1, No. 1, Juli 2017 ISSN : 25980203
IMPLEMENTASI DANA PUNIA MENURUT
AJARAN AGAMA HINDU
Oleh Ketut Bali Sastrawan
Dosen Sekolah Tinggi Agama Hindu Negeri Mpu Kuturan Singaraja
ABSTRACT
Hinduism has a doctrine that guides its people to always exist in the way of dharma in
living life. Religious teachings that although very old, but still relevant to the development of the
era. Kaliyuga said that the role of punia fund is very important in religious life. Dana punia is
said to be the culmination of religious life. The Hindu scriptures teach that punia funds can not
only be done with only the members of the treasures, but can also be done with a gift with a
sincere heart and sincerity despite sacrificing feelings and punia in the form of gift in the form
of body and soul. Dana punia also means giving to eliminate fear.
Keywords: Implementation, Dana Punia, Hindu
I. PENDAHULUAN
Agama Hindu memiliki ajaran yang Jnana. Upacara Yadnya pada zaman Dwapara.
menuntun umatnya untuk selalu ada di jalan Sedangkan pada zaman Kaliyuga puncak
dharma dalam menjalani kehidupan. Ajaran keagamaan dilakukan dengan dana punia. Dana
agama yang walaupun sudah sangat lama, punia selama ini diwujudkan masyarakat
namun tetap relevan dengan perkembangan dengan mengaturkan sejumlah uang ke Pura
jaman. Dijaman Kaliyuga dikatakan peran dana yang di tujukan untuk pelaksanaan upacara
punia sangatlah penting dalam kehidupan yadnya maupun pembangunan Pura.
beragama. Dana punia dikatakan merupakan Pertanyaan muncul apakan pelaksanaan dana
puncak dari kehidupan beragama, yang punia hanya bisa dilakukan dengan
ditunjukkan oleh kitab Manawa Dharmasastra menggunakan uang? Lalu apakah orang yang
seperti diuraikan dibawah ini. tidak punya uang tidak bisa melakukan dana
Tapah para, kerta yuge. punia? Bagaimana mengukur kualitas dana
Tretayam jnana mucyate punia seseorang? Makalah ini diharapkan akan
Dvapare yadnyavaivahur.
dapat menjawab beberapa pertanyaan tersebut,
Daana mekam kali yuge.
agar keraguan umat dengan tingkat ekonomi
(Manawa Dharmasastra I.86)
Terjemahannya: yang berbeda dapat melaksanakan dana punia
Pada zaman Kerta puncak beragama dengan berlandaskan kitab suci yang diyakininya.
Tapa. Pada Zaman Treta dengan Jnyana.
Upacara Yadnya pada zaman Dwapara. II. PEMBAHASAN
Sedangkan pada zaman Kaliyuga dengan Dana 2.1. Bentuk Dana Punia Berdasarkan Kitab
Punia. Suci Hindu.
DakciGâ vatâm id imâni citra
Manawa Dharma Sastra seperti dikutip DakciGâ vatâm divi sûryâsa%
diatas menjelaskan bahwa pada zaman Kerta DakciGâ vanto am[taA bhajante
Yuga puncak keagamaan Hindu adalah dengan DakciGâ vata% pra tiranta âyu%
tapa. Pada zaman Treta Yuga dilakukan dengan
54
IMPLEMENTASI DANA PUNIA MENURUT...(Ketut Bali Sastrawan, 5461)
Terjemahannya: dengan baik, memakai kemurahan hati sebagai
Hadiah luar biasa ini adalah bagi mereka yang bajubaja (pelindung diri).
memberikan amal saleh. Bagi para penderma
amal, matahari bersinar di surga, mereka Pemberian bersifat persembahan
mendapatkan keabadian dan memperpanjang menghasilkan kudakuda, sapi betina, perak
kehidupan duniawinya. (Zgveda I.125.6) dan emas, hal ini dapat diartikan bahwa segala
Dana punia menurut ajaran agama Hindu bentuk pemberian apabila dijadikan sebuah
merupakan prilaku mulia yang akan persembahan (diserahkan dengan tulus iklas)
memberikan pahala luar biasa bagi yang justru akan menghasilkan harta yang lebih
melakukannya. Disebutkan dalam regveda banyak. Kuda dan sapi betina merupakan harta
seperti dijelaskan diatas “Hadiah luar biasa ini utama dijaman dahulu, apalagi disertai dengan
adalah bagi mereka yang memberikan amal perak dan emas yang merupakan harta berharga.
saleh. Bagi para penderma amal, matahari Berdana punia tidak melahirkan kemiskinan,
bersinar di surga, mereka mendapatkan malah membuat ia yang senang berdana punia
keabadian dan memperpanjang kehidupan menjadi lebih kaya, oleh karena itu berdana
duniawinya.” Tuhan yang maha pengasih punia hendaknya dilakukan dengan penuh
sangat menyayangi mereka yang berderma, kesenangan. Kitab Sang Hyang Kamayanikan
bahkan digambarkan cahaya matahari dari menjelaskan tentang jenisjenis dana punia
Surga akan bersinar untuk mereka yang suka sebagai berikut: (1) Dana yaitu pemberian
berderma. Keabadian dan umur panjangpun berupa harta benda kepada orang yang
dijanjikan bagi mereka yang memberikan amal membutuhkan. (2) Atidana yaitu pemberian
saleh. Begitu besarnya pahala yang akan dengan hati yang tulus dan ikhlas walaupun
diterima mereka yang senang beramal saleh, mengorbankan perasaan dan (3) Mutidana yaitu
sudah sepantasnya unat Hindu melaksanakan punia berupa pemberian dalam bentuk jiwa raga
amal saleh di dunia ini. Dengan amal saleh, (Andiyogi, 2012:12).
cahaya matahari dari sorga akan menyinari, amatsarryam budhah prahurdanam
dalam pengertian dengan beramal saleh, maka dharama ca samyamam’
kita bisa melihat tandatanda tentang arah avasthitena nityam hi tyage tyasadyate
mencapai sorga. Tinggal mengikuti cahaya subham “
tersebut, maka manusia akan sampai ke sorga. Terjemahannya:
Persembahan yang diberikan hendaknya Adapun yang disebut dana punia adalah
didasari rasa tulus dan iklas. Persembahan yang nasehat (wejangan) para pandita, sifat yang
dipersembahkan dengan rasa tulus iklas, akan tidak dengki, taat melakukan Dharma, sebab
bila semua itu dilakukan dengan tekun, ia akan
membawa kesejahtraan bagi yang
memperoleh keselamatan sebagai pahala dan
mempersembahkan. Hal ini digambarkan
dana punia.
dalam Rgveda, I.52. seperti diuraikan berikut (Sarasamuccaya 170)
ini.
DakciGâúvaA dakciGâ gâA dadâti dakciGâ
Dana punia pada intinya bukan hanya
candram uta yad hiraGyam, dakciGâ-annaA
berbentuk persembahan berupa harta kekayaan
vanute yo na âtmâ dakciGâA varma k[Gute
vijânan saja. Namun secara lebih luas, dana punia itu
Terjemahan: dapat berupa nasehat (wejangan) para pandita,
Pemberian yang bersifat persembahan sifat yang tidak dengki, taat melakukan
menghasilkan kudakuda, sapi betina, perak Dharma. Bagi seorang guru spiritual, tentunya
dan emas. Ia menghasilkan padipadian yang harta bukanlah sesuatu yang dimiliki secara
berlimpah. Jiwa kita yang mengetahui itu berlebihan. Seorang yang menekuni spiritual,
55
Volume 1, No. 1, Juli 2017 ISSN : 25980203
tidak akan mementingkan harta benda dalam arse hi mahati trsna sa ca krcchrena
kehidupannya. Oleh karena ketiadaan harta, labhyate “
bukan berarti para guru spiritual tidak bisa Terjemahannya:
berdana punia, karena wejangan yang diberikan Sebab di dunia tiga ini tidak ada yang lebih
sulit dilakukan daripada berdanapunya
lebih utama dari harta apapun. Wejangan yang
(bersedekah ), umumnya sangat besar
diberikan oleh seorang guru spiritual akan dapat
terlekatnya hati kepada harta benda, karena
mengangkat seseorang menjadi individu yang dari usaha bersakit – sakitlah harta benda itu
lebih baik. Bagitu pula orang yang sedang diperoleh.
berbuat dharma, menurut kitab Sarasamuscaya Dana punia bagi mereka yang tidak iklas
juga merupakan sebuah dana punia. Ia yang akan menjadi sesuatu yang sangat berat. Harta
berbuat dharma memberikan perasaan nyaman yang dimiliki dianggap sepenuhnya menjadi
kepada setiap orang. Perasaan nyaman miliknya, namun perlu dipahami bahwa dana
merupakan harta yang sangat berharga. Bila punia merupakan sarana untuk menyucikan
dibandingkan disebuah tempat ada orangorang setiap harta yang didapatkan. Bagi seseorang
jahat, walaupun punya banyak harta akan lebih yang mencari harta sebanyakbanyaknya,
baik disebuah tempat yang tidak ada orang jahat semua hatanya bisa menjadi suci apabila
walaupun masyarakatnya hidup serba didermakan. Begitu pula sebaliknya, apabila
berkecukupan. harta yang didapatkan walaupun dengan cara
danena bhogi bhavati medhavi yang tidak baik, tapi kalau tidak diderakan
vrddhasevaya,
justru bisa menggiringnya kejurang neraka.
ahinsaya ca dirghayuriti prahurmanisinah
triswapye tesu dattam hi widhina apyarjitam
Terjemahannya:
dhanam,
Maka hasil pemberian dana punia melimpah
datur bhawatyan arthaya paratra daturewa
limpah adalah diperolehnya berbagai
ca.
kenikmatan dunia lain (sesudah mati), akan
Terjemahannya:
pahala pengabdian kepada orang tua adalah
Walaupun harta itu dperoleh sesuai menurut
diperolehnya hikmah kebijaksanaan yaitu
hukum (dharrna) tetapi bila tidak didermakan
kewaspadaan dan kesadaran, sedangkan
(disedekahkan/diamalkan) kepada yang layak,
pahala dan ahimsa karma ialah panjang usia,
akan terbenam ke kawah neraka.
demikianlah sabda Maha Yogi (Bhatara).
Manawadharmasastra IV. 193
Sarasamuccaya 171
Dana Punia dimaksudkan bukan hanya
Setiap pemeberian dana punia yang
mengorbankan harta benda kepada orang yang
diberikan, akan berdampak pada hasil
membutuhkan, namun juga bisa dilakukan
memberikan pengaruh berupa hasil yang
dengan memberikan hati yang dalam hal ini
berbedabeda. Hasil pemberian dana punia
bisa diartikan keiklasan dalam membantu orang
melimpahlimpah adalah diperolehnya
lain yang membutuhkan. Berkarma yang
berbagai kenikmatan dunia lain (sesudah mati),
dilakukan dengan hati tulus iklas dapat
akan pahala pengabdian kepada orang tua
digolongkan atidana, begitujuga memaafkan
adalah diperolehnya hikmah kebijaksanaan
oranglain yang kadang sangat sulit diterima
yaitu kewaspadaan dan kesadaran, sedangkan
oleh akal pikiran, namun bila dilakukan dengan
pahala dan ahimsa karma ialah panjang usia.
keiklasan hati dapat digolongkan atidana.
Memang hasil yang dimaksud tidak harus
Memaafkan orang yang bersalah memang
seperti apa yang diuraikan dalam kitab suci,
merupakan perbuatan yang sulit, apalagi
sebab untuk mengetahui maksudnya, kitab suci
kesalahan yang dilakukan berulangkali dan
harus ditafsirkan terlebih dahulu.
tidak memiliki tandatanda akan berhenti. Akan
na danadduskaratam trisu lokesu vidyate,
56
IMPLEMENTASI DANA PUNIA MENURUT...(Ketut Bali Sastrawan, 5461)
sangat berat memaafkan orang yang menyakiti dapat membuat seseorang menjadi terkerdilkan,
hati seseorang, dan belum tentu dengan bekerja tanpa motivasi, dan hidup penuh rasa
dimaafkan orang tersebut akan mau berubah. waswas. Apabila ketakutan memuncak dapat
Atidana tidak mengenal batasan dalam menggangu jiwa seseorang, pikirannya menjadi
memaafkan. Memaafkan tidak mesti diucapkan kacau dan hidup dengan penderitaan. Abhaya
pada orang yang bersalah pada seseorang yang dana dilakukan oleh mereka yang bisa
melakukan atidana. Memaafkan cukup menghilangkan ketakutan yang dialami
dilakukan dengan tidak memperpanjang seseorang. Seorang pemimpin yang sedang
masalah dan tidak punya keinginan balas berusaha membuat rasa nyaman rakyatnya dari
dendam. Rasa kasih akan berkembang pada rasa takut bisa dikatakan melakukan abhaya
orang yang dihujat berulangulang namun tidak dana. Kelaparan, wabah penyakit, kemiskinan
membalas. Orangorang besar seperti adalah contoh ketakutan yang sering ada
Mahattma Gandhi memiliki banyak sekali dimasyarakat. Untuk menyawab ketakutan ini,
orang yang membenci namun Mahatma Gandhi pemerintah akan melakukan langkatlangkah
tidak pernah membenci siapapun. nyata seperti berusaha memenuhi kebutuhan
Mutidana yaitu pemberian dalam bentuk pangan rakyatnya, menjaminsanitasi yang baik
jiwa raga. Pada zaman dahulu golongan ksartia dan menyediakan rumah sakit yang memadai,
melakukan mutidana dengan melindungi menyediakan lapangan pekerjaan dan masih
masyarakat yang lemah. Mutidana diwujudkan banyak lagi yang bisa dilakukan pemerintah
dengan keberanian mengorbankan diri untuk untuk menghilangkan ketakutan raktyatnya.
melindungi masyarakat yang tertindas. Dijaman Setiap orang bisa menjadi mortivator bagi
sekarang mutidana dapat dilakukan dengan orang lain untuk menghilangkan ketakutannya,
meluangkan waktu untuk melakukan aktifitas namun sebelum memberi motivator kepada
sosial yang dapat membantu orang lain yang orang lain sangat penting baginya untuk
membutuhkan. Orang yang tertimpa bencana membersihkan diri terlebih dahulu dengan
terkadang tidak hanya memerlukan dukungan mengamalkan ajaranajaran agama. Abhaya
dana, namun juga memerlukan dukungan moril. dana dapat dilakukan oleh siapa saja, kepada
Seseorang pekerja sosial yang datang siapa saja.
memberikan seluruh waktunya untuk Dalam Bhagavadgita XVIII.5,
membantu, baik menyediakan makanan, menguraikan bahwa kegiatan beryadnya
memberikan motivasi maupun kegiatan lain janganlah samapai dihilangkan, seperti
tanpa digaji dapat digolongkan melakukan diuraikan berikut ini.
mutidana. Yajna dana tapa karma
Kitab Sarasamuscaya sloka 180 Na tyajam karyam eva tat
dinyatakan lebih utama melakukan abhaya Yajna danam tapas caiva
daana daripada sarwa daana. Abhya dana Pavanam manisinam
adalah pemberian untuk melenyapkan rasa Terjemahannya:
takut sedangkan sarwa dana artinya pemberian Kegiatan beryajna, berdana punya, tapa brata
yoga samadi jangan dihilangkan atau
berupa harta benda. Perlu digaris bawahi disini
ditinggalkan, melainkan harus dilaksanakan,
yang dimaksudkan rasa takut disana bukanlah
karena semua itu adalah pensuci bagi orang
rasa takut yang bisa merugikan orang lain yang arif dan bijaksana
seperti mencuri, merampok dan lain
sebagainya, namun rasa takut dimaksud adalah Berdasarkan uraian sloka diatas dapat
rasa takut akan sakit, takut akan kematian, takut diambil bahwa kegiatan mengadakan upacara
menderita, dan masih banyak lagi. Ketakutan
57
Volume 1, No. 1, Juli 2017 ISSN : 25980203
58
IMPLEMENTASI DANA PUNIA MENURUT...(Ketut Bali Sastrawan, 5461)
anantam yogantakale.” Artinya, dana punia kepada Tuhan Yang Maha Esa
yang diberikan di bulan purnama dan bulan (Rg.Vedha.I.15.9).
mati menyebaban sepuluh kali kebaikan yang Kitab suci Rg. Veda menyatakan sebagai
diterima, jika waktu gerhana membawa pahala berikut: “Ajaran berdhana punia yang didasari
seratus kali, jika di hari suci sradha, pemujaan dengan cara bhakti dan rasa cinta kasih
kepada leluhur menjadi seribu kali lipat dan jika mempunyai suatu manfaat yang amat penting
dilakukan di akhir yuga (Zaman Kali), tak dalam kehidupan ini, dan semuanya itu
terbatas pahala kebaikan yang diterimanya. hendaknya diwujudkan sebagai amal dalam
Begitu besar pahala yang diterima dengan beryajñya.”
berdana punia dijaman Kali samapi Konsep beryadnya pada hakekatnya
digambarkan memiliki pahala tak terbatas. Hal adalah mempersembahkan sesuatu dengan
ini sangat dimungkinkan karena Tuhan melihat tulus iklas tanpa mengharapkan imbalan. Orang
orang baik berdasarkan prosentase dari berdana punia harus memahami esensi dari
kebaikan semua orang di Bumi. Ketika semua konsep yadnya tersebut. Pemberian yang
orang sudah tenggelam dalam kebodohan dan dilakukan secara tulus iklas tidak pernah
keserakahan, maka Tuhan akan memilih yang mengharapkan imbalan apapun, bahkan untuk
terbaik diantara yang terburuk. Dalam kisah pahala dari Idha Sang Hyang Widhipun tidak.
Mahabharata ada kisah yang menarik untuk Tulus iklas adalah murni berasal dari hati yang
disimak ketika Balarama bertanya kepada paling dalam. Diibaratkan orangtua yang ingin
Krishna kenapa memilih berpihak pada anakanaknya hidup bahagia, maka untuk
pandawa. Yudistira yang dikatakan perlambang mewujudkannya orangtua mengorbankan
Dharma malah mempertaruhkan keluarga dan banyak hal. Orangtua bekerja keras tanpa
istrinya di meja judi. Bila dijaman kali ada mengenal waktu dan memberikan hasil
manusia yang mempertaruhkan saudara dan kerjanya untuk anakanaknya, dari memberikan
istrinya mungkin akan dikatakan sebagai orang makan dengan kualitas maksimal,
yang sangat jahat. Bima dikatakan bodoh dan menyekolahkan, dan mengikuti tuntutan anak
emosional. Arjuna yang paling cerdas memiliki anaknya tanpa mengharapkan hasil dikemudian
istri dimanamana, hampir sama dengan Bima. hari. Kesuksesan anaknya ibarat hadian yang
Nakula dan Sahadewa tidak punya pendirian. begitu besar untuk orangtua, walaupun setelah
Krishna lalu menjawab diantara yang terburuk, anakanaknya sukses belum tentu mengingat
pandawalah yang terbaik. orangtuanya.
Dalam kitab suci Veda ada disebutkan Dana punia yang diharapkan adalah dana
juga tentang dana punia tersebut, antara lain punia yang dilakukan seperti orangtua yang
sebagai berikut: semoga kita dapat memberikan sesuatu kepada anaknya. Orangtua
mengabdikan diri menjadi instrument Tuhan memberi tanpa mengharapkan pamrih dari apa
Yang Maha Esa dan dapat membagikan yang telah diberikan. Pengambaran dana punia
keberuntungan kita kepada orangorang miskin seperti itu tergambar dalam sloka Atharva
dan mereka yang membutuhkan Vedha.III.24.5: “Hendaknya bekerjalah kamu
(Rg.Vedha.I.15.8). Hendaknya mereka seperti dengan seratus tanganmu dan
memperoleh kekayaan dengan kejujuran dan mendermakan hasilnya dengan seribu
dapat memberikan kekayaannya itu dengan tanganmu. Bila kamu bekerja dengan
kemurahan hati, mereka tentunya akan dihargai kesungguhan dan kejujuran, hasil yang diproleh
oleh masyarakat. Semogalah mereka tekun akan berlimpah ruahberibu kali. Bagi yang
bekerja dan meyakini kerja itu sebagai bhakti mendermakannya, sesuai dengan keperluannya,
59
Volume 1, No. 1, Juli 2017 ISSN : 25980203
Tuhan Yang Maha Esa akan menganugrahkan Apabila beliau berjanji akan memberikan jauh
rahmatnya”. lebih banyak dari apa yang didermakan manusia
Bekerja dengan seratus tanggan diartikan maka itulah yang akan terjadi. Namun perlu
bekerja dengan sangat giat dan tekun. Bekerja digaris bawahi bahwa ketika kita berdana punia
dengan dua tangan menghasilkan karya yang dengan harapan Tuhan akan mengembalikan
biasabiasa saja, namun bila pekerjaan itu lebih banyak dari yang kita danakan, itupun
dilakukan dengan seratus tangan maka hasil bukan merupakan dana punia. Menyimak sloka
yang diperoleh akan menjadi luar biasa. Pekerja tersebut tidak boleh menghilangkan maksud
biasa hanya bekerja sesuai dengan bidangnya dan tujuan dari dana punia.
dan ketika tidak ada pekerjaan dia akan diam Daatavyam iti yad daanam
dan bermalasmalasan. Sedangkan pekerja diyate ‘nupakaarine.
yang luar biasa akan bekerja secara professional desa kala ca paatre ca.
dalam bidanggnya dan menekuni bidang lain tad daanam saatvikam smrtam.
(Bhagavad Gita XVII.20)
yang masih ada hubungannya dengan profesi
Artinya:
yang digelutinya. Pekerja professional tidak
Dana punia yang diberikan dengan tulus ikhlas
akan takut untuk bekerja diluar bidangnya dengan tidak mengharapkan hasilnya, diyakini
sepanjang tidak melanggar peraturan yang ada. sebagai kewajiban suci dan diberikan sesuai
Mendermakan hasil dengan seribu tangan dengan aturan setempat (desa), pada waktu
artinya hilangkan semua keraguan dalam yang tepat (kala) dan diberikan kepada orang
berdana punia. Terlalu banyak pertimbangan yang tepat (patra). Pemberian yang demikian
seseorang ketika berdana punia adalah sebuah itu disebut Satvika Daana.
kesalahan. Seseorang berdana punia dengan
harapan akan dipilih dalam Pilkada. Seseorang Satwika dana adalah dana punia yang
berdana punia agar namanya dicatat di papan tepat sasaran dengan tujuan yang benar. Dana
penerimaan dana punia atau dibacakan dengan punia mesti memperhatikan aturanaturan yang
pengeras suara. Halhal seperti ini jelas masih berlaku, memberikan di waktu di yang tepat,
mengharapkan pahala dari apa yang di danakan, dan diberikan kepada orang yang tepat. Bila
sehingga hal ini tidak bisa disebut dana punia. pemerintah melarang memberikan uang kepada
Dana punia memiliki tujuan sepenuhnya untuk pengemis, sudah seharusnya masyarakat
membantu dan tidak ada hasil berupa hutang menaatinya. Alasan berdana punia dengan
piutang antara pendana dan yang didanai. melanggar hukum tidaklah dibenarkan menurut
Sloka Atharva Vedha.III.15.6 agama.
menyebutkan: “berdermalah untuk tujuan yang Dalam berdanapunia harus juga
baik dan jadikanlah kekayaanmu bermanfaat. diperhatikan kondisi dari sang pemberi.
Kekayaan yang didermakan untuk tujuan luhur Susastra Hindu tidak semua harta yang dipunyai
tidak pernah hilang. Tuhan Yang Maha Esa diwajibkan untuk di dana puniakan.
memberikan jauh lebih banyak kepada yang Sarasamuscaya sloka 261, 262, 263 dan dalam
mendermakan kekayaan untuk kebaikan Ramayana sargah II bait 53, 34 disebutkan harta
bersama”. Berdarma haruslah memiliki tujuan yang didapat (hasil guna kaya) hendaknya
yang baik karena kekayaan yang didermakan dibagi tiga yaitu untuk kepentingan dharma
dengan tujuan yang baik tidak akan pernah 30%, Kama 30% dan harta (modal usaha) 40%
hilang. Disebutkan dalam sloka tersebut bahwa (Swastika, 2014). Harta yang diperoleh tidak
Tuhan akan memberikan jauh lebih banyak dari boleh sepenuhnya digunakan untuk memenuhi
apa yang kita dermakan. Tuhan memiliki sifat keperluan nafsu, namun tidak bijak juga bila
pengasih dan penyayang, beliau maha jujur. setiap harta yang kita miliki kita puniakan.
60
IMPLEMENTASI DANA PUNIA MENURUT...(Ketut Bali Sastrawan, 5461)
Dharma adalah kebutuhan rohani, menyisihkan III. PENUTUP
harta untuk kebutuhan rohani merupakan hal Kitab suci agama Hindu mengajarkan
yang sangat bijak. Menyisihkan 30% harta bahwa dana punia bukan hanya bisa dilakukan
untuk keperluan rohani akan membawa dengan hanya member harta, namun dapat juga
manusia pada ketenangan jiwa. Dana Punia dilakukan dengan pemberian dengan hati yang
sebagai wujud dharma mempunyai peranan tulus dan ikhlas walaupun mengorbankan
penting dan haus serta wajib menjadi kenyataan perasaan dan punia berupa pemberian dalam
dan dijalankan oleh semua umat sesuai dengan bentuk jiwa raga. Dana punia juga diartikan
keberadaan dan kemampuan masingmasing, pemberian untuk melenyapkan rasa takut.
seperti diamanatkan dalam Wrhaspati Tattwa Danapunia yang terbaik dilakukan
26, yakni Silatingkah laku yang baik, Yadnya dengan rasa tulus iklas dan tanpa pamrih.
pengorbanan suci, Tapapengendalian diri, Satwika dana adalah dana punia yang tepat
Danapemberian, Prawjyamenambah ilmu sasaran dengan tujuan yang benar. Dana punia
pengetahuan suci, Diksapenyucian diri/dwijati, mesti memperhatikan aturanaturan yang
dan Yogahubungan dengan Tuhan. Karena berlaku, memberikan di waktu di yang tepat,
itulah setiap umat wajib secara utuh dapat dan diberikan kepada orang yang tepat.
mengamalkan ajaran dharma agama tersebut.
Tujuan pokok dan ajaran dana punia DAFTAR PUSTAKA
adalah untuk menumbuhkembangkan sikap
mental yang tulus pada diri pribadi umat Arwati, Ni Made Sri, 2003. Manusa Yadnya
manusia dalam melaksanakan ajaran Wairagya, (Upacara Bayi Lahir Sampai Ngotonin).
yaitu ketidak terikatan (keikhlasan) pada diri Denpasar : Pemerintah Propinsi Bali.
seseorang. Di masyarakat, ajaran atau tindakan Ngurah, I Gst Made. 1999. Buku Pendidikan
dana punia umumnya dalam wujud materi Agama Hindu untuk Perguruan Tinggi.
berupa bendauang. Namungguhnya un Paramita: Surabaya.
setidaklah demikian adanya. Di atas telah Juliana, Pande. 2014. Melakukan Dana Punia
disinggung beberapa wujud dana punia Bentuk Kegiatan Dharma. http://
dimaksud. Disebutkan, dengan berdana punia pandejuliana.wordpress.com/2014/02/06/
akan memberikan jalan bagi umat manusia melakukandanapuniaadalah
mencapai kesempurnaan hidup dan tidak terikat merupakansalahsatukegiatandharma.
akan duniawi, karena apa yang mereka punyai Diakses tanggal 1122014.
akan terselamatkan serta menjadikan orang lain Raghatananda Swami. 2014. Suara
sebagai penampung suatu kelebihan dalam hal Kebangkitan. PT One Earth Media:
kebendaan yang dipunyai seseorang, sehingga Jakarta.
disini terjadi pemerataan dalam keadilan. Dana Sudharta, Cok Rai, 2006. Manusia Hindu dari
Punia juga mengajarkan umat manusia peduli Kandungan Sampai Perkawinan.
dengan sesame. Hal ini sesuai dengan ajaran Denpasar : Yayasan Dharma Naradha.
Tat Twam Asi yang memandang orang sama Sura, I Gede dan Musna I Wayan. 1993. Materi
dan sebagai bagian dari diri sendiri, terutama Pokok Weda. Jakarta : Direktoral Jenderal
saat memerlukan pertolongan, sehingga akan Bimbingan Masyarakat Hindu dan Budha
memberikan serta menimbulkan kebahagiaan dan Universitas Terbuka.
hidup yang sejati, seperti diamanatkan dalam Surayin, Ida Ayu Putu, 2004. Seri IV Upakara
kitab suci Veda, yaitu Vasudhaivakutumbakam, Yajna, Manusa Yajna. Surabaya :
semua makhluk adalah bersaudara. Paramita.
61