Anda di halaman 1dari 3

MATERI 15

TIGA SIKAP TERHADAP DUNIA

Ketika manusia berorientasi kepada kehidupan akhirat, bukan berarti dia tidak boleh
menikmati kehidupan di dunia ini, selama dia tidak mengabaikan tempat kembalinya.
Allah Subhaanahu Wata’aalaa berfirman,

ِّ‫ُزيِّ َن لِّلنَّ ِّاس ُح ُّب ٱ َّلشه َ ََٰو ِّت ِّم َن ٱلنِّ َسا ٓ ِّء َوٱلْ َبنِّ َني َوٱلْ َقنَ ٰـ ِّط ِّري ٱلْ ُم َق َنط َر ِّة ِّم َن ٱ َّذله َِّب َوٱلْ ِّفضَّ ِّة َوٱلْ َخ ْيل‬
١٤ ‫ٱلْ ُم َس َّو َم ِّة َوٱ ْ َْلنْ َع ٰـ ِّم َوٱلْ َح ْر ِّث ۗ َذَٰ ِّ َِل َمتَ ٰـ ُع ٱلْ َح َي ٰو ِّة ٱدلُّ نْ َيا ۖ َوٱ َّ َُّلل ِّعندَ ُهۥ ُح ْس ُن ٱلْ َم َـ ِّاب‬

“Dijadikan terasa indah dalam pandangan manusia cinta terhadap apa yang
diinginkan, berupa perempuan-perempuan, anak-anak, harta benda yang bertumpuk
dalam bentuk emas dan perak, kuda pilihan, hewan ternak dan sawah ladang. Itulah
kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik.” (All
‘Imraan:14)

Ketika menafsirkan “Dijadikan indah pada pandangan manusia kecintaan


kepada apa-apa yang diingini,” Sayyid Quthb dalam Fi Zhilalil Qur’an mengatakan
bahwa kalimat ini tidak memiliki konotasi untuk menganggapnya kotor dan tidak
disukai. Tetapi ia hanya semata-mata menunjukkan tabiat dan dorongan-
dorongannya, menempatkan pada tempatnya tanpa melewati batas. Ia tidak
mengalahkan apa yang lebih mulia dan lebih tinggi dalam kehidupan serta
mengajaknya untuk memandang ke ufuk lain setelah menunjukkan vitalnya apa-apa
yang diingini itu, tanpa tenggelam dan semata-mata bergelimang di dalamnya. Di
sinilah keistimewaan Islam dengan memelihara fitrah manusia dan menerima
kenyataannya serta berusaha mendidik, merawat, dan meninggikannya, bukan
membekukan dan mematikannya.
Bagi seorang Muslim, bukan tidak boleh memiliki dan menikmati kehidupan dunia
demikian, yang penting adalah jangan sampai kehidupan dunia membuat manusia
menjadi lupa dan lalai. Allah SWT berfirman,

ُ ِّ ٰ‫اَّلل َۚو َم ْن ي َّ ْف َع ْل ٰذ ِّ َِل فَ ُاولٰٰۤى َك ُ ُُه الْخ‬


‫ِس ْو َن‬ ِّ ٰ ‫ٰ ٓ َٰيُّيُّ َا َّ ِّاذل ْي َن ٰا َم ُن ْوا ََل تُلْه ُ ُِّْك َا ْم َوالُ ُ ُْك َو ََل ٓ َا ْو ََلد ُ ُُْك َع ْن ِّذ ْك ِّر‬
ِٕ
“Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah harta bendamu dan anak-anakmu
melalaikan kamu dari mengingat Allah. Dan barangsiapa berbuat demikian, maka
mereka itulah orang-orang yang rugi.” (alMunaafiquun: 9)

Dalam memandang kehidupan dunia dengan segala kenikmatan yang tersedia, agar
tidak terlena dan lalai, kita harus memiliki sikap positif, yaitu sebagai berikut.

Capailah segala kenikmatan dunia dengan cara yang baik dan halal, bukan
dengan menghalalkan segala cara. Bahkan seandainya kenikmatan itu harus dikejar
hingga ke ujung dunia, hal itu tidak menjadi masalah, yang terpenting harus dengan
jalan benar.
Allah Subhaanahu Wata’aalaa berfirman,

َ‫ْف ِلح ُْون‬ ‫اَّلل َكثِّ ْ ًريا ل َّ َعل َّ ُ ُْك ُت‬


َ ٰ ‫اَّلل َو ْاذ ُك ُروا‬
ِّ ٰ ِّ‫ِش ْوا ِّف ْ َاَل ْر ِّض َوابْتَغ ُْوا ِّم ْن فَضْ ل‬
ُ ِّ َ ‫الصلٰو ُة فَانْت‬
َّ ‫فَ ِّا َذا قُ ِّضيَ ِّت‬

“Apabila shalat telah dilaksanakan, maka bertebaranlah kamu di bumi, carilah


karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak agar kamu beruntung.” (al-Jumu’ah:
10)

Gunakan apa-apa yang sudah kita peroleh dengan cara yang baik dan untuk
kebaikan.
Allah Subhaanahu Wata’aalaa berfirman,

ُ ٰ ‫ادلَّار ْ ٰاَل ِّخ َر َة َو ََل تَن ْ َس ن َِّص ْي َب َك ِّم َن ادلُّ نْ َيا َو َا ْح ِّس ْن َ َمَك ٓ َا ْح َس َن‬
ِّ ‫اَّلل ِّالَ ْي َك َو ََل تَ ْبغ‬ َ ‫اَّلل‬ َ ‫َوابْتَغ ِّ ِّف ْي َما ٓ ٰات‬
ُ ٰ ‫ٰىك‬
‫اَّلل ََل ُ ُِّي ُّب الْ ُم ْف ِّس ِّد ْي َن‬
َ ٰ ‫الْ َف َسا َد ِّف ْ َاَل ْر ِّض ۗ ِّا َّن‬
“Dan carilah (pahala) negeri akhirat dengan apa yang telah dianugerahkan Allah
kepadamu, tetapi janganlah kamu lupakan bagianmu di dunia dan berbuat baiklah
(kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu, dan janganlah
kamu berbuat kerusakan di bumi. Sungguh, Allah tidak menyukai orang yang
berbuat kerusakan.” (al Qashash: 77)

Jangan sampai lupa kepada Allah SWT dalam menikmati hal-hal yang bersifat
duniawi, tetaplah dalam kerangka bersyukur dan beribadah kepada Allah
Subhaanahu Wata’aalaa , sebagaimana firman-Nya,

‫َو ِّا ْذ َتَ َ َّذ َن َ برُّ ُ ُْك لَى ْن شَ كَ ْر ُ ُْت َ ََل ِّزيْدَ نَّ ُ ُْك َولَى ْن َك َف ْر ُ ُْت ِّا َّن عَ َذ ِّ ْاِب لَشَ ِّديْ ٌد‬
ِٕ ِٕ
“Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu memaklumkan, ‘Sesungguhnya jika kamu
bersyukur, niscaya Aku akan menambah (nikmat) kepadamu, tetapi jika kamu
mengingkari (nikmat-Ku), maka pasti adzab-Ku sangat berat.”” (Ibrahim: 7)

*_WhatsApp link_*

https://chat.whatsapp.com/J34Ksx6DFQJ6tUO3mrxP2a

*_Semoga bermanfaat_*

Anda mungkin juga menyukai