Anda di halaman 1dari 21

M A K A L AH

PARAGRAF

D i s u s u n
Oleh : KELOMPOK 1
DOSEN PENGAMPU : HARISSON ANGKAT SS
-SOHMO LIMBONG (ketua)
-MITA ANAK AMPUN (sekretaris)
-FENY MAIBANG -MAYMUNAH MUNTE
-AGUS TUMANGGER -FUJA DABUTAR
-NURHAMIDAH SAGALA -MAWIDAH MAHA
-REH ATENGENNA MANIK -RIZKY FATMALIA
-UMRAH BERUTU
-AYU SUNDARI RATULANGI
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT. yang telah


memberikan Rahmat dan Hidayah-Nya, sholawat serta salam
semoga tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW. kami bersyukur
kepada Ilahi Rabbi yang telah memberikan Hidayah dan Taufik-Nya,
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini hingga
terselesaikan dengan baik.
            Dengan tersusunnya makalah ini, kami berharap dapat lebih
memahami secara mendalam. Kami menyadari bahwa makalah ini
masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari
semua pihak yang bersifat membangun sangat kami harapkan demi
kesempurnaan makalah atau penyusunan makalah berikutnya
menjadi lebih baik.
            Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada Dosen bapak
HASSON ANGKAT SS Semoga Allah SWT. senantiasa meridhoi
segala usaha kami. Aamiin.

SIDIKALANG ,8 November 2021

PENYSUN .
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ................................................................................................................................................. 2

BAB 1 ............................................................................................................................................................................ 4

PENDAHULUAN ....................................................................................................................................................... 4

A.LATAR BELAKANG MASALAH ....................................................................................................................... 4

B. RUMUSAN MASALAH ....................................................................................................................................... 4

BAB 2 ............................................................................................................................................................................ 5

PEMBAHASAN .......................................................................................................................................................... 5

A. PENGERTIAN PARAGRAF ............................................................................................................................... 5

B. JENIS PARAGRAF ................................................................................................................................................ 6

C.SYARAT PARAGRAF ........................................................................................................................................... 7

D.ASAS-ASAS PEMBUATAN PARAGRAF ....................................................................................................... 7

E. UNSUR PARAGRAF............................................................................................................................................. 8

F.CIRI-CIRI PARAGRAF...........................................................................................................................................9

G.TEKNIK PARAGRAF.......................................................................................................................................... 10

H.FUNGSI PARAGRAF ......................................................................................................................................... 11

BAB 4 ......................................................................................................................................................................... 15

PENUTUP ................................................................................................................................................................. 15

A.KESIMPULAN ..................................................................................................................................................... 16

B.SARAN-SARAN ................................................................................................................................................... 17

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................................................................ 18


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Umumnya kesulitan pertama membuat karya tulis ilmiah adalah mengungkapkan
pikiran menjadi kalimat dalam bahasa ilmiah. Sering dilupakan perbedaan antara paragraf
dan kalimat. Suatu kalimat dalam tulisan tidak berdiri sendiri, melainkan kait-mengait
dalam kalimat lain yang membentuk paragraph, paragraf merupaka sanian kecil sebuah
karangan yang membangun satuan pikiran sebagai pesan yang disampaikan oleh penulis
dalam karangan.

Paragraf atau alinea adalah suatu bentuk bahasa yang biasanya merupakan hasil
penggabungan beberapa kalimat. Dalam upaya menghimpun beberapa kalimat menjadi
paragraph, yang perlu diperhatikan adalah kesatuan dan kepaduan. Kesatuan berarti
seluruh kalimat dalam paragraf membicarakan satu gagasan(gagasan tunggal).Kepaduan
berarti seluruh kalimat dalam paragraf itu kompak, saling berkaitan mendukung gagasan
tunggal paragraf.

Dalam kenyataannya kadang-kadang kita menemukan alinea yang hanya terdiri atas
satu kalimat, dan hal itu memang dimungkinkan. Namun, dalam pembahasan ini wujud
alinea semacam itu dianggap sebagai pengecualian karena disamping bentuknya yang
kurang ideal jika ditinjau dari segi komposisi, alinea semacam itu jarang dipakai dalam
tulisan ilmiah. Paragraf diperlukan untuk mengungkapkan ide yang lebih luas dari sudut
pandang komposisi, pembicaraan tentang paragraf sebenarnya ssudah memasuki kawasan
wacana atau karangan sebab formal yang sederhana boeh saja hanya terdiri dari satu
paragraf. Jadi, tanpa kemampuan menyusun paragraf, tidak mungkin bagi seseorang
mewujudkan sebuah karangan.
B. Rumusan Masalah
1) Apa pengertian paragraf.

2) Jenis paragraf.

3) Apa saja syarat pembuatan paragraf.

4) Asas-asas pembuatan paragraf.

5) Fungsi paragraf.

6) ciri-ciri dan unsur.

C.Tujuan
Untuk mengetahui pengertian serta struktur dan unsur di dalam paragraf.
BAB II
PEMBAHASAN

1.Pengertian Paragraf
Menurut KBBI, paragraf adalah bagian bab dalam suatu karangan, yang biasanya
mengandung satu ide pokok dan penulisannya dimulai dengan garis baru. Arti paragraf
adalah Penggabungan kalimat yang berisi suatu gagasan utama atau ide pokok dan
beberapa gagasan pendukung .

arti pokok Paragraf atau alinea merupakan sekumpulan kalimat yang saling berkaitan
antara kalimat yang satu dengan kalimat yang lain. Paragrafjuga disebut sebagai karangan
singkat, karena dalam bentuk inilah penulis menuangkan ide atau pikirannya sehingga
membentuk suatu topik atau tema Apa yang pernah.

Pengertian Paragraf Menurut Ahli Kebahasaan

a. Menurut Ramlan paragraf merupakan bagian dari sebuah karangan yang di dalamnya
terdapat lebih dari satu kalimat, yang membahas suatu tema tertentu dengan ide pokok
sebagai pengendalinya.

b. Menurut Gorys Keraf paragraf merupakan suatu kesatuan pikiran yang lebih tinggi dan
lebih luas dari kalimat. Alinea juga merupakan himpunan dari kalimat yang saling
berhubungan untuk membentuk sebuah gagasan.
2. JENIS PARAGRAF
Berdasarkan Letak Kalimat Utamanya Yaitu:

1. Paragraf Deduktif yaitu jenis paragraf yang gagasan utamanya berada di awal. Jenis
paragraf ini bersifat deduksi yang gagasannya berkembang dari umum ke khusus. Kalimat
utama paragraf deduktif berada di awal paragraf, sedangkan kalimat penjelas berada tepat
setelah kalimat utamanya. Jenis paragraf deduktif memiliki ciri yang ditemukan yakni
gagasan utama atau ide pokok berupa pernyataan umum.

2. Paragraf Induktif Merupakan jenis paragraf yang berkebalikan dari paragraf deduktif,
gagasan utama paragraf induktif berada di akhir kalimat. Jenis paragraf induktif selalu akan
diawali dengan penyebutan peristiwa khusus atau penjelasan yang berfungsi untuk
mendukung gagasan utama.

3. Paragraf CampuranParagraf campuran atau deduktif-induktif adalah paragraf yang


gagasan utamanya terdapat pada bagian awal dan akhir paragraf. Paragraf campuran
diawali dengan pernyataan umum lalu diikuti kalimat khusus sebagai penjelas. Kemudian
di akhir paragraf terdapat pernyataan umum lagi sebagai pengulangan dari gagasan utama.

4. Paragraf IneratifParagraf ineratif dalah jenis paragraf yang menampilkan gagasan


utamanya di tengah paragraf. Jenis paragraf ini memiliki pola khusus-umum-khusus atau
kalimat penjelas-kalimat utama-kalimat penjelas. Kalimat penjelas di awal paragraf ini
memiliki fungsi sebagai pengantar atau pembuka. Lalu, kalimat utama berada di tengah
sebagai gagasan utama dalam paragraf ini. Selanjutnya masih ada kalimat penjelas di akhir
paragraf yang berfungsi sebagai penegasan atau kesimpulan.

Berdasarkan Isinya Yaitu :

1. Paragraf Narasi

Paragraf narasi adalah paragraf yang menceritakan tentang suatu hal. Paragraf ini biasa
ditandai dengan tokoh dan urutan waktu atau alur. Berikut contoh paragraf narasi.

Kemarin sore Arkan memetik buah kelapa. Ia memanjat pohon kelapa dengan lincah. Ia
memetik buah kelapa dengan sebuah sabit. Setelah mendapat sepuluh butir kelapa, ia turun
dengan sangat cepat.
2. Paragraf Deskripsi

Paragraf deskripsi adalah paragraf yang menggambarkan suatu hal. Paragraf ini bertujuan
agar pembaca seolah-olah berada langsung di kondisi yang digambarkan oleh teks.
Paragraf ini biasa digunakan untuk menggambarkan ciri-ciri, tempat, suasana, dan lain-
lain. Berikut contoh paragraf deskripsi.

Batang pohon kelapa tidak bercabang. Tinggi pohonnya bisa mencapai belasan meter.
Akarnya serabut. Tulang daunnya sejajar. Buahnya bergerombol dalam sebuah tangkai buah.
Warna buahnya ada yang hijau, kuning, dan cokelat tergantung jenisnya.

3. Paragraf Argumentasi

Paragraf argumentasi adalah paragraf yang di dalamnya berisi pendapat atau tanggapan
terhadap suatu tema atau masalah. Paragraf argumentasi bertujuan meyakinkan pemabaca
atas ide atau pendapat dari penulis. Berikut contoh paragraf argumentasi.

Menurut para ahli, air kelapa muda sangat berguna bagi tubuh. Air buah kelapa
mengandung elektrolit yang baik bagi orang dehidrasi. Maka tak heran, jika setelah
mengonsumsi air kelapa, tubuh kita akan terasa segar.

4. Paragraf Eksposisi

Paragraf eksposisi adalah paragraf yang isinya menjelaskan sesuatu. Paragraf eksposisi
biasa digunakan untuk menjelaskan tata cara, pengertian, jenis-jenis, manfaat, proses, dan
lain-lain. Berikut contoh paragraf eksposisi.

Cara membuat es degan sirup cukup mudah. Ambil air dari buah kelapa muda, lalu ambil
daging buahnya. Campurkan daging buah dengan air kelapa. Tambahkan gula dan sirup
secukupnya. Aduk rata dan tambahkan es agar rasanya menyegarkan.

5. Paragraf Persuasi

Paragraf persuasi adalah paragraf yang isinya berupa ajakan kepada pembaca agar mau
melakukan hal yang dibahas dalam paragraf. Paragraf persuasi ditandai dengan beberapa
kalimat yang intinya berupa ajakan. Kalimat ajakan tersebut biasa dituliskan dengan kata-
kata: ayo, mari, saya mengajak, dan lain-lain. Berikut contoh paragraf persuasi.

Kelapa adalah pohon sejuta manfaat. Buahnya bisa untuk bahan minuman. Batangnya
digunakan sebagai bahan bangunan. Akarnya sangat kokoh untuk menahan abrasi dan erosi.
Namun, sekarang pohon kelapa sudah mulai berkurang jumlahnya. Oleh sebab itu, marilah
kita menanam pohon kelapa.
3. SYARAT PARAGRAF
KESATUAN

Kesatuan paragraf ialah semua kalimat yang membangun paragraf secara bersama-sama
menyatakan suatu hal atau suatu tema tertenru.Kesatuan di sini tidak boleh diartikan
bahwa paragraf itu memuat satu hal saja.

KEPADUAN

Kepaduan (koherensi) adalah kekompakan hubungan antara suatu kalimat dan kalimat
yang lain yang membentuk suatu paragraf kepaduan yang baik tetapi apabila hubungan
timbal balik antar kalimat yang membangun paragraf itu baik, wajar, dan mudah dipahami.
Kepaduan sebuah paragraf dibangun dengan memperhatikan beberapa hal, seperti
pengulangan kata kunci, penggunaan kata ganti, penggunaan transisi, dan kesejajaran
(paralelisme).

KELENGKAPAN

Ialah suatu paragraf yang berisi kalimat-kalimat penjelas yang cukup untuk menunjang
kalimat topik.Paragraf yang hanya ada satu kalimat topik dikatakan paragraf yang kurang
lengkap.Apabila yang dikembangkan itu hanya diperlukan dengan pengulangan-
pengulangan adalah paragraf yang tidak lengkap.

PANJANG PARAGRAF

Panjang paragraf dalam sebagai tulisan tidak sama, bergantung pada beberapa
jauh/dalamnya suatu Bahasa dan tingkat pembaca yang menjadi sasaran.

Memperhitungkan 4 hal :

- Penyusunan kalimat topik,


- Penonjolan kalimat topik dalam paragraf,
- Pengembangan detail-detail penjelas yang tepat, dan
- Penggunaan kata-kata transisi, frase, dan alat-alat lain di dalam paragraf.
POLA SUSUSNAN PARAGRAF

Rangkaian pernyataan dalam paragraf harus disusun menurut pola yang taat asas,
pernyataan yang satu disusun oleh pernyatanyang lain dengan wajar dan bersetalian
secara logis. Dengan cara itu pembaca diajak oleh penulis untuk memahami paragraf
sebagai satu kesatuan gagasan yang bulat. Pola susunannya bermacam-macam, dan yang
sering diterapkan dalam tulisan ilmiah.antara lain :

- pola runtunan waktu,


- pola uraian sebab akibat,
- pola perbandingan dan pertentangan,
- pola analogi,
- pola daftar, dan
- pola lain.

4. ASAS-ASAS PEMBUATAN
PARAGRAF
Secara garis besar materi paragraf terdiri atas

(1) pengenalan paragraf secara umum;

(2) pengenalan paragraf deduktif;

(3) pengenalan paragraf induktif;

(4) pengenalan paragraf deduktif-induktif;

(5) pengenalan karangan bebas dengan jumlah paragraf terbatas.

Materi Paragraf Secara Bertahap Disajikan Melalui Pengenalan Dan Pemahaman Unsur
Yang Membangun Paragraf Sampai Pembuatan Paragraf. Rinciannya Sebagai Berikut:

(a) gagasan utama (topik) dan kalimat utama;

(b) gagasan penjelas dan kalimat penjelas;

(c) alat kohesi paragraf, yang meliputi kata ganti, kata kunci, kata hubung (transisi);
(d) koherensi paragraf (keterkaitan dan kesinambungan gagasan);

(e) paragraf utuh.

Pembelajar Berlatih Menyusun Paragraf Secara Bertahap Dengan Urutan Sebagai Berikut.

(a) berlatih mengembangkan gagasan utama menjadi kalimat topik.

(b) berlatih mengembangkan gagasan penjelas menjadi kalimat penjelas.

(c) berlatih melengkapi paragraf dengan kalimat topik.

(d) berlatih menyusun paragraf dari kalimat yang tersedia.

(e) berlatih mengembangkan kalimat topik menjadi paragraf.

(f) berlatih menulis paragraf secara utuh.

(g) berlatih menyusun karangan dari paragaraf yang ada.

(h) berlatih menyusun karangan secara utuh.

5. UNSUR PARAGRAF
Sebuah paragraf bisa disebut paragraf yang baik, kalau di dalamnya terdapat unsur-unsur
pembentuk paragraf. Unsur-unsur tersebut adalah sebagai berikut:

Harus berisi kalimat utama paragraf.

Harus berisi kalimat penjelas untuk menguraikan kalimat utama.

Harus memiliki koherensi, yaitu kesatuan yang dibangun oleh hubungan antar kalimat
pembentuk paragraf sehingga paragraf mudah dipahami.

Harus memiliki kesatuan (unity), yaitu perpaduan yang kokoh antara gagasan utama dan
kalimat pendukung dalam satu paragraf.

Harus memiliki konjungsi atau penghubung yang digunakan sebagai penyambung kalimat
untuk menambahkan keterangan, menyatakan hubungan sebab-akibat, atau menyatakan
perbandingan atau pertentangan.

Paragraf harus harmonis, semantis, gramatis, dan normatif.

Paragraf harus lengkap berisi kalimat penjelas yang memadai dan menunjang kalimat
pokok.

6. CIRI-CIRI PARAGRAF
 Letak baris pertama agak menjorok ke dalam, biasanya mencapai lima ketukan spasi
untuk jenis karangan yang biasa.

 Memakai pikiran utama yang dinyatakan dalam kalimat topik.

 Memakai pikiran penjelas yang dinyatakan dalam kalimat penjelas.

 Memiliki satu kalimat topik utama saja dalam sebuah paragraf.

 Sementara yang lainnya merupakan kalimat penjelas yang berfungsi menguraikan


dan menjelaskan pikiran utama yang terdapat dalam kalimat topik.

Nah demikianlah referensi penjelasan mengenai pengertian paragraf serta ciri-ciri paragraf
selengkapnya. Dalam karya tulis, penggunaan paragraf memang sangat umum dan
digunakan untuk menjabarkan tiap topik yang terdiri dari kalimat utama dan kalimat
penjelasanya.
7. TEKNIK PARAGRAF
Adapun POLA PENGEMBANGAN paragraf itu sendiri antara lain sebagai berikut:

- Pola  Umum-Khusus
Diawali dengan pernyataan  yang sifatnya umum. Ditandai dengan kata-kata ‘umumnya’,
‘banyak’. Pernyataan tersebut kemudian dijelaskan  dengan pernyataan berikutnya yang
lebih khusus.

- Pola  Khusus-Umum
Merupakan kebalikan dari pola deduktif.

- Pola  Perbandingan
Pola yang membandingkan sesuatu untuk menemukan perbedaan atau persamaan.

- Pola  Analogi
bentuk pengungkapan suatu objek yang dijelaskan dengan objek lain yang memiliki suatu
kesamaan atau kemiripan, biasanya dilakukan dengan bantuan kiasan. Kata-kata kiasan
yang digunakan yaitu ibaratnya, seperti dan bagaikan.

- Pola  Sebab Akibat
Pengembangan paragraf dengan cara Sebab – Akibat dilakukan jika menerangkan suatu
kejadian, baik dari segi penyebab maupun dari segi akibat. Ungkapan yang sering
digunakan yaitu padahal, akibatnya, oleh karena itu, dan karena

- Pola  Proses
Merupakan suatu urutan dari tindakan atau perbuatan untuk  menciptakan atau
menghasilkan suatu peristiwa.

- Pola  Sudut Pandang
Merupakan tempat pengarang melihat atau menceritakan suatu hal. Sudut pandang
diartikan sebagai penglihatan seseorang atas suatu barang.

- Pola  Generalisasi
Adalah penalaran induktif dengan cara menarik kesimpulan secara umum berdasarkan
sejumlah data. Jumlah data atau pweristiwa khusus yang dikemukakan harus cukup dan
dapat mewakili.

- Pola  Generalisasi
Pola ini merupakan penggunaan cara pengelompokkan hal-hal yang sama untuk
memperjelas kalimat utama. Pada mulanya penulis mengelompokkan suatu hal
berdasarkan persamaannya, Kemudian diperinci lagi lebih lanjut kedalam kelompok-
kelompok yang lebih kecil dan detail. Pengelompokkan yang didasarkan pada persamaan
biasanya dapat memberikan sebuah simpulan yang tepat.

- Pola  Interatif
Paragraf interatif adalah paragraf yang kalimat utamanya terletak di tengah-tengah bagian
paragraf (di antara awal dan akhir paragraf)

- Pola  Generalisasi
Pola ini merupakan penggunaan cara pengelompokkan hal-hal yang sama untuk
memperjelas kalimat utama. Pada mulanya penulis mengelompokkan suatu hal
berdasarkan persamaannya, Kemudian diperinci lagi lebih lanjut kedalam kelompok-
kelompok yang lebih kecil dan detail. Pengelompokkan yang didasarkan pada persamaan
biasanya dapat memberikan sebuah simpulan yang tepat.

Berdasarkan Teknik
Secara Alamiah

Dalam teknik ini penulis sekedar menggunakan pola yang sudah ada pada objek/kejadian
yang dibicarakan. Susunan logis ini mengenal dua macam urutan, yaitu:

1.Urutan ruang (spasial)

Membawa pembaca dari satu titik ke titik berikutnya yang berdekatan dalam sebuah
ruang. Misalnya gambaran dari depan ke belakang, dari luar ke dalam, dari bawah ke atas,
dari kanan ke kiri dan sebagainya. Contoh:

“Bangunan itu terbagi dalam empat ruang. Pada ruang pertama yang sering disebut bangsal
srimanganti, terdapat dua pasang kursi kayu ukiran Jepara. Ruangan ini sering digunakan
Adipati Sindungriwut untuk menerima tamu kadipaten. Di sebelah kiri bangsal
srimanganti, terdapat ruangan khusus untuk menyimpan benda-benda pusaka kadipaten
dan cendera mata dari kadipaten-kadipaten lain. Ruangan ini tertutup rapat dan selalu
dijaga oleh kesatria-kesatria terpilih Kadipaten Ranggenah. Ruangan tempat menyimpan
benda-benda pusaka dan cendera mata ini sering disebut kundalini mesem. Agak jauh di
sebelah kanan ruang kundalini mesem terdapat sebuah ruangan yang senantiasa
menebarkan aroma dupa. Ruang ini disebut ruang pamujan karena di tempat inilah Sang
Adipati selalu mengadakan upacara dan kebaktian. Beberapa meter dari ruang pamujan
terdapat ruangan kecil dengan sebuah tempayan besar di tengahnya. Ruangan ini sering
disebut dengan ruang reresik, karena ruangan ini sering digunakan untuk membersihkan
diri Sang Adipati sebelum masuk ke ruang pamujan.”
2.Urutan waktu (kronologis)

Menggambarkan urutan terjadinya peristiwa, perbuatan, atau tindakan. Contoh:

“Menendang bola dengan sepatu baru dikenalnya sekitar tahun 1977, saat ia baru lulus dari
STM Negeri 3 jurusan teknik elektro. Yang pertama kali melatihnya adalah klub Halilintar.
Dari sini pretasinya terus menanjak hingga kemudian ia dapat bergabung dengan klub
Pelita Jaya sampai sekarang. Tahun 1984 ia pernah dipanggil untuk memperkuat PSSI ke
Merdeka Games di Malaysia. Waktu ia dipanggil lagi untuk turnamen di Brunei tahun 1985,
ia gagal memenuhinya karena kakinya cedera.”

3. Klimaks dan Antiklimaks

Gagasan utama mula-mula dirinci dengan sebuah gagasan bawahan yang dianggap paling
rendah kedudukannya. Kemudian berangsur-angsur dengan gagasan lain hingga gagasan
yang paling tinggi kedudukan/kepentingannya. Contoh:

“Bentuk traktor mengalami perkembangan dari jaman ke jaman seiring dengan kemajuan
tehnologi yang dicapai umat manusia. Pada waktu mesin uap baru jaya-jayanya, ada traktor
yang dijalankan dengan mesin uap. Pada waktu tank menjadi pusat perhatian orang,
traktor pun ikut-ikutan diberi model seperti tank. Keturunan traktor model tank ini sampai
sekarang masih dipergunakan orang, yaitu traktor yang memakai roda rantai. Traktor
semacam ini adalah hasil perusahaan Carterpillar. Di samping Carterpillar, Ford pun tidak
ketinggalan dalam pembuatan traktor dan alat-alat pertanian lainnya. Jepang pun tidak
mau kalah bersaing dalam bidang ini. Produk Jepang yang khas di Indonesia terkenal
dengan nama padi traktor yang bentuknya sudah mengalami perubahan dari model-model
sebelumnya.”

Pikiran utama dari paragraf di atas adalah “bentuk traktor mengalami perkembangan dari
zaman ke zaman”. Pikiran utama itu kemudian dirinci dengan gagasan-gagasan : traktor
yang dijalankan dengan mesin uap, traktor yang memakai roda rantai, traktor buatan Ford,
dan traktor buatan Jepang.

Variasi dari klimaks ialah antiklimaks. Pengembangan dengan antiklimaks dilakukan


dengan cara menguraikan gagasan dari yang paling tinggi kedudukannya, kemudian
perlahan-lahan menurun ke gagasan lain yang lebih rendah.

 4. Umum – Khusus & Khusus – Umum (deduktif & induktif)

Cara pengungkapan paragraf yang paling banyak digunakan adalah cara deduktif dan
induktif. Contoh paragraf yang dikembangkan dengan cara deduktif

“ Salah satu kedudukan bahasa Indonesia adalah sebagai bahasa nasional. Kedudukan ini
dimiliki sejak dicetuskannya Sumpah Pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928. Kedudukan
ini mungkinkan oleh kenyataan bahwa bahasa Melayu yang mendasari bahasa Indonesia
telah menjadi lingua franca selama berabad-abad di seluruh tanah air kita. Hal ini ditunjang
lagi oleh faktor tidak terjadinya persaingan bahasa, maksudnya persaingan bahasa daerah
yang satu dengan bahasa daerah yang lain untuk mencapai kedudukannya sebagai bahasa
nasional.”

Contoh paragraf yang dikembangkan dengan cara deduktif

“ Dokumen-dokumen dan keputusan-keputusan serta surat menyurat yang dikeluarkan


pemerintah dan badan-badan kenegaraan lainnya ditulis dalam bahasa Indonesia. Pidato-
pidato, terutama pidato kenegaraan, ditulis dan diucapkan dengan bahasa Indonesia.
Hanya dalam keadaan tertentu , demi kepentingan antarbangsa kadang-kadang pidato
resmi ditulis dan diucapkan dalam bahasa asing, terutama bahasa Inggris. Demikian juga
pemakaian bahasa Indoensia oleh masyarakat dalam upacara, peristiwa, dan kegiatan
kenegaraan . Dengan kata lain, komunikasi timbal balik antara pemerintah dengan
masyarakat berlangsung dengan menggunakan bahasa Indonesia.”

Ada paragraf yang berfungsi untuk menjelaskan, membandingkan, mempertentangkan,


menggambarkan, atau memperdebatkan. Berikut ini akan dipaparkan bentuk-bentuk
pengembangan paragraf berdasarkan fungsinya dalam suatu karangan.

Berdasarkan isi

 5. Perbandingan dan Pertentangan

Untuk menambah kejelasan sebuah paparan, kadang-kadang penulis berusaha


membandingkan atau mempertentangkan. Dalam hal ini penulis berusaha menunjukkan
persamaan dan berbedaan antara dua hal. Syarat perbandingan/pertentangan adalah dua
hal yang tingkatannya sama dan kedua hal itu mempunyai persamaan sekaligus perbedaan.
Contoh:

“Ratu Elizabeth tidak begitu tertarik dengan mode, tetapi selalu berusaha tampil di muka
umum seperti apa yang diharapkan rakyatnya. Ke luar kota paling senang mengenakan
pakaian yang praktis. Ia menyenangi topi dan scraf. Lain halnya dengan Margareth
Thacher. Sejak menjadi pemimpin partai konservatif, ia melembutkan gaya berpakaian dan
rambutnya. Ia membeli pakaian sekaligus dua kali setahun. Ia lebih cenderung berbelanja
ke tempat yang agak murah. Ia hanya memakai topi ke pernikahan, ke pemakaman, ke
upacara resmi misalnya ke parlemen.”

  6.Analogi
Digunakan untuk membandingkan sesuatu yang sudah dikenal umum dengan hal yang
belum dikenal. Analogi ini dimaksudkan untuk menjelaskan hal yang kurang dikenal
tersebut. Contoh paragraf yang dikembangkan dengan cara analogi.

“Filsafat dapat diibaratkan sebagai pasukan marinir yang merebut pantai untuk
mendaratkan pasukan infantri. Pasukan infasntri ini diibaratkan sebagai ilmu pengetahuan
yang diantaranya terdapat ilmu. Filsafatlah yang memenangkan tempat berpijak bagi
kegiatan keilmuan. Setelah itu ilmulah yang membelah gunung dan merambah hutan,
menyempurnakan kemenangan ini menjadi pengetahuan yang dapat diandalkan. Filsafat
menyerahkan daerah yang sudah dimenangkan itu kepada pengetahuan-pengetahuan
lainnya. Setelah penyerahan dilakukan, maka filsafat pun pergiu kembali menjelajah laut
lepas, berspekulasi dan meneratas.”

7.Contoh-contoh

Sebuah generalisasi yang terlalu umum sifatnya agar dapat memberikan penjelasan kepada
pembaca, kadang-kadang memerlukan contoh-contoh yang konkrit. Contoh sebuah
paragraf yang dikembangkan dengan contoh-contoh.

“ Dalam rangka mengejar ketertinggalan desa baik dalam bidang pembangunan maupun
dalam bidang pengetahuan, berbagai usaha telah dilakukan oleh pemerintah. ABRI masuk
desa sudah lama kita kenal. Hasilnya pun tidak mengecewakan, seperti: perbaikan jalan,
pembuatan jembatan, pemugaran kampung, dan lain sebagainya. Contoh lain adalah KKN
yang dilaksanakan oleh mahasiswa. Hasil-hasil yang positif telah pula dinikmati oleh desa
yang bersangkutan, misalnya: peningkatan pengetahuan masyarakat, pemberantasan buta
aksara, perbaikan dalam bidang kesehatan dan gizi, dan lain-lain. Akhir-akhir ini surat
kabar juga diusahakan masuk desa, walaupun hasilnya masih belum kelihatan. Barangkali
perlu pula dipikirkan program selanjutnya, misalnya bahasa Indonesia masuk desa, jaksa
masuk desa, listrik masuk desa, dan sebagainya.”

8.Sebab – Akibat

Hubungan kalimat dalam sebuah paragraf dapat berbentuk sebab akibat. Dalam hal ini
sebab dapat berfungsi sebagai pikiran utama, dan akibat sebagai pikiran penjelas; atau
sebaliknya. Contoh:

“ Jalan Jendral Sudirman akhir-akhir ini kembali macet dan semrawut. Lebih dari separuh
jalan kendaraan kembali tersita oleh kegiatan pedagang kaki lima. Untuk mengatasinya,
pemerintah daerah akan memasang pagar pemisah antara jalan kendaraan dengan trotoar.
Pagar ini juga berfungsi sebagai batas pemasangan tenda pedagang kaki lima tempat
mereka diizinkan berdagang. Pemasangan pagar ini terpaksa dilakukan mengingat
pelanggaran pedagang kaki lima di lokasi itu sudah sangat keterlaluan, sehingga
menimbulkan kemacetan lalu lintas.”

 9.Definisi Luas

Untuk memberikan batasan tentang sesuatu, kadang-kadang penulis terpaksa menguraikan


dengan beberapa kalimat atau bahkan beberapa paragraf. Contoh pengembangan paragraf
dengan definisi luas:

“ Pompa hidran (Hydraulicran) ialah sejelis pompa yang dapat bekerja secara kontinue
tanpa menggunakan bahan bakar atau energi tambahan dari luar. Pompa ini bekerja
dengan memanfaatkan tenaga aliran air yang berasal dari sumber air, dan mengalirkan
sebagian air tersebut ke tempat yang lebih tinggi. Bagian utama sistem ini ialah pompa
pemasukan, katub limbah, katub pengantar, katup udara, ruang udara , dan pipa
pengeluaran. Pada dasarnya air dapat dipompakan karena adanya perubahan energi
kinetis air jatuh, yang menimbulkan tenaga yang cukup tinggi dalam ruang udara, sehingga
sanggup mengangkat dan mengalirkan air ke tempat yang lebih tinggi permukaannya.
Desain katub limbah dan katub pemasukan dibuat sedemikian rupa sehingga dapat
berfungsi bergantian.”

 10.Klasifikasi

Dalam pengembangan paragraf, kadang-kadang kita mengelompokkan hal-hal yang


mempunyai persamaan. Pengelompokan ini biasanya dirinci lebih lanjut ke dalam
kelompok-kelompok yang lebih kecil. Contoh pengembangan paragraf dengan cara
mengklasifikasikan.

“ Dalam karang-mengarang atau tulis-menulis, dituntut beberapa kemampuan antara lain


kemampuan yang berhubungan dengan kebahasaan dan kemampuan pengembangan atau
penyajian. Yang termasuk kemampuan kebahasaan adalah kemampuan menerapkan ejaan,
pungtuasi, kosa kata, diksi, dan kalimat. Sedangkan yang dimaksud dengan kemampuan
pengembangan ialah kemampuan menata paragraf, kemampuan membedakan pokok
bahasan, subpokok bahasan, dan kemampuan membagi pokok bahasan dalam urutan yang
sistematik.”

8. FUNGSI PARAGRAF
Dapat disimpulkan bahwa fungsi paragraf, antara lain:
 Untuk mengekspresikan gagasan utama yang ingin disampaikan oleh penulis.

 Untuk menjelaskan keseluruhan ide pokok dengan mudah, logis, dan sistematis. 

 Untuk menandai pergantian gagasan baru, jika karangan tersebut memiliki lebih
dari satu gagasan utama. 

 Untuk membantu pembaca memahami gagasan utama sebuah karangan. 

 Untuk memudahkan pengendalian variabel, jika karangan berisi lebih dari satu
variabel. 

 Untuk membantu penulis menyusun dan mengembangkan ide yang akan


dituangkan dalam karangannya, yang berhubungan dengan topik yang akan
dibahas.  

BAB III
PENUTUP
A.Kesimpulan
Paragraf adalah seperangkat atau sekelompok kalimat yang tersusun dari satu kalimat
pokok dan beberapa kalimat penjelas. Yang di maksud Kalimat Pokok adalah suatu
kalimat yang berisikan masalah atau kesimpulan dari paragraf itu sendiri. Dan Kalimat
Penjelas merupakan suatu kalimat yang berisikan penjelasan masalah yang terdapat di
kalimat pokok.

Paragraf bukan berkaitan dengan segi keindahan karangan itu, tetapi pembagian per
paragraf ini memiliki beberapa kegunaan, sebagai berikut:

1. Sebagai penampung fragmen ide pokok atau gagasan pokok keseluruhan paragraph

2. Alat untuk memudahkan pernbaca memahami jalan pikiran penulisnya

3. Penanda bahwa pikiran baru dimulai

4. Alat bagi pengarang untuk mengembangkan jalan pikiran secara sistematis

5. Dalam rangka keseluruhan karangan, paragraf dapat berguna bagi pengantar,


transisi, dan   penutup.

B.Saran-saran
dapat disimpulkan bahwa ilmu Bahasa Indonesia dapat memberi kita ilmu pengetahuan
yang mendalam dan Bahasa Indonesia adalah Bahasa Resmi kebangsaan dengan Berbahasa
Indonesia kita bisa menambah Cakrawa dan pemikiran dan berbahasa yang luas.   

DAFTAR PUSTAKA

https://rahmi17site.wordpress.com/2016/02/24/makalah-tentang-pengertian-paragraf-
kegunaan-dan-jenis-jenisnya/
https://www.ruangguru.com/blog/jenis-unsur-dan-syarat-paragraf

https://www.qubisa.com/article/pengertian-paragraf - showContent

https://id.scribd.com/document/325941537/Teknik-Pengembangan-Paragraf

https://www.zonareferensi.com/pengertian-paragraf/

sc : ms edge

Anda mungkin juga menyukai