Anda di halaman 1dari 66

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM dan BUDI PEKERTI


MELALUI STRATEGI STUDENT TEAM ACHIEVEMENT
DIVISON (STAD) pada MATERI HIKMAH IBADAH HAJI,
ZAKAT dan WAKAF dalam KEHIDUPAN
(Penelitian Tindakan Kelas Siswa Kelas X IPA 1 SMA Negeri 8 Kota Kediri
Tahun Pelajaran 2019/2020)
Laporan Magang 3
“Penelitian Tindakan Kelas”
Dosen Pendamping : Dr. H. Ali Anwar , M. Ag.

Disusun Oleh :
Rina Fitriana Wijayanti 932139916

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI)

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK)

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

KEDIRI

2020

i
HALAMAN PERSETUJUAN

Laporan Penelitian Tindakan Kelas Magang 3 IAIN Kediri dengan Judul


“Meningkatkan Hasil Belajar Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi
Pekerti Melalui Strategi Student Team AchievementDivision (STAD) pada Materi
Hikmah Ibadah Haji, Zakat dan Wakaf dalam Kehidupan (Penelitian Tindakan
Kelas Siswa Kelas X IPA 1 SMA Negeri 8 Kediri Tahun Pelajaran 2019/2020)”

Telah disetujui :

Hari : ..................................

Tanggal : ..................................

Mengetahui, Kediri, 20 Februari 2020


Kepala Sekolah Guru Pamong
SMAN 8 Kediri

ROZIQ, S. Pd., M. Si. Wa’dullah, M. Pd. I.


NIP : 196307181987031010 NIP : -

i
HALAMAN PENGESAHAN

LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS MAGANG 3 IAIN KEDIRI

(CLASSROOM ACTION RESEARCH)

Meningkatkan Hasil Belajar Mata Pelajaran Pendidikan


Agama Islam dan Budi Pekerti Melalui Strategi Student
Team AchievementDivision (STAD) pada Materi Hikmah
Judul Penelitian
Ibadah Haji, Zakat dan Wakaf dalam Kehidupan
(Penelitian Tindakan Kelas Siswa Kelas X IPA 1 SMA
Negeri 8 Kediri Tahun Pelajaran 2019/2020)

a. Mata Pelajaran a. Pendidikan Agama dan Budi Pekerti


b. Bidang Kajian b. Strategi Pembelajaran

Identitas Peneliti :

a. Nama Lengkap a. Rina Fitriana Wijayanti


b. NIM b. 932139916
c. Jurusan c. Pendidikan Agama Islam
d. Fakultas d. Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
e. Institut e. Institut Agama Islam Negeri Kediri
f. Alamat f. Jln. Sersan Harun No. 23 Kartoharjo Nganjuk
g. No. HP g. +6281559971440
h. Email h. Fitrianarina1618@gmail.com

Penelitian dilakukan pada tanggal 24 Januari sampai 14


Waktu Penelitian
Februari 2020

ii
Laporan penelitian tindakan kelas ini telah disahkan oleh Dosen
Pembimbing Magang pada :

Hari : ...........................................

Tanggal : ...........................................

Kediri, 20 Februari 2020


Dosen Pembimbing Magang

Dr. H. Ali Anwar, M. Ag.


NIP. 196405031996031001

iii
Meningkatkan Hasil Belajar Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam dan
Budi Pekerti Melalui Strategi Student Team AchievementDivision (STAD)
pada Materi Hikmah Ibadah Haji, Zakat dan Wakaf dalam Kehidupan
(Penelitian Tindakan Kelas Siswa Kelas X IPA 1 SMA Negeri 8 Kediri
Tahun Pelajaran 2019/2020)
Rina Fitriana Wijayanti
Fitrianarina1618@gmail.com
ABSTRAK
Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti merupakan mata pelajaran
yang diajarkan dijenjang pendidikan SD, SMP dan SMA. Hasil belajar yang
dicapai oleh siswa dalam mata pelajaran ini dapat dikatakan cukup karena pada
dasarnya materi yang disampaikan dalam mata pelajaran Pendidikan Agama
Islam dan Budi Pekerti merupakan materi yang berkaitan dengan sikap dalam
kehidupan sehari-hari serta ajaran-ajaran yang ada dalam agama Islam. Namun
terdapat hambatan yang dialami dalam proses pembelajaran, yaitu yang berasal
dari guru maupun siswa.Untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam mata
pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti dengan materi pelajaran
“Hikmah Ibadah Haji, Zakat dan Wakaf dalam Kehidupan” peneliti akan
menerapkan metode “Student Team Achievement Division (STAD)”. Dengan
menerapkan metode STAD diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa
dalam menerima dan memahami materi “Hikmah Ibadah Haji, Zakat dan Wakaf
dalam Kehidupan”. Oleh karena itu penelitian ini bertujuan untuk memberikan
informasi dan pemikiran serta pertimbangan terkait bagaimana metode Student
Team Achievemnet Division (STAD) digunakan dalam proses pembelajaran
dengan materi “Hikmah Ibadah Haji, Zakat dan Wakaf dalam Kehidupan”.
Selain itu juga untuk mengetahui apakah terdapat peningkatan hasil belajar
siswa dalam mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti. Subjek
dalam penelitian ini adalah siswa kelas X IPA 1 SMA Negeri 8 Kota Kediri yang
berjumlah 31 siswa. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa penggunaan metode
STAD dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

iv
KATA PENGANTAR

Puji syukur Peneliti panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat, taufik, hidayah serta karunia-Nya sehingga Peneliti dapat
menyelesaikan laporan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan lancar dan tepat
pada waktunya.

Dalam penyusunan laporan Penelitian Tindakan Kelas ini, tidak terlepas


dari bantuan berbagai pihak yang terkait di dalamnya. Oleh karean itu, pada
kesempatan ini Peneliti menyampaikan terimakasih sebesar-besarnya kepada:

1. Dosen Pembimbing Magang, Dr. H. Ali Anwar, M. Ag., karena telah


membimbing dan memberikan arahan.
2. Bapak Roziq, S. Pd., selaku kepada sekolah SMA Negeri 8 Kota Kediri
3. Bapak Wa’dullah selaku pamong dan guru mata pelajaran Pendidikan Agama
Islam dan Budi Pekerti
4. Para Guru dan Staf SMA Negeri 8 Kota Kediri
5. Siswa-siswi SMA Negeri 8 Kota Kediri
6. Segenap sahabat dan semua pihak yang telah memberikan bantuan dan
kerjasamakpeada Peneliti demi terselesaikannya laporan Penelitian Tindakan
Kelas (PTK) ini.

Peneliti menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan


laporan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini. Oleh karena itu saran serta kritik
yang membangun sangat Peneliti harapkan dari berbagai pihak.

Kediri, 20 Februari 2020


Peneliti

Rina Fitriana Wijayanti


NIM. 932139916

v
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL............................................................................................

HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................ i

HALAMAN PERSETUJUAN............................................................................ ii

ABSTRAK .......................................................................................................... iv

KATA PENGANTAR ....................................................................................... v

DAFTAR ISI........................................................................................................ vi

BAB I: PENDAHULUAN

A. Latar Belakang........................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah dan Pemecahan Masalah ...................................... 4
C. Tujuan Penelitian.................................................................................... 5
D. Manfaat Penelitian.................................................................................. 5

BAB II: KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Teoritis
1. Metode Student Team AchievementDivision (STAD)
a. Pengertian Metode Student Team Achievement Division
(STAD) ........................................................................................ 7
b. Karakteristik Metode Student Team Achievement Division
(STAD) ........................................................................................ 9
c. Kelemahan dan Kelebihan Metode Student Team
Achievement Division (STAD) ....................................................10
d. Langkah-langkah Pembelajaran Menggunakan Metode
Student Team Achievement Division (STAD).............................12
2. Belajar dan Hasil Belajar
a. Pengertian Belajar dan Hasil Belajar .......................................12
b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar ............................14

vi
c. Klasifikasi Hasil Belajar ............................................................16
B. Kerangka Berfikir...................................................................................17
C. Hipotesis Tindakan ................................................................................17

BAB III: PELAKSANAAN PENELITIAN

A. Lokasi dan Waktu Penelitian ...............................................................19


B. Subjek Penelitian ....................................................................................19
C. Objek Penelitian .....................................................................................19
D. Metodologi Penenlitian...........................................................................19

BAB IV: HASIL PENENLITIAN dan PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian .......................................................................................32


B. Pembahasan ............................................................................................48

BAB V: SIMPULAN dan SARAN

A. Simpulan .................................................................................................53
B. Saran ........................................................................................................53

DAFTAR PUSTAKA .........................................................................................55

LAMPIRAN-LAMPIRAN..................................................................................56

vii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan seperti yang termuat dalam Undang-undang No. 20
Tahun 2003 terkait Sisdiknas merupakan “usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik
secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan
spiritual, keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, bangsa dan negara”.
Dari pengertian pendidikan tersebut dapat tergambar jelas bahwa
terlaksananya sebuah pendidikan tidak terlepas kaitannya dengan sebuah
proses pembelajaran. Pembelajaran sesuai dengan Undang-undang No. 20
Tahun 2003 pasal 1 menyebutkan bahwa “pembelajaran merupakan proses
interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu
lingkungan belajar”. Disini jelas disebutkan bahwa pembelajaran
merupakan suatu proses yang dilakukan peserta didik berupa sebuah pola
interaksi dengan pendidik maupun lingkungan belajar di sekitarnya.
Pada kurikulum 2013 yang diterapkan sekarang, dimana
menggunakan pendekatan pembelajaran Sientific dan model pembelajaran
Student Center lebih mengutamakan peran peserta didik dalam proses
pembelajaran. Peserta didik dituntut untuk aktif dan kreatif dalam mencari,
menemukan, menganalisa dan sebagainya. Peserta didik disini menjadi
subjek utama dalam berlangsungnya proses pembelajaran.
Mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti
merupakan salah satu mata pelajaran yang diajarkan pada jenjang
pendidikan SD, SMP, SMA. Mata pelajaran ini berkaitan erat dengan
kehidupan peserta didik di setiap harinya, karena mata pelajaran ini
mengajarkan terkait akhlak atau perilaku dalam kehidupan sehari-hari
peserta didik serta ajaran-ajaran yang terdapat dalam agama Islam.
Meskipun bukan termasuk pelajaran yang sulit untuk dipahami, namun
apabila dalam proses pembelajarannya guru hanya menggunakan metode

1
2

ceramah dan diskusi biasa maka akan membuat peserta didik bosan dan
kurang memilikiketertarikan dengan mata pelajaran ini. Hal ini terlihat
pada siswa kelas X IPA 1 SMA Negeri 8 Kota Kediri yang dalam proses
pembelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti kurang memiliki
minat pada proses pembelajaran dan hal ini secara tidak langsung
berdampak pada hasil belajar yang didapat. Meskipun sudah banyak dari
para peserta didik yang dalam nilai ulangan harian telah memenuhi KKM
(kriteria ketuntasan minimal), namun belum terlihat adanya peningkatan
yang terus secara bertahap pada hasil belajar, dengan kata lain nilai hasil
belajar masih tetap pada rata-rata yang diperoleh sebelumnya atau tidak
jarang nilai yang diperoleh naik turun. Hal ini terlihat pada penilaian
setelah pembelajaran dalam 1 bab selesai, siswa pada penilaian
pembelajaran 1 dari jumlah 31 siswa dikatakan tuntas karena telah
memenuhi nilai KKM. Namun pada penilainakhir bab selanjutnya terdapat
beberapa siswa yang mengalami penurunan nilai serta ada beberapa siswa
pula yang mengalami peningkatan dan yang lainnya tetap pada nilai yang
sama. Jika dalam penilaian akhir bab sebelumnya siswa terbilang tuntas
secara keseluruhan dengan memperoleh nilai di atas KKM, maka dalam
penilaian bab selanjurnya ini terdapat beberapa siswa yang belum
mencapai nilai KKM.
Banyak faktor yang mempengaruhi hasil belajar peserta didik.
Faktor disini bisa datang dari dalam diri peserta didik (internal) maupun
dari luar diri peserta didik (eksternal). Faktor yang berasal dari dalam diri
peserta didik contohnya adalah seperti motivasi, minat, semangat belajar
dan sebaggainya. Sementara faktor yang berasal dari luar diri peserta didik
adalah seperti lingkungan belajar, teman sebaya, guru dan sebagainya. Dan
salah satu faktor yang menjadi fokus dalam penelitian ini adalah faktor
dari luar diri peserta didik yang terkait erat dengan pelaksanaan proses
pembelajaran.
Terkait dengan proses pembelajaran tidak terlepas dari peran
seorang guru di dalamnya. Guru disini merupakan fasilitator bagi siswa
3

dalam pelaksanaan pembelajaran. Sebagai fasilitator guru tidak hanya


diam dan memfasilitas proses pembelajaran yang ada. Namun lebih dari
itu, guru juga harus mengetahui karakterstik dari setiap materi yang akan
dipelajari oleh peserta didik dan guru juga harus mampu merancang proses
pembelajaran yang bermakna bagi peserta didik sehingga peserta didik
dapat memahami materi secara utuh. Dalam merancang proses
pembelajaran banyak sekali hal yang dapat dilakukan oleh seorang guru
diantara pemilihan model pembelajaran, strategi, metode, instrument dan
sebagainya.
Dewasa ini, salah satu model pembelajaran yang sedang menjadi
sorotan para pakar pendidikan adalah terkait model CooperativeLearning.
Model CooperativeLearning merupakan model pembelajaran kelompok
yang akhir-akhir ini saat berlangsungnya kurikulum 2013 mulai menjadi
perhatian para ahli pendidikan dengan berbagai penelitian yang ada.
CooperativeLearning merupakan model pembelajaran dengan
menggunakan sistem pengelompokan atau pembentukan tim kerja yang
beranggotakan 4-6 orang dengan latar belakang yang berbeda-beda baik
dalam hal intelegensi, ras, suku, gender dan sebagainya.1
Dalam cooperative learning terdapat bayak metode yang dapat
diterapkan. Salah satunya adalah cooperative learning type Student Team
Achievement Division(STAD). STAD merupakan salah satu metode
pembelajaran yang paling sederhana dalam model pembelajaran
cooperativelearning.
Pemilihan metode ini didasarkan untuk membangkitkan peran
peserta didik dengan menunjukkan keaktifan peserta didik saat
berlangsungnya proses pembelajaran. Selain itu, metode ini juga
mengajarkan kerja sama tim sehingga peserta didik dapat saling bertukar
pendapat dan menjadi sumber belajar bagi teman sebaya. Disamping itu
juga diharapkan dapat menjadikan peserta didik untuk berfikir kritis,

Rusman, “Belajar dan Pembelajaran Berbasis Komputer: Mengembangkan Profesioanalisme


1

Guru Abad 21” (Bandung : Alfabeta, 2013), 64.


4

kreatif dalam menanggapi suatu persoalan dan dapat meningkatkan


pemahaman peserta didik. Dengan meningkatnya pemahaman peserta
didik akan berdampak kepada hasil belajar peserta didik yang akan
meningkat.
Dengan memperhatikan hal di atas, maka diharapkan dengan
penerapkan metode Student Team Achievement Division (STAD) dapat
meningkatkan hasil belajar pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam
dan Budi Pekerti siswa kelas X IPA 1 SMA Negeri 8 Kota Kediri tahun
pelajaran 2019/2020.

B. Rumusan Masalah dan Pemecahan Masalah


1. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang permasalahan yang telah dipaparkan di
atas, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:
“Apakah penggunaan metode Student Team Achievement Division
(STAD) dapat meningkatkan hasil belajar Pendidikan Agama Islam
dan Budi Pekerti siswa kelas X IPA 1 di SMA Negeri 8 Kota
Kediri?”
2. Pemecahan Masalah
Didasarkan pada teori belajar maka permasalahan yang terjadi pada
siswa kelas X IPA 1 di SMA Negeri 8 Kota Kediri tahun pelajaran
2019/2020 perlu diselesaikan dengan pengambilan tindakan secara
nyata yaitu berupa penggunaan model pembelajaran kooperative tipe
STAD dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti
dengan materi Hikmah Ibadah Haji, Zakat dan Wakaf dalam
Kehidupan. Dengan menggunakan metode STAD diharapkan dapat
menambahkan rasa ingin tahu, meningkatkan pemahaman dan peserta
didik menjadi lebih tertarik dengan materi pelajaran. Selain itu, metode
STAD juga menekankan pada cara kerja tim guna melatih peserta didik
dalam bekerja sama dengan anggota lain dalam satu tim. Serta dengan
5

menggunakan metode STAD dapat meningkatkan hasil belajar peserta


didik.

C. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui penggunaan
metode pembelajaran kooperative tipe STAD untuk meningkatkan hasil
belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi
Pekerti pada materi pelajaran Hikmah Ibadah Haji, Zakat dan Wakaf
dalam Kehidupan tahun pelajaran 2019/2020.

D. Manfaat Hasil Penelitian


1. Manfaat Teoritis
a. Dapat digunakan sebagai referensi untuk kegiatan penelitian yang
sama.
b. Sebagai bahan pertimbangan terkait metode pembelajaran untuk
meningkatkan mutu pendidikan.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Siswa
1) Meningkatkan hasil belajar peserta didik khususnya pada
materi Hikmah Ibadah Haji, Zakat dan Wakaf dalam
Kehidupan.
2) Meningkatkan peran peserta didik dalam proses pembelajaran.
3) Meningkatkan pengetahuan dan pengalaman peserta didik
melalui proses diskusi dengan mengutarakan pendapatnya.
b. Bagi Guru
1) Sebagai acuan dalam pemilihan metode pembelajaran yang
akan digunakan untuk mencapai tujuan pembelajaran.
2) Menghidupkan suasana saat berlangsungnya proses
pembelajaran.
3) Mendapat pengalaman dari suasana dan metode pembelajaran
yang berbeda.
6

c. Bagi Sekolah
1) Meningkatkan prestasi belajar siswa pada tingkat sekolah.
2) Kriteria ketuntasan minimun dapat dicapai oleh siswa.
3) Menjadi daya tarik tersendiri bagi siswa yang akan masuk ke
sekolah.
4) Sebagai masukan bagi sekolah dalam meningkatkan
profesionalitas guru dalam proses pembelajaran khususnya
Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti.
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Teoritis
1. Metode Student Team AchievementDivision (STAD)
a. Pengertian Metode Student Team AchievementDivision (STAD)
Banyak sekali hal yang terkait dengan proses pembelajaran.
Salah satu hal tersebut adalah pendekatan pembelajaran.
Pendekatan pembelajaran seperti yang dituliskan oleh Miftahul
Huda2, “pendekatan pembelajaran bisa dipahami sebagai cara-cara
yang ditempuh oleh seseorang pembelajar untuk bisa belajar
dengan efektif”. Maksudnya disini adalah bagaimana cara seorang
peserta didik untuk dapat belajar secara efektif. Cara ini
merupakan suatu tindakan atau langkah yang diambil oleh peserta
didik sehingga saat ia belajar dapat mencapai tujuan belajar.
Berkaitan dengan pendekatan pembelajaran, seorang guru
ikut berperan di dalamnya. Peran guru disini adalah sebagai
fasilitator peserta didik yang membantu dalam menyediakan
perangkat pembelajaran, merencanakan pembelajaran yang efektif
dan sebagainya. Sebagai seorang fasilitator guru membantu
peserta didik untuk mempermudah dalam mencapai tujuan belajar
yang ingin dicapai. Terkait hal ini, banyak cara yang dapat
dilakukan oleh seorang guru. Salah satu cara yang dapat dilakukan
seorang guru adalah untuk memilih model pembelajaran yang
tepat terkait materi yang akan dipelajari peserta didik
Dewasa ini banyak sekali model pembelajaran yang dapat
diterapkan oleh guru, seperti: Inqury learning, Contextual
teaching learning, Cooperative learning dan sebagainya. Pada

2
Miftahul Huda, “Model-model Pengajaran dan Pembelajara” (Yogyakarta: Pustaka Belajar,
2013), 184.

7
8

penelitian ini yang akan menjadi fokus penelitian adalah terkait


model Cooperative Learning. Cooperative Learning merupakan
model pembelajaran dengan menggunakan sistem pengelompokan
atau pembentukan tim kerja yang beranggotakan 4-6 orang dengan
latar belakang yang berbeda-beda baik dalam hal intelegensi, ras,
suku, gender dan sebagainya. Model pembelajaran ini
memungkinkan terjadinya interaksi antar peserta didik untuk saling
bertukar pendapat selain itu dapat menambah interaksi sosial
peserta didik dengan teman sebayanya. Dalam model
cooperativelearning, terdapat berbagai metode yang dapat
diterapkan oleh seorang guru dalam proses pembelajaran. Salah
satunya metode tersebut adalah Student Team AchievementDivision
(STAD).
Metode pembelajaran Student Team Achievement Division
(STAD) merupakan salah satu Cooperative Learning Strategy
dengan menempatkan peserta didik ke “… dalam kelompok
belajar yang beranggotakan 4-5 peserta didik yang merupakan
campuran dari kemampuan akademik yang berbeda, sehingga
dalam setiap kelompok terdapat peserta didik yang berprestasi
tinggi, sedang, dan rendah”3 atau dapat dikatakan pada setiap
kelompok peserta didik memiliki tingkat kemampuan akademik
yang bervariasi. Tidak hanya pada kemampuan akademik yang
bervariasi, peserta didik juga dapat dikelompokan secara beragam
dengan tidak didasarkan pada gender, ras, maupun etnik.
STAD pertama kali dikembangkan oleh Robert Slavin dan
rekan-rekannya di John HopkinsUniversity.4STAD
isoneofthesimplestofallcooperativelearningmethods, andis a good
model to begin with for teachers who are new to the cooperative
3
Muhammad Saleh, “PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN METEMATIKA DI
KELAS IX MTS. SWASTA AL WASHLIYAH MEDAN TAHUN PELAJARAN 2014-2015”, Fitrah
Jurnal Kajian Ilmu-ilmu Keislaman, Vol. 02, No. 02, Desember 2016, 170.
4
Miftahul Huda, “ Model-model ...”, 201.
12

approach.5 Dapat disimpulkan bahwa STAD merupakan salah satu


metode sederhana yang masuk ke dalam bagian dari strategi
pembelajaran kooperatif serta merupakan metode yang cocok
digunakan oleh guru bagi mereka yang ingin mulai mencoba
strategi pembelajaran kooperatif. Disini berarti setiap guru dapat
menerapkan metode STAD karena dalam penerapannya STAD
bukan termasuk dalam metode yang rumit untuk diterapkan.
Dalam penerapannya pada proses pembelajaran, STAD mengacu
kepada cara kerja sama antar anggota tim serta penyajian
informasi akademik yang baru kepada peserta didik baik dalam
bentuk verbal maupun teks.
STAD is an extremely well-researched, effective approach
to mastery of basic facts and information.6 Hal ini bermaksud
bahwa STAD merupakan metode yang sangat baik untuk
penguasaan fakta-fakta serta informasi dasar dalam materi
pembelajaran, dengan kata lain STAD di sini sangat tepat
diterapkan dalam materi yang berkaitan dengan hal-hal dasar yang
harus dipahami dan dikuasai oleh peserta didik.

b. Karakteristik Metode Pembelajaran Student Team


AchievementDivision (STAD)
Setiap metode pembelajaran tidak akan terlepas dari suatu
karakteristik yang menjadi ciri dari metode tersebut. Begitu juga
dengan metode Student Team Achievement Division (STAD) yang
juga memiliki beberapa karakteristik yang harus diperhatikan
dalam pelaksanaannya.
Karakteristik tersebut yaitu:7

5
Robert E. Slavin, “CooperativeLearning: Theory, Research, andPractice” (USA: A Simon
&Schuster Company, 1995), SecondEdition, 71.
6
Spencer Kagan, “CooperativeLearning” (San Juan Capistrano: PaseoEspada, Suite, 1992), 17:6
7
JumantaHamdayama, “ Model dan Metode Pembelajaran Kreatif dan Berkarakter” (Bogor: Ghalia
Indonesia, 2014), 115-116.
10

1) Tujuan kognitif: informasi akademik sederhana. Informasi


terkait pengetahuan-pengetahuan sederhana atau dasar yang
harus dipahami dan dikuasai oleh peserta didik.
2) Tujuan sosial: kerja kelompok dan kerja sama. STAD
mengajarkan peserta didik tentang cara kerja kelompok dan
cara untuk bekerja sama antar anggota kelompok.
3) Struktur tim: kelompok belajar heterogen dengan 4-5 orang
anggota. Tidak ada perbedaan dalam pembentukan kelompok
terkait intelegensi, ras maupun sebagainya.
4) Pemilihan topik pelajaran: biasanya oleh guru. Topik yang
akan dibahas dipilih oleh guru dengan pertimbangan bahwa
dengan menerapkan metode STAD dapat membantu peserta
didik untuk memahami dan menguasai materi.
5) Tugas utama: siswa dapat menggunakan lembar kegiatan dan
saling membantu untuk menuntaskan materi belajar.
6) Penilaian tes: tes mingguan. Tes dilaksanakan setiap minggu
setelah proses pembelajaran selesai untuk melihat tingkat
pemahaman peserta didik.

c. Kelemahan dan Kelebihan Metode Pembelajaran Student


Team AchievementDivision (STAD)
Berkaitan dengan kelebihan serta kelemahan suatu metode,
tidak dipungkiri bahwa setiap metode pasti memiliki kelemahan
dan kelebihan tersendiri. Seperti halnya pada pembelajaran
kooperative tipe STAD yang juga memiliki kelemahan dan
kelebihan tersendiri. Berikut merupakan kelemahan dari metode
pemebelajaran STAD:8
1) Konstribusi dari peserta didik dengan prestasi rendah menjadi
kurang. Hal ini dikarenakan dalam pembagian kelompok yang
heterogen akan terdapat anggota dengan kemampuan

8
JumantaHamdayama, “ Model dan Metode ...”, 118
11

akademik yang tinggi, sehingga anggota dengan kemampuan


akademik yang sedang akan menganggap mudah karena
terdapat salah satu anggota dengan kemampuan akademik
tinggi.
2) Peserta didik dengan prestasi tinggi akan mengarah kepada
kekecewaan karena peran anggota yang pandai lebih dominan.
3) Membutuhkan waktu yang lebih lama untuk peserta didik
sehingga sulit untuk mencapai target kurikulum.
4) Membutuhkan waktu yang lebih lama untuk guru sehingga
pada umumnya guru tidak mau menggunakan pembelajaran
kooperative.
5) Membutuhkan kemampuan khusus guru, misalnya dalam
pembagian waktu sehingga tidak semua guru dapat melakukan
pembelajaran kooperative.
6) Menuntut sifat tertentu dari peserta didik, misalnya sifat suka
bekerja sama.
Sementara kelebihan dari metode pembelajaran STAD, yaitu:
1) Siswa bekerja sama dalam mencapai tujuan dengan
menjunjung tinggi norma-norma kelompok
2) Siswa aktif membantu dan memotivasi semangat untuk
berhasil bersama
3) Aktif berperan sebagai tutor sebaya untuk lebih meningkatkan
keberhasilan kelompok
4) Interaksi antarsiswa seiring dengan meningkatkan
kemampuan mereka dalam berpendapat
5) Meningkatkan kecakapan individu
6) Meningkatkan kecakapan kelompok
7) Tidak bersifat kompetitif
8) Tidak memiliki rasa dendam
12

d. Langkah-langkah Pelaksanaan Metode Pembelajaran Student


Team AchievementDivision(STAD)
Dalam melaksanakan metode pembelajaran Student Team
Achievement Division (STAD) tidak secara langsung dilaksanakan
begitu saja, melainkan dalam proses pelaksanaannya terdapat
langkah-langkah yang perlu diperhatikan. Berikut langkah-langkah
yang harus diperhatikan dalam pelaksanaan metode pembelajaran
STAD adalah:9 1) Guru membagi siswa kepada kelompok-
kelompok kecil yang beranggotakan 4-5 anggota secara heterogen,
2) Pengajaran, guru menyajikan materi pelajaran yang akan
dibahas dengan format ceramah maupun diskusi, Pada tahap ini,
siswa diajarkan terkait apa yang akan mereka pelajari serta
mengapa materi tersebut penting untuk dipelajari siswa, 3) Tim
studi, pada tahap ini seluruh anggota kelompok bekerja secara
kooperatif untuk menyelesaikan lembar kerja dan lembar jawaban
yang diberikan oleh guru, 4) Tes, Pada tahap ini, para anggota
kelompok bekerja secara individual untuk menyelesaikan kuis
yang diberikan oleh guru. Guru akan menilai kuis tersebut dan
mencatat perolehan hasilnya saat itu serta hasil kuis pada tahap
sebelumnya. Hasil dari tes individu akan diakumulasikan untuk
skor tim mereka, 5) Rekognisi, Setiap tim menerima penghargaan
atau reward atas keberhasilan setiap tim berdasarkan nilai skor
rata-rata tim.

2. Belajar dan Hasil Belajar


a. Pengertian Belajar dan Hasil Belajar
Pada hakikatnya belajar merupakan suatu pola interaksi siswa
terhadap lingkungan sekitar. Selain itu belajar juga dapat dipandang
sebagai proses perubahan tingkah laku maupun pola pikir kearah
yang lebih baik untuk tercapainya tujuan dari pelaksanaan belajar itu

9
Miftahul Huda, “Model-model ...”, 202.
13

sendiri. Dari proses perubahan tersebut, belajar dapat dipandang juga


sebagai salah satu faktor yang berpengaruh terhadap pembentukan
pribadi serta karakter peserta didik karena sebagian besar
perkembangan individu merupakan hasil dari proses belajar, baik
secara formal maupun non-formal.
Belajar juga dapat dikatakan sebagai suatu aktivitas yang
berkaitan erat dengan psikis maupun fisik individu. Aktivitas belajar
yang berkaitan dengan psikis individu yaitu aktivitas yang
merupakan proses mental seperti berfikir, dan memahami,
menyimpulkan. Sementara aktivitas yang berkaitan dengan fisik
individu yaitu aktivitas yang merupakan proses penerapan atau
praktik atau aktualisasi nyata dari aktivitas psikis seperti latihan,
praktik, dan membuat karya.
Menurut Surya10, belajar dapat diartikan sebagai suatu proses
yang dilakukan individu untuk memperoleh perubahan tingkah laku
secara keseluruhan, perubahan tingkat laku ini merupakan hasil dari
pengalaman individu yang secara langsung berinteraksi dengan
lingkungan sekitar. Hal ini jelas menggambarkan bahwa belajar
adalah proses perubahan tingkah laku yang merupakan hasil dari
pola interaksi secara langsung dengan lingkungan.
Mendukung pendapat di atas, Witherington 11 mengemukakan
bahwa “belajar merupakan suatu perubahan perilaku ke arah yang
lebih baik yang termanifestasi dalam sebuah bentuk keterampilan,
sikap, kebiasaan, pengetahuan, dan kecakapan”. Disini perubahan
perilaku tersebut terwujud ke dalam sebuah bentuk keterampilan
yang dikuasai, sikap dan kebiasaan baik yang ditunjukan,
pengetahuan yang semakin berkembang serta kecakapan dalam suatu
bidang.

10
Surya, 1997 dalam Rusman, “Belajar dan Pembelajaran Berbasis Komputer: Mengembangkan
Profesioanalisme Guru Abad 21” (Bandung : Alfabeta, 2013), 85.
11
Witherington, 1952 dan Rusman, “Belajar dan Pembelajaran ...”, 85
16

Howard L. Kingskey12 mendefinisikan belajar sebagai “learning


is the prosess by which behavior (in the broader sense) is originated
or changed through practice or training”. Definisi tersebut
menjelaskan bahwa belajar adalah proses perubahan tingkah laku
yang ditimbulkan maupun diubah melalui praktik dan latihan.
Sehingga dari ketiga definisi di atas, dapat disimpulkan kata kunci
dari belajar merupakan suatu perubahan tingkah laku individu.
Hasil belajar adalah suatu pengalaman yang diperoleh siswa
yang mencakup ke dalam ranah afektif, kognitif, dan psikomotorik.
Sehingga hasil belajar tidak hanya terpaku kepada pengetahuan
melainkan juga pada penguasaan kebiasaan, minat-bakat,
keterampilan serta lain sebagainya. Oemar Hamalik13 menyatakan
“hasil belajar itu dapat dilihat dari terjadinya perubahan dari persepsi
dan perilaku, termasuk juga perbaikan perilaku”. Pendapat ini
menjelaskan bahwa hasil belajar yang dilakukan peserta didik dapat
dilihat dan diketahui dari perubahan pemahaman dan perilaku yang
ditunjukan.

b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar


Hasil belajar merupakan sesuatu yang diperoleh siswa dari
sebuah pengalaman belajar yang dilakukan siswa baik secara formal
maupun non-formal. Hasil belajar rupakan salah satu hal yang
penting dalam kaitannya dengan proses pembelajaran. Hal ini karena
hasil belajar yang dicapai oleh siswa dapat dijadikan sebagai
informasi oleh guru terkait kemajuan-kemajuan yang telah dicapai
oleh siswa secara individu dalam upaya mencapai tujuan-tujuan
belajar. Selanjutnya guru dapat menentukan langkah selanjutnya
yang harus dilakukan sesuai dengan hasil belajar yang telah dicapai
individu.

12
Rusman, “Belajar dan Pembelajaran ...”, 86
13
Oemar Hamalik, 2002 dalam Rusman, “Belajar dan Pembelajaran ...”, 123.
14

Terkait hasil belajar yang dicapai oleh siswa, tidak lantas tidak
ada faktor yang berpengaruh di dalamnya. Berikut faktor-faktor yang
mempengaruhi hasil belajar:14
1) Faktor Internal
Faktor internal merupakan faktor dari dalam diri individu.
Dalam faktor internal terdapat 2 faktor yang berpengaruh yaitu:
a) Faktor fisiologis
Faktor fisiologis merupakan faktor yang berkaitan
dengan fisik siswa. Kondisi fisik ini meliputi kesehatan
yang prima dan siswa tidak dalam keadaan lelah dan capek
serta tidak cacat jasmani dan sebagainya.
b) Faktor Psikologis
Kondisi psikologis berkaitan dengan mental siswa dan
pada dasarnya kondisi psikologis setiap siswa berbeda-beda,
tentunya hal ini akan berpengaruh terhadap hasil belajar
siswa. Beberapa faktor psikologis yang berpengaruh antara
lain: IQ, perhatian, minat, bakat, motif, motivasi, kognitif,
dan daya nalar siswa.
2) Faktor Eksternal
Faktor eksternal merupakan faktor dari luar, dimana ini
berkaitan erat dengan lingkungan dan instrumental siswa.
a) Faktor Lingkungan
Faktor ini meliputi lingkungan fisik dan lingkungan
sosial. Lingkungan fisik seperti ruang dengan luas yang
sesuai, memiliki ventilasi udara yang cukup dan sebagainya.
Sementara faktor sosial meliputi hubungan siswa dengan
teman sebaya, guru dan yang lainnya.
b) Faktor Instrumental

14
Rusman, “Belajar dan Pembelajaran ...”, 124
16

Instrumen merupakan sebuah alat dimana instrumen ini


dirancang oleh guru dengan tujuan dapat membantu
terwujudnya tujuan-tujuan belajar.

c. Klasifikasi Hasil Belajar


Perumusan aspek-aspek terkait kemampuan yang menunjukkan
kemampuan siswa dalam memahami suatu materi saat
berlangsungnya proses belajar dapat diklasifikasikan ke dalam 3 hal
berdasarkan taksonomi Bloom. DisiniBloom menanamkan cara
mengklasifikasikan dengan “The TaxonomyofEducationObjectives”.
Menurut Bloom tercapainya tujuan pembelajaran yang tertuang
dalam bentuk hasil belajar dapat diklasifikasikan ke dalam 3 ranah,
yaitu:
1) Ranah Kognitif: berkaitan dengan kemampuan dan kecakapan
siswa secara intelektual.
2) Ranah Afektif: berkaitan dengan kemampuan siswa secara sikap
yang ditunjukkan, kemampuan dan penguasaan siswa untuk
mengolah emosi yaitu perasaan, sikap, dan nilai.
3) Ranah Psikomotorik: Berkaitan dengan keterampilan-
keterampilan yang dapat diterapkan oleh siswa.
18

B. Kerangka Berfikir
Kerangka berfikir yang digunakan Peneliti dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut:

1. Kurangnya
Guru PAI minat
2. Kurangnya
keaktifan
Proses 3. Prestasi
Pembelajaran belajar
Konvensional yang tetap

1. Siswa lebih
Penerapan aktif dan
metode kreatif
Student Team 2. Pengetahuan
Achievement siswa
Division berkembang
(STAD) 3. Pengalaman
siswa
bertambah
Prestasi
belajar
peserta didik

Gambar 1: Kerangka Berfikir

Diharapkan dengan menggunakan metode Student Team


AchievementDivision (STAD) akan dapat meningkatkan hasil belajar
Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti siswa kelas X IPA 1 SMA
Negeri 8 Kota Kediri tahun pelajaran 2019/2020.

C. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dipaparkan di atas,
maka peneliti dapat merumuskan hipotesis dalam Penelitian Tindakan
Kelas ini adalah : Dengan menggunakan metode Student Team
AchievementDivision(STAD) dapat meningkatkan hasil belajar Pendidikan
17

Agama Islam dan Budi Pekerti siswa kelas X IPA 1 SMA Negeri 8 Kota
Kediri tahun pelajaran 2019/2020.
BAB III

PELAKSANAAN PENELITIAN

A. Lokasi dan Waktu Penelitian


1. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 8 Kota Kediri yang
terletak di Jl. P.K Bangsa 77, Banjaran Kecamatan Kota, Kota Kediri
kode pos 64124.
2. Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan pada tanggal 24 Januari sampai 14
Februari 2020.

B. Subjek Penelitian
Subjek penelitian dalam penelitian ini adalah siswa kelas X IPA 1
SMA Negeri 8 Kota Kediri dengan jumlah siswa 31 siswa pada semester
genap tahun pelajaran 2019/2020.

C. Objek Penelitian
Objek penelitian dalam penelitian ini adalah penggunaan metode
Student Team AchievementDivision (STAD) untuk pembelajaran
Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti pada materi Hikmah Ibadah
Haji, Zakat dan Wakaf dalam Kehidupan.

D. Metode Penelitian
1. Data dan Sumber Data
Data dalam penelitian ini adalah semua data dan informasi yang
diperoleh dari para informan yang berkaitan dengan keperluan dalam
penelitian.
Sumber data dalam penelitian ini sebagian besar merupakan data
kualitatif yang dikumpulkan dari berbagai sumber, yaitu:
20

a. Narasumber. Dalam penelitian ini yang menjadi narasumber


adalah guru mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi
Pekerti serta siswa kelas X IPA 1
b. Arsip dan dokumen nilai hasil belajar
c. Hasil pengamatan pelaksanaan pembelajaran
d. Tes hasil belajar siswa
2. Teknik Pengumpulan Data
a. Observasi
Observasi dilakukan oleh peneliti saat berlangsungnya proses
pembelajaran.
b. Wawancara
Wawancara kepada guru mata pelajaran dilakukan oleh peneliti
saat sebelum dimulainya proses pembelajaran. Sementara
wawancara terhadap siswa dilakukan oleh peneliti saat
berlangsungnya proses pembelajaran.
c. Dokumen
Diperoleh peneliti dari daftar nilai ulangan harian siswa.
d. Tes
Dibuat oleh peneliti.
3. Teknik Analisis Data
Analisis data dalam penelitian ini dimulai dengan menelaah data
yang tersedia dari berbagai sumber, yaitu dari observasi, wawancara,
dan dokumentasi. Data-data tersebut setelah dibaca, dipelajari dan
ditelaah, maka langkah berikutnya adalah dengan membuat gambaran
yang sistematis dan faktual, serta dianalisis dengan melalui 3 langkah,
yaitu:
a. Reduksi data : peneliti membuat ringkasan, mengembangkan sistem
pengkodean, menelusuri tema, membuat gugus-gugus dan
menuliskan memo
22

b. Penyajian data : peneliti menentukan pola-pola yang bermakna serta


mengambil penarikan kesimpulan sementara dan pengambilan
tindakan
c. Penarikan kesimpulan : peneliti mengambil kesimpulan secara final.
4. Indikator Kinerja
Untuk dapat mengetahui keberhasilan dari Penelitian Tindakan
Kelas ini, peneliti menetapkan beberapa indikator keberhasilan kinerja,
yaitu:
a. Rata-rata nilai siswa dalam tes evaluasi siswa harus memenuhi
Kriteria Ketuntasan Minimun yaitu 75
b. Siswa yang dapat mencapai nilai KKM minimum sebesar 75% dari
jumlah keseluruhan siswa
5. Langkah-langkah Penelitian
Langkah-langkah dalam penelitian ini terdiri dari tahap pre-test dan
siklus-siklus. Dalam setiap siklus terdapat tahapan-tahapan yang harus
dilaksanakan. Tahapan-tahapan tersebut yaitu: perencanaan,
pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi.
a. Pre-test
Langkah pertama yang dilakukan peneliti adalah mengadakan
pre-test kepada siswa. Pre-test ini adalah dimana peneliti
memberikan soal kepada siswa guna mengetahui sejauh mana
pemahaman siswa pada materi sebelumnya dengan penggunaan
metode yang berbeda ataupun tidak menggunakan metode dalam
proses pembelajaran.
b. Siklus 1
1) Tahap perencanaan
a) Peneliti mempersiapkan Rancangan Proses Pembelajaran
yang akan dilaksanakan pada materi Hikmah Ibadah Haji,
Zakat dan Wakaf dalam Kehidupan.
b) Peneliti menentukan Kriteria Ketuntasan Minimun yang
harus dicapai siswa yaitu 75.
21

c) Peneliti mempersiapkan lembar observasi saat proses


pembelajaran terkait kekurangan proses pembelajaran
sehingga dapat dijadikan acuan perbaikan dalam proses
pembelajaran pada siklus 2.
2) Pelaksanaan Tindakan
Peneliti melaksanakan kegiatan pembelajaran sesuai dengan
yang ada dalam RPP yang telah disusun untuk siklus 1 dengan
langkah-langkah sebagai berikut:
a) Membuka pelajaran.
b) Menyampaikan sedikit materi pelajaran.
c) Membagi siswa ke dalam beberapa kelompok dengan
anggota 4-6 siswa.
d) Menjelaskan apa yang harus dikerjakan dan didiskusikan
oleh setiap kelompok.
e) Membimbing siswa saat berlangsungnya proses diskusi.
f) Memberikan tugas untuk perwakilan dari setiap
kelompok presentasi.
g) Membantu siswa untuk mengajukan pertanyaan bagi
kelompok yang bertugas presentasi.
h) Memberikan pertanyaan-pertanyaan secara acak kepada
siswa.
i) Memberikan evaluasi
j) Menyimpulkan dari materi pelajaran yang dipelajari.
k) Menutup pelajaran.
3) Observasi
a) Wawancara
Metode wawancara atau interview adalah proses
memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara
23

tanya jawab sambil tatap muka antara pewawancara dengan


responden atau orang yang diwawancarai.15
Pada penelitian ini teknik wawancara yang digunakan
adalah dengan lembar observasi yang berisi acuan-acuan
yang dapat menjelaskan terkait kekurangan dan kelebihan
dalam proses pembelajaran. Pada akhir pembelajaran,
peneliti melakukan wawancara dengan guru mata pelajaran
untuk mengetahui hasil pembelajaran.
Tujuan adanya wawancara ini adalah untuk mendapatkan
saran terkait proses pembelajaran yang telah berlangsung
sehingga peneliti dapat melakukan perbaikan pada siklus
selanjutnya.
b) Studi Dokumenter
Pada teknik ini peneliti melihat hasil dari evaluasi di
akhir pembelajaran dengan mengajukan pertanyaan yang
tertulis dalam lembar soal yang arus dikerjakan oleh siswa
guna mengetahui pemahaman siswa terkait materi pelajaran
yang disampaikan. Lembar soal tersebut berisi 5 soal uraian.
Adapun terkait cara penilaian yang digunakan oleh
peneliti adalah:
a. Dalam penilaian siswa hanya wajib menjawab 3 soal
dengan dapat memilih soal yang dikuasai. Dan pada
setiap soal wajib yang dikerjakan maka akan
mendapatkan 100 poin. Dan dari keseluruhan poin yang
dikumpulkan kemudian akan dibagi 3 sehingga akan
menentukan hasil akhir penilaian.
b. Untuk siswa yang mengerjakan lebih dari 3 soal wajib
yang ada maka akan dipilih 3 soal yang memiliki skor
tertinggi kemudian dibagi 3 sehingga akan menunjukkan
nilai akhir penilaian kemudian ditambah dengan skor 5

15
Sutrisno Hadi, “Metodologi Research 2” (Yogyakarta: Andi Offset, 1987), 136.
25

poin bagi yang mengerjakan keseluruhan sementara 3


poin bagi yang mengerjakan 4 soal.
c) Observasi
Teknik ini dipergunakan untuk mengamati dan
mengetahui terkait antusias siswa dalam mengikuti proses
pembelajaran, keadaan dan pelaksanaan pembelajaran serta
observasi peneliti dalam proses pembelajaran.

Lembar Pengamatan Peneliti dalam Proses Pembelajaran

Objek Nilai Keteran


N Skor Kelas
yang (Rata-rata) gan
o
Diamati 1 2 3 4 5
1 Perhatian
siswa
2 Minat
siswa
3 Aktivitas
siswa
4 Semanga
t belajar
5 Suasana
belajar
6 Keadaan
pembelaj
aran
7 Pelaksan
aan
pembelaj
aran

Tabel Pengamatan 1.1


Adapun terkait lembar observasi (chekclist) pada
keaktifan siswa dalam proses pembelajaran yaitu:

Lembar Pengamatan Siswa (Kolaborator)

Skor Keterangan
No Objek yang diamati
1 2 3 4
24

1 Perhatian Siswa dalam


Proses Pembelajaran
a. Peserta didik tidak
menghindarkan
perhatiannya ke arah
lain
b. Melaksanakan tugas
dengan segera
c. Gerak-geriknya serius
2 Minat peserta didik
terhadap pembelajaran
a. Peserta didik tidak
berhenti bekerja
b. Wajah peserta didik
berseri-seri
c. Terlihat asyik
mengerjakan tugas
3 Aktivitas peserta didik
a. Jika kurang paham
akan bertanya
b. Segera menjawab
ketika ditanya
c. Mencatat hal-hal yang
penting
4 Semangat belajar
a. Masuk ruang dengan
segera
b. Seperti lupa waktu,
pelajaran habis masih
terus bekerja
c. Kelihatan sibuk
5 Suasana belajar riuh
menyenangkan
a. Kelas terdengar ramai
sahut-menyahut suara
peserta didik
b. Hilir mudik tetapi
tertuju untuk
pembelajaran
c. Setiap menyelesaikan
tugas peserta didik
terlihat gembira
26

6 Keadaan pembelajaran
tertib
a. Kalau mau bertanya
mengangkat tangan
b. Peserta didik asyik
dengan tugasnya
c. Ketua kelompok
menegur jika ada
anggotanya yang lalai
7 Pelaksanaan pembelajaran
lancar
a. Penggalan
indikator sesuai
target waktu
b. Tidak terlihat ada
kegiatan terhenti
c. Pelajaran selesai
pada waktu yang
ditentukan

Tabel Pengamatan 1.2


Keterangan:
Skor 4 : Jika ≥ 75% siswa memenuhi
Skor 3 : Jika 50% ≤ X ≥ 75% siswa memenuhi
Skor 2 : Jika 25% ≤ X ≥ 50% siswa memenuhi
Skor 1 : Jika ˂ 25% siswa memenuhi
4) Evaluasi dan Refleksi
Dengan selesainya pembelajaran pada siklus 1, peneliti
mengadakan evaluasi dan refleksi guna mengetahui kekurangan
dan kelebihan yang ada pada siklus 1 dengan mempelajari data
yang ada dan mengambil kesimpulan. Apabila dalam pelaksanaan
siklus 1 belum memenuhi standar yang diinginkan oleh Peneliti,
maka dalam pelaksanaan siklus 2 peneliti perlu melakukan
perbaikan-perbaikan.
c. Siklus 2
1) Perencanaan Tindakan
a)
27

b) Peneliti mempersiapkan Rancangan Proses Pembelajaran yang


akan dilaksanakan pada materi Hikmah Ibadah Haji, Zakat dan
Wakaf dalam Kehidupan.
c) Peneliti menentukan Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM)
yang harus dicapai siswa yaitu 75.
d) Peneliti mempersiapkan lembar observasi saat proses
pembelajaran terkait kekurangan dan kelebihan proses
pembelajaran sehingga dapat dijadikan masukan setelah
selesainya siklus 2 dan jika diperlukan maka akan dilakukan
siklus 3.
2) Pelaksanaan Tindakan
Peneliti melaksanakan kegiatan pembelajaran sesuai dengan
yang ada dalam RPP yang telah disusun untuk siklus 1 dengan
langkah-langkah sebagai berikut:
a) Membuka pelajaran.
b) Menyampaikan sedikit materi pelajaran.
c) Membagi siswa ke dalam beberapa kelompok dengan
anggota 4-6 siswa.
d) Menjelaskan apa yang harus dikerjakan dan didiskusikan oleh
setiap kelompok.
e) Membimbing siswa saat berlangsungnya proses diskusi.
f) Memberikan tugas untuk perwakilan dari setiap kelompok
presentasi.
g) Membantu siswa untuk mengajukan pertanyaan bagi
kelompok yang bertugas presentasi.
h) Memberikan pertanyaan-pertanyaan secara acak kepada
siswa.
i) Memberikan evaluasi
j) Menyimpulkan dari materi pelajaran yang dipelajari.
k) Menutup pelajaran.
3) Observasi
29

a) Wawancara
Metode wawancara atau interview adalah proses
memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara
tanya jawab sambil tatap muka antara pewawancara dengan
responden atau orang yang diwawancarai.16
Pada penelitian ini teknik wawancara yang digunakan
adalah dengan lembar observasi yang berisi acuan-acuan
yang dapat menjelaskan terkait kekurangan dan kelebihan
dalam proses pembelajaran. Pada akhir pembelajaran,
peneliti melakukan wawancara dengan guru mata pelajaran
untuk mengetahui hasil pembelajaran.
Tujuan adanya wawancara ini adalah untuk mendapatkan
saran terkait proses pembelajaran yang telah berlangsung
sehingga peneliti dapat melakukan perbaikan pada siklus
selanjutnya.
b) Studi Dokumenter
Pada teknik ini peneliti melihat hasil dari evaluasi di
akhir pembelajaran dengan mengajukan pertanyaan yang
tertulis dalam lembar soal yang arus dikerjakan oleh siswa
guna mengetahui pemahaman siswa terkait materi pelajaran
yang disampaikan. Lembar soal tersebut berisi 5 soal uraian.
Adapun terkait cara penilaian yang digunakan oleh
peneliti adalah:
a. Dalam penilaian siswa hanya wajib menjawab 3 soal
dengan dapat memilih soal yang dikuasai. Dan pada
setiap soal wajib yang dikerjakan maka akan
mendapatkan 100 poin. Dan dari keseluruhan poin yang
dikumpulkan kemudian akan dibagi 3 sehingga akan
menentukan hasil akhir penilaian.

16
Sutrisno Hadi, “Metodologi Research 2” (Yogyakarta: Andi Offset, 1987), 136.
28

b. Untuk siswa yang mengerjakan lebih dari 3 soal wajib


yang ada maka akan dipilih 3 soal yang memiliki skor
tertinggi kemudian dibagi 3 sehingga akan menunjukkan
nilai akhir penilaian kemudian ditambah dengan skor 5
poin bagi yang mengerjakan keseluruhan sementara 3
poin bagi yang mengerjakan 4 soal.
c) Observasi
Teknik ini dipergunakan untuk mengamati dan
mengetahui terkait antusias siswa dalam mengikuti proses
pembelajaran, keadaan dan pelaksanaan pembelajaran serta
observasi peneliti dalam proses pembelajaran.

Lembar Pengamatan Peneliti dalam Proses Pembelajaran

Objek Nilai Keteran


N Skor Kelas
yang (Rata-rata_ gan
o
Diamati 1 2 3 4 5
1 Perhatian
siswa
2 Minat
siswa
3 Aktivitas
siswa
4 Semanga
t belajar
5 Suasana
belajar
6 Keadaan
pembelaj
aran
7 Pelaksan
aan
pembelaj
aran

Tabel Pengamatan 1.3


Adapun terkait lembar observasi (chekclist) pada
keaktifan siswa dalam proses pembelajaran yaitu:
30

Lembar Pengamatan Siswa (Kolaborator)

N Skor Keterangan
Objek yang diamati
o 1 2 3 4
1 Perhatian Siswa dalam
Proses Pembelajaran
d. Peserta didik tidak
menghindarkan
perhatiannya ke arah
lain
e. Melaksanakan tugas
dengan segera
f. Gerak-geriknya serius
2 Minat peserta didik
terhadap pembelajaran
d. Peserta didik tidak
berhenti bekerja
e. Wajah peserta didik
berseri-seri
f. Terlihat asyik
mengerjakan tugas
3 Aktifitas peserta didik
d. Jika kurang paham
akan bertanya
e. Segera menjawab
ketika ditanya
f. Mencatat hal-hal yang
penting
4 Semangat belajar
d. Masuk ruang dengan
segera
e. Seperti lupa waktu,
pelajaran habis masih
terus bekerja
f. Kelihatan sibuk
5 Suasana belajar riuh
menyenangkan
d. Kelas terdengar ramai
sahut-menyahut suara
peserta didik
e. b. Hilir mudik tetapi
tertuju untuk
pembelajaran
f. c. Setiap
menyelesaikan tugas
28

peserta didik terlihat


gembira
6 Keadaan pembelajaran
tertib
d. Kalau mau bertanya
mengangkat tangan
e. Peserta didik asyik
dengan tugasnya
f. Ketua kelompok
menegur jika ada
anggotanya yang lalai
7 Pelaksanaan pembelajaran
lancar
d. Penggalan
indikator sesuai
target waktu
e. Tidak terlihat ada
kegiatan terhenti
f. Pelajaran selesai
pada waktu yang
ditentukan

Tabel Pengamatan 1.4


Keterangan:
Skor 4 : Jika ≥ 75% siswa memenuhi
Skor 3 : Jika 50% ≤ X ≥ 75% siswa memenuhi
Skor 2 : Jika 25% ≤ X ≥ 50% siswa memenuhi
Skor 1 : Jika ˂ 25% siswa memenuhi
4) Evaluasi dan Refleksi
Peneliti mengadakan evaluasi dan refleksi terkait kinerja
pada siklus 2. Melalui data-data yang diperoleh peneliti mencari
kekurangan dan kelebihan dalam pelaksanaan siklus 2. Apabila
hasil evaluasi dan refleksi pada siklus 2 telah memenuhi indikator
keberhasilan yang ditentukan tidak perlu adanya pelaksanaan
siklus 3, namun apabila ternyata belum memenuhi maka peneliti
akan melanjutkan penelitian pada siklus 3.
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Hasil Penelitian
Sebelum pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dimulai,
peneliti terlebih dahulu memberikan soal sebagai pre-test bagi peserta
didik guna mengetahui taraf pemahaman peserta didik. Dari hasil pre-test
tersebut diperoleh data sebagai berikut :
Tabel 2.1
DATA NILAI HASIL PRE-TEST
Nama sekolah : SMA Negeri 8 Kota Kediri
Kelas/semester : X IPA 1 / 1
Mata pelajaran : Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti
Materi pelajaran : Malaikat Selalu Bersamaku
Tanggal pelaksanaan : 24 Januari 2020

Nilai
No Nama KKM Ket.
Pre-test
1 Adam Fathurrahman 75 81 Tuntas
2 Ahmad Alvito Pradana 75 80 Tuntas
3 Amalia Frida Yustika Dewi 75 83 Tuntas
4 Amalia Nurdina Sari 75 81 Tuntas
5 Aura Lovi Ardanika 75 79 Tuntas
6 Ayu Rizqiana Lestariyanti 75 77 Tuntas
7 Azra Syma 75 77 Tuntas
8 Bintang Okta Mustika
9 Cannavaro Maulana Putra P. 75 76 Tuntas
10 Charistiano Fidian Henoch
11 Damiano Tegar Aprilianto P. 75 80 Tuntas
12 Deby Suryo Widodo 75 83 Tuntas
13 Devita Ardila Wulansari 75 79 Tuntas
Ersi Armadani Saputri Tidak
14 75 70
Tuntas
15 Fitria Aliya Husna 75 82 Tuntas
16 Gilang Adi Pratama 75 76 Tuntas
Irnanda Suryaningrum Tidak
17 75 73
Tuntas
18 Isma Aulia Nofitasari 75 92 Tuntas
19 Ivo Victor MerdiokeAdama
20 JacintaEnnaAramitha 75 80 Tuntas

32
33

Maya Evrilika Tidak


21 75 73
Tuntas
22 Melinda Dwi Kartikasari
23 M. Daffa Maulana Husen 75 79 Tuntas
24 Muhammad Iqbal A. 75 76 Tuntas
25 Muhammad Ivan Aziz 75 79 Tuntas
26 Nabila Putri Nur Fahriya 75 85 Tuntas
27 Nabilla Taqbirotul Fitri A. 75 89 Tuntas
28 Patria Candra Wibowo 75 81 Tuntas
29 Ranti Yunita Sari 75 77 Tuntas
30 Rehan Risqi Saputra 75 78 Tuntas
31 Riris Mufidatul Choir 75 77 Tuntas
32 SalsabellaVebya Tifany 75 89 Tuntas
33 Shakila Dwi Suryani 75 81 Tuntas
34 Sharira Putri Nur’aini 75 76 Tuntas
35 Yonathan Anggadi Prananta
Yusuf Yanuar Risky Tidak
36 75 57
Tuntas
Jumlah 2358
Rata-rata 76
Nilai Tertinggi 92
Nilai Terendah 57

Berdasarkan tabel data di atas bahwa terdapat 31 siswa dengan


jumlah nilai 2358, rata-rata kelas 76, nilai tertinggi 92 dan nilai
terendah 57. Dalam pre-test ini terdapat 4 siswa yang dinyatakan tidak
lulus dikarenakan nilai yang belum memenuhi standar KKM.
Data tersebut dapat dikelompokan ke dalam kelompok nilai dengan
ketentuan:
Ketentuan Pengelompokan Nilai (Tabel 2.2)

Kelompok Nilai
A+ 96-100
A 91-95
A- 86-90
B+ 81-85
B 76-80
B- 71-75
C ≥70
35

Dari kelompok data tersebut dapat disimpulkan bahwa:


Tabel 2.3
Pengelompokan Nilai Siklus 1 Mata Pelajaran Pendidikan Agama
Islam dan Budi Pekerti
Materi: Malaikat Selalu Bersamaku

Kelompok Nilai Jumlah Siswa Prosentase


A+ 96-100 0 0%
A 91-95 1 3%
A- 86-90 2 6%
B+ 81-85 8 27 %
B 76-80 16 52 %
B- 71-75 2 6%
C ≤70 2 6%

Setelah dikelompokan berdasarkan nilai, maka dapat diperoleh


kesimpulan sebagai berikut:
1. Pada kelompok A+ belum terdapat siswa yang mencapai nilai
dengan rentang nilai 96-100.
2. Kelompok A yang mendapatkan nilai pada rentang 91-95 terdapat 1
siswa dan dikatakan tuntas.
3. Kelompok A- yang mendapatkan nilai pada rentang nilai 86-90
terdapat 2 siswa dan dikatakan tuntas.
4. Kelompok B+ yang mendapatkan nilai pada rentang nilai 81-85
terdapat 8 siswa dan dikatakan tuntas.
5. Kelompok B yang mendapatkan nilai pada rentang nilai 76-80
terdapat 16 siswa dan dikatakan tuntas.
6. Kelompok B- yang mendapatkan nilai pada rentang 71-75 terdapat
2 siswa dan pada kelompok ini siswa dikatakan belum tuntas karena
masih dalam taraf nilai ambang batas KKM dan ada terdapat pula
yang di bawah KKM.
7. Kelompok C yang mendapat nilai pada rentang ≤70 terdapat 2 siswa
dan pada rentang ini siswa dinyatakan tidak tuntas karena berada
dibawah nilai KKM yang telah ditentukan.
34

Dari data tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa siswa yang


mendapat nilai lebih dari 75 ada 27 siswa dengan prosentase sebesar 87%
dan dinyatakan tuntas sedangkan yang belum tuntas ada 4 siswa dengan
prosentase sebesar 13% yang mendapatkan nilai sama dengan kurang dari
75.
Jika ditelaah, jumlah siswa yang telah mampu melampaui KKM yang
diberikan berada pada tingkatan yang tinggi yaitu menunjukanprosentase
sebesar 87%. Namun nilai yang didapatkan jika dirata-rata masih pada
dalam strandatdimana rata-rata kelas hanya menunjukan nilai sebesar 76.
Dan jika dilihat kembali rentang nilai yang banyak di dapatkan siswa
berada pada rentang nilai 76-80 dimana nilai ini masuk dalam kriteria
sedang.
Dari hasil pre-test tersebut, peneliti bertujuan untuk meningkatkan
hasil belajar siswa dengan menerapkan strategi
CooperativeLearningtypeStudent Team AchievementDivision (STAD)
melalui serangkaian siklus yang diberikan kepada siswa.
Penelitian ini masuk dalam jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK).
Penelitian ini dilaksanakan dalam 2 siklus. Siklus 1 dilaksanakan pada
tanggal 31Januari 2020 dengan hasil sebagai berikut:
1. Perencanaan Tindakan
Tahap perencanaan merupakan tahap pertama yang dilakukan
peneliti sebelum tahap pelaksanaan. Pada tahap ini peneliti
mempersiapkan beberapa instrumen yang akan dipergunakan dalam
pelaksanaan tindakan selanjutnya dengan menerapkan metode Student
Team AchievementDivision (STAD) pada materi Hikmah Ibadah Haji,
Zakat dan Wakaf dalam Kehidupan. Diharapkan dengan penggunaan
metode STAD dapat meningkatkan pemahaman serta keaktifan siswa
dalam proses pembelajaran terhadap materi yang akan dipelajari yang
juga akan berdampak kepada meningkatnya hasil belajar siswa.
Instrumen yang dipersiapkan dalam penelitian ini meliputi:
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), soal evaluasi siswa dan
36

lembar observasi. Observasi yang dilakukan terkait aktivitas siswa


dalam pembelajaran dilakukan dengan lembar observasi proses
pembelajaran dan observasi terkait ketuntasan belajar siswa dinilai
dengan melakukan evaluasi pada tahap akhir siklus 1.
2. Pelaksanaan Tindakan
Pada tahap pelaksanaan tindakan siklus 1 dilaksanakan dalam 1
kali tatap muka (2 jam pelajaran) dengan alokasi waktu yaitu 2x45
menit. Siklus 1 ini dilaksanakan pada hari Jum’at tanggal 31 Januari
2020. Tahap ini dilaksanakan sesuai dengan langkah-langkah
pembelajaran yang dituliskan dalam RPP, yaitu:
a. Kegiatan awal
Pada kegiatan awal proses pembelajaran, peneliti mengkondisikan
siswa agar siap mengikuti kegiatan pembelajaran. Peneliti
memimpin berdoa, kemudian mengabsen kehadiran siswa serta
menyiapkan alat-alat yang diperlukan saat berlangsungnya
pembelajaran. Selanjutnya peneliti mengadakan tanya jawab dengan
siswa terkait materi pembelajaran yang akan dibahas sebelum
memasuki inti pembelajaran.
b. Kegiatan inti
Pada kegiatan inti, peneliti membagi siswa ke dalam 5 kelompok.
Setelah itu peneliti menjelaskan sedikit terkait materi pelajaran yang
akan dibahas. Kemudian peneliti memberikan tugas kepada setiap
kelompok untuk mendiskusikan 1 sub bab materi yang sedang
dibahas. Peneliti menjelaskan tugas-tugas yang harus dikerjakan
oleh setiap kelompok. Ketika diskusi antar anggota kelompok
berlangsung peneliti berkeliling kelas dan bertanya pada setiap
kelompok terkait sub bab yang dibahas serta memberikan
bimbingan. Setelah waktu untuk berdiskusi selesai, perwakilan dari
setiap kelompok maju dan mempresentasikan hasil diskusi dari
kelompok sesuai dengan urutan kelompok dan kelompok selanjutnya
38

diwajibkan untuk mengajukan pertanyaan terkait sub bab materi


yang telah dipresentasikan.
c. Kegiatan akhir
Pada kegiatan akhir pelajaran, peneliti mengajukan beberapa
pertanyaan kepada siswa secara acak. Setelah itu peneliti
memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengajukan
pertanyaan terkait materi yang belum dipahami oleh siswa. Peneliti
membagikan lembar evaluasi untuk dikerjakan para siswa secara
individu. Setelah selesai mengerjakan lembar jawaban dikumpulkan
kembali. Dan sebagai penutup peneliti membuat kesimpulan dari
materi yang telah dipelajari.
3. Observasi
Observasi dilakukan oleh peneliti pada saat proses pembelajaran
berlangsung. Observasi dilakukan untuk mengetahui tingkat keaktifan
siswa dan peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam proses pembelajaran
dengan menerapkan metode STAD.
Berdasarkan hasil pengamatan, proses pembelajaran yang
berlangsung pada siklus 1 dapat dikatakan sudah cukup baik. Namun
siswa masih terlihat belum terbiasa dengan metode yang diterapkan.
Terkait perhatian siswa dalam proses pembelajaran, masih sekitar 60%
dari siswa yang memperhatikan dan tidak menghindarkan perhatiannya
ke arah lain serta menunjukkan gerak-gerik yang serius dalam
melaksanakan tugas.
Pada observasi terkait minat siswa terhadap pembelajaran dapat
dikatakan cukup, hal ini terlihat sekitar 60% dari siswa yang terlihat
menikmati saat proses pembelajaran berlangsung. Sementara pada
aktivitas peserta didik serta semangat belajar yang ditunjukkan oleh
peserta didik dapat dikatakan sudah cukup baik. Hal ini ditunjukkan
dengan sekitar 70% dari siswa mengikuti proses pembelajaran dengan
baik.
37

Observasi pada keadaan pembelajaran dan kelancaran pelaksanaan


pembelajaran dapat dikatakan sudah cukup baik, karena lebih dari 50%
siswa telah terlihat mendukung dalam berlangsungnya proses
pembelajaran. Meskipun pada kegiatan pembelajaran masih ada waktu
yang tersita karena beberapa siswa yang belum terbiasa dengan metode
yang diterapkan.
4. Refleksi
Dari kegiatan yang telah berlangsung yaitu mulai dari kegiatan
perencanaan, pelaksanaan dan observasi, peneliti perlu mengadakan
refleksi dan evaluasi dari kegiatan-kegiatan tersebut. Kegiatan refleksi
ini bertujuan untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan dari kegiatan
yang telah terlaksana guna dapat meningkatkan proses pembelajaran
selanjutnya.
Pada siklus 1 ini diperoleh data secara kualitatif dan kuantitatif,
dimana data kualitatif diperoleh dari hasil observasi dengan instrumen
lembar observasi saat berlangsungnya proses pembelajaran. Sementara
data kuantitatif diperoleh dari hasil nilai evaluasi pembelajaran siswa
diakhir kegiatan pembelajaran. Hasil nilai evaluasi siswa didapatkan
melalui tes tulis dengan instrumen berupa lembar soal yang harus
dikerjakan oleh siswa. Berikut tabel data hasil evaluasi siswa pada
siklus 1:
Tabel 3.1
DATA NILAI HASIL EVALUASI SISWA PADA SIKLUS I
Nama sekolah : SMA Negeri 8 Kota Kediri
Kelas/semester : X IPA 1 / 1
Mata pelajaran : Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti
Materi pelajaran : Hikmah Ibadah Haji, Zakat dan Wakaf dalam
Kehidupan
Tanggal pelaksanaan : 31Januari 2020

Nilai
No Nama KKM Ket.
Evaluasi
39

Adam Fathurrahman Tidak


1 75 -
Tuntas
2 Ahmad Alvito Pradana 75 90 Tuntas
3 Amalia Frida Yustika Dewi 75 87 Tuntas
4 Amalia Nurdina Sari 75 82 Tuntas
5 Aura Lovi Ardanika 75 85 Tuntas
6 Ayu Rizqiana Lestariyanti 75 90 Tuntas
7 Azra Syma 75 82 Tuntas
8 Bintang Okta Mustika
9 Cannavaro Maulana Putra P. 75 77 Tuntas
10 Charistiano Fidian Henoch
11 Damiano Tegar Aprilianto P. 75 83 Tuntas
12 Deby Suryo Widodo 75 90 Tuntas
13 Devita Ardila Wulansari 75 80 Tuntas
14 Ersi Armadani Saputri 75 92 Tuntas
15 Fitria Aliya Husna 75 80 Tuntas
16 Gilang Adi Pratama 75 75 Tuntas
17 Irnanda Suryaningrum 75 92 Tuntas
18 Isma Aulia Nofitasari 75 85 Tuntas
19 Ivo Victor MerdiokeAdama
20 JacintaEnnaAramitha 75 85 Tuntas
21 Maya Evrilika 75 80 Tuntas
22 Melinda Dwi Kartikasari
23 M. Daffa Maulana Husen 75 85 Tuntas
24 Muhammad Iqbal A. 75 83 Tuntas
25 Muhammad Ivan Aziz 75 92 Tuntas
26 Nabila Putri Nur Fahriya 75 93 Tuntas
27 Nabilla Taqbirotul Fitri A. 75 87 Tuntas
Patria Candra Wibowo Tidak
28 75 -
Tuntas
29 Ranti Yunita Sari 75 92 Tuntas
30 Rehan Risqi Saputra 75 90 Tuntas
31 Riris Mufidatul Choir 75 85 Tuntas
32 SalsabellaVebya Tifany 75 90 Tuntas
33 Shakila Dwi Suryani 75 83 Tuntas
34 Sharira Putri Nur’aini 75 82 Tuntas
35 Yonathan Anggadi Prananta
Yusuf Yanuar Risky Tidak
36 75 -
Tuntas
Jumlah 2397
Rata-rata 77
Nilai Tertinggi 93
Nilai Terendah 75
41

Berdasarkan tabel data di atas bahwa terdapat 31 siswa dengan jumlah


nilai 2397, rata-rata kelas 77, nilai tertinggi 93 dan nilai terendah 75 serta
terdapat 3 siswa yang tidak mengikuti evaluasi sehingga tidak memperoleh
nilai..
Data tersebut dapat dikelompokkan ke dalam kelompok nilai dengan
ketentuan:
Tabel 3.2
Ketentuan Pengelompokan Nilai

Kelompok Nilai
A+ 96-100
A 91-95
A- 86-90
B+ 81-85
B 76-80
B- 71-75
C ≥70

Dari kelompok data tersebut dapat disimpulkan bahwa:


Tabel 3.3
Pengelompokan Nilai Siklus 1 Mata Pelajaran Pendidikan Agama
Islam dan Budi Pekerti
Materi: Hikmah Ibadah Haji, Zakat dan Wakaf dalam Kehidupan

Kelompok Nilai Jumlah Siswa Prosentase


A+ 96-100 0 0%
A 91-95 5 16 %
A- 86-90 7 23 %
B+ 81-85 11 35 %
B 76-80 4 13 %
B- 71-75 1 3%
C ≤70 3 10 %

Setelah dikelompokkan berdasarkan nilai, maka dapat diperoleh


kesimpulan sebagai berikut:
1. Pada kelompok A+ belum terdapat siswa yang mencapai nilai dengan
rentang nilai 96-100.
40

2. Kelompok A yang mendapatkan nilai pada rentang 91-95 terdapat 5


siswa dan dikatakan tuntas.
3. Kelompok A- yang mendapatkan nilai pada rentang nilai 86-90
terdapat 7 siswa dan dikatakan tuntas.
4. Kelompok B+ yang mendapatkan nilai pada rentang nilai 81-85
terdapat 11 siswa dan dikatakan tuntas.
5. Kelompok B yang mendapatkan nilai pada rentang nilai 76-80
terdapat 4 siswa dan dikatakan tuntas.
6. Kelompok B- yang mendapatkan nilai pada rentang 71-75 terdapat 1
siswa dan pada kelompok ini siswa dikatakan belum tuntas karena
masih dalam taraf nilai ambang batas KKM dan ada terdapat pula
yang di bawah KKM.
7. Kelompok C yang mendapat nilai pada rentang ≤70 terdapat 3 siswa
dan pada rentang ini siswa dinyatakan tidak tuntas karena berada
dibawah nilai KKM yang telah ditentukan.
Dari data tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa siswa yang
mendapat nilai lebih dari 75 ada 27 siswa dengan prosentase sebesar 87%
dan dinyatakan tuntas sedangkan yang belum tuntas ada 4 siswa dengan
prosentase sebesar 13% yang mendapatkan nilai sama dengan kurang dari
75. Prosentase ini masih sama jika dibandingkan pada hasil pre-test yang
diperoleh oleh siswa. Namun pada siklus 1 ini terdapat peningkatan nilai
yang didapatkan oleh siswa yang ditunjukkan dengan 23 siswa yang
memperoleh nilai pada rentang 81-100 dimana pada pre-test sebelumnya
hanya terdapat 11 siswa yang mencapai rentang nilai 81-100.
Dari hasil siklus 1 yang dilakukan dapat diambil kesimpulan
sementara bahwa penelitian yang dilakukan dapat dikatakan berhasil
terbukti melalui peningkatan nilai yang didapat oleh siswa. Namun untuk
lebih mengetahui apakah penelitian ini berhasil maka peneliti melanjutkan
pada siklus 2.
Penelitian Tindakan Kelas pada siklus 2 dilaksanakan pada tanggal14
Februari 2020. Tahap dan langkah-langkah yang dilaksanakan pada siklus
42

2 ini tidak berbeda jauh dengan tahap pada siklus 1. Namun ada sedikit hal
yang berbeda pada siklus 2 ini adalah pada tahap perencanaan. Pada tahap
perencanaan siklus 2 peneliti mendasarkan perencanaan pada refleksi hasil
siklus 1. Berikut rincian dari pelaksanaan siklus 2 :
1. Perencanaan Tindakan
Pada siklus 2 ini instrumen yang digunakan tidak berbeda
dengan siklus 1, dan siklus 2 ini merupakan penyempurnaan
terhadap kekurangan-kekurangan yang ada dalam siklus 1. Peneliti
mengadakan perbaikan-perbaikan dalam proses pembelajaran untuk
menunjang peningkatan hasil belajar siswa. Perbaikan-perbaikan
yang akan dilakukan peneliti dalam siklus 2 ini yaitu:
a. Peneliti memberikan motivasi kepada siswa untuk meningkatkan
motivasi belajar siswa
b. Peneliti memberikan perhatian khusus kepada siswa yang pada
siklus 1 kurang memperhatikan saat berlangsungnya proses
pembelajaran
2. Pelaksanaan Tindakan
Tahap ini merupakan implementasi dari tahap perencanaan yang
telah diperbaiki. Pada tahap pelaksanaan tindakan siklus 2 ini tidak
jauh berbeda dengan siklus 1 dengan dilaksanakan dalam 1 kali
tatap muka (2 jam pelajaran), alokasi waktu yaitu 2x45 menit. Siklus
2 ini dilaksanakan pada hari Jum’at tanggal 14 Februari 2020.
Kegiatan ini dilaksanakan dengan langkah-langkah sebagai berikut:
a. Kegiatan awal
Peneliti membuka pelajaran dengan berdoa bersama.
Kemudian mengabsen kehadiran siswa setelah itu sedikit
melakukan tanya jawab dengan siswa terkait pembahasan pada
minggu sebelumnya.
b. Kegiatan inti
Pada kegiatan inti, diawal peneliti menjelaskan terkait
materi Hikmah Ibadah Haji, Zakat dan Wakaf dalam Kehidupan.
44

Setelah itu peneliti kembali membagi siswa ke dalam beberapa


kelompok secara heterogen dan memberikan tugas terkait materi
yang kemudian harus di diskusikan oleh siswa. Saat siswa
berdiskusi peneliti berkeliling pada setiap kelompok dan
memberikan penjelasan terkait materi yang didiskusikan
kelompok.
Setelah waktu untuk berdiskusi selesai, perwakilan
kelompok maju untuk mempresentasikan hasil diskusi dan
kelompok lain memberikan pertanyaan.
c. Kegiatan akhir
Pada kegiatan akhir, peneliti memberikan pertanyaan-
pertanyaan kepada beberapa siswa khususnya yang pada siklus 1
belum begitu memperhatikan dalam proses pembelajaran dan
memberikan contoh real dari Hikmah Ibadah Haji, Zakat dan
Wakaf dalam Kehidupan dengan siswa secara langsung dapat
menjadi subjek dari contoh melalui kebiasaan-kebiasaan yang
dilakukan. Setelah selesai melakukan tanya jawab, peneliti
membagikan lembar soal yang harus dikerjakan siswa secara
individu dengan waktu yang telah ditentukan. Selesai
mengerjakan siswa mengumpulkan jawaban ke depan dan
kemudian peneliti menyimpulkan inti dari materi pelajaran dan
menutup pelajaran dengan menyampaikan kata-kata motivasi
yang diharapkan dapat memotivasi siswa untuk semangat dalam
belajar.
3. Observasi
Pada tahap observasi siklus 2, objek yang diamati masih sama
seperti pada siklus 1. Observasi dilakukan dengan menggunakan
instrumen berupa lembar observasi. Pengamatan dilakukan saat
berlangsungnya proses pembelajaran. Pada siklus 1 perhatian siswa
dalam proses pembelajaran sebesar 60% dari jumlah siswa yang
memperhatikan saat berlangsungnya proses pembelajaran dan pada
43

siklus 2 meningkat menjadi sekitar 80% dari jumlah siswa. Pada


observasi terkait minat siswa terhadap pembelajaran juga meningkat
sekitar 75% dari jumlah siswa. Sementara pada aktivitas peserta
didik serta semangat belajar yang ditunjukkan oleh peserta didik
sekitar 80% dari jumlah siswa telah memenuhi kriteria. Observasi
pada keadaan pembelajaran dan kelancaran pelaksanaan sekitar 70%
dari siswa telah terlihat mendukung dalam berlangsungnya proses
pembelajaran.
4. Refleksi
Setelah selesai pelaksanaan pada tahap perencanaan hingga
observasi, peneliti kembali melakukan analisis dan refleksi terhadap
hasil yang tercatat dalam lembar observasi. Tujuan dari pelaksanaan
tahap observasi pada siklus 2 ini adalah untuk mengetahui
peningkatan kemampuan dan hasil belajar siswa terhadap materi
yang dipelajari.
Pada akhir siklus 2 dilaksanakan tes guna mengetahui hasil
belajar terkait materi pelajaran Hikmah Ibadah Haji, Zakat dan
Wakaf dalam Kehidupan. Adapun tabel hasil tes pada siklus 2 yaitu:
Tabel 4.1
DATA NILAI HASIL EVALUASI SISWA PADA SIKLUS II
Nama sekolah : SMA Negeri 8 Kota Kediri
Kelas/semester : X IPA 1 / 1
Mata pelajaran : Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti
Materi pelajaran : Hikmah Ibadah Haji, Zakat dan Wakaf dalam
Kehidupan
Tanggal pelaksanaan : 14 Januari 2020

Nilai
No Nama KKM Ket.
Evaluasi
Adam Fathurrahman Tidak
1 75 -
Tuntas
2 Ahmad Alvito Pradana 75 80 Tuntas
3 Amalia Frida Yustika Dewi 75 90 Tuntas
45

4 Amalia Nurdina Sari 75 80 Tuntas


5 Aura Lovi Ardanika 75 70 Tuntas
6 Ayu Rizqiana Lestariyanti 75 96 Tuntas
7 Azra Syma 75 80 Tuntas
8 Bintang Okta Mustika
9 Cannavaro Maulana Putra P. 75 70 Tuntas
10 Charistiano Fidian Henoch
11 Damiano Tegar Aprilianto P. 75 77 Tuntas
12 Deby Suryo Widodo 75 95 Tuntas
13 Devita Ardila Wulansari 75 87 Tuntas
14 Ersi Armadani Saputri 75 97 Tuntas
15 Fitria Aliya Husna 75 90 Tuntas
16 Gilang Adi Pratama 75 60 Tuntas
17 Irnanda Suryaningrum 75 83 Tuntas
18 Isma Aulia Nofitasari 75 90 Tuntas
19 Ivo Victor MerdiokeAdama
20 JacintaEnnaAramitha 75 87 Tuntas
21 Maya Evrilika 75 83 Tuntas
22 Melinda Dwi Kartikasari
23 M. Daffa Maulana Husen 75 85 Tuntas
24 Muhammad Iqbal A. 75 80 Tuntas
25 Muhammad Ivan Aziz 75 85 Tuntas
26 Nabila Putri Nur Fahriya 75 85 Tuntas
27 Nabilla Taqbirotul Fitri A. 75 85 Tuntas
Patria Candra Wibowo Tidak
28 75 -
Tuntas
29 Ranti Yunita Sari 75 97 Tuntas
30 Rehan Risqi Saputra 75 92 Tuntas
31 Riris Mufidatul Choir 75 80 Tuntas
32 SalsabellaVebya Tifany 75 92 Tuntas
33 Shakila Dwi Suryani 75 85 Tuntas
34 Sharira Putri Nur’aini 75 78 Tuntas
35 Yonathan Anggadi Prananta
Yusuf Yanuar Risky Tidak
36 75 -
Tuntas
Jumlah 2359
Rata-rata 76
Nilai Tertinggi 60
Nilai Terendah 97

Berdasarkan tabel data di atas bahwa terdapat 31 siswa dengan jumlah


nilai 2366, rata-rata kelas 76, nilai tertinggi 97 dan nilai terendah 60 serta
47

terdapat 3 siswa yang tidak mengikuti evaluasi sehingga tidak memperoleh


nilai.
Data tersebut dapat dikelompokkan ke dalam kelompok nilai dengan
ketentuan:
Tabel 4.2
Ketentuan Pengelompokan Nilai

Kelompok Nilai
A+ 96-100
A 91-95
A- 86-90
B+ 81-85
B 76-80
B- 71-75
C ≥70

Dari kelompok data tersebut dapat disimpulkan bahwa:


Tabel 4.3
Pengelompokan Nilai Siklus II Mata Pelajaran Pendidikan Agama
Islam dan Budi Pekerti
Materi: Hikmah Ibadah Haji, Zakat dan Wakaf dalam Kehidupan

Kelompok Nilai Jumlah Siswa Prosentase


A+ 96-100 3 0%
A 91-95 3 16 %
A- 86-90 5 23 %
B+ 81-85 7 35 %
B 76-80 7 13 %
B- 71-75 0 3%
C ≤70 6 10 %

Setelah dikelompokkan berdasarkan nilai, maka dapat diperoleh


kesimpulan sebagai berikut:
1. Pada kelompok A+ terdapat 3 siswa yang mencapai nilai dengan
rentang nilai 96-100 dan dinyatakan tuntas.
2. Kelompok A yang mendapatkan nilai pada rentang 91-95 terdapat 3
siswa dan dikatakan tuntas.
46

3. Kelompok A- yang mendapatkan nilai pada rentang nilai 86-90


terdapat 5 siswa dan dikatakan tuntas.
4. Kelompok B+ yang mendapatkan nilai pada rentang nilai 81-85
terdapat 7 siswa dan dikatakan tuntas.
5. Kelompok B yang mendapatkan nilai pada rentang nilai 76-80
terdapat 0 siswa dan dikatakan tuntas.
6. Kelompok B- yang mendapatkan nilai pada rentang 71-75 terdapat 6
siswa dan pada kelompok ini siswa dikatakan belum tuntas karena
masih dalam taraf nilai ambang batas KKM dan terdapat pula yang di
bawah KKM serta tidak mengerjakan evaluasi.
7. Kelompok C yang mendapat nilai pada rentang ≤ 70 terdapat 3 siswa
dan pada rentang ini siswa dinyatakan tidak tuntas karena berada
dibawah nilai KKM yang telah ditentukan.
Dari data tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa siswa yang
mendapat nilai lebih dari 75 ada 25 siswa dengan prosentase sebesar 81%
dan dinyatakan tuntas sedangkan yang belum tuntas ada 6 siswa dengan
prosentase sebesar 19% yang mendapatkan nilai sama dengan kurang dari
75. Prosentase ini jika dibandingkan pada hasil siklus 1 maka akan terlihat
adanya penurunan pada hasil belajar yang dicapai oleh siswa. Namun
penurunan ini tidak begitu signifikan karena hanya terpaut angka yang
sedikit dengan hasil dari siklus 1. Namun jika merujuk pada indikator
kinerja maka penilaian dalam siklus 2 ini dapat dikatakan berhasil karena
masih melampaui dari indikator keberhasilan penelitian yaitu sebesar 75%.
47

B.
48

C. Pembahasan
1. Pembahasan Data Siklus 1
Gambar Diagram 1

Pengelompokan Nilai Siklus I


12
10
8
Pengelompokan Nilai
6 Siklus I
4
2
0
96- 91-95 86-90 81-85 76-80 71-75 ≤ 70
100

Untuk mengetui keberhasilan dari pelaksanaan siklus 1, perlu


adanya perbandingan nilai dengan pre-test siswa pada materi
sebelumnya yang dibandingkan dengan nilai tes pada siklus 1. Berikut
data tebel perbandingan nilai pre-test siswa dan pada siklus 1.
Tabel 5.1
Perbandingan Nilai Pre-test Siswa dan pada Siklus 1

Nilai Nilai
No Nama
Pre-test Evaluasi
1 Adam Fathurrahman 81 -
2 Ahmad Alvito Pradana 80 90
3 Amalia Frida Yustika Dewi 83 87
4 Amalia Nurdina Sari 81 82
5 Aura Lovi Ardanika 79 85
6 Ayu Rizqiana Lestariyanti 77 90
7 Azra Syma 77 82
8 Bintang Okta Mustika
9 Cannavaro Maulana Putra P. 76 77
10 Charistiano Fidian Henoch
11 Damiano Tegar Aprilianto P. 80 83
12 Deby Suryo Widodo 83 90
13 Devita Ardila Wulansari 79 80
14 Ersi Armadani Saputri 70 92
15 Fitria Aliya Husna 82 80
16 Gilang Adi Pratama 76 75
17 Irnanda Suryaningrum 73 92
49

18 Isma Aulia Nofitasari 92 85


19 Ivo Victor MerdiokeAdama
20 JacintaEnnaAramitha 80 85
21 Maya Evrilika 73 80
22 Melinda Dwi Kartikasari
23 M. Daffa Maulana Husen 79 85
24 Muhammad Iqbal A. 76 83
25 Muhammad Ivan Aziz 79 92
26 Nabila Putri Nur Fahriya 85 93
27 Nabilla Taqbirotul Fitri A. 89 87
28 Patria Candra Wibowo 81 -
29 Ranti Yunita Sari 77 92
30 Rehan Risqi Saputra 78 90
31 Riris Mufidatul Choir 77 85
32 SalsabellaVebya Tifany 89 90
33 Shakila Dwi Suryani 81 83
34 Sharira Putri Nur’aini 76 82
35 Yonathan Anggadi Prananta
36 Yusuf Yanuar Risky 57 -
Jumlah 2358 2397
Rata-rata 76 77
Nilai Tertinggi 92 93
Nilai Terendah 57 75

Berdasarkan hasil observasi dan hasil evaluasi pembelajaran


Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti, terdapat beberapa hal yang
perlu diperhatikan, yaitu:
a. Perhatian siswa masih belum sepenuhnya terfokus kepada
pembelajaran.
b. Minat siswa dalam proses pembelajaran masih belum sepenuhnya
tertarik.
c. Keaktifan siswa belum begitu terbangun.
d. Semangat belajar siswa dapat dikatakan masih dalam taraf sedang.
e. Suasana belajar yang riuh dari siswa masih belum sepenuhnya
ditunjukkan oleh seluruh siswa.
Berdasarkan nilai siswa pada siklus 2, dapat dibuat diagram sebagai
berikut:
50

Gambar Diagram 2

Pengelompokan Nilai Siklus II


8
7
6
5
Pengelompokan Nilai
4 Siklus II
3
2
1
0
96- 91-95 86-90 81-90 76-80 71-75 ≤ 70
100

Untuk mengetui keberhasilan dari pelaksanaan siklus 2, perlu


adanya perbandingan nilai dengan hasil tes pada siklus 1 yang
dibandingkan dengan nilai tes pada siklus 2. Berikut data tebel
perbandingan nilai siswa pada siklus 1 dan pada siklus 2.
Tabel 5.1
Perbandingan Nilai Siklus I Siswa dan pada Siklus II

Nilai Nilai
No Nama
Siklus I Siklus 2
1 Adam Fathurrahman - -
2 Ahmad Alvito Pradana 90 80
3 Amalia Frida Yustika Dewi 87 90
4 Amalia Nurdina Sari 82 80
5 Aura Lovi Ardanika 85 70
6 Ayu Rizqiana Lestariyanti 90 96
7 Azra Syma 82 80
8 Bintang Okta Mustika
9 Cannavaro Maulana Putra P. 77 70
10 Charistiano Fidian Henoch
11 Damiano Tegar Aprilianto P. 83 77
12 Deby Suryo Widodo 90 95
13 Devita Ardila Wulansari 80 87
14 Ersi Armadani Saputri 92 97
15 Fitria Aliya Husna 80 90
16 Gilang Adi Pratama 75 60
17 Irnanda Suryaningrum 92 83
18 Isma Aulia Nofitasari 85 90
19 Ivo Victor MerdiokeAdama
51

20 JacintaEnnaAramitha 85 87
21 Maya Evrilika 80 83
22 Melinda Dwi Kartikasari
23 M. Daffa Maulana Husen 85 85
24 Muhammad Iqbal A. 83 80
25 Muhammad Ivan Aziz 92 85
26 Nabila Putri Nur Fahriya 93 85
27 Nabilla Taqbirotul Fitri A. 87 85
28 Patria Candra Wibowo - -
29 Ranti Yunita Sari 92 97
30 Rehan Risqi Saputra 90 92
31 Riris Mufidatul Choir 85 80
32 SalsabellaVebya Tifany 90 92
33 Shakila Dwi Suryani 83 85
34 Sharira Putri Nur’aini 82 78
35 Yonathan Anggadi Prananta
36 Yusuf Yanuar Risky - -
Jumlah 2397 2359
Rata-rata 77 76
Nilai Tertinggi 93 97
Nilai Terendah 75 60

Berdasarkan hasil observasi dan hasil evaluasi pembelajaran


Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti pada materi Hikmah Ibadah
Haji, Zakat dan Wakaf dalam Kehidupan, terdapat beberapa hal yang
perlu diperhatikan, yaitu:
a. Perhatian siswa pada siklus 2 sudah meningkat jika dibandingkan
dengan siklus 1.
b. Minat siswa dalam proses pembelajaran sudah mulai terbangun.
c. Keaktifan siswa sudah mulai terlihat.
d. Semangat belajar siswa meningkat.
e. Suasana belajar yang riuh dari siswa masih sama pada seperti
siklus 1.
Hasil tes pada siklus 2 menunjukkan bahwa dari jumlah siswa
yaitu 31 siswa, 25 siswa dinyatakan tuntas. Dengan demikian jika
dibandingkan dengan hasil pada siklus 1 terdapat penurunan. Namun
penurunan ini tidak signifikan, dengan kata lain hanya terdapat sedikit
52

penurunan. Pada akhir siklus 2 diperoleh data yaitu rata-rata nilai siswa
adalah 76, dan jumlah siswa yang tuntas dalam pembelajaran adalah 25
siswa dan yang belum tuntas serta tidak masuk ada 6 siswa. Jadi
berdasarkan pada data yang diperoleh pada siklus 2 tersebut Penelitian
Tindakan Kelas ini dikatakan berhasil karena masih memenuhi
indikator keberhasilan yang telah ditetapkan oleh peneliti dimana lebih
dari 75% siswa telah dinyatakan tuntas serta nilai yang diperoleh siswa
juga mengalami peningkatan. Dan jika disimpulkan secara keseluruhan
meskipun penelitian ini dikatakan berhasil, namun apabila dilihat secara
lebih mendalam kembali pada kelas yang dilakukan penelitian ini lebih
disarankan agar menggunakan metode yang berbeda pada setiap
pertemuan sehingga akan memaksimal pemahaman siswa dan dapat
meningkatkan hasil belajar siswa.
49
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dari hasil Penelitian Tindakan Kelas yang dilaksanakan di SMA
Negeri 8 Kota Kediri dapat disimpulkan bahwa dengan menggunakan
metode pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan hasil
belajar siswa kelas X IPA 1 tahun pelajaran 2019/2020.
Melalui metode STAD dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam
proses pembelajaran, siswa juga belajar untuk berfikir kritis dengan
mengajukan pertanyaan kepada temannya. Selain itu siswa juga dapat
bertukar fikiran dengan teman sebayanya dan menjadi tutor belajar bagi
temannya. Sehingga dengan menggunakan metode STAD dalam proses
pembelajaran siswa menjadi kreatif dan aktif dalam menyampaikan
pendapat dan bebas untuk mengutarakan pendapat.

B. Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, peneliti memberikan beberapa saran yang
dapat dilaksanakan oleh siswa, guru dan sekolah dalam kaitannya dengan
meningkatkan hasil belajar siswa dan agar tercipta proses pembelajaran
yang bervariasi.
1. Bagi Sekolah
a. Sekolah hendaknya lebih memperhatikan terkait fasilitas yang
dapat dipergunakan dalam menunjang aktifitas pembelajaran.
b. Sekolah hendaknya memberikan arahan dan dukungan kepada guru
untuk dapat melaksanakan proses pembelajaran yang inovatif
dengan berbagai metode, strategi, media serta yang lainnya.
c. Sekolah dapat menugaskan guru untuk mengikuti latihan,
workshop maupun sebagainya yang berkaitan dengan
meningkatkan kemampuan guru dalam proses pembelajaran
2. Bagi Guru

53
54

a. Guru harus secara lebih aktif melibatkan siswa secara langsung


dalam proses pembelajaran.
b. Guru hendaknya memberikan motivasi kepada siswa khususnya
bagi siswa yang dalam proses pembelajaran masih kurang begitu
memperhatikan.
c. Guru hendaknya dapat meneggunakan metode dengan tetap
memperhatikan karakteristik dari setiap materi pembelajaran.
d. Guru dapat memberikan pengahargaan kepada siswa bagi yang saat
berlangsungnya ulangan harian mendapat nilai tertinggi.
e. Guru dapat melakukan sharing dengan teman sejawat.
3. Bagi Siswa
a. Siswa harus lebih meningkatkan semangat dalam belajar.
b. Siswa harus aktif dalam proses pembelajaran dalam bentuk
apapun, baik bertanya, menyampaikan pendapat dan sebagainya.
c. Siswa tidak ragu untuk bertanya apabila belum paham terkait
materi pelajaran.
DAFTAR PUSTAKA

Hadi, Sutrisno. 1987. Metodologi Research 2. Yogyakarta : Andi Offset.


Hamdayama, Jumanta. 2014. Model dan Metode Pembelajaran Kreatif dan
Berkarakter. Bogor : Ghalia Indonesia.
Huda, Miftahul. 2013. Model-model Pengajaran dan Pembelajara. Yogyakarta :
Pustaka Belajar.
Kagan, Spencer. 1992. CooperativeLearning. San Juan Capistrano : PaseoEspada,
Suite.
Rusman. 2013. Belajardan Pembelajaran Berbasis Komputer: Mengembangkan
Profesioanalisme Guru Abad 21. Bandung : Alfabeta.
Saleh, Muhammad. Desember 2016.PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE
STAD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA
PELAJARAN METEMATIKA DI KELAS IX MTS. SWASTA AL
WASHLIYAH MEDAN TAHUN PELAJARAN 2014-2015. Fitrah Jurnal
Kajian Ilmu-ilmu Keislaman Vol. 02. No. 02.
Slavin, Robert E.. 1995. CooperativeLearning: Theory, Research, andPractice.
USA : A Simon &Schuster Company. SecondEdition.

55
49

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai