DAFTAR ISI................................................................................................................1
BAB I............................................................................................................................2
PENDAHULUAN........................................................................................................2
1.1 Latar Belakang....................................................................................................2
BAB II..........................................................................................................................3
PEMBAHASAN...........................................................................................................3
2.1 Pengertian Hak Asasi Manusia...........................................................................3
2.2 Sejarah Hak Asasi Manusia................................................................................3
2.3 Hak Asasi Manusia Menurut Pandangan Islam..................................................7
2.4 Hak Asasi Manusia Menurut Pandangan Barat................................................11
2.5 Perbedaan HAM Menurut Pandangan Islam dan Barat....................................14
BAB III.......................................................................................................................16
PENUTUP..................................................................................................................16
3.1 Kesimpulan.......................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................17
menjadi embrio bagi monarkhi konstitusional1. Magna Charta ini kemudian diikuti
dengan lahirnya Undang-Undang Hak Asasi Manusia (Bill of Rigths) di Inggris
tahun 1689 yang berintikan bahwa manusia harus diperlakukan sama di depan
hukum. Dalam perkembangan HAM selanjutnya ditandai munculnya The American
Declaration of Independence tahun 1776 yang lahir dari paham Rosseau dan
Montesquieu. Setelah itu lahir pula deklarasi Perancis (The French Declaration) yang
memuat aturan-aturan hukum yang menjamin hak asasi manusia dalam proses
BAB II
PEMBAHASAN
b. HAM berlaku untuk semua orang tanpa memandang kelamin, ras, agama,
etnis, pandangan politik atau asal-usul sosial dan bangsa.
1. Hukum Hamurabi
Pada zaman kerajaan Babilonia 2000 SM telah diupayakan menyusun suatu
hukum/aturan yaitu ketentuan-ketentuan yang menjamin keadilan bagi semua
warga negara. Ketentuan ini dikenal dengan nama hukum Hamurabi. Hukum
ini merupakan jaminan HAM warga negara terhadap kesewenang-wenangan
kerajaan atau kekuasaan.
2. Solon
Solon 600 SM di Athena berusaha mengadakan pembaharuan dengan
menyusun undang-undang yang menjamin keadilan dan persamaan bagi
setiap warga negara. Menurut Solon orang0orang yang menjadi budak
karena tidak dapat membayar hutang harus dibebaskan. Untuk menjamin
terlaksananya hak-hak kebebasan warga solon menganjurkan dibentuknya
Mahkamah/Pengadilan (Heliaea) dan lembaga perwakilan rakyat atau
majelis rakyat (Eclesia). (Majalah What is Democracy, 7)
4. Socrates–Plato–Aristoteles
Sokrates, Plato dan Aristoteles mengemukakan pemikirannya tentang hak
asasi manusia dalam kaitannya dengan kewajiban atau tugas negara.
Socarates banyak mengkritik praktek demokrasi pada masa itu. Ia
mengajarkan HAM, kebijaksanaan, keutamaan, keadilan. Lebih jauh
ditekankan agar warga berani mengkritik pemerintah yang tidak
mengindahkan keadilan dan kebebasan manusia. (Bertens) Ajaran ini
dipandang sangat berbahaya bagi penguasa, sehingga ia dihukum mati
dengan cara minum racun.
8. Abraham Lincoln
Ia dikenal sebagai pembela HAM dan tokoh anti perbudakan. Ia
menganjurkan persamaan, kemerdekaan bagi setiap warga Negara tanpa
membedakan warna kulit, agama dan jenis kelamin.
Konsep hak asasi manusia dalam Islam dibagi dua macam dilihat dari
kategori huquuqul ibad. Pertama, HAM yang keberadaannya dapat diselenggarakan
oleh suatu negara (Islam). Kedua, adalah HAM yang keberadaannya tidak secara
langsung dapat dilaksanakan oleh suatu negara. Hak- hak yang pertama disebut
sebagai hak-hak legal, sedangkan yang kedua dapat disebut sebagai hak-hak moral.
Perbedaan antara keduanya hanya terletak pada masalah pertanggungjawaban di
depan Negara. Adapun masalah sumber, sifat, dan pertanggungjawaban di hadapan
Allah adalah sama.
Dalam Islam keserasian kesucian HAM jauh lebih besar daripada hanya
sekedar ibadah-ibadah ritual. Jika seseorang tidak memenuhi kewajibannya di
hadapan Allah dia mungkin saja masih bisa diampuni. Namun tidak demikian dalam
kasus tidak memenuhi kewajiban kepada sesama manusia.
1. Tuhan Yang Maha Esa adalah pencipta alam semesta dengan segala isinya
dan pada dasarnya, manusia dianugerahi jiwa, bentuk, struktur, kemampuan,
kemauan serta berbagai kemudahan oleh penciptanya, untuk menjamin
kelanjutan hidupnya;
2. Untuk melindungi, mempertahankan, dan meningkatkan martabat manusia,
diperlukan pengakuan dan perlindungan hak asasi manusia, karena tanpa hal
tersebut manusia akan kehilangan sifat dan martabatnya, sehingga dapat
mendorong manusia menjadi serigala bagi manusia lainnya (homo homini
lupus);
3. Karena manusia merupakan makhluk sosial, maka hak asasi manusia yang
satu dibatasi oleh hak asasi manusia yang lain, sehingga kebebasan atau hak
asasi manusia bukanlah tanpa batas;
4. Hak asasi manusia tidak boleh dilenyapkan oleh siapapun dan dalam keadaan
apapun;
5. Setiap hak asasi manusia mengandung kewajiban untuk menghormati hak
asasi manusia orang lain, sehingga di dalam hak asasi manusia terdapat
kewajiban dasar;
6. Hak asasi manusia harus benar-benar dihormati, dilindungi, dan ditegakkan,
dan untuk itu pemerintah, aparatur negara, dan pejabat publik lainnya
mempunyai kewajiban dan tanggung jawab menjamin terselenggaranya
penghormatan, perlindungan, dan penegakan hak asasi manusia.
Menurut A. Masyur Effendi, “Hak asasi manusia adalah hak milik bersama
umat manusia yang diberikan oleh Tuhan untuk “selama hidup” disamping
definisi/pengertian hak asasi manusia menurut piagam PBB dan piagam-piagam
lainnya. Karena itu dapat dikatakan bahwa hak asasi manusia adalah hak yang
diberikan Tuhan atau manifestasi hak istimewa manusia sehingga tidak dapat tidak
harus berada pada manusia. Sedangkan R. Kirk memberi definisi, “Human Rights as
signifying all privileges and ammunities prosseses by human being in a civil social
order”.
1. HAM adalah hak dasar sejak lahir merupakan anugerah dari Allah SWT;
2. HAM adalah hak yang dimiliki manusia sejak kelahirannya;
3. HAM adalah hak yang melekat pada diri manusia, tanpa hak itu manusia
tidak dapat hidup secara layak;
4. HAM adalah seperangkat hak-hak yang melekat pada hakikat dan
keberadaban manusia sebagaimakhluk tuhan Yang Maha Esa.
Secara umum HAM adalah hak-hak yang secara inheren melekat dalam diri
manusia, yang tanpanya manusia tidak dapat hidup sebagai manusia. HAM di
dasarkan pada prinsip fundamental bahwa semua manusia memiliki martabat yang
inheren tanpa mamandang jenis kelamin, ras, warna kulit, bahasa, asal-usul bangsa,
umur, kelas, keyakinan politik, dan agama. Semua orang berhak menikmati haknya
tersebut.
Berkaitan dengan pertanyaan dari mana HAM berasal setidaknya ada dua
pendekatan yang mencoba menjawab pertanyaan ini. Pertama, Pemikiran yang
“Dan sesungguhnya kami telah memuliakan keturunan Adam, dan kami angkat
mereka di daratan dan di lautan.” kami beri mereka rejeki dari yang baik-baik dan
kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyakan mahluk
yang telah kami ciptakan. (QS.17:70).
Kedua, pemikiran yang tidak secara langsung mendasarkan diri pada Agama
karena pemikiran ini sangat beragam. Ada yang didasarkan pada suatu prinsip bahwa
agar manusia bisa hidup di bawah nilai kemanusiaan memerlukan syarat objektif,
yang bila syarat tersebut tidak terpenuhi maka nilai kemanusiaan akan hilang dan
manusia akan musnah.
a. Hak asasi alamiah manusia sebagai manusia, yaitu menurut kelahirannya, seperti
hak hidup, hak kebebasan pribadi dan hak berkerja.
b. Hak asasi yang diperoleh manusia sebagai bagian dari masyarakat sebagau
anggota keluarga dan sebagai individu masyarakat, seperti hak memiliki, hak
berumah-tangga, hak mendapat keamanan, hak mendapat keadilan dan hak
persamaan dalam hak. Terdapat berbagai klasifikasi yang berbeda mengenai hak
asasi manusiamenurut pemikiran barat, diantaranya:
1) Pembagian hak menurut hak materiil yang termasuk di dalamnya;
hak keamanan, kehormatan dan pemilihan serta tempat tinggal, dan hak
moril, yang termasuk di dalamnya; hak beragama, hak sosial dan berserikat.
2) Pembagian hak menjadi tiga: hak kebebasan kehidupan pribadi,
hak kebebasan kehidupan rohani, dan hak kebebasan membentuk
perkumpulan dan perserikatan.
1. HAM dalam Islam bersumber pada ajaran Alquran dan Sunnah. Dasar HAM
dalam Alquran terdapat pada surat al-Hujurat ayat 13: “Hai manusia,
sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang
perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku
supaya kamu saling kenal mengenal....”. Dikatakan bahwa manusia hidup
bersuku-suku dan berbangsa-bangsa adalah untuk saling mengenal, artinya
supaya manusia saling berhubungan dan saling membantu serta saling
memberi manfaat, tidak mungkin terjadi hubungan yang serasi kalau tidak
terpelihara hak persamaan dan kebebasan. Sedangkan HAM Barat (UDHR)
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari pembahasan mengenai Hak Asasi Manusia di atas, kita dapat tarik
kesimpulan bahwa HAM dalam perspektif barat jauh berbeda dengan HAM
http://dhanielalu.blog.com/makalah-ham-dan-pandangan-islam-tentang-ham/
http://majlistalimalamin.blogspot.com/2012/10/ham-versi-barat-ham-versi-
islam.html
http://donaemons.wordpress.com/2009/01/29/pelanggaran-pelanggaran-ham-
di-indonesia
http://www.scribd.com/doc/87749066/HAM-Menurut-Islam-Dan-Barat
http://harisscivic.blogspot.com/2012/04/makalah-ham-dalam-perspektif-
islam_25.html
http://maixelsh.wordpress.com/2011/02/21/hak-asasi-manusia-universal-
declaration-of-human-rights-1948/
Mus’if A. Islam dan Hak Asasi Manusia Dalam Perspektif Fathi Osman
[internet]. Available from: https://www.google.com/url?
sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=9&ved=2ahUKEwi8j6OZwYrlAhVQ
WisKHaCzCz0QFjAIegQICBAC&url=http%3A%2F
%2Fejournal.iainjember.ac.id%2Findex.php%2Feduislamika%2Farticle
%2Fdownload%2F57%2F50&usg=AOvVaw3v2ZsL79jSC1dCY3u1zKMb
[diakses 8 Oktober 2019]