Anda di halaman 1dari 18

PEDOMAN KOMUNIKASI EFEKTIF DI

RUMAH SAKIT MATA LAMPUNG EYE CENTER (LEC)

RUMAH SAKIT MATA LAMPUNG EYE CENTER (LEC)


Jl. SULTAN AGUNG KOMPLEK RUKO SENTRA NIAGA
NO. 13-15 WAY HALIM PERMAI
BANDAR LAMPUNG
2021

DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL i
DAFTAR ISI ii
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1
B. Tujuan Umum 1
C. Tujuan Khusus 1

BAB II RUANG LINGKUP 2

BAB III KEBIJAKAN 3

BAB IV TATA LAKSANA 5

BAB V PENUTUP 15
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Salah satu indikator penting mutu pelayanan rumah sakit adalah kemampuan
komunikasi baik verbal atau non verbal petugas dalam memberikan pelayanan yang
langsung ditujukan kepada pasien. Selain itu komunikasi yang efektif di dalam Rumah
Sakit merupakan persoalan kepemimpinan.
Pimpinan Rumah Sakit mengembangkan budaya yang menekankan kerjasama
dan komunikasi baik di unit-unit struktural, kelompok profesional, kelompok non
profesional, pasien dan keluarga serta pemilik Rumah Sakit. Pimpinan Rumah Sakit
juga sebagai panutan (role model) dengan mengkomunikasikan secara efektif misi,
strategi, rencana dan informasi yang relevan.
Dalam hal tersebut maka komunikasi merupakan hal yang sangat penting untuk
dilakukan sehingga indikator tersebut dapat tercapai.

B. Tujuan Umum
Sebagai panduan bagi seluruh petugas pemberi pelayanan Rumah Sakit Mata
Lampung Eye Center dan di unit-unit struktural Rumah Sakit dalam komunikasi yang
efektif.

C. Tujuan Khusus
1. Setiap petugas baik pemberi layanan kesehatan maupun unit-unit struktural mampu
berkomunikasi secara efektif.
2. Meningkatkan komunikasi baik dalam usaha penyerapan informasi maupun
penyampaian informasi.
3. Meningkatkan mutu pelayanan dan keselamatan pasien serta mengurangi risiko
medico-legal
4. Menjalin hubungan yang baik antar provider (pemberi layanan), pasien dan
keluarganya.
5. Memenuhi persyaratan Standar Nasional Akreditasi Rumah Sakit versi 2018.
BAB II
RUANG LINGKUP

Komunikasi efektif sebagai dasar untuk memberikan edukasi kepada pasien dan
keluarga agar mereka memahami kondisi kesehatannya sehingga pasien berpartisipasi lebih
baik dalam asuhan yang diberikan dan mendapat informasi dalam mengambil keputusan
tentang asuhannya. Adapun dalam lingkup rumah sakit, selain edukasi pasien dan keluarga.
1. Komunikasi efektif Pimpinan RS dengan pemilik
2. Komunikasi efektif Pimpinan RS dengan unit struktural
3. Komunikasi efektif Pimpinan dengan kelompok profesional
4. Komunikasi efektif Pimpinan RS dengan kelompok non profesional
5. Komunikasi efektif RS dengan pihak luar
6. Komunikasi efektif antar unit RS
7. Komunikasi efektif di dalam Unit RS
8. Komunikasi efektif antar profesional dengan manajemen
9. Komunikasi efektif antar anggota kelompok profesional
10. Komunikasi efektif antara staf medis dan paramedis
11. Komunikasi efektif antar profesional kesehatan dengan pasien dan keluarga
12. Komunikasi efektif antar kelompok profesional dengan pihak luar Rumah Sakit
13. Komunikasi dapat berupa rapat, surat edaran dan sosialisasi
BAB III
KEBIJAKAN

RUMAH SAKIT MATA LAMPUNG EYE CENTER


JL. Sultan Agung Komplek Ruko Sentra Niaga No. 13-15
Way Halim Permai - Bandar Lampung
Telp. (0721) 782270 Hp. 0822 8299 1111
Email : lampungeyecenter@yahoo.com
Lampung Eye Center

KEPUTUSAN DIREKTUR
Nomor : 117/KEP/DIR/RSLEC/I/2019

TENTANG

PEDOMAN KOMUNIKASI EFEKTIF


RUMAH SAKIT MATA LEC

DIREKTUR RUMAH SAKIT MATA LEC

Menimbang: : a. Bahwa untuk memberikan asuhan pasien yang optimal dan mencegah
insiden keselamatan pasien dibutuhkan komunikasi efektif kepada dan
dengan komunitas ,pasien dan keluarganya, serta antarstaf klinis, terutama
Profesional Pemberi Asuhan (PPA) di lingkungan Rumah Sakit Mata LEC ;
b. Bahwa sehubungan dengan hal tersebut pada huruf a, diatas perlu ditetapkan
Pedoman Komunikasi Efektif di lingkungan Rumah Sakit Mata LEC dengan
Peraturan Direktur Rumah Sakit Mata.

Mengingat : 1. Undang – Undang RI Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan;


2. Undang – Undang RI Nomor 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit;
3. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 129/Menkes/SK/II/2008 tentang
Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit;
4. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 44 Tahun 2018 tentang
penyelenggaraan Promosi Kesehatan Rumah Sakit;
5. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 147/MENKES/PER/I/2010 Tentang
Perizinan Rumah Sakit;
6. Keputusan Walikota Bandar Lampung Nomor 504/III.02/HK/2017 Tentang
Pemberian Izin Operasional Dan Penetapan Kelas Tipe C Rumah Sakit
Khusus Mata Lampung Eye Center (LEC);
7. Keputusan Direktur Utama PT. Lampung Abadi Cemerlang Nomor
0002/Kpts-SK/RSLec-10/20.11.17 Tentang Pemberhentikan dan
Pengangkatan Direktur Rumah Sakit Mata LEC
MEMUTUSKAN

Menetapkan :
KESATU : KEPUTUSAN DIREKTUR TENTANG PEDOMAN KOMUNIKASI
EFEKTIF DI RUMAH SAKIT MATA LEC.
KEDUA : Keputusan Direktur tentang Pedoman Komunikasi Efektif di Rumah Sakit Mata
LEC sebagaimana terlampir dalam keputusan ini.

KETIGA : Pedoman Komunikasi Efektif di Rumah Sakit Mata LEC digunakan sebagai
acuan dalam pelaksanaan komunikasi yang efektif di lingkungan Rumah Sakit
Mata LEC.
KEEMPAT : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkannya dan apabila dikemudian hari
ternyata terdapat perbaikan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di : Bandar Lampung


Pada Tanggal : 02 Januari 2019

DR. dr. Prambudi Rukmono, Sp.A (K)


Direktur RS Mata LEC
BAB IV
TATA LAKSANA

A. Komunikasi Efektif Pimpinan Rumah Sakit dengan Pemilik


Komunikasi Direktur Rumah Sakit Mata Lampung Eye Center dengan PT.
Lampung Abadi Cemerlang diatur dalam Hospital (HBL) dengan ketentuan sebagai
berikut :

1. Rapat Rutin Direksi dan Komisaris


a. Setiap rapat rutin Direksi dan Komisaris PT. Lampung Abadi Cemerlang selain
dihadiri oleh Direksi PT. Lampung Abadi Cemerlang, Dewan Komisaris PT.
Lampung Abadi Cemerlang dan Direksi Rumah Sakit Mata Lampung Eye
Center.
b. Diadakan paling sedikit 4 (empat) kali dalam setahun yang antara lain dapat
membahas tentang :
1) Surat-surat masuk dari unit-unit pelayanan kesehatan atau dari instansi lain
yang memerlukan tanggapan, persetujuan atau jawaban dari direksi.
2) Melakukan evaluasi kinerja rumah sakit dan pimpinan.
3) Membahas tentang laporan dari unit-unit pelayanan kesehatan , secara
khusus mutu unit kerja, program mutu dan keselamatan pasien rumah sakit
dan unit pelayanan kesehatan.
c. Penyelenggaraan rapat direksi dan komisaris dapat diakan setiap waktu :
1) Apabila dipandang perlu oleh seorang atau lebih anggota direksi dan
komisaris
2) Atas permintaan tertulis dari Direktur Rumah Sakit
d. Pemanggilan Rapat Direksi dan Komisaris dilakukan oleh Direktur Utama PT.
Lampung Abadi Cemerlang dengan surat undangan yang disampaikan paling
lambat 3 (tiga) hari sebelum rapat diadakan dengan tidak memperhitungkan
tanggal panggilan dan tanggal rapat
e. Panggilan rapat itu harus mencantumkan acara, tanggal, waktu dan tempat rapat.
f. Dalam hal Direktur Utama berhalangan hadir dalam suatu rapat maka dalam hal
kuorum telah tercapai, tanggung jawab Direktur Utama diambil alih oleh
Direktur PT. Lampung Abadi Cemerlang atau diberikan kepada seseorang yang
ditunjuk oleh Direktur PT. Lampung Abadi Cemerlang untuk memimpin rapat
g. Dalam hal Komisaris Utama berhalangan hadir dalam suatu rapat maka dalam
hal kuorum telah tercapai, tanggung jawab Komisaris Utama diambil alih oleh
anggota Komisaris yang lain atau diberikan kepada seseorang yang ditunjuk
oleh Komisaris Utama PT. Lampung Abadi Cemerlang untuk memimpin rapat.
h. Rapat Direksi dan Komisaris PT. Lampung Abadi Cemerlang hanya dapat
dilaksanakan bila kuorum tercapai.
i. Kuorum dianggap tercapai bila dihadiri oleh separuh lebih dari anggota yang
mempunyai hak suara berdasarkan persentase saham.
j. Dalam hal kuorum tidak tercapai dalam waktu setengah jam dari waktu rapat
yang telah ditentukan, maka rapat ditangguhkan untuk dilanjutkan pada suatu
tempat pada waktu dan hari yang ditentukan.
k. Dalam hal kuorum tidak juga tercapai dalam waktu setengah jam dari waktu
rapat yang telah ditentukan pada minggu berikutnya, maka rapat segera
dilanjutkan dan segala keputusan dapat disahkan. Keputusan rapat pengurus
diambil berdasarkan musyawarah untuk mufakat.

l. Dalam hal tidak tercapai mufakat maka putusan diambil melalui pemungutan
suara baik terbuka maupun tertutup :
1) Putusan rapat didasarkan pada suara terbanyak setelah dilakukan
pemungutan suara berdasarkan persentase saham.
2) Dalam hal jumlah suara yang diperoleh adalah sama maka pimpinan rapat
berwenang untuk menyelenggarakan pemungutan suara yang kedua kalinya.
m. Notulen rapat serta daftar hadir wajib dibuat setiap kali rapat diadakan. Notulen
rapat harus memuat kesimpulan rapat termasuk bila adanya perbedaan pendapat
antar anggota pengurus.

2. Rapat Tahunan Direksi dan Komisaris


a. Rapat tahunan diselenggarakan satu kali dalam satu tahun kalender berupa rapat
umum pemegang saham.
b. Direktur Utama PT. Lampung Abadi Cemerlang menyiapkan laporan umum
keadaan Rumah Sakit termasuk laporan keuangan yang telah diaudit pada
RUPS.
c. Direktur Utama PT. Lampung Abadi Cemerlang menyampaikan undangan
tertulis pada para pemegang saham paling lambat tujuh hari sebelum rapat
diselenggarakan.

B. Komunikasi Efektif Pimpinan Rumah Sakit dengan Unit Struktural


Komunikasi Direktur dengan unit struktural Rumah Sakit dilaksanakan melalui
rapat atau pertemuan. Dimana dilaksanakan untuk mendiskusikan , merencanakan,
mencari klasifikasi atau mencari alternatif solusi berbagai permasalahan dalam
pengelolaan serta pengembangan rumah sakit.
Komunikasi ini dilakukan dengan unit struktural yang terdiri dari : Komite,
Kepala Instalasi, Bagian, Sub Bagian, Unit, Penanggung Jawab Pelayanan. Adapun
kegiatannya yaitu :

1. Rapat Rutin
Rapat rutin diselenggarakan pada :
Pukul : 11.00 WIB s.d selesai atau disesuaikan dengan undangan
Tempat : Disesuaikan dengan ketersediaan tempat
Peserta : Direktur, Kepala Insatalasi, Bagian, Sub Bagian, Unit, Penyelia ,
Penanggung Jawab Ruangan
Materi :
a. Evaluasi kinerja setiap unit atau instalasi
b. Evaluasi SDM setiap unit atau instalasi
c. Evaluasi terhadap materi dan pelaksanaan pelayanan
d. Perencanaan dan upaya peningkatan kinerja SDM di instalasi atau unit
e. Rekomendasi dan usulan untuk peningkatan kinerja pelayanan instalasi atau
unit
Kelengkapan rapat : Undangan , daftar hadir , notulen rapat , laporan atau
rekomendasi atau usulan kepada pimpinan.
2. Rapat Insidentil
Rapat insidentil diselenggarakan pada :
Waktu : Sewaktu-waktu bila ada masalah atau sesuatu hal yang perlu
dibahas dan diselesaikan segera.
Jam : Sesuai undangan
Tempat : Sesuai undangan
Peserta : Direktur Utama, Kepala Direktorat ,Kepala Instansi ,Bagian,
Sub Bagian, Unit Penyelia, Penanggung Jawab Ruangan
Materi : Sesuai dengan masalah yang perlu dibahas
Kelengkapan rapat: Undangan, daftar hadir, notulen rapat, laporan atau
rekomendasi atau usulan kepada pimpinan

Waktu Pertemuan Manajemen Rumah Sakit Mata Lampung Eye Center


No. Direktorat Waktu Pertemuan
1. Direksi dan Komisaris PT. LAC 3 bulan sekali (setahun 4 kali)
2. Direksi dan Komite / Panitia / Tim 2 bulan sekali
3. Direksi dan Manajer / Kepala Ruangan / 3 bulan sekali
Kepala Bagian
4. Direksi dan Satuan Pengawasan Internal 3 bulan sekali
(SPI)
5. Manajer / Kepala Ruangan / Kepala 1 bulan sekali
Bagian dan Staff

C. Komunikasi Efektif Pimpinan dengan Kelompok Profesional


Komunikasi Direktur Rumah Sakit Mata Lampung Eye Center dengan komite
medis dan komite keperawatan dilaksanakan melalui rapat rutin dan rapat insidentil.

1. Rapat Rutin
Rapat rutin diselenggarakan pada :
Waktu : Direncanakan 2 bulan sekali
Pukul : 11.00 WIB s.d selesai atau disesuaikan dengan undangan
Tempat : Disesuaikan dengan ketersediaan tempat
Peserta : Direktur, Ketua Komite Medis , Ketua Komite Keperawatan
dan Staf Profesional
Materi : Rekomendasi dan usulan untuk peningkatan kerja
Kelengkapan rapat: Undangan , daftar hadir , notulen rapat , laporan atau
rekomendasi atau usulan kepada pimpinan.

2. Rapat Insidentil
Rapat insidentil diselenggarakan pada :
Waktu : Sewaktu-waktu bila ada masalah atau sesuatu hal yang perlu
dibahas dan diselesaikan segera.
Jam : Sesuai undangan
Tempat : Sesuai undangan
Peserta : Direktur, Ketua Komite Medis, Ketua Komite Keperawatan
dan Staf Profesional
Materi : Sesuai dengan masalah yang perlu dibahas
Kelengkapan rapat: Undangan, daftar hadir, notulen rapat, laporan atau
rekomendasi atau usulan kepada pimpinan

D. Komunikasi Direktur Rumah Sakit dengan Kelompok Staf Medis


Kelompok staff medis (KSM) yang terdiri dari : KSM Dokter umum, KSM
Anestesi dan KSM Mata. Komunikasi Direktur dengan KSM dilaksanakan melalui
rapat rutin setahun sekali dan rapat insidentil sesuai kebutuhan. Selain melalui
pertemuan atau rapat komunikasi Direktur Rumah Sakit dengan profesional dapat juga
dilaksanakan melalui :
1. Surat Penugasan Klinis (SPK) kepada masing-masing dokter beserta Rincian
Kewenangan Klinis (RKK)
Surat penugasan klinis adalah surat yang dikeluarkan oleh Direktur Rumah
Sakit Mata staf medis untuk memberikan izin berpraktik di Rumah Sakit Mata
Lampung Eye Center yang berlaku selama tiga tahun atau otomatis berakhir
apabila masa berlaku STR atau SIP berakhir. Kemudian masing-masing staf medis
dievaluasi kembali (re-kredensial).
2. Surat Ikatan Kerja Sama Rumah Sakit Mata Lampung Eye Center dengan
Dokter

E. Komunikasi Pimpinan Rumah Sakit dengan Pihak Luar


Komunikasi Direktur Rumah Sakit dengan Rumah Sakit lain melalui
pertemuan PERSI (Persatuan Rumah Sakit Indonesia). Komunikasi Direktur Rumah
Sakit dengan pihak pemerintah yaitu melalui rapat dengan Dinas Kesehatan dan Dinas
terkait lainnya. Komunikasi Direktur Rumah Sakit dengan pihak luar juga dilakukan
dengan mengadakan gathering dengan pemerintah, tokoh masyarakat, pemuka agama
dan pelanggan Rumah Sakit Mata Lampung Eye Center.

F. Komunikasi Efektif Antar Unit Rumah Sakit


Komunikasi antar unit Rumah Sakit secara formal melalui rapat koordinasi yang
Diselenggarakan rutin tiap bulan. Dalam hal pelayanan pasien, komunikasi melalui
berkas rekam medis seperti :

1. Laporan Serah Terima Pasien Antar Ruangan


Laporan serah terima pasien yaitu laporan yang berisi data pasien yang akan
melakukan perpindahan ruang rawat inap di dalam rumah sakit. Laporan ini diisi
oleh paramedis yang memindahkan pasien ke ruang perawatan. Bentuk laporan
tertulis seperti ini merupakan komunikasi efektif yang berisi :
a. Identitas pasien
b. Nomor rekam medis
c. Tanggal dan jam pasien dipindahkan ke ruang rawat inap
d. Dari ruang dirawat (asal) ke ruangan yang dituju
e. Dokter penanggung jawab
f. Keadaan umum kesadaran, mobilisasi, diet
g. Observasi terakhir
h. Terapi dan alat kesehatan yang terpasang
i. Pesanan perawatan
j. Petugas yang mentransfer
k. Hasil pemeriksaan
l. Pemeriksaan atau tindakan yang akan dilakukan

2. Catatan Pasien Terintegrasi


Catatan pasien terintegrasi adalah dokumentasi berkesinambungan dari seluruh
pelayanan kesehatan yang diberikan kepada pasien oleh seluruh petugas kesehatan
didalam lembaran yang sama dan disusun secara kronologis sesuai dengan waktu
pelaksanaan pelayanan kesehatan tersebut. Pelayanan kesehatan disini mencakup
pengobatan tindakan, hasil assesment dan assesment ulang serta hasil observasi
terhadap kondisi pasien (Lihat panduan pengisian berkas rekam medis).

3. Asuhan Keperawatan Peri Operatif


Asuhan keperawatan peri operatif adalah asuhan yang diberikan pada pasien
yang akan menjalani prosedur tindakan invasive dengan anestesi.

4. Rencana, Tindakan Keperawatan dan Evaluasi Keperawatan


Rencana, tindakan keperawatan dan evaluasi keperawatan adalah komunikasi
antara perawat Instalasi Gawat Darurat dengan perawat ruang rawat inap.

G. Komunikasi Efektif Di Dalam Unit Rumah Sakit


Komunikasi terjalin antara Ketua Instalasi / bagian / unit dengan anggotanya
melalui rapat rutin bulanan dan rapat insidentil dengan ketentuan sebagai berikut :
1. Rapat Rutin
Rapat rutin diselenggarakan pada :
Waktu : direncanakan tiap bulan oleh instalasi / unit masing-
masing
Jam : ditentukan sesuai kesepakatan tiap instalasi / unit
Tempat : di instalasi / unit masing-masing
Peserta : Kepala Instalasi / unit , anggota unit / instalasi
Materi :
a. Evaluasi kinerja setiap unit / instalasi
b. Evaluasi Sumber Daya Manusia setiap unit / instalasi
c. Evaluasi terhadap materi dan pelaksanaan
d. Pelayanan
e. Perencanaan dan upaya peningkatan kinerja Sumber Daya Manusia di
instalasi / unit
f. Rekomendasi dan usulan untuk peningkatan
g. Kinerja pelayanan instalasi/ unit
Kelengkapan Rapat : Undangan, daftar hadir, notulen rapat , laporan /
rekomendasi / usulan kepada pimpinan

2. Rapat Insidentil
Rapat insidentil diselenggarakan pada :
Waktu : Sewaktu-waktu bila ada masalah atau sesuatu hal yang
perlu dibahas dan diselesaikan segera.
Jam : Sesuai undangan
Tempat : Sesuai undangan
Peserta : Kepal unit, penanggung jawab unit ,anggota unit /
instalasi
Materi : Sesuai dengan masalah yang perlu dibahas
Kelengkapan rapat : Undangan, daftar hadir, notulen rapat, laporan /
rekomendasi / usulan kepada pimpinan

H. Komunikasi Efektif Antara Manajemen dengan Karyawan


Komunikasi antara manajemen Rumah Sakit dengan karyawan melalui Laporan
Penilaian Karyawan. Penilaian kinerja karyawan Rumah Sakit Mata LEC dilakukan
pada waktu status kontrak pertiga bulan , calon karyawan, pengangkatan kenaikan
berkala / golongan dan secara keseluruhan satu (1) kali dalam setahun memakai format
: Penilaian Karyawan.

I. Komunikasi Efektif Antar Kelompok Profesional dengan Non Profesional


Komunikasi antar dokter dengan laboratorium dan radiologi yaitu pengisian
data klinis pada lembar permintaan laboratorium dan radiologi. Komunikasi antara
dokter dengan pihak penanggung jawab pasien (Perusahaan Rekanan, Asuransi)
melalui surat Resume Medis

J. Komunikasi Efektif Antar Anggota Kelompok Profesional


Komunikasi antar anggota Kelompok Staf Medis (KSM) dapat dilakukan
secara langsung dan tidak langsung. Komunikasi langsung dapat dilakukan melalui
pertemuan / rapat atau komunikasi melalui telephone. Komunikasi secara tidak
langsung dapat dilaksanaka melalui berkas rekam medis, antara lain : catatan
konsultasi, catatan terintegrasi.

K. Komunikasi Efektif Antara Staf Medis dan Paramedis


Komunikasi itu bisa bersifat informasi (asuhan) dan edukasi (pelayanan
promosi).
1. Komunikasi yang bersifat informasi asuhan di dalam rumah sakit adalah :
a. Jam pelayanan
b. Pelayanan yang tersedia
c. Cara mendapatkan pelayanan
d. Sumber alternatif mengenai asuhan dan pelayanan yang diberikan ketika
kebutuhan asuhan pasien melebihi kemampuan rumah sakit.
e. Akses informasi ini dapat di peroleh melalui Customer Service, Admission dan
Website.
2. Komunikasi yang bersifat edukasi meliputi :
a. Edukasi tentang obat
b. Edukasi tentang penyakit dan manajemen penyakit
c. Edukasi pasien diet dan nutrisi
d. Edukasi tentang teknik-teknik rehabilitasi
e. Edukasi tentang penggunaan peralatan medis secara efektif dan aman
f. Edukasi mengenai manajemen nyeri

Adapun teknik komunikasi efektif meliputi :


1. Teknik Komunikasi Efektif dengan SBAR
SBAR adalah standar komunikasi kesehatan untuk meningkatkan keselamatan
pasien. Dengan teknik SBAR maka komunikasi yang terjadi akan lebih efektif dan
akurat.
a. Introduction : Individu yang terlibat dalam komunikasi memperkenalkan diri,
peran, tugas dan profesi.
b. Situation : Komplain atau keluhan, diagnosis, rencana keperawatan,
keinginan dan kebutuhan pasien.

c. Backgorund : Latar belakang dari keadaan yang akan dilaporkan tanda-tanda


vital, status mental daftar obat dan hasil laboratorium.
d. Assessment : Penilaian situasi saat ini oleh provider atau komunikator.
e. Rekomendation : Mengidentifikasi hasil laboratorium yang tertunda dan apa
yang perlu dilakukan selama beberapa jam berikutnya dan
rekomendasi lain untuk perawatan.

2. Proses Komunikasi Efektif


Komunikasi dapat efektif apabila pesan diterima dan dimengerti sebagaimana
dimaksud oleh pengirim pesan, pesan ditindaklanjuti dengan sebuah perbuatan oleh
penerima pesan dan tidak ada hambatan untuk hal itu. Komunikasi ada dua macam
yaitu lisan atau melalui telepon dan tertulis.
a. Pemberi pesan secara lisan atau melalui telephone memberikan pesan, setelah
itu dituliskan secara lengkap isi pesan tersebut oleh si penerima pesan (write
back)
b. Isi pesan dibacakan kembali (Read Back) secara lengkap oleh penerima pesan.
c. Penerima pesan mengkonfirmasi atau mengulang isi pesan kepada pemberi
pesan (repeat back atau reconfirm)
d. Dalam menuliskan kalimat yang sulit, maka komunikan harus menjabarkan
hurufnya satu persatu dengan menggunakan alfabeth (terlampir).
Tiga hal diatas (write back, read back, dan repeat back atau reconfirm) atau tulis,
baca kembali dan konfirmasi ulang (TULBAKON) harus dimengerti dan
dilaksanakan secara konsisten oleh perawat saat menerima instruksi dokter,
kecuali pasien dalam keadaan gawat darurat, langkah terakhir yaitu repeat atau
reconfirm boleh tidak dilakukan misalnya di ruang OK dan IGD. Mengenai hal ini
akan diatur dalam kebijakan khusus yang akan dibuat oleh Rumah Sakit Mata
LEC.

3. Tatalaksana Komunikasi Lisan Sebagai Berikut :


a. Dokter saat kunjungan ke pasien harus menulis perkembangan pasien dengan
SOAP dan menuliskan secara lengkap hasil kolaborasi dan instruksi pada
catatan terintegrasi.
b. Jika dalam penulisan pada catatan terintegrasi ada instruksi atau hasil
kolaborasi yang belum ditulis tapi disampaikan secara lisan maka perawat
wajib menulis hasil kolaborasi atau instruksi secara lisan dalam catatan
keperawatan.
c. Catatan dokter harus dibaca ulang oleh perawat pendamping dan dikonfirmasi
kembali sampai perawat mengerti hasil kolaborasi atau instruksi dokter.
d. Tulisan dokter yang kurang jelas boleh ditulis ulang pada catatan keperawatan
guna memudahkan perawat menyampaikan hasil kolaborasi dan instruksi saat
serah terima antar perawat atau laporan pada dokter jaga ruangan.

Komunikasi melalui telephone didokumentasikan di dalam berkas rekam medis :


a. Tanggal dan jam
1) Diisi oleh perawat, bidan atau petugas kesehatan lain seperti fisioterapis
yang melakukan komunikasi dengan telephone.
2) Diisi jam dan tanggal segera setelah komunikasi dengan telephone selesai.
3) Diisi dengan menggunakan tinta berwarna hitam atau biru
4) Jika ada kesalahan penulisan, coret, tanda tangan dan perbaiki, tulis tanggal
dan jam yang benar.

b. Instruksi atau isi pemerintah


1) Diisi oleh perawat , bidan atau petugas kesehatan lain seperti fisioterapis
yang melakukan komunikasi dengan telephone.
2) Tulis situasi, backgorund dan assessment pasien yang akan dilaporkan
secara ringkas, tulis isi perintah atau hasil kolaborasi secara lengkap , baca
ulang isi perintah, konfirmasi kembali dan lakukan pengejaan jika isi
perintah merupakan nama obat.
3) Pelaporan hasil laboratorium atau pemeriksaan diagnostik seperti hasil
laboratorium hasil rontgen, CT scan, MRI dan pemeriksaan penunjang lain,
tulis hasil yang menyimpang atau tidak normal saja catat hasil kolaborasi
atau instruksi dokter, baca ulang dan konfirmasi kembali.
4) Jika isi pelaporan atau komunikasi adalah pemberitahuan terhadap dokter
bahwa pasien pindah ruangan, menanyakan jam kunjungan,atau dokter
dihubungi tidak bisa , tidak perlu dituliskan dalam form tersebut melainkan
ditulis dalam buku menghubungi dokter yang telah disediakan di setiap
ruangan.
5) Diisi dengan menggunakan tinta berwarna hitam atau biru.
6) Jika ada kesalahan penulisan, coret, tanda tangan dab perbaiki, tulis tanggal
dan jam yang benar.
c. Tanda tangan dan nama dokter yang ditelephone
Tanda tangan dokter harus diisi sesegera mungkin setelah dokter datang atau
dalam waktu maksimal satu kali dua puluh empat jam setelah komunikasi
berlangsung oleh dokter yang dihubungi.
d. Tanda tangan dan nama penelepone
Diisi nama jelas dan tanda tangan penelepone baik perawat baik perawat
maupun bidan

L. Komunikasi Efektif Antar Profesional Kesehatan dengan Pasien dan Keluarga


Komunikasi antara dokter dengan pasien atau keluarga dilakukan melalui :
1. Pemberian informasi dan edukasi mengenai diagnosa penyakit serta rencana
pengobatan dan tindakan selanjutnya.
2. Persetujuan tindakan kedokteran (informed consent) yaitu persetujuan oleh pasien
atau keluarga mengenai tindakan pengobatan yang akan dilakukan.
3. Informasi penundaan pelayanan yaitu pemberian informasi ke pasien atau keluarga
apabila diketahui adanya waktu menuggu yang lama untuk pelayanan diagnostik
dan pengobatan atau dalam mendapatkan rencana pelayanan yang membutuhkan
penempatan di daftar tunggu.
4. Surat kontrol yaitu komunikasi antara dokter dengan pasien atau keluarga
mengenai kapan pasien harus kembali ke Rumah Sakit untuk kontrol ulang.

Contoh komunikasi yang efektif antara tenaga medis dan pasien atau keluarga :
1. Mengucapkan salam
“Selamat pagi/siang/sore/malam”
2. Memperkenalkan diri, peran dan tugas, profesi
“Saya suster M. Saya perawat yang bertugas di rawat inap.”

3. Melaporkan komplain, diagnosis , rencana perawatan, keinginan dan kebutuhan


pasien (situation)

“Saya mau melaporkan pasien atas nama Y umur Z tahun dengan diagnosa X
mengeluh keringat dingin dan lemas”

4. Melaporkan tanda-tanda vital, berat badan untuk pasien anak-anak, status mental,
daftar obat-obatan dan hasil lab (background)

“Saat ini tekanan darah pasien 100/70 mmHg, S : 36 0C, nadi 56 kali/menit, lemah ,
RR 16 kali/menit, GDS : 55 gr/dl, kesadaran umum composmenthis, pasien tampak
lemas, pasien terpasang infus D 5%15 tpm.”

5. Melaporkan penilaian situasi saat ini dan tindakan keperawatan yang sedang
berlangsung (assessment)

“Saat ini pasien sedang diberikan 1 gelas teh manis, pasien minum hanya sedikit-
sedikit.”

6. Melakukan kolaborasi untuk tindakan dan pengobatan yang perlu dilakukan dan
rekomendasi lain untuk perawatan (recomendation)

“Apakah pasien perlu diberikan injeksi D 40%? Jika iya, berapa cc? Dan apakah
cairan infus perlu diganti D10?”

7. Mencatat hasil kolaborasi (write)

“Berikan injeksi D 40 IV bolus 15 cc. Infus diganti dengan D10 20 tpm, 1 jam
kemudian cek ulang DGS dan laporkan.”

8. Membacakan hasil pencatatan (read back)

“Berikan injeksi D 40 IV bolus 15 cc. Infus diganti dengan D10 20 tpm, 1 jam
kemudian cek ulang DGS dan laporkan.”

9. Membacakan ulang hasil pencatatan sampai kedua belah pihak saling mengerti
hasil kolaborasi (reconfirm)

“Saya ulangi lagi dokter. Berikan injeksi D 40 IV bolus 15 cc. Infus diganti dengan
D 10 20 tpm, 1 jam kemudian cek ulang DGS dan laporkan.”
10. Mengucapkan salam

“Terimakasih dan selamat pagi/siang/sore/malam.”

Komunikasi antara petugas kesehatan dengan pihak luar (pengunjung pasien)

dimana apabila pengunjung pasien menanyakan ruangan pasien dirawat maka petugas
kesehatan harus menanyakan terlebih dahulu kepada pasien dan atau keluarga pasien
bersedia atau tidak diberitahukan.

M. Komunikasi Efektif Antar Kelompok Profesional dengan Pihak Luar Rumah


Sakit

Komunikasi dokter dengan Rumah Sakit lain dapat dilakukan melalui surat

rujukan. Surat Rujukan adalah bentuk komunikasi tertulis mengenai pengobatan dan
asuhan keperawatan yang telah dilakukan oleh rumah sakit kepada Rumah Sakit lain
dimana pasien akan dipindahkan atau dirujuk karena indikasi medis dan atas
kebutuhan pasien akan pengobatan lanjutan.

Adapun indikasi dilakukannya rujukan pasien adalah :

1. Pengobatan atau tindakan tertentu yang diperlukan tidak bisa dilakukan di Rumah
Sakit Mata LEC.

2. Fasilitas perawatan maupun tenaga ahli (professional) yang tidak dimiliki atau
peralatan yang dimiliki sedang dalam keadaan rusak.

3. Ruang rawat inap penuh atas permintaan pasien dan atau keluarga untuk pindah
rawat Rumah Sakit yang dituju.

4. Permintaan pasien atau keluarga pasien yang bersangkutan.

Dokter yang akan merujuk harus berbicara dengan dokter penerima rujukan dan
memberi informasi dibawah ini :

1. Identitas pasien

2. Anamnesa singkat kejadiannya , termasuk data pra-rumah sakit yang penting


3. Penemuan awal pada pemeriksaan pasien

4. Pengobatan dan tindakan yang telah dilakukan

5. Respon terhadap terapi

6. Kebutuhan pasien akan pelayanan lebih lanjut

N. Komunikasi Dapat Berupa Rapat, Surat Edaran dan Sosialisasi

Rapat dan sosialisasi merupakan bagian dari media komunikasi verbal, adapun

surat edaran adalah termasuk kepada komunikasi tertulis. Surat edaran merupakan
komunikasi yang penyampaian pesan secara tertulis baik manual maupun elektronik
melalui email atau website. Surat edaran hendaknya sesuai dengan prinsip-prinsip
komunikasi tertulis, yaitu :

a. Lengkap

b. Ringkas

c. Pertimbangan

d. Konkrit

e. Jelas

f. Sopan

g. Benar
BAB V
PENUTUP

Sebagai penutup kiranya dapat diingatkan kembali bahwa peran komunikasi efektif
merupakan hal yang sangat penting bagi seluruh petugas pemberi pelayanan kesehatan dan di
unit-unit struktural.
Jika komunikasi yang kita bangun dilakukan dengan komunikasi efektif yang telah
disusun diatas maka kita dapat menjadi seorang komunikator yang handal dan pada gilirannya
dapat membangun jaringan hubungan dengan orang lain yang penuh dengan penghargaan
(respect), karena inilah yang dapat membangun hubungan jangka panjang yang saling
menguntungkan dan saling menguatkan dengan menjalankan komunikasi efektif di Rumah
Sakit Mata Lampung Eye Center (LEC).

Ditetapkan di : Bandar Lampung


Pada Tanggal :

DR. dr. Prambudi Rukmono, Sp.A (K)


Direktur RS Mata LEC

Anda mungkin juga menyukai