Anda di halaman 1dari 3

Nama : Okit Winasari

NIM : 858859016
Mata Kuliah : Strategi Pembelajaran di SD

Soal no. 1
Pembelajaran tatap muka sebaiknya dilaksanakan dengan menggunakan alat peraga.
Hambatan-hambatan apa yang anda hadapi berkaitan dengan penggunaan alat peraga di
sekolah Anda? Kemukakan pula upaya-upaya yang sebaiknya dilakukan untuk mengatasinya!
Soal no. 2
Perkembangan siswa merupakan salah satu aspek yang harus diperhatikan dalam proses
belajar. Jelaskan tahapan perkembangan siswa menurut Anda!
Soal no. 3
Dalam Belajar Tematik ada perubahan peranan guru. Perubahan dalam hal apa? Dan apakah
tujuan utama Belajar Tematik?
Soal no. 4
Untuk meyakinkan guru, bahwa kompetensi yang telah dirumuskan dapat dikuasai oleh siswa
dan untuk lebih memantapkan penguasaan siswa terhadap kompetensi yang telah
dikuasainya, guru melaksanakan Kegiatan Akhir dan Tindak Lanjut Pembelajaran. Kegiatan
apa yang biasa Anda lakukan dalam Kegiatan Akhir dan Tindak Lanjut Pembelajaran?
Jawab
1.) Berikut merupakan hambatan-hambatan yang sering saya hadapi berkaitan dengan
penggunaan alat peraga di sekolah salah satunya adalah sebagai berikut
a. Pembuatan alat peraga yang membutuhkan effort atau usaha yang lama dan panjang.
Terkadang hal ini terjadi karena tempat peralatan yang dibutuhkan untuk merangkai alat
peraga tidak tersedia di sekitar tempat tinggal dan untuk mendapatkannya harus ke tempat
yang lebih jauh.
b. Kesulitan kedua yang pernah saya alami adalah alat peraga belum tenu bisa digunakan
kembali sehingga ketika untuk merangkai dan membuatnya saja sudah jauh dan susah
terkadang alat juga sudah tidak bisa dipakai ulang dan hanya sekali pakai saja.
c. kesulitan ketiga adalah ketika alat peraga digunakan pada anak kelas rendah, terkadang
ketika mengizinkan siswa untuk juga ikut mencobanya, siswa yang meminjam tersebut
tidak sengaja dirusak. Hal ini tentu dapat dipahami karena terkadang tingkat kewaspadaan
siswa masih rendah sehingga terkadang mereka kurang teliti.
d. Tidak mempersiapkan alat peraga jauh-jauh hari. Terkadang karena terlupakan dengan
urusan lain untuk memersiapkan alat peraga menjadi terabaikan, sehingga ada hari H alat
peraga tidak siap atau tidak sempurna.
Hal yang dapat saya atau biasa lakukan untuk mengatasi permasalahan-permasalahan terkait
dengan alat peraga adalah sebagai berikut:
a. Menggunakan alat peraga yang se sederhana mungkin asalkan masih berkaitan dengan
materi.
b. Bekerjasama dengan guru dari sekolah lain. Pertukaran pengalaman dengan sesame guru
sangat penting, hal ini karena guru dapat belajar satu sama lain mengenai permasalaha-
permasalahan yang biasa terjadi di sekolah sehingga hal tersebut dapa diminimalisir
dengan cara bertukar pikiran dengan guru lain. Tidak harus dari sekolah lain namun juga
guru dari sekolah setempat juga bisa, ilmu untuk pembuatan alat peraga bahkan bisa
datang dari mana saja asalkan dalam ketidaktahuan kita sebagai guru masih mau dan tidak
sungkan betanya kepada guru lain atau orang lain yang lebih mengerti.
c. Apabila pembuatan alat peraga tidak terlalu sulit maka dapat di ajarkan juga kepada siswa
agar mereka dapat merasakan pengalaman sendiri membuat dan mencoba alat peraga dari
rumah, sehingga belajar dapat lebih optimal.
d. Alat peraga yang belum tentu dapat di gunakan kembali, bisa di ganti dengan pengajuan
pengucuran dana dari sekolah untuk membeli alat peraga yang lebih bagus dan awet
sehingga dapat digunakan lebih lama.
e. Mempersiapkan alat peraga jauh-jauh hari.

2.) Tahap-tahap perkembangan siswa dapat dilihat dari hal berikut ini di ataranya adalah,
tahap perkembangan fisik. Tahap ini berkaitan dengan perkembangn fisik dari siswa dan
perkembangan motoriknya. Pada usia anak sd yakni 6-12 tahun siswa dia nggap memiliki
perkembangan yang sesuai untuk melakukan kegiatan motorik halus dan kompleks. Tahap
kedua adalah perkembangan sosial, pada tahap ini siswa sekolah dasar sudah terasa ada
pemisahan kelompok jenis kelamin (separation sex) sehingga pada tahap ini siswa lebih
suka dan nyaman bermain atau belajar dengan sesama jenis kelaminnya. Pada tahapan ini
rasa empati dan kebertanggungjawaban siswa juga mulai meningkat, apalagi pada siswa
kelas tinggi. Tahapan ketiga adalah perkembangan Bahasa, pada tahapan ini anak mulai
dapat berbicara secara halus dan secara perlahan kosa katanya juga meningkat seiring
dengan lingkup pertemanan mereka yang semaki meluas. Gaya bicara mereka beralih dari
egosentris ke gaya bicara sosial.
Tahapan ke empat adalah perkembangan kognitif, perkembangan kognitif siswa
sekoah dasar berlangsung dinamis, untuk menumbuh kembangkan kemampuan kognitif
dalam fase konkret operasional pda siswa sekolah dasar, acuannya adalah terbentuknya
hubungan-hubungan logis di antara konsep-konsep atau skema-skema. Tahapan ke lima
adala perkembangan moral, pada tahapan ini kemampuan yang harus dimiliki oleh siswa
sekolah dasar adalah kemampuan bertindak menjadi orang yang baik. Tahapan ke enam
adaah perkembangan ekspresif pada tahapan ini siswa mulai menyadari keinginan-
keinginan mereka dan apa hobi yang sangat mereka gemari. Tahapan ke tujuh adalah
aspek-aspek intelegensi yang mana di dalamnya terdapat banyak sekali unsur-unsur jenis
intelegensi yang berbeda-beda yang dapat menunjukkan kemmapuan anak, di antaranya
adalah intelegensi intra dan interpribadi, linguistik, musik, dan lain sebagainya. Aspek
terakhir merupakan yang terkaahir yakni kebutuhan siswa, pada aspek ini dibutuhkan
sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan materi apa yang akan dipelajari siswa.

3.) Perubahan peranan yang dimaksud di sini adalah guru tidak hanya mejelaskan dan
mengajarkan saja namun juga membimbing murid untuk lebih fokus supaya murid lebih
leluasa dalam mengembangkan imajinasi dan juga ide yang dimilikinya. Guru dalam hal
ini bukan sebagai pengajar seperti biasa namun juga sekaligus pemberi umpan yang
menarik untuk siswa agar lebih tertarik dalam belajar tematik. Hal ini tentu saja sesuai
dengan pernyataan Pappas (1995) bahwa pembelajaran tematik merupakan pembelajaran
yang digunakan guru untuk mendorong partisipasi aktif pebelajar dalam kegiatan-kegiatan
yang difokuskan pada suatu topik yang disukai peebelajar dan dipilih untuk belajar. Tidak
hanya hal tersebut perubahan peranan guru dari seorang pemimpin dan penyedia kebijakan
serta pengetahuan fasilitator, pembimbing, penantang, pemberi saran, dan organisator.
Pembelajaran tematik menghadapkan pebelajar pada arena yang realistik, mendorong
pebelajar memanfaatkan suatu konteks dan literatur yang luas. Tujuannya adalah untuk
meningkatkan pemahaman pebelajar terhadap apa yang dipelajari, memberikan
kesempatan yang nyata kepada pebelajar untuk membentuk latar belakang informasi
sendiri dalam rangka membangun pengetahuan baru. Dalam hal ini belajar tematik murid
dalam sekali belajarsudah mencakup beberapa macam mata pelajaran menjadi satu
kesatuan yang utuh.

4.) Kegiatan akhir yang dapat lebih memantapkan penguasaan siswa terhadap kompetensi
yang telah dikuasainya adalah dengan melaksanakan penilaian (ulangan) apabila dalam
penilaian nanti murid sudah mencapai kkm brarti sudah berhasil. Apabila ada murid dengan
nilai tertinggi mungkin dua atau tida murid maka akan diberi penggayaan (ulangan jenis soal
yang berbeda) dan untuk murid dengan nilai di bawah kkm perlu perbaikan ini lah tindak
lanjut penilaian dengan cara memberikan les tambahan dengan persetujuan atara orang tua
dan pihak sekolah, dengan bergabungnya beberapa stakeholder yakni dari pihak guru, orang
tua, dan pihak sekolah yang mendukung bukan tidak mungkin kemampuan murid yang
tadinya kurang menjadi meningkat dan melebihi teman yang lainnya.

Anda mungkin juga menyukai