Anda di halaman 1dari 8

KAPILARITAS, DIVUSIFITAS DAN PERMEBILITAS

Alfian Dwi Khoirul Annas


2018102003811033
alfiandwikhoirula033@gmail.com
Jurusan Agroteknologi, Fakultas Pertanian-Peternakan, Universitas Muhammadiyah Malang
(University Muhammadiyah Malang), Jl Raya Tlogomas No. 246, Malang, Jawa Timur, Indonesia
ABSTRAK
Kapilaritas, permeabilitas, dan difusivitas tanah merupakan kemampuan tanah dalam menyerap air,
yang membedakan adalah arah geraknya. Kapilaritas memiliki pergerakan air dari bawah ke atas, difusifitas
memiliki pergerakan air dari samping/horizontal dan permeabilitas memiliki pergerakan air dari atas ke
bawah. Adapun tujuan daripada praktikum ini adalah agar praktikan mampu mengetahui pengukuran dan
perhitungan kapilaritas tanah, permeabilitas, dan difusivitas tanah jenuh di laboratorium. Metode pengamatan
yang dilakukan yaitu pengamatan di laboratorium dengan mengamati pergerakan air dalam bak yang
merambat ke dalam kolom tanah. Hasil yang diperoleh adalah berupa kelajuan perambatan naiknya air pada
pengamatan kapilaritas, kelajuan prambatan air dengan arah horizontal, pada pengamatan difusivitas serta
debit air yang keluar dari kolom tanah pada pengamatan permeabilitas.
Kata kunci : kapilaritas, difusifitas, permeabilitas

PENDAHULUAN (Barasa, 2013). Kandungan air dalam tanah


relatif tidak terbatas (potensial air sebesar-
Kapiler, juga disebut sebagai gerakan
besarnya = mendekati 0) daripada air jaringan
kapiler atau kapilaritas, adalah kombinasi dari
akar. Adanya perbedaan  kadar air ini
kohesi / adhesi dan tegangan
mendorong air berdifusi masuk ke dalam akar.
permukaan .Kapiler ini ditunjukkan oleh
Difusi terjadi karena adanya perbedaan
gerakan ke atas air melalui tabung sempit
konsentrasi, suhu atau tekanan. Difusi akan
melawan gaya gravitasi. Kapiler terjadi kalau
terus berlangsung selama perbedaan tersebut
gaya tarik (adhesi) antara molekul air dengan
masih ada. Demikian pula air akan terus
permukaan padat (dinding tabung kapiler) lebih
terserap ke dalam tubuh tumbuhan selama ada
kuat daripada gaya kohesi di antara molekul-
perbedaan kadar atau tekanan air antara tanah –
molekul air. Sebagai hasil dari kapilaritas,
jaringan - udara. Kenyataan di alam, kandungan
terjadilah meniskus cekung (atau melengkung,
air tanah lebih tinggi daripada air dalam tubuh
permukaan berbentuk U) di mana cairan yang
tumbuhan.
bersentuhan dengan permukaan vertikal (Ford,
Permeabilitas tanah adalah pengukuran
1984).Nilai efek kapilaritas tidak beraturan
hantaran hidrualik tanah yang timbul karena
pada setiap bagian tanah, karena ukuran pori-
adanya pori kapiler yang saling bersambung
pori yang dilewatinya bersifat acak pula. Pada
satu sama lain (N. Suharta, 2008). Permeabilitas
jenis tanah yang berbeda akan memberikan pola
juga merupakan suatu sifat khas media sarang
pergerakan air tanah yang berbeda pula karena
dan sifat geometri tanah itu sendiri  yang
pola pergerakan air tanah yang berupa gerak
menunjukkan kemampuan tanah di dalam
kapiler ini sangat dipengaruhi oleh tekstur dari
menghantarkan zat tertentu melalui pori-
tanah tersebut, oleh karena itu kecepatan
porinya.  Permeabilitas tanah memiliki lapisan
pergerakan air vertikal ke bawah dan
atas dan bawah. Lapisan atas berkisar antara
pergerakan horizontal di dalam tanah bergerak
lambat sampai agak cepat (0,20 – 9,46 cm/jam),
agak cepat sampai agak lambat (Hardjowigwno,
sedangkan lapisan bawah tergolong agak
1987)
lambat sampai sedang (1,10 – 3,62 cm/jam),
Difusi merupakan suatu proses
kadar liat tinggi yang dapat menyebabkan
penyebaran molekul zat yang ditimbulkan oleh
rendahnya permeabilitas tanahsehingga perlu
suatu gaya identik dengan energy kinetic gas,
adanya pengelolaan yang tepat (Prasetyo dan
molekul zat cair dan padat memiliki
Suharta, 2008).
kecenderungan untuk menyebar ke berbagai
Tujuan praktikum ini adalah untuk
arah sampai mencapai konsistensi yang sama
mengetahui metode pengukuran dan

1
perhitungan kepilaritas dan difusivitas tanah di
laboratoruim serta pengukuran dan perhitungan
permeabilitas tanah jenuh di laboratorium.
BAHAN DAN METODE diamati kecepatan naik air pada kolom tanah
dengan mengamati ketinggian tanah yang
Tempat dan Waktu dibahsahi air. Kemudian mengukur ketinggian
Pelaksanaan praktikum dilaksanakan di pembasahan air tersebut setiap 10 menit sekali
Laboratorium Agronomi 1 Universitas selama 1 jam.
Muhammadiyah Malang, pada hari Jum'at
Difusivitas
tanggal 12 April 2019.
Metode kerja difusivitas pertama yaitu
Bahan dan Alat menyumbat kolom kaca dengan karet yang telah
Bahan yang digunakan dalam praktikum dilubangi tengahnya., kemudian kolom tersebut
ini adalah sampel tanah yaitu tanah pendem, disi dengan tanah. Lalu letakkan kolom kaca
tanah cangar, tanah pantai, kertas kasa tersebut dengan posisi mendatar dan
aquadest, plastic, karet gelang. sambungkan ke tendon air dengan selang,lalu
Alat yang digunakan dalam praktikum ini mengalirkan air ke kolom tanah. Selanjutnya
adalah kolom kaca, skalameter, gelas beker, alat mengamati dan mengukur panjang jarak
tulis, alat dokumentasi, selang, penggaris, perambatan air di kolom tanah setiap 10 menit
stopwatch, gelas ukur. sekali selama 1 jam.
Permeabilitas
Pelaksanaan percobaan
Metode kerja permeabilitas pertama
Kapilaritas menyiapkan kolom kaca dan menyumbatnya
Metode kerja praktikum kapilaritas menggunakan kain kasa yang ditali dengan karet
diawali dengan menyiapkan pipa kaca dan gelang, lalu kolom kaca tersebut diisi dengan
menyumbat salah satu ujungnya menggunakan tanah kering angin. Setelah itu diletakkan pada
kain kasa yang ditali dengan karet gelang, penjepit di dinding untuk disambungkan dengan
kemudian kolom kaca tersebut diisi dengan tandaon air menggunkan selang. Kemudan
tanah kering angin yang sudah sedikit letakkan gelas ukur di bawahnya dan mengamati
dihaluskan menggunakan mortar martil. Isi volume air yang menetes setiap 10 menit sekali
sampai dengan ketinggian 120 cm. Kolom selama 1 jam.
tanah tersebut dimasukkan ke dalam bak air dan

HASIL DAN PEMBAHASAN


Tabel 1. Hasil pengamatan kapilaritas tanah
Sampel Waktu Jarak Kecepatan
0 – 10 8 cm 0.8
10 – 20 9 cm 0.45
20 – 30 9 cm 0.3
1
30 – 40 10 cm 0.25
40 – 50 10 cm 0.2
50 – 60 10.3 cm 0.176
0 – 10 8 cm 0.8
10 – 20 9 cm 0.45
20 – 30 9 cm 0.3
2
30 – 40 9 cm 0.225
40 – 50 10 cm 0.2
50 – 60 10.5 cm 0.175

2
Sampel Waktu Jarak Kecepatan
0 – 10 14 cm 1.4
10 – 20 14.5 cm 0.725
20 – 30 15 cm 0.5
3
30 – 40 15.5 cm 0.3875
40 – 50 15.5 cm 0.31
50 – 60 15 cm 0.25
Keterangan : Satuan Waktu : Menit, Satuan Jarak : Cm, Satuan Kecepatan : Cm/Menit

Berdasarkan hasil praktikum kapilaritas Pipa-pipa kapiler yang terdapat di dalam


tanah saat mengamati tinggi pembasahan air tanah terbentuk dari pori-pori halus yang saling
terhadap tanah diperoleh hasil yang berbeda. bersambungan, karena halusnya pori-pori
Pada sampel 3 (tanah pantai) pada 10 menit tersebut menyebabkan terbentuknya bidang
pertama jarak yang diperoleh adalah 14 cm lengkung pada batas antara permukaan air,
dengan kecepatan 1.4 cm/menit, pada 10 menit udara, dan zat padat tanah. Nilai efek kapilaritas
kedua didapat jarak 14.5 cm dan kecepatan tidak beraturan pada setiap bagian tanah, karena
0.725 cm/menit, 10 menit ketiga jarak yang ukuran pori-pori yang dilewatinya bersifat acak
diperoleh 15 cm 0.5 cm/menit, pada 10 menit pula. Pada jenis tanah yang berbeda akan
keempat memperoleh jarak 15.5 cm dan memberikan pola pergerakan air tanah yang
kecepatan 0.3875 cm/menit, 10 menit kelima berbeda pula karena pola pergerakan air tanah
jarak yang didapat 15.5 cm dengan kecepatan yang berupa gerak kapiler ini sangat
0.31 cm/menit, kecepatan 0.25 cm/menit dipengaruhi oleh tekstur dari tanah tersebut,
didapat pada 10 menit terakhir dengan jarak 15 oleh karena itu kecepatan pergerakan air
cm. vertikal ke bawah dan pergerakan horizontal di
Pada 10 menit pertama menjadi dalam tanah bergerak agak cepat sampai agak
kecepatan tertinggi dan 10 menit keempat lambat (Intara, 2011).
menjadi kecepatan terendah. Tanah pantai
memiliki kapilaritas lebih tinggi karena struktur
tanah yang tidak terlalu rapat sehingga
memungkinkan aliran air untuk masuk dalam
tanah. Kenaikan kapiler air di dalam tanah yang
kering dapat diamati dengan melihat perubahan
warna yang terjadi pada tanah yang biasanya
menjadi agak gelap bila basah.

Tabel 2. Hasil pengamatan difusifitas tanah


Sampel Waktu Jarak Kecepatan
0 – 10 8.5 0.85
10 – 20 12.5 0.625
20 – 30 15 0.5
1
30 – 40 17.3 0.4325
40 – 50 19.5 0.39
50 – 60 21.5 0.358
0 – 10 20.5 2.05
10 – 20 24.9 1.245
20 – 30 27.4 0.913
2
30 – 40 39.5 0.7375
40 – 50 31.2 0.624
50 – 60 32.5 0.541

3
Sampel Waktu Jarak Kecepatan
0 – 10 9 0.9
10 – 20 12 0.6
20 – 30 15.5 0.5166
3
30 – 40 18.5 0.4625
40 – 50 21.5 0.43
50 – 60 24.8 0.4133
Keterangan : Satuan Waktu : Menit, Satuan Jarak : Cm, Satuan Kecepatan : Cm/Menit

Hasil praktikum menunjukkan hasil pada Perbedaan kecepatan perambatan air


sampel tanah 3 (tanah pantai) pada 10 menit disebabkan oleh beberapa faktor, seperti tekstur
pertama jarak yang diperoleh adalah 9 cm tanah, tanah dengan tekstur yang halus
dengan kecepatan 0.9 cm/menit, pada 10 menit memiliki perambatan air yang lebih cepat
kedua didapat jarak 12 cm dan kecepatan 0.6 karena pada tanah bertekstur halus memiliki
cm/menit, 10 menit ketiga jarak yang diperoleh pori yang laebih kecil dan membuat air lebih
15.5 cm 0.5166 cm/menit, pada 10 menit cepat menrambat dan berikatan dengan partikel
keempat memperoleh jarak 18.5 cm dan dalam tanah (Aries, 2014)
kecepatan 0.4625 cm/menit, 10 menit kelima Faktor lain yang meningkatkan difusi
jarak yang didapat 21.5 cm dengan kecepatan adalah konsentrasi hara dipermukaan akar
0.43 cm/menit, kecepatan 0.4133 cm/menit rendah / menurun atau konsentrasi hara didalam
didapat pada 10 menit terakhir dengan jarak larutan tanah tinggi / meningkat karena pada
24.8 cm. Kecepatan tertinggi diperoleh pada 10 tanah yang memiliki kandungan hara yang
menit pertama sedangkan pada 10 menit tinggi pada akan meyebabkan tanah memiliki
terakhir didapatkan kecepatan terendah. kerapatan yang tinggi kerena unsur hara dapat
mengikat partikel dalam tanah (Barasa, 2013).

Tabel 3. Hasil pengamatan permeabilitas tanah


Sampe Waktu Q L A H KS
l
0 – 10 42 ml 25 cm 3.925 24 cm 11.146
10 – 20 36.2 ml 25 cm 3.925 24 cm 9.607
20 – 30 35.2 ml 25 cm 3.925 24 cm 9.341
1
30 – 40 30 ml 25 cm 3.925 24 cm 7.9617
40 – 50 31.2 ml 25 cm 3.925 24 cm 8.280
50 – 60 20.2 ml 25 cm 3.925 24 cm 6.953
0 – 10 13.8 ml 26 cm 4.90 22 cm 3.326
10 – 20 8 ml 26 cm 4.90 22 cm 1.929
20 – 30 7.4 ml 26 cm 4.90 22 cm 1.784
2
30 – 40 5.7 ml 26 cm 4.90 22 cm 1.374
40 – 50 3 ml 26 cm 4.90 22 cm 0.723
50 – 60 6.1 ml 26 cm 4.90 22 cm 1.471
0 – 10 200 ml 25 cm 7.85 23.5 cm 27.103
10 – 20 223 ml 25 cm 7.85 23.5 cm 0.030
20 – 30 200 ml 25 cm 7.85 23.5 cm 27.103
3
30 – 40 203 ml 25 cm 7.85 23.5 cm 27.510
40 – 50 212 ml 25 cm 7.85 23.5 cm 28.323
50 – 60 200 ml 25 cm 7.85 23.5 cm 27.103
Keterangan : Q : Debit air yang keluar dari kolom tanah, L : Tinggi kolom tanah, A : Penampang kolom
tanah. H : Tinggi kolom air, KS : Permeabilitas tanah.

4
Berdasarkan hasil KESIMPULAN
praktikum, pada sampel 3 (tanah
Pengukuran dan perhitungan
pantai) diperoleh hasil pada 1O
kapilaritas, divusivitas dan permeabilitas
menit pertama debit air yang
tanah dapat dilakukan di laboratorium
keluar 200 ml dengan
dengan mengamatai perambatan air dalam
permeabilitas tanah sebesar
kolom tanah. Jenis tanah mempengaruhi
27.103 pada 10 menit kedua
besaran nilai pada masing-masing aspek,
debit air yang keluar 223 ml
disertai dengan beberapa faktor lain.
dengan permeabilitas 0.030, ini
menjadi permeabilitas terkecil
yang didapat oleh sampel nomer
3. Jumlah debit air yang keluar
pada 10 menit ketiga adalah DAFTAR PUSTAKA
200ml dengan permeabilitas
Aries, S. 2014. Studi Difusifitas Termal pada
sebesar 27.103, pada 10 menit
MediumTanah Melaui Pengukuran
keempat debit air yang keluar Suhu. Laboratorium Fisika. Fakultas
203 ml dan permeabilitas MIPA. Universitas Negeri Papua.
tanahnya 27.510, untuk 10 menit Manokwari (ID).
kelima debit air yang keluar Barasa, F. R. 2013. Dampak Debu Vulkanik
yaitu 212 ml dengan Letusan Gunung Sinabung Terhadap
permeabilitas tanah sebesar Kadar Cu, Pb dan B Tanah.
28.323, sedangkan pada 10 Universitas Sumatera Utara. Medan
menit terakhir hasil yang didapat (ID).
sama dengan hasil pada 10 Ford, H. D. 1984. Dasar-Dasar Ilmu Tanah.
menit pertama. Pada praktikum Erlangga. Jakarta (ID).
ini sampel 3 menjadi sampel Hanafiah. 2005. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. PT
dengan volume debit air yang Raja Grafindo Persada. Jakarta (ID).
keluar dari kolom tanah paling
Hardjowigwno, S. 1987. Ilmu Tanah. Raja
tinggi karena tekstur tanah pasir Grafindo Persada. Jakarta (ID).
yang kasar dan memiliki pori-
Intara I.Y, dkk.2011.Pengaruh Pemberian
pori yang besar (Hanafiah,
Bahan Organik pada Tanah Liat dan
2005). Salah satu faktor Lempung Berliat Terhadap
dominan yang mempengaruhi Kemampuan Mengikat Air. Jurnal
nilai laju permeabilitas tanah Ilmu Pertanian Indonesia Vol. 16 No.
adalah kadar air pada tanah tak 2 hlm 130-135.Fakultas Pertanian.
jenuh. Institut Pertanian Bogor. Bogor (ID).
Ukuran pori dalam tanah juga N. Suharta dan B. H. Prasetyo. 2008.
menentukan laju permeabilitas tanah, Susunan Material dan Sifat Fisiko-
semakin besar pori tanah maka laju Kimia Tanah Bervegetasi Hutan dari
permeabilitasnya juga semakin cepat Batuan Sedimen Masam di Provinsi
Riau. Balai Besar Penelitian dan
(Hanfiah, 2005). Menurut Nabilussalam
Pengembangan Sumberdaya Lahan.
(2011), semakin tinggi permeabilitas tanah Bogor (ID).
sehingga menutupi seluruh pori tanah
tersebut dapat mengurangi kekuatan dalam Nabilussalam. 2011. Permeabilitas Tanah.
Fakultas Pertanian. Universitas
tanah sehingga apabila tanah mendapat Brawijaya. Mlang (ID).
tekanan dapat mengakibatkan tanah mudah
longsor atau erosi. Suyitno. 2006. Penyerapan Zat dan
Transportasi pada Tumbuhan. SMAN
5 Yogyakarta. Yogyakarta (ID).
5
Lampiran

Kelompok 1
Kapilaritas Difusifitas
j 8 j 8.5
 = =0 . 8  = =0 . 85
w 10 w 10
j 9 j 12 .5
 = =0 . 45  = =0. 625
w 20 w 20
j 9 j 15
 = =0 . 3  = =0 . 5
w 30 w 30
j 10 j 17 . 3
 = =0 .25  = =0 . 4325
w 40 w 40
j 10 j 19 .5
 = =0 . 2  = =0 .39
w 50 w 50
j 10 .3 j 21 .5
 = =0 .176  = =0 .358
w 60 w 60
Permeabilitas

(Q x L) (42 x 25)
o 10 menit = = =11 .1465
( A x H ) (3 . 925 x 24)
(Q x L) (36 . 2 x 25)
o 20 menit= = =9 . 6073
( A x H ) (3 . 925 x 24)
(Q x L) (35 . 2 x 25)
o 30 menit = = =9 . 34182
( A x H ) (3 . 925 x 24)
(Q x L) ( 30 x 25)
o 40 menit= = =7 . 96178
( A x H) ( 3. 925 x 24 )
(Q x L) (31. 2 x 25)
o 50 menit= = =8 . 28025
( A x H ) (3 . 925 x 24)
(Q x L) (20. 2 x 25)
o 60 menit= = =5 . 36093
( A x H ) (3 . 925 x 24)

6
Kelompok 2
Kapilaritas Difusifitas
j 8 j 20 .5
 = =0 . 8  = =2. 05
w 10 w 10
j 9 j 24 . 9
 = =0 . 45  = =1 . 245
w 20 w 20
j 9 j 27 . 4
 = =0 . 3  = =0 . 913
w 30 w 30
j 9 j 39 .5
 = =0 .225  = =0 .7375
w 40 w 40
j 10 j 31 .2
 = =0 . 2  = =0 . 624
w 50 w 50
j 10 .5 j 32 .5
 = =0 .175  = =0 .541
w 60 w 60

Permeabilitas

(Q x L) (13 . 8 x 26)
o 10 menit= = =3 . 32838
( A x H ) (4 . 90 x 22)
(Q x L) (8 x 26)
o 20 menit = = =1 . 92949
( A x H ) ( 4 . 90 x 22)
(Q x L) (7 . 4 x 26)
o 30 menit= = =1 . 78478
( A x H ) ( 4 . 90 x 22)
(Q x L) (5 .7 x 26)
o 40 menit = = =1 .37476
( A x H) ( 4 . 90 x 22)
(Q x L) (3 x 26)
o 50 menit= = =0. 72356
( A x H ) (4 . 90 x 22)
(Q x L) (6 .1 x 26)
o 60 menit = = =1 . 4712430
( A x H ) ( 4 . 90 x 22)

7
Kelompok 3

Kapilaritas Difusifitas
j 14 j 9
 = =1 . 4  = =0 . 9
w 10 w 10
j 14 . 3 j 12
 = =0 . 725  = =0 . 6
w 20 w 20
j 15 j 15 .5
 = =0 . 5  = =0 .5166
w 30 w 30
j 15 .5 j 18 .5
 = =0 .3875  = =0 . 4625
w 40 w 40
j 15 .5 j 21 .5
 = =0 .3  = =0 . 43
w 50 w 50
j 15 j 24 . 8
 = =0 . 25  = =0 . 4133
w 60 w 60

Permeabilitas

(Q x L) (200 x 25)
o 10 menit = = =27 . 10394
( A x H ) (7 . 85 x 23 . 5)
(Q x L) (223 x 25)
o 20 menit= = =30 . 22089
( A x H ) (7 . 85 x 23 . 5)
(Q x L) (200 x 25)
o 30 menit = = =27 . 10394
( A x H ) (7 . 85 x 23 . 5)

(Q x L) (203 x 25)
o 40 menit= = =27 . 51050
( A x H) (7 .85 x 23. 5)
(Q x L) (219 x 25)
o 50 menit = = =29 . 67881
( A x H ) (7 . 85 x 23 . 5)
(Q x L) (200 x 25)
o 60 menit= = =27 .10394
( A x H ) (7 . 85 x 23 . 5)

Anda mungkin juga menyukai