian  untuk  melenyapkan  rasa Terjemahannya:
takut sedangkan sarwa dana artinya pemberian Kegiatan beryajna, berdana punya, tapa brata
yoga  samadi  jangan  dihilangkan  atau
berupa harta benda. Perlu digaris bawahi disini
ditinggalkan, melainkan harus dilaksanakan,
yang dimaksudkan rasa takut disana bukanlah
karena semua itu  adalah pensuci bagi orang
rasa  takut  yang  bisa  merugikan  orang  lain yang arif dan bijaksana
seperti  mencuri,  merampok  dan  lain
sebagainya, namun rasa takut dimaksud adalah Berdasarkan  uraian  sloka  diatas  dapat
rasa takut akan sakit, takut akan kematian, takut diambil  bahwa kegiatan mengadakan upacara
menderita, dan masih banyak lagi. Ketakutan

57
Volume 1, No. 1, Juli 2017 ISSN :  2598­0203

yajnya (sesaji), berdana punia, dan tapa brata 2.2.    Kualitas Dana  Punia  Menurut  Kitab


adalah  yang  membuat  hidup  kita  tersucikan, Suci Hindu
maka jika hidup anda ingin suci beryajnyalah, Melaksanakan  Danapunia  adalah
bersedekahlah dan lakukan pengendalian diri merupakan  salah  satu  kegiatan  dharma  yang
tapa brata yoga samadi. Berdana punya dapat sangat  agung  dan  mulia,  karena  akan  dapat
melatih manusia untuk belajar menerima segala menumbuhkan  sifat­sifat  kedewaan  (daivi
sesuatu  dengan  ikhlas  dan  berbhakti  kepada sampad) di dalam lubuk hati. Namun perlu di
Tuhan. Jika melakukan dana punia atas nama maklumi  ,  bahwa  di  dalam  jaman  Kali Yuga
bhakti  kepada Tuhan,  maka Tuhan  pun  akan seperti  sekarang ini, dana punia tersebut sangat
memberikan  apa  yang  belum  kita  miliki  dan sulit dilaksanakan secara murni ,jujur,tulus,dan
melindungi apa yang sudah kita miliki, tentunya suci.  Seperti  di  ungkapkan  di  dalam  kitab
ini disesuaikan dengan karma kita, ketulusan Parasara Dharmasastra, bahwa di dalam jaman
kita. Berapapun uang yang didana puniakan jika Kali Yuga dana Punia itu dilaksanakan adalah
dengan keikhlasan maka akan diterima sebagai sebagai pengganti dari sebuah pelayanan, jadi
yajna  yajna  yang  utama. Dana  punya sangat bersifat pamrih. Namun hal ini bukanlah
harus tanpa  ketakutan,  tidak  ada  tekanan. berarti  bahwa  dijaman  ini,  sama  sekali  tidak
Dana jugadiperoleh dan diberikan dengan cara ada kegiatan berdana punia.
yang dibenarkan oleh sastra. Dana punya harus Kitab  Sarasamuscaya  menyebutkan,
diberikan  pada waktu  yang  tepat  (sebagian “Apan  ring  tribhuana,  yan  hana  meweh
orang percaya di purnama adalah sangat baik kagawayaniya, lena sangkeng dana, agong wi
untuk berdana punia). kang  trsna  ring  artha,  apan  ulihning
Swami  Wiwekananda  mengungkapkan kasakitanikang artha katemu.” Artinya, sebab
bangunlah  dan  beranilah  serta  menjadi  kuat. di  tiga  dunia  ini  tidak  ada  yang  lebih  sulit
Pikul semua tanggungjawab diatas pundakmu dilakukan  daripada  ber­dana  punia,  jika  ia
sendiri,  dan  ketahuilah  bahwa  kau  adalah sangat  terikat  hatinya  kepada  harta  benda,
pencipta  nasibmu  sendiri.  Terus  menerus karenanya bersakit­sakitlah ia dari harta benda
berpikir  kita  adalah  orang  berpenyakit,  tidak yang diperoleh itu.
akan  pernah  membawa  kesembuhan.  Yang Jaman  Kali  adalah  jaman  kegelapan/
dibutuhkan  adalah  obat.  Baik  di  Dunia  ini kebodohan.  Manusia  begitu  terikat  pada
maupun  dunia  keagamaan  mengakui  bahwa material dan lupa bahwa kebenaran sejati ada
ketakutan  adalah  sebab  utama  penyebab dalam  wilayah  spiritual.  Dana  punia
kemerosotan  dan  dosa.  Ketakutanlah  yang mengajarkan manusia untuk melihat kembali
membawa kematian, ketakutan menimbulkan bahwa kehidupan tidaklah semata­mata untuk
kejahatan. Apakah  yang  menyebabkan  rasa keperluan diri semata. Dengan berdana punia
takut itu. Kebodohan dan ketidaktahuan akan manusia mulai diajarkan untuk mengerti  dan
diri sendiri. Setiap orang dari kita adalah raja ikut merasakan penderitaan oranglain. Dengan
dari segala raja. Ketahuilah bahwa segala dosa mengerti  dan  ikut  merasakan  penderitaan
dan segala kejahatan dapat disimpulkan dengan oranglain  maka  manusia  mengembangkan
satu kata yaitu kelemahan. Adalah sifat lemah konsep penyatuan secara universal. Kesadaran
yang menjadi daya penggerak segala perbuatan akan penyatuan ini dalam ajaran agama Hindu
jahat. Adalah  sifat yang lemah  yang menjadi dikenal dengan tattwamasi. Kesadaran manusia
sumber  segala  kelobaab  dan  sifat  tamak akan terbangun dengan berdanapunia.
(Ragathananda, 2006:26). Selanjutnya  dalam  Slokantara
disebutkan,  “Tithau  dasagunam,  danam
grahane  satamewa  ca,kanyagate  sahasrani,

58
IMPLEMENTASI DANA PUNIA MENURUT...(Ketut Bali Sastrawan, 54­61)
anantam  yogantakale.” Artinya,  dana  punia kepada  Tuhan  Yang  Maha  Esa
yang  diberikan  di  bulan  purnama  dan  bulan (Rg.Vedha.I.15.9).
mati menyebaban sepuluh kali kebaikan yang Kitab suci Rg. Veda menyatakan sebagai
diterima, jika waktu gerhana membawa pahala berikut:  “Ajaran berdhana punia yang didasari
seratus kali, jika di hari suci sradha, pemujaan dengan  cara  bhakti  dan  rasa  cinta  kasih
kepada leluhur menjadi seribu kali lipat dan jika mempunyai suatu manfaat yang amat penting
dilakukan  di  akhir  yuga  (Zaman  Kali),  tak dalam  kehidupan  ini,  dan  semuanya  itu
terbatas pahala kebaikan yang diterimanya. hendaknya  diwujudkan  sebagai  amal  dalam
Begitu besar pahala yang diterima dengan beryajñya.”
berdana  punia  dijaman  Kali  samapi Konsep  beryadnya  pada  hakekatnya
digambarkan memiliki pahala tak terbatas. Hal adalah  mempersembahkan  sesuatu  dengan
ini sangat dimungkinkan karena Tuhan melihat tulus iklas tanpa mengharapkan imbalan. Orang
orang  baik  berdasarkan  prosentase  dari berdana  punia  harus  memahami  esensi  dari
kebaikan semua orang di Bumi. Ketika semua konsep  yadnya  tersebut.  Pemberian  yang
orang sudah tenggelam dalam kebodohan dan dilakukan  secara  tulus  iklas  tidak  pernah
keserakahan, maka Tuhan akan memilih yang mengharapkan imbalan apapun, bahkan untuk
terbaik  diantara  yang  terburuk.  Dalam  kisah pahala dari Idha Sang Hyang Widhipun tidak.
Mahabharata  ada  kisah  yang  menarik  untuk Tulus iklas adalah murni berasal dari hati yang
disimak  ketika  Balarama  bertanya  kepada paling dalam. Diibaratkan orangtua yang ingin
Krishna  kenapa  memilih  berpihak  pada anak­anaknya  hidup  bahagia,  maka  untuk
pandawa. Yudistira yang dikatakan perlambang mewujudkannya  orangtua  mengorbankan
Dharma malah mempertaruhkan keluarga dan banyak  hal.  Orangtua  bekerja  keras  tanpa
istrinya  di  meja  judi.  Bila  dijaman  kali  ada mengenal  waktu  dan  memberikan  hasil
manusia  yang  mempertaruhkan  saudara  dan kerjanya untuk anak­anaknya, dari memberikan
istrinya mungkin akan dikatakan sebagai orang makan  dengan  kualitas  maksimal,
yang sangat jahat. Bima dikatakan bodoh dan menyekolahkan, dan mengikuti tuntutan anak­
emosional. Arjuna yang paling cerdas memiliki anaknya tanpa mengharapkan hasil dikemudian
istri dimana­mana, hampir sama dengan Bima. hari. Kesuksesan anaknya ibarat hadian yang
Nakula dan Sahadewa tidak punya pendirian. begitu besar untuk orangtua, walaupun setelah
Krishna lalu menjawab diantara yang terburuk, anak­anaknya  sukses  belum  tentu  mengingat
pandawalah yang terbaik. orangtuanya.
Dalam  kitab  suci  Veda  ada  disebutkan Dana punia yang diharapkan adalah dana
juga  tentang  dana  punia  tersebut,  antara  lain punia  yang  dilakukan  seperti  orangtua  yang
sebagai  berikut:  semoga  kita  dapat memberikan sesuatu kepada anaknya. Orangtua
mengabdikan  diri  menjadi  instrument  Tuhan memberi tanpa mengharapkan pamrih dari apa
Yang  Maha  Esa  dan  dapat  membagikan yang telah diberikan. Pengambaran dana punia
keberuntungan kita kepada orang­orang miskin seperti  itu  tergambar  dalam  sloka Atharva
dan  mereka  yang  membutuhkan Vedha.III.24.5:  “Hendaknya bekerjalah kamu
(Rg.Vedha.I.15.8).  Hendaknya  mereka seperti  dengan  seratus  tanganmu  dan
memperoleh  kekayaan  dengan  kejujuran  dan mendermakan  hasilnya  dengan  seribu
dapat  memberikan  kekayaannya  itu  dengan tanganmu.  Bila  kamu  bekerja  dengan
kemurahan hati, mereka tentunya akan dihargai kesungguhan dan kejujuran, hasil yang diproleh
oleh  masyarakat.  Semogalah  mereka  tekun akan  berlimpah  ruah­beribu  kali.  Bagi  yang
bekerja dan meyakini kerja itu sebagai bhakti mendermakannya, sesuai dengan keperluannya,

59
Volume 1, No. 1, Juli 2017 ISSN :  2598­0203
Tuhan Yang Maha Esa akan menganugrahkan Apabila beliau berjanji akan memberikan jauh
rahmatnya”. lebih banyak dari apa yang didermakan manusia
Bekerja dengan seratus tanggan diartikan maka  itulah  yang  akan  terjadi.  Namun  perlu
bekerja dengan sangat giat dan tekun. Bekerja digaris bawahi bahwa ketika kita berdana punia
dengan dua tangan menghasilkan karya yang dengan  harapan  Tuhan  akan  mengembalikan
biasa­biasa  saja,  namun  bila  pekerjaan  itu lebih  banyak  dari  yang  kita  danakan,  itupun
dilakukan  dengan  seratus  tangan  maka  hasil bukan merupakan dana punia. Menyimak sloka
yang diperoleh akan menjadi luar biasa. Pekerja tersebut  tidak  boleh  menghilangkan  maksud
biasa hanya bekerja sesuai dengan bidangnya dan tujuan dari dana punia.
dan ketika tidak ada pekerjaan dia akan diam Daatavyam iti yad daanam
dan  bermalas­malasan.  Sedangkan  pekerja diyate ‘nupakaarine.
yang luar biasa akan bekerja secara professional desa kala ca paatre ca.
dalam bidanggnya dan menekuni bidang lain tad daanam saatvikam smrtam.
(Bhagavad Gita XVII.20)
yang masih ada hubungannya dengan profesi
Artinya:
yang  digelutinya.  Pekerja  professional  tidak
Dana punia yang diberikan dengan tulus ikhlas
akan  takut  untuk  bekerja  diluar  bidangnya dengan tidak mengharapkan hasilnya, diyakini
sepanjang tidak melanggar peraturan yang ada. sebagai kewajiban suci dan diberikan sesuai
Mendermakan hasil dengan seribu tangan dengan  aturan  setempat  (desa),  pada  waktu
artinya  hilangkan  semua  keraguan  dalam yang tepat (kala) dan diberikan kepada orang
berdana  punia.  Terlalu  banyak  pertimbangan yang tepat (patra). Pemberian yang demikian
seseorang ketika berdana punia adalah sebuah itu disebut Satvika Daana.
kesalahan.  Seseorang  berdana  punia  dengan
harapan akan dipilih dalam Pilkada.  Seseorang Satwika  dana  adalah  dana  punia  yang
berdana punia agar namanya dicatat di papan tepat sasaran dengan tujuan yang benar. Dana
penerimaan dana punia atau dibacakan dengan punia mesti memperhatikan aturan­aturan yang
pengeras suara. Hal­hal seperti ini jelas masih berlaku, memberikan di waktu di yang tepat,
mengharapkan pahala dari apa yang di danakan, dan  diberikan  kepada  orang  yang  tepat.  Bila
sehingga hal ini tidak bisa disebut dana punia. pemerintah melarang memberikan uang kepada
Dana punia memiliki tujuan sepenuhnya untuk pengemis,  sudah  seharusnya  masyarakat
membantu dan tidak ada hasil berupa hutang menaatinya. Alasan  berdana  punia  dengan
piutang antara pendana dan yang didanai. melanggar hukum tidaklah dibenarkan menurut
Sloka  Atharva  Vedha.III.15.6 agama.
menyebutkan: “berdermalah untuk tujuan yang Dalam  berdanapunia  harus  juga
baik dan jadikanlah kekayaanmu bermanfaat. diperhatikan  kondisi  dari  sang  pemberi.
Kekayaan yang didermakan untuk tujuan luhur Susastra Hindu tidak semua harta yang dipunyai
tidak  pernah  hilang.  Tuhan Yang  Maha  Esa diwajibkan  untuk  di  dana  puniakan.
memberikan  jauh  lebih  banyak  kepada  yang Sarasamuscaya sloka 261, 262, 263 dan dalam
mendermakan  kekayaan  untuk  kebaikan Ramayana sargah II bait 53, 34 disebutkan harta
bersama”. Berdarma haruslah memiliki tujuan yang  didapat  (hasil  guna  kaya)  hendaknya
yang baik karena kekayaan yang didermakan dibagi  tiga  yaitu  untuk  kepentingan  dharma
dengan  tujuan  yang  baik  tidak  akan  pernah 30%, Kama 30% dan harta (modal usaha) 40%
hilang. Disebutkan dalam sloka tersebut bahwa (Swastika, 2014). Harta yang diperoleh tidak
Tuhan akan memberikan jauh lebih banyak dari boleh sepenuhnya digunakan untuk memenuhi
apa yang kita dermakan. Tuhan memiliki sifat keperluan nafsu, namun tidak bijak juga bila
pengasih  dan  penyayang,  beliau  maha  jujur. setiap  harta  yang  kita  miliki  kita  puniakan.

60
IMPLEMENTASI DANA PUNIA MENURUT...(Ketut Bali Sastrawan, 54­61)

Dharma adalah kebutuhan rohani, menyisihkan III. PENUTUP
harta untuk kebutuhan rohani merupakan hal Kitab  suci  agama  Hindu  mengajarkan
yang  sangat  bijak.  Menyisihkan  30%  harta bahwa dana punia bukan hanya bisa dilakukan
untuk  keperluan  rohani  akan  membawa dengan hanya member harta, namun dapat juga
manusia  pada  ketenangan  jiwa.  Dana  Punia dilakukan dengan pemberian dengan hati yang
sebagai  wujud  dharma  mempunyai  peranan tulus  dan  ikhlas  walaupun  mengorbankan
penting dan haus serta wajib menjadi kenyataan perasaan  dan  punia  berupa  pemberian  dalam
dan dijalankan oleh semua umat sesuai dengan bentuk  jiwa  raga.  Dana  punia  juga  diartikan
keberadaan  dan  kemampuan  masing­masing, pemberian untuk melenyapkan rasa takut.
seperti diamanatkan dalam Wrhaspati Tattwa Danapunia  yang  terbaik  dilakukan
26, yakni Sila­tingkah laku yang baik, Yadnya­ dengan  rasa  tulus  iklas  dan  tanpa  pamrih.
pengorbanan  suci,  Tapa­pengendalian  diri, Satwika  dana  adalah  dana  punia  yang  tepat
Dana­pemberian,  Prawjya­menambah  ilmu sasaran dengan tujuan yang benar. Dana punia
pengetahuan suci, Diksa­penyucian diri/dwijati, mesti  memperhatikan  aturan­aturan  yang
dan  Yoga­hubungan  dengan  Tuhan.  Karena berlaku, memberikan di waktu di yang tepat,
itulah  setiap  umat  wajib  secara  utuh  dapat dan diberikan kepada orang yang tepat.
mengamalkan ajaran dharma agama tersebut.
Tujuan  pokok  dan  ajaran  dana  punia DAFTAR PUSTAKA
adalah  untuk  menumbuhkembangkan  sikap
mental  yang  tulus  pada  diri  pribadi  umat Arwati,  Ni  Made  Sri,  2003. Manusa  Yadnya
manusia dalam melaksanakan ajaran Wairagya, (Upacara Bayi Lahir Sampai Ngotonin).
yaitu ketidak terikatan (keikhlasan) pada diri Denpasar : Pemerintah Propinsi Bali.
seseorang. Di masyarakat, ajaran atau tindakan Ngurah, I Gst Made. 1999. Buku Pendidikan
dana  punia  umumnya  dalam  wujud  materi Agama  Hindu  untuk  Perguruan  Tinggi.
berupa  benda­uang.  Namungguhnya  un Paramita: Surabaya.
setidaklah  demikian  adanya.  Di  atas  telah Juliana, Pande. 2014. Melakukan Dana Punia
disinggung  beberapa  wujud  dana  punia Bentuk  Kegiatan  Dharma.  http://
dimaksud. Disebutkan, dengan ber­dana punia pandejuliana.wordpress.com/2014/02/06/
akan  memberikan  jalan  bagi  umat  manusia melakukan­dana­punia­adalah­
mencapai kesempurnaan hidup dan tidak terikat merupakan­salah­satu­kegiatan­dharma.
akan duniawi, karena apa yang mereka punyai Diakses tanggal 1­12­2014.
akan terselamatkan serta menjadikan orang lain Raghatananda  Swami.  2014.  Suara
sebagai penampung suatu kelebihan dalam hal Kebangkitan.  PT  One  Earth  Media:
kebendaan yang dipunyai seseorang, sehingga Jakarta.
disini terjadi pemerataan dalam keadilan.  Dana Sudharta, Cok Rai, 2006. Manusia Hindu dari
Punia juga mengajarkan umat manusia peduli Kandungan  Sampai  Perkawinan.
dengan sesame. Hal ini  sesuai dengan ajaran Denpasar : Yayasan Dharma Naradha.
Tat Twam Asi  yang  memandang  orang  sama Sura, I Gede dan Musna I Wayan. 1993. Materi
dan sebagai bagian dari diri sendiri, terutama Pokok Weda. Jakarta : Direktoral Jenderal
saat memerlukan pertolongan, sehingga akan Bimbingan Masyarakat Hindu dan Budha
memberikan serta menimbulkan kebahagiaan dan Universitas Terbuka.
hidup yang sejati, seperti diamanatkan dalam Surayin, Ida Ayu Putu, 2004. Seri IV Upakara
kitab suci Veda, yaitu Vasudhaivakutumbakam, Yajna,  Manusa  Yajna.  Surabaya  :
semua makhluk adalah bersaudara. Paramita.

61

Anda mungkin juga menyukai