Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Hasil pengukuran yang tidak konsisten akan berdampak langsung pada
kualitas produk. Oleh karena itu, suatu alat ukur perlu untuk dilakukan kalibrasi
secara rutin. Menurut JCGM 200:2012 International vocabulary of metrology (VIM),
kalibrasi adalah serangkaian kegiatan yang membentuk hubungan antara nilai yang
ditunjukkan oleh instrumen ukur atau sistem pengukuran, atau nilai yang diwakili
oleh bahan ukur, dengan nilai-nilai yang sudah diketahui yang berkaitan dari besaran
yang diukur dalam kondisi tertentu.
Salah satu layanan jasa industri Balai Besar Standardisasi dan Pelayanan Jasa
Industri Logam dan Mesin (BBSPJILM) adalah layanan kalibrasi. Layanan kalibrasi
di BBSPJILM terbagi menjadi beberapa bidang, yaitu: Suhu, Massa, Tekanan, Gaya,
Dimensi, Kelistrikan, dan Instrumen Analitik. Laboratorium kalibrasi dimensi
menjadi laboratorium yang paling besar lingkup kemampuan kalibrasinya, sehingga
order yang masuk pun lebih banyak daripada bidang kalibrasi yang lain. Oleh karena
itu, dibutuhkanlah suatu database proses kalibrasi. Proses kalibrasi tersebut
mempunyai tahapan-tahapan sebagai berikut:
1. Mempersiapkan instruksi kerja.
2. Melakukan kalibrasi sesuai dengan instruksi kerja, termasuk mempersiapkan
alat ukur standar kalibrator dan alat yang akan dikalibrasi (instrumen).
3. Mencatat setiap hasil pengukuran/kalibrasi pada suatu lembar kerja sesuai alat
yang dikalibrasi (instrumen).
4. Mengolah data hasil pengukuran/kalibrasi (data mentah) disesuaikan dengan
alat standar kalibrator yang mengacu kepada sertifikat kalibrasi alat standar
kalibrator masing-masing.
5. Menyerahkan data yang sudah diolah (data jadi) ke bagian sertifikat untuk
pencetakan sertifikat.

Dari tahapan tersebut, dapat disimpulkan bahwa suatu database proses


kalibrasi perlu mencakup dokumen instruksi kerja, lembar kerja dan sertifikat
kalibrasi standar kalibrator. Hal tersebut diperlukan, agar berkas-berkas yang
dibutuhkan dalam proses kalibrasi dapat diakses dengan sangat cepat dan mudah.

1
2

Dengan alasan/argumen tersebut di atas maka penulis menyusun Laporan


Aktualisasi ini dengan judul “Pembuatan Database Proses Kalibrasi Berbasis QR
Code di Laboratorium Kalibrasi Dimensi BBSPJILM”.

1.2. Identifikasi Isu


Salah satu tugas dan fungsi Aparatur Sipil Negara (ASN) adalah sebagai
pelayan publik. Hal tersebut berarti seorang ASN harus memberikan pelayanan
publik yang profesional dan berkualitas. Dalam melakukan pelayanan kalibrasi di
laboratorium kalibrasi dimensi BBSPJILM, banyak tantangan atau isu yang
dihadapi. Tantangan atau isu tersebut diantaranya: (1) belum adanya database proses
kalibrasi pada Laboratorium Kalibrasi Dimensi BBSPJILM, (2) sulitnya mengakses
lembar kerja kalibrasi peralatan pada Laboratorium Kalibrasi Dimensi BBSPJILM,
(3) masih lambatnya proses pengambilan data kalibrasi pada Laboratorium Kalibrasi
Dimensi BBSPJILM, dan (4) sulitnya mengidentifikasi masa berlaku sertifikat
kalibrasi standar kalibrator pada Laboratorium Kalibrasi Dimensi BBSPJILM. Untuk
menjawab tantangan tersebut, hendaknya seorang ASN berpedoman pada core value
ASN yakni BerAKHLAK dan mempunyai profil sebagai smart ASN.

Tabel 1.1. Tabel keterkaitan isu dengan core value ASN BerAKHLAK
No Kondisi Saat Ini Kondisi yang Diharapkan Keterkaitan Isu
dengan Materi
Pelatihan
1 Belum adanya database Laboratorium Kalibrasi Core Value ASN
proses kalibrasi pada Dimensi BBSPJILM BerAKHKLAK Adaptif,
Laboratorium Kalibrasi memiliki sebuah database Kompeten, Kolaboratif
Dimensi BBSPJILM proses kalibrasi untuk
memudahkan personil Smart ASN Penguasaan
dalam mengakses dokumen Teknologi Informasi
2 Sulitnya mengakses lembar Para personil dapat dengan Core Value ASN
kerja kalibrasi peralatan mudah mengakses BerAKHKLAK Adaptif,
pada Laboratorium dokumen lembar kerja Kompeten
Kalibrasi Dimensi kalibrasi peralatan
BBSPJILM Smart ASN Penguasaan
Teknologi Informasi
3

3 Masih lambatnya proses Tersedianya peralatan Core Value ASN


pengambilan data kalibrasi standar kalibrator sesuai BerAKHKLAK
pada Laboratorium kebutuhan agar personil Kolaboratif
Kalibrasi Dimensi tidak lagi mengantre
BBSPJILM melakukan penambilan data Smart ASN Integritas
kalibrasi
4 Sulitnya mengidentifikasi Adanya media yang bisa Core Value ASN
masa berlaku sertifikat diakses secara cepat guna BerAKHKLAK Adaptif,
kalibrasi standar kalibrator melihat masa berlaku Kompeten
pada Laboratorium standar kalibrator sebelum
Kalibrasi Dimensi digunakan Smart ASN Penguasaan
BBSPJILM Teknologi Informasi

Tabel di atas menunjukkan Core value yang diperlukan untuk menjawab


tantangan dari isu tersebut, diantaranya adalah Kompeten, Adaptif dan Kolaboratif.
Core value kompeten diperlukan untuk terus belajar dan mengembangkan
kapabilitas khususnya dalam bidang pelayanan kalibrasi. Core value adaptif
diperlukan untuk terus berinovasi dan antusias dalam menghadapi perubahan,
terlebih lagi di zaman yang serba digital dan saling terkoneksi sekarang ini.
Berikutnya yaitu core value kolaboratif diperlukan untuk mengedepankan
pentingnya kerja sama untuk menghasilkan nilai tambah dan menggerakkan
pemanfaatan berbagai sumber daya untuk tujuan bersama.
Selain core value ASN BerAKHLAK, diperlukan juga profil Smart ASN
yaitu Integritas dan Penguasaan Teknologi Informasi. Integritas adalah perilaku
seorang ASN yang selaras dengan nilai, norma dan etika organisasi serta
bertanggung jawab atas tindakan atau keputusan yang diambil. Sedangkan
Penguasaan Teknologi Informasi adalah penguasaan atas teknologi yang
berkembang saat ini. Contoh dari teknologi informasi yang perlu dikuasai saat ini
adalah Cloud Computing dan Big Data yang mana dua teknologi tersebut adalah
bagian dari pilar revolusi industri 4.0.

1.3. Perumusan dan Penetapan Isu


Setelah mengidentifikasi isu, selanjutnya diperlukan analisis lanjutan pada
isu-isu tersebut. Analisis dilakukan untuk menetapkan kualitas isu, sehingga
4

didapatkan isu yang paling tepat untuk dijadikan bahasan dalam rancangan
aktualisasi. Analisis yang digunakan adalah tapisan isu APKL (Aktual, Problematik,
Khalayak, Layak). Aktual artinya isu tersebut benar-benar terjadi dan sedang hangat
dibicarakan dalam masyarakat. Problematik artinya Isu tersebut memiliki dimensi
masalah yang kompleks, sehingga perlu dicarikan segera solusinya secara
komperehensif. Khalayak artinya Isu tersebut menyangkut hajat hidup orang banyak,
dan Layak artinya Isu tersebut masuk akal, realistis, relevan, dan dapat dimunculkan
inisiatif pemecahan masalahnya. Dari 4 (empat) isu yang telah diidentifikasi di atas,
akan dipilih 2 (dua) isu yang memenuhi syarat.

Tabel 1.2. Analisis Tapisan Isu APKL


No Isu Kriteria Keterangan
A P K L
1 Belum adanya database proses kalibrasi pada V V V V M
Laboratorium Kalibrasi Dimensi BBSPJILM
2 Sulitnya mengakses lembar kerja kalibrasi V V V V M
peralatan pada Laboratorium Kalibrasi Dimensi
BBSPJILM
3 Masih lambatnya proses pengambilan data V V V X TM
kalibrasi pada Laboratorium Kalibrasi Dimensi
BBSPJILM
4 Sulitnya mengidentifikasi masa berlaku sertifikat V X V V TM
kalibrasi standar kalibrator pada Laboratorium
Kalibrasi Dimensi BBSPJILM
*Keterangan: M = Memenuhi, TM = Tidak Memenuhi

Setelah dianalisis dengan tapisan isu APKL, didapat 2 (dua) isu yang
memenuhi. Isu tersebut adalah isu pertama “Belum adanya database proses kalibrasi
pada Laboratorium Kalibrasi Dimensi BBSPJILM” dan isu kedua “Sulitnya
mengakses lembar kerja kalibrasi peralatan pada Laboratorium Kalibrasi Dimensi
BBSPJILM”. Adapun 2 (dua) isu yang tidak memenuhi adalah isu ketiga “Masih
lambatnya proses pengambilan data kalibrasi pada Laboratorium Kalibrasi Dimensi
BBSPJILM” dan isu keempat “Sulitnya mengidentifikasi masa berlaku sertifikat
kalibrasi standar kalibrator pada Laboratorium Kalibrasi Dimensi BBSPJILM”.
Isu ketiga “Masih lambatnya proses pengambilan data kalibrasi pada
Laboratorium Kalibrasi Dimensi BBSPJILM” tidak memenuhi di bagian Layak, ini
dikarenakan pada pengambilan data kalibrasi terjadi antrean untuk memakai alat
5

standar kalibrator. Alat standar kalibrator yang ada di Laboratorium Kalibrasi


Dimensi BBSPJILM jumlahnya terbatas, sedangkan order untuk kalibrasi alat sangat
banyak dan tidak sebanding. Oleh karena itu, solusi yang memungkinkan adalah
penambahan jumlah alat standar kalibrator. Akan tetapi isu tersebut dinilai tidak
relevan karena berhubungan dengan anggaran. Sedangkan isu keempat “Sulitnya
mengidentifikasi masa berlaku sertifikat kalibrasi standar kalibrator pada
Laboratorium Kalibrasi Dimensi BBSPJILM” tidak memenuhi di bagian
Problematik, ini dikarenakan isu tersebut tidak memiliki dimensi masalah yang
kompleks dan belum perlu dicarikan solusinya. Untuk sertifikat kalibrasi standar
yang sudah habis, bisa diatasi dengan memakai alat standar yang lain yang masih
berlaku.
Berdasarkan hasil analisis dengan tapisan isu APKL, didapat 2 (dua) isu yang
memenuhi. Kedua isu tersebut selanjutnya dianalisis kembali dengan kriteria USG
(Urgency, Seriousness, Growth). Urgency artinya seberapa mendesak suatu isu harus
dibahas, dianalisis dan ditindaklanjuti. Seriousness artinya seberapa serius suatu isu
harus dibahas dikaitkan dengan akibat yang akan ditimbulkan. Sedangkan Growth
artinya seberapa besar kemungkinan memburuknya isu tersebut jika tidak ditangani
segera. Penilaian menggunakan skala likert dari 1 sampai dengan 5. Nilai 1
menunjukkan sangat kecil pengaruhnya, sedangkan nilai 5 sangat besar
pengaruhnya.
Tabel 1.3. Analisis Tapisan Isu USG
No Isu Kriteria Skor
U S G
1 Belum adanya database proses kalibrasi pada 5 5 5 15
Laboratorium Kalibrasi Dimensi BBSPJILM
2 Sulitnya mengakses lembar kerja kalibrasi 5 5 2 12
peralatan pada Laboratorium Kalibrasi Dimensi
BBSPJILM
*Keterangan: 1 = sangat kecil pengaruhnya
2 = kecil pengaruhya
3 = sedang/cukup pengaruhnya
4 = besar pengaruhnya
5 = sangat besar pengaruhnya

Setelah dianalisis dengan tapisan isu USG seperti pada Tabel 1.2, didapatlah
isu dengan nilai tertinggi 15. Isu tersebut adalah isu pertama “Belum adanya
database proses kalibrasi pada Laboratorium Kalibrasi Dimensi BBSPJILM”. Isu
6

tersebut bernilai 15 karena pengaruh Urgency, Seriousness, dan Growthnya sangat


besar. Sedangkan isu kedua pengaruh Urgency dan Seriousnessnya sangat besar,
namun pengaruh Growthnya kecil. Ini dikarenakan sampai saat ini isunya tidak
terlalu memburuk walaupun tidak ditangani secara segera.
Dari analisis USG, didapat isu yang bernilai tinggi yaitu “Belum adanya
database proses kalibrasi pada Laboratorium Kalibrasi Dimensi BBSPJILM”.
Selanjutnya isu tersebut dianalisis dengan menggunakan metode Fishbone Diagram
atau Ishikawa Diagram. Oleh karena yang dibahas adalah tentang pelayanan jasa
kalibrasi, maka parameter yang digunakan adalah 4P. Keempat nilai tersebut adalah
Policies yaitu berkaitan dengan peraturan organisasi, Procedures berkaitan dengan
prosedur yang diterapkan, People adalah orang-orang yang bekerja di dalamnya, dan
Process Technology adalah proses teknologi yang digunakan di tempat masalah
tersebut berada.

Gambar 1.1. Analisis Fishbone Diagram

Setelah dianalisis dengan fishbone diagram, maka dapat ditarik penyebab dari
isu “Belum adanya database proses kalibrasi pada Laboratorium Kalibrasi Dimensi
BBSPJILM”. Penyebab tersebut diantaranya pada kategori People adalah personil
belum memahami cara pakai QR code dan personil belum memahami terkait
pengoperasian database. Pada kategori Procedures, yaitu lembar kerja tersebar di
berbagai tempat dan lembar kerja yang diarsip adalah yang bisas diprint. Pada
kategori Process Technology adalah adanya kebutuhan untuk pembuatan database
7

untuk dokumen seperti instruksi kerja, lembar kerja dan sertifikat standar kalibrator.
Dan pada kategori Policies adalah belum adanya SOP tentang pengoperasian
database, masa kalibrasi standar kalibrator berbeda-beda setiap alatnya, dan
beragamnya dokumen yang perlu diarsip (instruksi kerja, lembar kerja, dan sertifikat
standar kalibrator).
Penyebab-penyebab tersebut selanjutnya akan dicarikan solusi atau gagasan
untuk memperbaiki penyebab tersebut. Seperti yang dijelaskan pada tabel berikut:

Tabel 1.4. Tabel Penyebab Masalah Beserta Gagasan Perbaikannya


No Penyebab Gagasan perbaikan
1 Personil belum memahami terkait Pembuatan SOP tentang pengoperasian
pengoperasian database database yang dapat diakses melalui QR code
2 Personil belum memahami cara Pembuatan SOP tentang pengoperasian
pakai QR code database yang dapat diakses melalui QR code
3 Lembar kerja tersebar di beberapa Pembuatan suatu database yang dapat
tempat memuat semua dokumen tersebut (lembar
kerja, IK, dan sertifikat standar kalibrator)
4 Lembar kerja yang diarsip hanya Pembuatan arsip baik berupa fisik, maupun
yang bisa diprint digital berupa database yang bisa diakses
dengan mudah
5 Adanya kebutuhan untuk Pembuatan suatu database yang dapat
pembuatan database untuk memuat semua dokumen tersebut (lembar
dokumen tersebut kerja, IK, dan sertifikat standar kalibrator)
6 Belum adannya SOP pengoperasian Pembuatan SOP tentang pengoperasian
database database yang dapat diakses melalui QR code
7 Masa berlaku kalibrasi berbeda- Mempermudah dalam pengecekan masa
beda setiap kalibrator berlaku sertifikat standar kalibrator dengan
menempelkan QR Code yang terhubung ke
suatu database yang memuat sertifikat standar
kalibrator beserta masa berlakunya
8 Beragamnya dokumen yang perlu Pembuatan suatu database yang dapat
diarsip (instruksi kerja, lembar memuat semua dokumen tersebut (lembar
kerja, dan sertifikat standar kerja, IK, dan sertifikat standar kalibrator)
kalibrator)
8

Tabel di atas menjelaskan penyebab dari masalah yang terjadi dari isu
“Belum adanya database proses kalibrasi pada Laboratorium Kalibrasi Dimensi
BBSPJILM”. Dari penyebab tersebut didapatkan gagasan untuk memperbaiki
masalah tersebut, yaitu Pembuatan SOP tentang pengoperasian database yang dapat
diakses melalui QR code, Pembuatan suatu database yang dapat memuat semua
dokumen tersebut (lembar kerja, IK, dan sertifikat standar kalibrator), Pembuatan
arsip baik berupa fisik, maupun digital berupa database yang bisa diakses dengan
mudah, dan Mempermudah dalam pengecekan masa berlaku sertifikat standar
kalibrator dengan menempelkan QR Code yang terhubung ke suatu database yang
memuat sertifikat standar kalibrator beserta masa berlakunya.

Anda mungkin juga menyukai