Anda di halaman 1dari 7

Tugas Makalah

Mata Kuliah Akuntansi Manajemen

Time Driven Activity Based Costing (TDABC)

Oleh :
Ridho Wahyu Ginting (227017028)

Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara


2022
TIME DRIVEN ACTIVITY BASED COSTING (TDABC)

A. PENDAHULUAN

Sekarang ini, kompetisi global menyebabkan perusahaan harus lebih fleksible,


terintegrasi, dan memiliki otomatisasi yang tinggi untuk meningkatkan produktivitasnya
dengan biaya yang rendah. Tetapi hal ini mustahil dilakukan jika tanpa suatu
mekanisme penghitungan biaya yang akurat.

Pada tahun 1987, Activity-Based Costing (ABC) untuk pertama kalinya didefinisikan
secara jelas oleh Robert S. Kaplan dan W. Bruns pada salah satu bab di dalam buku
mereka yang berjudul “Accounting and Management: A Field Study Perpective“.
Pendekatan yang digunakan untuk (Jurnal Akuntansi, Volume 8, Nomor 3, September
2008 : 223 – 234)mengestimasi model ABC pada saat itu adalah pendekatan dimana
cost drivernya adalah aktivitas, yang selanjutnya disebut sebagai Traditional ABC. Pada
awalnya, Traditional ABC dianggap sebagai cara yang akurat bagi perusahaan untuk
menetapkan biaya kepada pelanggan dan produk yang menggunakan jasa departemen
yang terdapat di perusahaan. Tetapi kenyataan menunjukkan bahwa dalam 20 tahun
terakhir ini, Traditional ABC sulit untuk diterapkan pada perusahaan yang
beroperasional pada skala besar. Pada artikel Harvard Business Review, Robert S.
Kaplan dan Steven R. Anderson (2004) menyarankan penyederhanaan proses melalui
pendekatan yang disebut “Time- Driven ABC“.

Robert S. Kaplan dan Steven R. Anderson (2006) menyebutkan bahwa Time-Driven


ABC merupakan pendekatan yang sederhana dan lebih akurat dibandingkan dengan
Traditional ABC. Time-Driven ABC hanya memerlukan dua parameter, yaitu: (1) Biaya
per unit dari kapasitas persediaan, dan (2) waktu yang diperlukan untuk melakukan
suatu transaksi atau suatu aktifitas.

Penelitian yang dilakukan Patricia Everaert dkk (2008) mengenai aplikasi Time-
Driven ABC pada perusahaan dagang di Belgia menemukan bukti bahwa Time-Driven
Activity-Based Costing memberikan informasi biaya yang lebih akurat daripada
Traditional ABC pada perusahaan yang menjadi objek penelitiannya.

B. SEJARAH PERKEMBANGAN TIME-DRIVEN ABC

Ketidakpastian lingkungan bisnis menyebabkan sistem pembiayaan terus


mengalami perkembangan dan perbaikan. Traditional ABC muncul pada tahun 1980an
menggantikan traditional costing. Kemudian pada tahun 2003, konsep Time-Driven ABC
mulai diperkenalkan dan dikembangkan untuk merevisi Traditional ABC. Berikut ini
sejarah perkembangan Time-Driven ABC:
1. Era Traditional Costing (Tahun 1925 sampai dengan tahun 1980an) Pada saat
era penggunaan traditional costing, lingkungan bisnis masih stabil, tidak ada
kompetisi baik dari dalam negeri maupun luar negeri, dan diferensiasi produk
masih rendah. Hal ini menyebabkan sistem pengendalian biaya tidak terlalu
penting bagi perusahaan. Sistem akuntansi manajemen tradisional cenderung
berproduksi berdasarkan informasi besarnya biaya yang dialokasikan pada
produk dengan metode sederhana dan berubah- ubah, dan alokasinya seringkali
tidak berhubungan dengan permintaan yang dibuat oleh produk atas sumber
daya perusahaan.
2. Era Traditional ABC (Tahun 1980an sampai dengan tahun 2004) Pada tahun
1980an, dikembangkan sistem biaya yang baru menggantikan Traditional
Costing, yaitu Traditional ABC. Traditional ABC timbul sebagai akibat dari
kebutuhan manajemen akan informasi akuntansi yang mampu mencerminkan
konsumsi sumber daya dalam berbagai aktivitas untuk menghasilkan mekanisme
penghitungan biaya yang akurat. Hal ini didorong oleh: (1) Persaingan global
yang tajam yang memaksa perusahaan untuk cost effective, (2) Advanced
manufacturing technology yang menyebabkan proporsi biaya overhead pabrik
dalam product cost menjadi lebih tinggi dari primary cost, dan (3) Adanya
strategi perusahaan yang menerapkan market driven strategy.
3. Era Time-Driven ABC (Tahun 2004 sampai dengan sekarang) Seiring dengan
berjalannya waktu, Traditional ABC menjadi sulit diterapkan pada banyak
perusahaan karena menimbulkan biaya yang mahal untuk keperluan wawancara
dan survey terhadap sistem ABC. Selain masalah mahalnya biaya untuk
wawancara dan survei, masih banyak kesulitan yang timbul dari aplikasi sistem
Traditional ABC, padahal kompetisi usaha semakin ketat dan semakin kompleks.
Untuk memperbaiki kekurangan yang timbul dari sistem Traditional ABC, maka
pada tahun 2004, Robert S. Kaplan dan Steven R. Anderson mengembangkan
inovasi baru terhadap sistem ABC yang disebut Time-Driven ABC (Jurnal
Akuntansi, Volume 8, Nomor 3, September 2008 : 223 – 234).

C. PENGERTIAN TDABC

Waktu merupakan salah satu dimensi yang membatasi seluruh rangkaian hidup (3
dimensi yang membatasi: waktu, ruang dan gerak). Dalam sistem proses produksi,
seluruh aktivitas selalu dipengaruhi dan dibatasi oleh waktu. Upah tenaga kerja,
pemakaian utilitas, depresiasi dan lain sebagainya, merupakan kompensasi atas
penggunaan waktu oleh manusia maupun oleh mesin dan peralatan yang digunakan.
Sehingga waktu merupakan salah satu kendali yang dapat digunakan dalam
melakukan analisa dan implementasI TDABC.
Time Driven adalah suatu pendekatan yang dapat digunakan untuk menghindari
berbagai kesulitan dalam melakukan implementasi ABC. Metode Time-Driven Activity-
Based Costing memiliki dua parameter, yaitu:
1. Pembebanan biaya untuk setiap unit waktu yang digunakan sumber daya yang
tersedia dalam memenuhi kapasitas yang tersedia sesuai dengan aktivitas
perusahaan/bisnis. (Total pengeluaran Overhead dibagi dengan total jam kerja
karyawan yang digunakan/tersedia).
2. Penilaian dari unit waktu yang digunakan dalam setiap aktivitas: berapa banyak
waktu yang digunakan dalam menyelesaikan satu unit produk pada setiap
aktivitas (hal ini didasarkan pada hasil perkiraan atau pengamatan langsung).

D. KEKURANGAN ABC SEBAGAI PENYEBAB DIKEMBANGKANNYA TIME


DRIVEN ABC
Beberapa persoalan muncul di dalam praktek penerapan Traditional ABC,
antara lain sebagai berikut:
1. Proses wawancara dan survey kepada karyawan menelan biaya sangat
mahal dan memakan waktu yang cukup panjang.
2. Ketidakakuratan dan bias mempengaruhi keakuratan tarif cost driver yang
berasal dari estimasi individual subjective atas perilaku mereka di masa
lalu maupun di masa mendatang
3. Karena mahalnya biaya wawancara dan survey kepada karyawan, maka
sistem ABC tidak diupdate secara rutin
4. Sulit menambah aktifitas baru ke dalam sistem, memerlukan estimasi ulang
atas jumlah biaya yang harus ditetapkan untuk aktifitas yang baru
5. Sulit diterapkan pada perusahaan yang beroperasional pada skala besar.
Dengan kata lain, Traditional ABC sulit untuk merespon peningkatan dari
diversity dan kompleksitas pesanan maupun pelanggan, padahal
perusahaan berskala besar pasti memiliki tingkat diversity dan
kompleksitas pesanan maupun konsumen yang sangat tinggi.
Faktor-faktor di atas menyebabkan dikembangkannya sistem Time- Driven ABC
yang diharapkan dapat memperbaiki kekurangan yang timbul dari Traditional ABC.

E. TIME-DRIVEN ABC: PENDEKATAN YANG SEDERHANA DAN AKURAT

Pendekatan alternatif untuk mengestimasi model ABC, yaitu Time- Driven ABC,
mampu mengatasi segala keterbatasan dari Traditional ABC. Time-Driven ABC
memerlukan dua estimasi baru yaitu:

1. Biaya per unit dari kapasitas yang tersedia.


2. konsumsi unit waktu oleh setiap aktifitas.
F. KELEBIHAN DAN KELEMAHAN TDABC

Kelebihan dari model Time-Driven ABC dibandingkan dengan Traditional ABC adalah
sebagai berikut:

1. Sangat mudah dan cepat diimplementasikan

2. Tidak mahal dan mudah diupdate

3. Mudah divalidasi dengan pengamatan langsung terhadap model estimasi dari


unit waktu

4. Mampu diterapkan pada perusahaan dengan skala besar

5. Mudah menggabungkan fitur spesifik untuk pesanan, proses, supplier, dan


pelanggan khusus

6. Lebih memandang kepada efisiensi proses dan pemanfaatan kapasitas

7. Mampu meramalkan permintaan sumber daya di masa mendatang berdasarkan


prediksi kuantitas pesanan dan kompleksitas.

G. PENGERTIAN ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM

Mulyadi (2003), berpendapat: Activity Based Cost System adalah sistem informasi
biaya yang berorientasi pada penyediaan informasi lengkap tentang aktivitas untuk
memungkinkan personel perusahaan melakukan pengelolaan terhadap aktivitas.

H. KEKUATAN DAN KELEMAHAN ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM

Firdaus dan Wasilah (2009) menyatakan kelebihan dari sistem ABC adalah sebagai
berikut:

1. Biaya produk yang lebih akurat, baik pada industri manufaktur maupun industri
jasa lainnya khususnya jika memiliki proporsi biaya overhead pabrik yang
lebih besar.
2. Biaya ABC memberikan perhatian pada semua aktivitas, sehingga semakin
banyak biaya tidak langsung yang dapat ditelusuri pada objek biayanya.
3. Sistem ABC mengakui bahwa aktivitas penyebab timbulnya biaya, sehingga
manajemen dapat menganalisis aktivitas dan proses produksi tersebut dengan
baik ( fokus pada aktivitas yang memiliki nilai tambah) yang pada akhirnya
dapat melakukan efisiensi dan akhirnya menurunkan biaya.
4. Sistem ABC mengakui kompleksitas dari diversitas proses produksi modern yang
banyak berdasarkan transaksi / transaction based.
5. Sistem ABC juga member perhatian atas biaya variable yang terdapat dalam
biaya tidak langsung.
6. Sistem ABC juga cukup fleksibel untuk menelusuri biaya berdasarkan
berbagai obyek biaya. Baik itu proses, pelanggan, area tanggung jawab
manajerial, dan juga biaya produk.

Walaupun penerapan sistem ABC memiliki banyak keuntungan tetapi penerapan


tersebut tidak membuat seluruh biaya akan mudah dibebankan kepada objek biayanya
dengan mudah. Hal ini disebabkan karena biaya- biaya yang dikelompokkan dalam
sustaining level ketika dialokasikan sering kali juga menggunakan dasar yang bersifat
arbiter. Misalnya, biaya keamanan pabrik merupakan contoh dari sustaining level, ketika
membebankan hal tersebut pada objek biaya yang berupa produk, maka mungkin
digunakan pendekatan arbiter, seperti berdasarkan jumlah jam kerja tenaga kerja
dengan alas an semakin lama proses produksi maka membutuhkan jasa keamanan
yang semakin besar.

I. PERBANDINGAN ANTARA TDABC, ABC dan SISTEM PERHITUNGAN


BIAYA TRADISIONAL

Perbedaan umum antara TDABC, ABC System dan sistem tradisional adalah
homogenitas dari biaya dalam satu tempat penampungan biaya. ABC System
merupakan sistem perhitungan biaya dua tahap, sementara sistem tradisional bisa
merupakan sistem perhitungan satu atau dua tahap. Di tahap pertama dalam ABC
System, tempat penampungan biaya aktivitas dibentuk ketika biaya sumber daya
dialokasikan ke aktivitas berdasarkan pemicu sumber daya. Di tahap kedua, biaya
aktivitas dialokasikan dari tempat penampungan biaya aktivitas ke produk atau objek
biaya final lainnya. Sebaliknya, sistem biaya tradisional menggunakan dua tahap apabila
departemen atau pusat biaya lain dibuat (Carter, 2009). TDABC juga memiliki sistem
perhitungan dua tahap namun yang membedakan TDABC dengan yang lainya adalah
cost driver yang digunakan adalah penggerak waktu. TDABC dan ABC System memiliki
kesamaan hal yang paling membedakan adalah pada penetapan cost driver dan pada
TDABC tidak menggunakan klasifikasi aktivitas.

J. KESIMPULAN DAN IMPLIKASI

Kesulitan implementasi dan pemeliharaan sistem Traditional ABC menyebabkan


sistem ini tidak efektif, mahal, memakan waktu, dan sulit untuk di up-to-date.
Kehadiran pendekatan Time-Driven ABC mengatasi semua kesulitan dari semua
persoalan Traditional ABC. Time-Driven ABC menurunkan kebutuhan akan data, dan
hanya memerlukan estimasi dari dua hal berikut: (1) Biaya per unit dari kapasitas yang
tersedia, dan (2) konsumsi unit waktu oleh setiap aktifitas.
DAFTAR PUSTAKA

Atkinson, Anthony A., Robert S. Kaplan, S. Mark Young. Management


Accounting. Edisi 4. United States: Pearson Prentice Hall, 2004

Everaert P., Werner Bruggeman, Gerrit Sarens, Steven R. Anderson, dan Yves Levant.
Cost modeling in logistics using time-driven ABC: Experiencesfrom a wholesaler.
International Journal of Physical Distribution & Logistics Management,
Volume 35, Page 172-191, 2008

Hansen Don R., dan Maryanne M. Mowen. Cost Management : Accounting and
Control. Edisi 5. United States: Thomson South Western, 2006

Kaplan, Robert S., dan Steven R. Anderson. Time-Driven Activity-Based Costing: A


Simple and More Powerful Path to Higher Profit. Boston: Harvard Business
School Press, 2007

Kaplan, Robert S., dan Steven R. Anderson. Time-Driven Activity-Based Costing.


Harvard Business Review, volume 82, 2004

Kaplan, Robert S., dan Steven R. Anderson. Rethinking Activity-Based Costing.


Harvard Business Review, 2005

Mulyadi, Pendekatan Pendesainan Activity Based Costing. Universitas Gadjah Mada,

2000

Anda mungkin juga menyukai