TINJAUAN PUSTAKA
A. Skizofrenia
1. Definisi
menyebabkan timbulnya pikiran, persepsi, emosi, gerakan, perilaku yang aneh dan
Hawari (2018), dimana skizofrenia berasal dari dua kata “Skizo” yang artinya
retak atau pecah (spilt), dan “frenia” yang artinya jiwa. Dengan demikian
diungkapkan oleh Direja (2016) bahwa skizofrenia adalah suatu bentuk psikosa
fungsional dengan gangguan utama pada proses pikir serta disharmoni (keretakan,
perpecahan) antara proses pikir, afek atau emosi, kemauan dan psikomotor
(dua) kelompok yaitu gejala positif dan gejala negatif. Selengkapnya seperti pada
uraian berikut:
1) Delusi atau waham, yaitu suatu keyakinan yang tidak rasional (tidak masuk
akal). Meskipun telah dibuktikan secara obyektif bahwa keyakinan itu tidak
3) Kekacauan alam pikir, yang dapat dilihat dari isi pembicaraannya. Misalnya
kekerasan.
5) Merasa dirinya “orang besar”, merasa serba mampu, serba hebat dan
sejenisnya.
8
1) Alam perasaan (affect) “tumpul” dan “mendatar”. Gambaran alam perasaan ini
2) Isolasi sosial atau mengasingkan diri (withdrawn) tidak mau bergaul atau
3. Pemeriksaan penunjang
a. Neuropatologi
b. Pemeriksaan neuropsikologik
adanya gangguan fungsi kognitif umum danmengetahui secara rinci pola defisit
yang terjadi.
9
2) Test psikologis ini juga bertujuan untuk menilai fungsi yang ditampilkan oleh
c. CT scan:
d. MRI
anterior horn pada ventrikel lateral). Capping ini merupakan predileksi untuk
hipokampus.
e. EEG
10
f. PET (Positron Emission Tomography)
2) Metabolisme O2
4) Up take I.123 sangat menurun pada regional parietal, hasil ini sangat
berkorelasi dengan kelainan fungsi kognisi danselalu dan sesuai dengan hasil
ini berkolerasi dengan tingkat kerusakan fungsional dan defisit kogitif. Kedua
h. Laboratorium darah
penyakit demensia lainnya seperti pemeriksaan darah rutin, B12, Calsium, Posfor,
BSE, fungsi renal dan hepar, tiroid, asam folat, serologi sifilis, skreening antibody
4. Penatalaksanaan
sebagai berikut:
a. Farmakoterapi
11
tergantung pada fase penyakit apakah akut atau kronis. Fase akut biasanya
ditandai oleh gejala psikotik (yang baru dialami atau yang kambuh) yang perlu
segera diatasi. Tujuan pengobatan disini adalah mengurangi gejala psikotik yang
parah. Dengan fenotiazin biasanya waham dan halusinasi hilang dalam waktu 2-3
minggu. Biarpun tetap masih ada waham dan halusinasi, pasien tidak begitu
terpengaruh lagi dan menjadi lebih kooperatif, mau ikut serta dalam kegiatan
skizofrenia simplex efeknya mengecewakan, bila gejala hanya ringan lantas diberi
komunikasi interpersonal.
1. Pengertian
fisik, emosi dan/atau seksual pada diri sendiri atau orang lain (Persatuan Perawat
perilaku yang menunjukkan dapat membahayakan orang lain secara fisik dan
12
emosional. Perilaku kekerasan dapat berupa verbal, fisik dan lingkungan (Keliat et
al., 2019). Risiko Perilaku kekerasan adalah suatu tindakan dimana seseorang
memiliki riwayat perilaku kekerasan yang dapat membahayakan secara fisik, baik
terhadap diri sendiri, orang lain, maupun lingkungan, disertai dengan amuk,dan
Tabel 1
Gejala dan Tanda Mayor Perilaku Kekerasan
Subyektif Objektif
1. Mengancam 1. Menyerang
2. Mengumpat dengan kata-kata kasar 2. Melukai diri sendiri/orang lain
3. Suara keras 3. Merusak lingkungan
4. Bicara ketus 4. Perilaku agresi/amuk
Sumber: (PPNI, SDKI, 2017)
Tabel 2
Gejala dan Tanda Minor Perilaku Kekerasan
Subyektif Objektif
(Tidak tersedia) 1. Mata melotot atau pandangan tajam
2. Tangan mengepal
3. Rahang mengatup
4. Wajah memerah
5. Postur tubuh kaku
Sumber: (PPNI, SDKI, 2017)
3. Faktor risiko
13
a. Pemikiran waham/delusi
c. Halusinasi
f. Kerusakan kognitif
l. Kelainan neurologis
o. Riwayat atau ancaman terhadap diri sendiri atau orang lain atau destruksi
p. Impulsif
q. Ilusi
c. Gangguan perilaku
14
d. Oppositional defiant disorder
e. Depresi
f. Serangan panik
g. Gangguan Tourette
h. Delirium
i. Demensia
j. Gangguan amnestic
k. Halusinasi
5. Penatalaksanaan
a. Terapi Medis
dengan tujuan untuk mengurangi atau menghilangkan gejala gangguan jiwa, jenis
toureette pada anak-anak dan dewasa maupun pada gangguan perilaku berat pada
anak-anak. Dosis oral untuk dewasa 1-6 mg sehari yang terbagi 6-15 mg untuk
15
keadaan berat. Kontraindikasinya depresi sistem saraf pusat atau keadaan koma,
3) Antikolinergik
sel saraf. Sel saraf satu dengan yang lainnya berkomunikasi melalui zat yang
tergantung pada jenis sel sarafnya. Salah satu neurotransmitter utama di tubuh kita
adalah asetilkolin.
artificial dengan melewatkan aliran listrik melalui elektrode yang dipasang satu
atau dua temples. Therapi kejang listrik diberikan pada skizofrenia yang tidak
mempan denga terapi neuroleptika oral atau injeksi, dosis terapi kejang listrik 4-5
joule/detik.
b. Tindakan keperawatan
kekerasan meliputi:
1) Terapi lingkungan
16
pasienkesempatan untuk membicarakan peristiwa atau isu ketika pasientenang.
perawat yang tulus terhadap pasien dan kesiapan untuk mendengarkan masalah
2) Terapi kelompok
memberi kontribusi kepada kelompok untuk membantu yang lain dan juga
mendapat bantuan dari yang lain. Peraturan kelompok ditetapkan dan harus
pasien dapat mempelajari cara baru memandang masalah atau cara koping atau
3) Terapi keluarga
4) Terapi individu
individu dengan cara mengkaji perasaan, sikap, cara pikir, dan perilakunya.
17
Dimana terapi ini mempunyai hubungan personal antara pasien dan ahli terapi.
Tujuan dari terapi individu yaitu memahami diri dan perilaku mereka sendiri,
lepas dari sakit hati atau ketidakbahagiaan. Salah satu terapi yang dapat diberikan
menjadi sehat. Musik instrumental berasal dari suara alat musik dan tanpa syair
atau lirik, sehingga pendengar atau pemain musik sendiri melibatkan hati, jiwa
dan pikiran pada saat menikmati musik. Musik instrumental juga bisa menjadi
1. Pengkajian
Data subyektif dan obyektif yang dikaji pada pasien dengan risiko perilaku
risiko yaitu
a. Pemikiran waham/delusi
c. Halusinasi
18
f. Kerusakan kognitif
l. Kelainan neurologis
o. Riwayat atau ancaman terhadap diri sendiri atau orang lain atau destruksi
p. Impulsif
q. Ilusi
a. Faktor Predisposisi
1) Teori Biologik
19
sangat terlibat dalam menstimulasi timbulnya perilaku bermusuhan dan respons
kekerasan.
dengan genetik, termasuk genetik tipe kariotipe XYY, yang umumnya dimiliki
serebral, tumor otak (khususnya pada limbik dan lobus temporal), trauma otak,
2) Teori Psikologik
a) Teori psikoanalitik, bahwa tidak terpenuhinya kepuasan dan rasa aman dapat
rendah, agresi dan kekerasan dapat memberikan kekuatan dan prestise yang
20
3) Teori sosiokultural, kontrol di masyarakat yang rendah dan kecenderungan
b. Faktor Presipitasi
2) Eksternal adalah penganiayaan fisik, kehilangan orang yang dicintai, krisis dan
lain-lain.
2. Diagnosisi keperawatan
a. Pemikiran waham/delusi
c. Halusinasi
f. Kerusakan kognitif
21
k. Riwayat kekerasan pada hewan
l. Kelainan neurologis
o. Riwayat atau ancaman terhadap diri sendiri atau orang lain atau destruksi
p. Impulsif
q. Ilusi
3. Rencana keperawatan
Menurut PPNI (2019), dalam SLKI adapun tujuan dari risiko perilaku
b. Intervensi keperawatan
22
1) Manajemen pengendalian marah
Observasi:
Terapeutik
Edukasi
meningkat
Kolaborasi
2) Terapi musik
23
Observasi:
Terapeutik
Edukasi
4. Implementasi keperawatan
kolaboratif. Pada situasi nyata sering impelmentasi jauh berbeda dengan rencana,
hal ini terjadi karena perawat belum terbiasa menggunakan rencana tertulis dalam
24
tertulis yaitu apa yang dipikirkan, dirasakan, itu yang dilaksanakan. Hal ini sangat
membahayakan pasien dan perawat jika berakibat fatal dan juga tidak memenuhi
perlu memvalidasi dengan singkat apakah rencana perawatan yang akan dilakukan
masih sesuai dan dibutuhkan pasien sesuai kondisi yang dialaminya saat ini.
Setelah semua proses validasi tidak ada hambatan maka tindakan keperawatan
a. Persiapan
b) Kaset CD musik rindik, tape recorder atau mp3 jenis musik klasik
2) Persiapan klien
b. Prosedur
2) Mengaktifkan tape recorder dan mengatur volume suara sesuai dengan selera
klien.
25
3) Mempersilakan klien mendengarkan musik selama minimal 15 menit.
4) Saat klien mendengarkan musik arahkan untuk fokus dan rileks terhadap lagu
muncul saat musik tersebut diputar serta perubahan yang terjadi dalam dirinya.
5. Evaluasi keperawatan
26