TENTANG
PANDUAN KOMUNIKASI EFEKTIFANTAR PEMBERI PELAYANAN
RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK (RSIA)MILANO
Menimbang : a. bahwa dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan di Rumah Sakit Ibu
dan Anak (RSIA) Milano, maka diperlukan penyelenggaraan pelayanan
yang profesional dan berorientasi kepada Sasaran Keselamatan Pasien
(Patient Safety).
b. bahwa agarpencapaian Sasaran Keselamatan Pasien (SKP) dapat
terlaksana dengan baik, maka diperlukan Panduan Komunikasi Efektif
antar Pemberi PelayananRumah Sakit Ibu dan Anak (RSIA)
Milanosebagai pedoman bagi penyelenggaraan kegiatannya.
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam poin
a dan bdi atas,perlu ditetapkan dengan Peraturan Direktur
RumahSakitIbu dan Anak (RSIA) Milano.
RSIA MILANO
Direktur,
dr. YULPETROPALA
LAMPIRAN
PERATURAN DIREKTUR RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK (RSIA) MILANO
NOMOR : /DIR/PER/RSIA-M/ /2018
TANGGAL : 20185
TENTANG
PANDUAN KOMUNIKASI EFEKTIFANTAR PEMBERI PELAYANAN
RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK (RSIA)MILANO
A. Definisi
1. Pengertian
Secara umum, definisi komunikasi efektif adalah sebuah proses penyampaian pikiran-
pikiran atau informasi dari seseorang kepada orang lain melalui suatu cara tertentu
sehingga orang lain tersebut mengerti betul apa yang dimaksud oleh penyampai pikiran-
pikiran atau informasi (Komaruddin, 1994; Schermerhorn, Hunt & Osborn, 1994; Koontz
& Weihrich, 1988).
Komunikasi dapat efektif apabila pesan diterima dan dimengerti sebagaimana dimaksud
oleh pengirim pesan/komunikator, pesan ditindaklanjuti dengan sebuah perbuatan oleh
penerima pesan/komunikan dan tidak ada hambatan untuk hal itu (Hardjana, 2003).
Unsur–unsur/elemen komunikasi:
a. Sumber/Komunikator(Dokter,Perawat, Bidan, Apoteker, Kasir dan lain-lain)
Adalahorang yang menyampaikan isi pernyataannya (informasi) kepada penerima.
Dalam penyampaian ini pengirim harus mengirim pesan dengan jelas, memilih
media yang sesuai dan meminta kejelasan apakah pesan tersebut sudah diterima
dengan baik. Komunikator harus menguasai materi, pengetahuannya luas dan
dalam tentang informasiyang disampaikan, cara berbicaranya jelas dan menjadi
pendengar yang baik saat dikonfirmasi oleh si penerima pesan.
b. Isi Pesan
Adalah ide atau informasi yang disampaikan kepada komunikan.Panjang pendek
dan kelengkapannya perlu disesuaikan dengan tujuan komunikasi, media
penyampaian, serta penerimanya.
2. Tujuan
Tujuan penyusunan Panduan Komunikasi Efektif antar Pemberi Pelayanan Rumah Sakit
Ibu dan Anak (RSIA)Milano adalah:
a. Sebagai pedoman dalam melakukan komunikasi yang efektif antar Petugas pemberi
pelayanan sehingga memastikan pesan yang disampaikan komunikator akan sampai
pada komunikan dengan benar dan lengkap.
b. Mengurangi kesalahan persepsi akibat komunikasi secara lisan.
c. Tercapainya 5 hal pokok, yaitu:
1) Komunikanmendengarkan pesan yang telah disampaikan.
2) Komunikan memahami pesan yang telah didengar.
3) Komunikan menyetujui pesan yang telah didengar.
4) Komunikan mengambil tindakan yang sesuai dengan yang dimaksud.
5) Memperoleh umpan balik dari pendengar.
B. Ruang Lingkup
1. Panduan komunikasi efektif ini diterapkan dilingkup Rumah Sakit Ibu dan Anak
(RSIA)Milano yang ditujukan kepada seluruh Petugas antar pemberi pelayanan saat
memberikan informasi lisan atau melalui telepon (PHBX, handphone ) tentang kondisi
pasien.
2. Petugas antar pemberi pelayanan di Rumah Sakit Ibu dan Anak (RSIA)Milano dimaksud
di atas adalah:
a. Komunikasi Dokter dengan Dokter.
b. Komunikasi Perawat/Bidan dengan Dokter.
c. Komunikasi penunjang (Apoteker, Analis) dengan Dokter.
3. Daftar hasil nilai kritis laboratoriumyang wajib dilaporkan segera dalam satu (1) jam:
BATAS
NO PEMERIKSAAN SATUAN BATAS ATAS SAMPEL
BAWAH
1 Bilirubin mg/dl >15 Serum/Plasma
2 Glukosa mg/dl 30 >325 Serum/Plasma
3 Protasium mmol/dl 2,8 >7,8 Serum/Plasma
b. Kimia KlinikAnak
BATAS
NO PEMERIKSAAN SATUAN BATAS ATAS SAMPEL
BAWAH
1 Bilirubin Total mg/dl - >20
2 Glukosa mg/dl 46 >445 Serum/Plasma
3 Laktat mmol/dl - >4,1 Serum/Plasma
BATAS BATAS
NO PEMERIKSAAN SATUAN SAMPEL
BAWAH ATAS
1 Bilirubin Total mg/dl - >20
2 Glukosa mg/dl 45 >500 Serum/Plasma
3 Laktat mmol/dl - >3,4 Serum/Plasma
4 Potasium/Kalium Mmol/dl 2,8 >6,2 Serum/Plasma
5 Creatinin mg/dl - > 5,0
6 Ureum mg/dl <2 >8,0
N
Pemeriksaan Satuan Batas Bawah Batas Atas
O
1 Hemoglobin Dewasa g/dl 5 20
2 Hemoglobin New Born g/dl 5 25
3 Hematokrit % 20 60
4 WBC /µL 1 000 50 000
5 Platelet /µL 20 000 800 000
C. Tata Laksana
1. Teknik Komunikasi Efektif antar Pemberi Pelayanan
Dalam memberikan pelayanan di Rumah Sakit Ibu dan Anak (RSIA)Milano,antar pemberi
layanan melakukan komunikasi dengan teknik SBAR(Situation, Background, Assesment,
Recommendation), yaitu teknik komunikasi yang digunakan dalam melaporkan kondisi
pasien yang lebih lengkap dan terstruktur.TeknikSBAR merupakan kerangka acuan
dalam pelaporan kondisi pasien yang memerlukan perhatian dan tindakan segera.
d. Recommendation,yaitu usulan sebagai tindak lanjut, apa yang perlu dilakukan untuk
mengatasi masalah pasien saat ini.
Contoh: Meminta kepada Dokter Penanggung Jawab mengenai langkah selanjutnya
yang akan dilakukan.
Contoh laporan Perawat ke Dokter di Ruang Rawat Inap dengan menggunakan teknik
SBAR (Haig, K.M., dkk.,2006):
Sebutkan nama Anda dan unit.
Sebutkan identitas pasien dan nomor kamar pasien.
Situation (S)
Sebutkan masalah pasien tersebut (misalnya sesak nafas,
nyeri dada dan sebagainya.
Sebutkan diagnosis dan data klinis pasien sesuai kebutuhan :
- Status kardiovaskular (nyeri dada, tekanan darah, EKG
dan sebaginya).
- Status respirasi (frekuensi pernafasan, Sp02, analisis gas
Background (B) darah dan sebagainya).
- Status gastro-intestinal (nyeri perut, muntah, perdarahan
dan sebagainya).
- Neurologis (GCS, pupil, kesadaran dan sebagainya).
Hasil laboratorium/pemeriksaan penunjang lainnya.
Sebutkan problem pasien tersebut :
- Problem kardiologi (syok kardiogenik, aritmia maligna
Assessment (A)
dan sebagainya).
- Problem gastro-intestinal (perdarahan massif dan syok).
Recommendation(R) Meminta Dokter untuk :
(pilih sesuai Memindahkan pasien.
kebutuhan) Segera datang melihat pasien.
Mewakilkan Dokter lain untuk datang.
Konsultasi ke Dokter lain.
Pemeriksaan atau terapi yang diperlukan :
- Foto rontgen.
- Pemeriksaan analisa gas darah.
- Pemeriksaan EKG.
- Pemberian oksigenasi.
- Beta 2 agonis nebulizer.
2. Proses Komunikasi Efektif antar Petugas Pemberi Pelayanan secara Lisan atau Via Telpon
Untuk mendapatkan komunikasi yang efektif antar Petugas pemberi pelayanan,
dilakukan melalui proses sebagai berikut:
A. Pemberi pesan secara lisan memberikan pesan.
B. Penerima pesan menuliskansecara lengkap isi pesan tersebut sambil dibacakan
kembali (read back).
C. Penerima pesan mengkonfirmasi isi pesan kepada pemberi pesan.
Jika disingkatkan, penerima pesan melakukan TULBAKON(tulis, baca, konfirmasi).
Dalam menuliskan kalimat yang sulit, maka pemberi/penerima pesan harus menjabarkan
hurufnya satu persatu dengan menggunakan Kode Alfabet International, yaitu :
DAFTAR SINGKATAN YANG TIDAK BOLEH DIGUNAKAN RSIA MILANO
Singkatan Maksud Singkatan Miss Interprestasi Wajib Digunakan
g Mikrogram Mg milligram Mikrogram
AD,AS,AU Telinga kanan, telingan OD,OS,OU (mata Telinga kanan, telingan
kiri, masing-masing kanan, mata kiri, kiri, masing-masing
telinga. masing-masing mata). telinga.
OD,OS,OU Mata kanan, mata kiri, AD,AS,AU (Telinga Mata kanan, mata kiri,
masing-masing mata. kanan, telingan kiri, masing-masing mata.
masing-masing
telinga).
IN Intranasal IM atau IV Intranasal
IU Internasional Unit IV (Intra Vena), Internasional Unit
10 (sepuluh)
Per os melalui Per oral Os disalahartikan Tuliskan ‘PO’ melalui
mulut sebagai mata kiri mulut atau per oral
SC, SQ,subq SC = Subkutan 5 (angka lima) Subkutan
Setiap q pada sub q
U atau u unit Angka o atau 4 Unit
menyebabkan over
dosis pemberian obat
hingga 10 kali lipat,
contoh 4u disalah
artikan sebagai 40 atau
44
D. Dokumentasi
1. Pencatatan
a. Petugas penerima perintah/pesan secara lisan atau via telepon melakukan
pencatatan perintah/pesan tersebut ke dalam status Rekam Medis pasien di
lembaran lanjutan/konsultasi/observasi di Unit Gawat Darurat, sedangkan di Unit
terkait lainnya di catat di status Rekam Medis pasien lembaran Catatan
Keperawatan.
b. Petugas penerima perintah/pesan kemudian mendokumentasikan pencatatan
tersebut ke dalam log book instruksi Dokter.
c. Sebagai bukti pencatatan di status Rekam Medis pasien, Petugas meminta tanda
tangan Dokter pemberi perintah saat kehadiran Dokter yang bersangkutan.
d. Petugas Unit penerima perintah/pesan kemudian meminta kepada Dokter yang
memberi perintah/pesan untuk menandatangani catatan perintah/pesan yang
dibuat di log book instruksi Dokter setelah kehadiran Dokter yang bersangkutan di
Unit terkait.
Contoh Log Book Instruksi Dokter/Pelaporan Hasil Nilai Kritis Via Telepon
RSIA MILANO
Direktur,
dr.