Dualisme Kepemimpinan Nasional - Muhammad Bagas Anugrah
Dualisme Kepemimpinan Nasional - Muhammad Bagas Anugrah
Puji syukur saya haturkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan pertolongan-
Nya penulis dapat menyelesaiakan laporan hasil praktikum KD 3.3 yang berjudul
“Dualisme Kepemimpinan Nasional”. Tak lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada
guru pembimbing yang telah membantu dalam membuat laporan , yakni Ibu Hj. Hendriyati.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada teman-teman yang juga sudah memberi
masukan baik langsung maupun tidak langsung dalam pembuatan laporan ilmiah ini dan
penulis juga menyadari masih banyak kekurangan didalam laporan ini. Tentunya ada hal-
hal yang ingin penulis berikan dari laporan praktikum ini. Karena itu penulis berharap
semoga laporan hasil praktikum ini dapat berguna bagi kita semua.
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Latar belakang dualisme kepemimpinan nasional ini adalah adanya penafsiran yang
berbeda terkait SURAT PERINTAH 11 MARET yang dikeluarkan Presiden Soekarno
pada tahun 1966. Presiden Soekarno mengangap surat tersebut sebagai perintah agar
mengamankan situasi namun Soeharto beranggapan bahwa surat tersebut adalah
penyerahan Mandat atau KEKUASAAN.Di awal 1966, kondisi politik bergejolak.
Soekarno diprotes keras karena G30S dan perekonomian yang memburuk. Puncaknya,
pada 11 Maret 1966. Demonstrasi mahasiswa secara besar-besaran terjadi di depan
Istana Negara. Demonstrasi ini didukung tentara. Menteri/Panglima Angkatan Darat
Letnan Jenderal Soeharto pun meminta agar Soekarno memberikan surat perintah untuk
mengatasi konflik apabila diberi kepercayaan. Maka, pada 11 Maret 1996 sore di Istana
Bogor, Soekarno menandatangani surat perintah untuk mengatasi keadaan. Memasuki
pertengahan 1966, masalah dualisme kepemimpinan nasional makin terasa. Soekarno
tidak lagi bisa mencabut Supersemar ketika MPRS memutuskannya sebagai TAP MPRS
Nomor IX/1966 pada 21 Juni 1966. Saat itu, MPRS mencabut Soekarno sebagai
presiden seumur hidup sekaligus memberi kewenangan Soeharto sebagai pengemban
Supersemar untuk membentuk kabinet pada 5 Juli 1966.
B. Rumusan Masalah