Gery - BAB 1 - 5 Sept 2022
Gery - BAB 1 - 5 Sept 2022
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Hasil pengukuran yang tidak konsisten akan berdampak langsung pada
kualitas produk. Oleh karena itu, suatu alat ukur perlu untuk dilakukan kalibrasi
secara rutin. Menurut JCGM 200:2012 International vocabulary of metrology (VIM),
kalibrasi adalah serangkaian kegiatan yang membentuk hubungan antara nilai yang
ditunjukkan oleh instrumen ukur atau sistem pengukuran, atau nilai yang diwakili
oleh bahan ukur, dengan nilai-nilai yang sudah diketahui yang berkaitan dari besaran
yang diukur dalam kondisi tertentu.
Salah satu layanan jasa industri Balai Besar Standardisasi dan Pelayanan Jasa
Industri Logam dan Mesin (BBSPJILM) adalah layanan kalibrasi. Layanan kalibrasi
di BBSPJILM terbagi menjadi beberapa bidang, yaitu: Suhu, Massa, Tekanan, Gaya,
Dimensi, Kelistrikan, dan Instrumen Analitik. Laboratorium kalibrasi dimensi
menjadi laboratorium yang paling besar lingkup kemampuan kalibrasinya, sehingga
order yang masuk pun lebih banyak daripada bidang kalibrasi yang lain. Oleh karena
itu, dibutuhkanlah suatu database proses kalibrasi. Proses kalibrasi tersebut
mempunyai tahapan-tahapan sebagai berikut:
1. Mempersiapkan instruksi kerja.
2. Melakukan kalibrasi sesuai dengan instruksi kerja, termasuk mempersiapkan
alat ukur standar kalibrator dan alat yang akan dikalibrasi (instrumen).
3. Mencatat setiap hasil pengukuran/kalibrasi pada suatu lembar kerja sesuai alat
yang dikalibrasi (instrumen).
4. Mengolah data hasil pengukuran/kalibrasi (data mentah) disesuaikan dengan
alat standar kalibrator yang mengacu kepada sertifikat kalibrasi alat standar
kalibrator masing-masing.
5. Menyerahkan data yang sudah diolah (data jadi) ke bagian sertifikat untuk
pencetakan sertifikat.
1
2
Tabel 1.1. Tabel keterkaitan isu dengan core value ASN BerAKHLAK
No Kondisi Saat Ini Kondisi yang Diharapkan Keterkaitan Isu
dengan Materi
Pelatihan
1 Belum adanya database Laboratorium Kalibrasi Core Value ASN
proses kalibrasi pada Dimensi BBSPJILM BerAKHKLAK Adaptif,
Laboratorium Kalibrasi memiliki sebuah database Kompeten, Kolaboratif
Dimensi BBSPJILM proses kalibrasi untuk
memudahkan personil Smart ASN Penguasaan
dalam mengakses dokumen Teknologi Informasi
2 Sulitnya mengakses lembar Para personil dapat dengan Core Value ASN
kerja kalibrasi peralatan mudah mengakses BerAKHKLAK Adaptif,
pada Laboratorium dokumen lembar kerja Kompeten
Kalibrasi Dimensi kalibrasi peralatan
BBSPJILM Smart ASN Penguasaan
Teknologi Informasi
3
didapatkan isu yang paling tepat untuk dijadikan bahasan dalam rancangan
aktualisasi. Analisis yang digunakan adalah tapisan isu APKL (Aktual, Problematik,
Khalayak, Layak). Aktual artinya isu tersebut benar-benar terjadi dan sedang hangat
dibicarakan dalam masyarakat. Problematik artinya Isu tersebut memiliki dimensi
masalah yang kompleks, sehingga perlu dicarikan segera solusinya secara
komperehensif. Khalayak artinya Isu tersebut menyangkut hajat hidup orang banyak,
dan Layak artinya Isu tersebut masuk akal, realistis, relevan, dan dapat dimunculkan
inisiatif pemecahan masalahnya. Dari 4 (empat) isu yang telah diidentifikasi di atas,
akan dipilih 2 (dua) isu yang memenuhi syarat.
Setelah dianalisis dengan tapisan isu APKL, didapat 2 (dua) isu yang
memenuhi. Isu tersebut adalah isu pertama “Belum adanya database proses kalibrasi
pada Laboratorium Kalibrasi Dimensi BBSPJILM” dan isu kedua “Sulitnya
mengakses lembar kerja kalibrasi peralatan pada Laboratorium Kalibrasi Dimensi
BBSPJILM”. Adapun 2 (dua) isu yang tidak memenuhi adalah isu ketiga “Masih
lambatnya proses pengambilan data kalibrasi pada Laboratorium Kalibrasi Dimensi
BBSPJILM” dan isu keempat “Sulitnya mengidentifikasi masa berlaku sertifikat
kalibrasi standar kalibrator pada Laboratorium Kalibrasi Dimensi BBSPJILM”.
Isu ketiga “Masih lambatnya proses pengambilan data kalibrasi pada
Laboratorium Kalibrasi Dimensi BBSPJILM” tidak memenuhi di bagian Layak, ini
dikarenakan pada pengambilan data kalibrasi terjadi antrean untuk memakai alat
5
Setelah dianalisis dengan tapisan isu USG seperti pada Tabel 1.2, didapatlah
isu dengan nilai tertinggi 15. Isu tersebut adalah isu pertama “Belum adanya
database proses kalibrasi pada Laboratorium Kalibrasi Dimensi BBSPJILM”. Isu
6
Setelah dianalisis dengan fishbone diagram, maka dapat ditarik penyebab dari
isu “Belum adanya database proses kalibrasi pada Laboratorium Kalibrasi Dimensi
BBSPJILM”. Penyebab tersebut diantaranya pada kategori People adalah personil
belum memahami cara pakai QR code dan personil belum memahami terkait
pengoperasian database. Pada kategori Procedures, yaitu lembar kerja tersebar di
berbagai tempat dan lembar kerja yang diarsip adalah yang bisas diprint. Pada
kategori Process Technology adalah adanya kebutuhan untuk pembuatan database
7
untuk dokumen seperti instruksi kerja, lembar kerja dan sertifikat standar kalibrator.
Dan pada kategori Policies adalah belum adanya SOP tentang pengoperasian
database, masa kalibrasi standar kalibrator berbeda-beda setiap alatnya, dan
beragamnya dokumen yang perlu diarsip (instruksi kerja, lembar kerja, dan sertifikat
standar kalibrator).
Penyebab-penyebab tersebut selanjutnya akan dicarikan solusi atau gagasan
untuk memperbaiki penyebab tersebut. Seperti yang dijelaskan pada tabel berikut:
Tabel di atas menjelaskan penyebab dari masalah yang terjadi dari isu
“Belum adanya database proses kalibrasi pada Laboratorium Kalibrasi Dimensi
BBSPJILM”. Dari penyebab tersebut didapatkan gagasan untuk memperbaiki
masalah tersebut, yaitu Pembuatan SOP tentang pengoperasian database yang dapat
diakses melalui QR code, Pembuatan suatu database yang dapat memuat semua
dokumen tersebut (lembar kerja, IK, dan sertifikat standar kalibrator), Pembuatan
arsip baik berupa fisik, maupun digital berupa database yang bisa diakses dengan
mudah, dan Mempermudah dalam pengecekan masa berlaku sertifikat standar
kalibrator dengan menempelkan QR Code yang terhubung ke suatu database yang
memuat sertifikat standar kalibrator beserta masa berlakunya.