Anda di halaman 1dari 6

ISLAM EKONOMI DAN HAM

Oleh:

Andi Audrian Firmansyah Tenri Bali

Abstrak

Dalam UU No.39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia, yang di maksud dengan HAM
adalah seperangkat hak yang melekat pada hakikat dan keberadaan manusia sebagai makhluk
Tuhan YME. Pemerintah dan Negara mempunyai tugas untuk melindungi HAM warga
negaranya.

Dunia barat memperkenalkan Hak asasi manusia pada sekitar abad 16-19. Namun, jauh
sebelum itu agama islam sudah memperkenalkan HAM 1.300 Abad sebelumnya. Salah satu
tokoh islam yang memperkenalkan HAM adalah Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa
Sallam. Salah satu buktinya adalah di bentuknya piagam madinah pada tahun 622 masehi.
Dokumen tersebut disebut sebut sebagai dokumen tertulis pertama tentang HAM.

I.PENDAHULUAN

Seiring berjalannya waktu, ajaran Negara hokum berkembang pesat, di mana warga
Negara mempunyai hak hak tertentu yang wajib di lindungi oleh Negara dan Pemerintah. Dari
pemahaman tersebut, muncullah istilah ‘Basic Rights’ atau ‘Fundamental Rights’. Bila di artikan
ke dalam bahasa Indonesia artinya adalah hak hak dasar manusia atau lebih dikenal dengan “Hak
asasi manusia”

Meriam Budiardjo, mengemukakan :

“Hak asasi manusia adalah hak yang dimili manusian yang telah diperoleh dan dibawanya
bersamaan dengan kelahirannya di dalam kehidupan masyarakat. Dianggap bahwa beberapa hak
itu dimilikinya tanpa perbedaan atas dasar bangsa, ras, agama, dan kelamin karena itu bersifat
universal. Dasar dari semua hak asasi ialah bahwa manusia memperoleh kesempatan
berkembang sesuai dengan harkat dan cita-citanya. (Meriam Budiardjo: 1980 : 120)

II.PENGERTIAN HAM DALAM ISLAM


Dalam bahasa arab, HAM dikenal dengan nama (Haqq al- Insânî al-Asâsî atau juga

disebut Haqq al-Insânî ad-Darûrî), yang terdiri dari tiga kata, yaitu: 1. Kata hak (haqq) yang
berarti milik, kepunyaan kewenangan, kekuasaan untuk melakukan sesuatu, dan merupakan
sesuatu yang harus di peroleh. 2. Kata manusia (al-Insân) yang berarti: makhluk yang berakal
budi, dan berfungsi sebagai subyek hukum. Dan 3. Asasi (Asâsî) yang berarti mendasar atau
pokok.

Secara tereminologis, HAM dalam persepsi islam, Muhammad Khalfullah Ahmad telah
meemberikan pengertian bahwa HAM merupakan hak yang melekat pada diri manusia yang
bersifat kodrati dan mendasar sebagai suatu amanah dan anugerah Allah SWT yang harus di
jaga dan dihormati dan dilindungi oleh setiap individu,masyarakat,pemerintah ataupun Negara.
Bahkan, Ibnu Rusyd menegaskan bahwa HAM dalam persepsi islam telah memberikan format
perlindungan, pengamanan, dan antisipasi terhadap berbagai hak asasi yang bersifat premier
yang dimiliki oleh seiap insan. Perlindungan tersebut hadir untuk mengantisipasi bebagai hal
yang akan mengancam eksistensi jiwa, kehormatan dan keturunan, harta benda material, akal
pikiran, dan agama.

III.KONSEP KARAMAH DALAM ISLAM

Secara etimologis, Karâmah adalah kata bentuk masdar dari kata karuma yang berarti
kemuliaan, kehormatan, wibiawa, reputasi, dan martabat yang dikaruniakan kepada insan hamba-
Nya. Islam telah memposisikan manusia sebagai makhluk Allah SWT yang mulia dan
bermartabat. Martabat dan kemuliaan bagi manusia merupakan sukber dari seluruh hak-hak asasi
manusia, sebagai bukti nyata perbedaan manusia dengan makhluk yang lain. Martabat dan
kemuliaan manusia inilah yang dapat menjinakan kebiasaan sikap kasar dan arogan mereka,
sehingga dikehendaki untuk disusunnya norma-norma hukum yang diturunkan Allah SWT
melalui Rasul-Nya. Berdasarkan martabat inilah tegaknya tanggung jawab atau kepribadian
manusia secara hukum, yang menjadikannya cakap dan layak untuk menikmati dan
menggunakan gak asasi yang dimiliknya. Allah SWT telah mengungkapkan secara langsung
dalam beberapa teks ayat terkait dengan harkat dan martabat manusia yang merupakan anugerah-
Nya, salah satunya terdapat pada QS 17 (al-Isra): 70, yang artinya: “dan sesungguhnya telah
kami muliakan anak anak Adam. Kamu angkut mereka di daratan dan di lautan. Kami angkut
mereka di daratan dan di lautan. Kami beri mereka rezki dari yang baik-baik, dan kami lebihkan
mereka dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyakan makhluk yang telah kami ciptakan.

IV.PEMBAHASAN HAK HAK EKONOMI MENURUT PERUBAHAN UUD 1945

1.HAM Bidang Ekonomi.

Di dalam pasal 27 ayat (2) Perubahan UUD 1945 ditentukan bahwa: “Tiap-tiap warga
Negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan”. Mengenai
perekonomian diatur dalam pasal 33 Perubahan UUD 1945 yaitu :

(1). Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan.

(2). Cabang-cabang produksi yang penting bagi Negara dan yang menguasai hajat hidup orang
banyak dikuasai oleh Negara.

(3) Perekonomian nasional diselenggarakan berdasar atas demokrasi ekonomi dengan prinsip
kebersamaan, efisiensi berkeadlian, berkelanjutan, berwawasan lingkungan, kemandirian, serta
dengan menjaga keseimbangan kemajuan dan kesatuan ekonomi nasional.

Penelusuran dalam kepustakaan ditemukan bahwa HAM dalam bidang ekonomi adalah
hak yang berkaitan dengan aktivitas perekonomian, perburuhan, hak memperoleh pekerjaan,
perolehan upah ,dan hak ikut serta dalam serikat buruh.

-Hak memperoleh Pekerjaan

Deklarasi Umum Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) tentang HAM, dalam pasa 23 ayat
(1) menentukan bahwa “setiap orang berhak atas pekerjaan berhak dengan bebas memilih
pekerjaan, berhak atas syarat-syarat perburuhan yang adil serta baik dan atas perlindungan
terhadap pengangguran.

Dalam International Covenant on Economic,Social and Cultural 1966, pasal 6 ayat (1)
menegaskan “Negara-negara peserta perjanjian ini mengakui hak untuk bekerja yang meliputi
setiap orang atas kesempatan memperoleh nafkah dengan melakukan pekerjaan yang secara
bebas dipilihnya atau diterimanya dan akan mengambil tindakan-tindakan yang layak dalam
melindungi hak ini”.
-Hak mendapat upah yang sama

Untuk menciptakan keadilan, maka perolehan upah antara pria dan wantia diharapkan
tidak berbeda dalam hal kualitas pekerjaan yang sama. The Universal Declaration of Human
Rights 1948, dalam pasal 23 ayat (2) menentukan “setiap orang dengan tidak ada perbedaan,
berhak atas pengupahan yang sama”

Hal yang serupa juga diatur dalam pasal 7 International Covenant on Economic,Social
and Cultural 1966 bahwa “Negara-negara peserta pejanjian mengakui hak setiap orang akan
kenikmatan kondisi kerja yang adil dan menyenangkan menjamin:

a. Pemberian upah bagi semua pekerja;


b. Kondisi keja yang aman dan sehat;
c. Persamaan kesempatan untuk setiap orang untuk dipromosikan pekerjaannya ke tingkat
yang lebih tinggi, tanpa pertimbangan lain kecuali senioritas dan kecakapan;
d. Istirahat, santai dan pembatasan jam kerja yang layak dan liburan berkala. Dengan upah
dan juga upah pada hari libur umum.

Hal yang sama juga diatur dalam hukum positif Indonesia pasal 38 Undang undang
tentang hak Asasi manusia

-Hak ikut serta dalam Serikat Buruh.

Piagam dalam Deklarasi Umum perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) 1948, pada pasal 23
ayat (4) menegaskan bahwa “setiap orang berhak mendirikan dan memasuki serikat-serikat kerja
untuk melindungi kepentingannya. Pengaturan dalam perjanjian international 1966 tentang HAM
ekonomi, social, dan budaya pada pasa 8 antara lain :

1.Negara-negara peserta perjanjian berusaha menjamin :

a. hak setiap orang membuat serikat buruh dan menjamin anggota serikat buruh menurut
pilihannya, hanya tunduk pada peraturan organisasi yang bersangkutan, demi promosi dan
perlindungan bagi kepentingan ekonomi dan sosialnya. Tidak boleh dikenakan pembatasan-
pembatasan terhadap pelaksanaan hak ini kecuali yang diatur dengan undang-undang dan yang
diperlukan dalam masyarakat demoksrasi bagi kepentingan keamanan nasional atau ketertiban
umum atau demi perlindungan terhadap hak dan kebebasan orang lain;

b. hak serikat buruh untuk mendirikan federasi atau konfederasi nasional dan hak konfederasi
membentuk atau menjadi organisasi setikat buruh international;

c. hak serikat buruh untuk berperan secara bebas, tanpa pembatasan kecuali yang diatur oleh
undang-undang dan yang diperlukan dalam masyarakat demokrasi demi kepentingan keamanan
nasional atau ketertiban umum atau demi perlindungan terhadap hak dan kebebasan orang lain;

d. hak mogok, asalkan sesuai dengan hukum dari Negara-negara tertentu.

2. Pasal ini tidak mencegah pengenaan pembatasan hukum terhadap pelaksanaan hak-hak ini
oleh anggota-anggota angkatan bersenjata atau kepolisian atau pemerintah Negara yang
bersangkutan.

3. Tidak ada sesuati dalam pasal ini yang akan memberi wewenang kepada Negara-negara Pesera
pada Konvensi Organisasi perburuhan Internasional 1948 tentang kebebasan Perserikatan dan
Perlindungan terhadap hakberorganisasi guna membuat Undang-undang sedemikian rupa yang
akan merugikan jaminan-jaminan yang ditentukan dalam Konvensi tersebut.

V.PENUTUP

1.KESIMPULAN

a. identifikasi hak asasi manusia dalam pandangan islam banyak tersebar di dalam teks al-quran
maupun kisah kisah dari nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam.

b. bukti HAM dalam islam adalah piagam madinah dan QS 17 (al-Isra): 70

c. identifikasi hak asasi manusia dalam bidang ekonomi tersebar di beberapa pasal dan
perubahan UUD 1945

d. HAM di bidang ekonomi di atur dalam :

-Pasal 27 ayat (2)

-Pasal 28D ayat (2)


-Pasal 33 ayat (1)

2.SARAN-SARAN

Ke depannya di Indonesia perlu ditingkatkan untuk pemenuhan HAM di bidang ekonomi.

DAFTAR BACAAN

Undang-Undang Dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia tahun 1945

Undang-Undang RI Nomor 39 tahun 1999 Tentang hak Asasi manusia

Undang-Undang RI Nomor 26 tahun 2000 Tentang Pengadilan Hak Asasi manusia.

(SUBAWA, HAK ASASI MANUSIA BIDANG EKONOMI SOSIAL DAN BUDAYA MENURUT PERUBAHAN UUD
1945)

(AJI, HAK DAN KEWAJIBAN ASASI MANUSIA DALAM PERSPEKTIFF ISLAM)

Anda mungkin juga menyukai