Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

PENCAPAIAN MUTU HASIL KERJA DALAM PELAYANAN KEBIDANAN


BERDASAR SOP
“Disusun dalam Rangka Memenuhi Salah Satu Tugas Kelompok Mata Kuliah Mutu
Pelayanan Kebidanan”
Dosen Pengampu: Mayvita Nabila Kurniadi, S.Tr.Keb

Disusun Oleh:
Kelompok 1 Tingkat 3A
 Aisy Adila  Royatun Hasanah
 Amirul Karomah  Shela
 Athia Nadhifa Nur Aulia  Siti Maryam
 Fara Maulidya Rahmawati  Shoimah
 Fatimatus Zuhroh  Villaili
 Fitria  Windiatul Jannah
 Fitriyani Destiana Putri  Aulia Sulistiawati
 Irna Barka Suci  Lailatus Syafaah
 Kurniati  Nindy Mega Cahyani
 Maghfiroh  Siti Hosnol Hotimah
 Mutmainnah (Mute)  Ummu Zulfa
 Nadiyatul Hoiroh  Kafilatul Mu’anasyah
 Noer Fitriani  Wasiva
 Nur Cahyanti Arlin Sibarani  Qurrotul Uyun
 Nurul Izzah  Wardah Azhari
 Nurus Sa'adah  Monica Dwi Frastica

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SUKMA WIJAYA SAMPANG
2022/2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta
karunia-Nya kepada kami, sehingga kami berhasil menyelesaikan makalah yang berjudul
“PENCAPAIAN MUTU HASIL KERJA DALAM PELAYANAN KEBIDANAN
BERDASAR SOP” tepat pada waktunya. Makalah ini berisikan tentang pengertian mutu dan
persepsi mutu. Diharapkan makalah ini dapat memberikan informasi kepada kita semua,
khususnya bagi mahasiswa/mahasiswi STIKES Sukma Wijaya Sampang. Kami menyadari
bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua
pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Dalam kesempatan ini penulis juga ingin mengucapakan banyak terimakasih kepada semua
pihak yang telah berperan serta memberi dukungan berupa moril maupun materil sehingga
makalah ini dapat terselesaikan tepat waktu.

Sampang, 23 Oktober 2022

Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................................................i
DAFTAR ISI.........................................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.......................................................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah..................................................................................................................2

1.3 Tujuan....................................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................................................3

2.1 Pengertian SOP......................................................................................................................3

2.2 Tujuan SOP...........................................................................................................................3

2.3 Fungsi SOP............................................................................................................................3

2.4 Prinsip - Prinsip SOP.............................................................................................................3

2.5 Jenis dan Ruang Lingkup SOP...............................................................................................4

2.6 Tahap - Tahap Penyusunan SOP............................................................................................4

2.7 Penyusunan SOP....................................................................................................................5

2.8 Macam-Macam Format SOP.................................................................................................5

2.9 Standar Pelayanan dalam SOP...............................................................................................6

2.10 SOP Pelayanan Kebidanan....................................................................................................9


BAB III PENUTUP.............................................................................................................................14

3.1 Kesimpulan..........................................................................................................................14

3.2 Saran....................................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................................15
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sumber daya manusia kesehatan merupakan aset penting dan terbesar dalam
menentukan kualitas pelayanan kesehatan, untuk mendukung dan mewujudkan pelayanan
kesehatan yang bermutu tinggi, maka kapasitas tenaga kesehatan perlu terus ditingkatkan.
Langkah-langkah strategi, taktis, dan aplikatif diperlukan agar tenaga kesehatan yang
berkonstribusi dalam memberikan pelayanan di Rumah Sakit dapat berperan dan siap
bersaing di tatanan dunia kesehatan regional, nasional, dan global.

Peningkatan kinerja pelayanan kesehatan telah menjadi tema utama di seluruh dunia.
Dengan tema ini, organisasi pelayanan kesehatan dan kelompok profesional kesehatan
sebagai pemberi pelayanan harus menampilkan akontabilitas sosial mereka dalam
memberikan pelayanan yang mutakhir kepada konsumen yang berdasarkan standar
profesionalisme, sehingga diharapkan dapat memenuhi harapan masyarakat. Sebagai
konsekuensinya peningkatan kinerja memerlukan persyaratan yang diterapkan dalam
melaksanakan pekerjaan yang berdasarkan standar tertulis.

Dalam pelayanan keperawatan dan kebidanan, standar sangat membantu perawat dan
bidan untuk mencapai asuhan yang berkualitas, sehingga perawat dan bidan harus
berpikir realistis tentang pentingnya evaluasi sistematis terhadap semua aspek asuhan
yang berkualitas tinggi. Namun keberhasilan dalam mengimplemetasikan standar sangat
tergantung pada individu perawat atau bidan itu sendiri, usaha bersama dari semua staf
dalam suatu organisasi , disamping partisipasi dari seluruh anggota profesi.

Berdasarkan hasil riset tahap I bulan Oktober 2000-Maret 2001 yang dilaksanakan
oleh Tim Konsultan WHO Temuan permasalahan diperoleh melalui penelitian di DKI
Jakarta, Sumut, Sulut dan Kaltim tahun 2001 oleh WHO dan Direktorat Keperawatan
Depkes salah satu hasilnya adalah belum dikembangkannya secara optimal kelengkapan
standar dan SPO untuk dijadikan pedoman dalam pelaksanaan tugas.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud SOP?
2. Apakah tujuan SOP?
3. Apakah fungsi SOP?
4. Apakah prinsip-prinsip SOP
5. Apa saja jenis dan ruang lingkup SOP?
6. Apa saja tahap-tahap SOP?
7. Jelaskan penyusunan SOP?
8. Jelaskan macam-macam format SOP?
9. Jelaskan standart pelayanan dalam SOP?
10. Jelaskan SOP pelayanan kebidanan?

1.3 Tujuan
Untuk memahami lebih dalam serta mengaplikasikan materi tentang Pencapaian Mutu
Hasil Kerja dalam Pelayanan Kebidanan Berdasarkan SOP.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian SOP


Standar Operasional Prosedur adalah suatu standar atau pedoman tertulis yang
dipergunakan untuk mendorong dan menggerakkan suatu kelompok untuk mencapai
tujuan organisasi.
Protap merupakan tatacara atau tahapan yang harus dilalui dalam suatu proses kerja
tertentu, yang dapat diterima oleh seorang yang berwenang atau yang bertanggung
jawab untuk mempertahankan tingkat penampilan atau kondisi tertentu sehingga suatu
kegiatan dapat diselesaikan secara efektif dan efisien. (Depkes RI, 1995)
SOP merupakan tatacara atau tahapan yang dibakukan dan yang harus dilalui untuk
menyelesaikan suatu proses kerja tertentu. (KARS, 2000)

2.2 Tujuan SOP


1. Agar petugas menjaga konsistensi dan tingkat kinerja petugas atau tim dalam
organisasi atau unit.
2. Agar mengetahui dengan jelas peran dan fungsi tiap-tiap posisi dalam organisasi.
3. Memperjelas alur tugas, wewenang dan tanggung jawab dari petugas terkait.
4. Melindungi organisasi dan staf dari malpraktek atau kesalahan administrasi lainnya.
5. Untuk menghindari kegagalan atau kesalahan, keraguan, duplikasi dan inefisiensi..

2.3 Fungsi SOP


1. Memperlancar tugas petugas atau tim
2. Sebagai dasar hukum bila terjadi penyimpangan.
3. Mengetahui dengan jelas hambatan-hambatannya dan mudah dilacak.
4. Mengarahkan petugas untuk sama-sama disiplin dalam bekerja.
5. Sebagai pedoman dalam melaksanakan pekerjaan rutin.

2.4 Prinsip - Prinsip SOP


1. Harus ada pada setiap kegiatan pelayanan
2. Bisa berubah sesuai dengan perubahan standar profesi  atau perkembangan iptek
serta peraturan yang berlaku.
3. Memuat segala indikasi dan syarat-syarat yang harus dipenuhi pada setiap
upaya, disamping tahapan-tahapan yang harus dilalui setiap kegiatan pelayanan.
4. Harus didokumentasikan.

2.5  Jenis dan Ruang Lingkup SOP


 SOP pelayanan profesi  terdapat dua kelompok.
 SOP untuk aspek keilmuan  adalah SOP mengenai proses kerja untuk diagnostik
dan terapi.
 SOP untuk aspek manajerial  adalah SOP mengenai proses kerja yang menunjang
SOP keilmuan dan pelayanan pasen non-keilmuan. SOP profesi mencakup:
Pelayanan medis, Pelayanan penunjang, Pelayanan keperawatan.
 SOP administrasi mencakup:
 Perencanaan program/kegiatan
 Keuangan
 Perlengkapan
 Kepegawaian
 Pelaporan

2.6 Tahap - Tahap Penyusunan SOP


1. Merumuskan tujuan SOP
2. Menentukan judul
3. Menentukan kebijakan-kebijakan yang berkaitan dengan SOP
4. Menterjemahkan kebijakan atau ketentuan- ketentuan peraturan-peraturan kebijakan
berguna untuk:
a. Terjaminnya suatu kegiatan
b. Membuat standar kinerja
c. Menyelesaikan suatu konflik dalam tim kerja

2.7 Penyusunan SOP


Penyusunan Standar Operasional Prosedur terbagi dalam tiga proses kegiatan utama
yaitu:
1. Requirement discovery berupa teknik yang digunakan oleh sistem tersebut untuk
mengidentifikasi permasalahan sistem dan pemecahannya dari pengguna sistem.
2. Data modeling berupa teknik untuk mengorganisasikan dan mendokumentasikan
sistem.
3. Process modeling berupa teknik untuk mengorganisasikan dan mendokumentasikan
struktur dan data yang ada pada seluruh sistem proses atau logis, kebijakan prosedur
yang akan diimplementasikan dalam suatu proses sistem.

2.8 Macam-Macam Format SOP

1. Simple Steps (Langkah Sederhana)


SOP dengan format ini yakni suatu bentuk sop yang paling sederhana dan juga
digunakan ketika sebuah prosedur hanya memiliki suatu kegiatan dan pengambilan
keputusan yang sedikit.

2. Hierarchical Steps (Tahapan Berurutan)


Tipe format ini ialah sebagai pengempangan dari simple steps. Digunakan ketika
sebuah prosedur yang disusun memiliki 10 langkah atau lebih dan juga memerlukan
informasi yang lebih detail.

Namun hanya membutuhkan pengambilan sebuah keputusan sedikit. Langkah-langkah


yang sudah dapat diidentifikasi kemudian dapat dijabarkan kedalam sub langkah secara
rinci.
3. Graphic (Grafik)
Format ini juga dapat digunakan ketika prosedur mempunyai sebuah susunan kegiatan
panjang dan spesifik. Proses- proses yang panjang kemudian dijabarkan ke beberapa
sub-sub proses yang lebih pendek yang berisi beberapa langkah.

Format grafik ini juga digunakan ketika menyusun sebuah prosedur yang memerlukan
foto atau gambar dan umumnya digunakan untuk pemohon atau juga pelaksana
eksternal organisasi.
4. Flowchart (Diagram Alir)
Format flowchart ini digunakan ketika SOP memerlukan pengambilan suatu keputusan
yang kompleks atau banyak.

Dan membutuhkan sebuah opsi alternatif jawaban seperti ya atau tidak, lengkap atau
tidak, benar atau salah dan seterusnya yang dapat mempengaruhi sub langkah
selanjutnya dari proses.

Penggunaan format diagram alir ini juga melibatkan beberapa simbol khusus (flow
chart) untuk dapat menggambarkan proses. Seperti pada simbol kotak (process), anak
panah (arrow), belah ketupan (decision) dan sebagainya.

2.9 Standar Pelayanan dalam SOP


a. Pengertian Standar
Banyak diskusi dalam mempelajari dan membahas definisi standar. Kamus
Oxford memberikan beberapa pengertian konsep kunci mengenai definisi standar.
Pertama, standar adalah derajat terbaik. Kedua, standar meberikan suatu dasar
perbandingan. Ketiga, beberapa pengertian lain seperti tertulis dibawah ini;
a) Standar adalah spesifikasi teknis atau sesuatu yang dibakukan termasuk tata cara
dan metode yang disusun berdasarkan konsesus semua pihak yang terkait
dengan memperhatikan syarat-syarat keselamatan, keamanan, kesehatan,
lingkungan hidup, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, pengalaman,
perkembangan masa kini dan masa yang akan datang untuk memperoleh
manfaat yang sebesar-besarnya (PP 102 tahun 2000).
b) Standar adalah suatu catatan minimum dimana terdapat kelayakan isi dan
akhirnya masyarakat mengakui bahwa standar sebagai model untuk ditiru.
c) Standar adalah suatu pernyataan tertulis tentang harapan yang spesifik.
d) Standar adalah suatu pernyataan tertulis dari suatu harapan-harapan yang
spesifik.
e) Standar adalah suatu patokan pencapaian berbasis pada tingkat tertentu ( dr.Yodi
Mahendra ).
f) Standar adalah suatu pedoman atau model yang disusun dan disepakati bersama
serta dapat diterima pada suatu tingkat praktek untuk mencapai tujuan yang
telah ditetapkan ( Reyers, 1983).
g) Standar adalah nilai-nilai (velues) yang tertulis yang meliputi peraturan-
peraturan dalam mengaplikasi proses-proses kunci, proses itu sendiri, dan hasil
sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan.
h) Standar adalah menaikkan ketepatan kualitatif atau kuantitatif yang spesifik dari
komponen struktural dalam sistem pelayanan kesehatan yang didasarkan pada
proses atau hasil suatu harapan (Donebean).
b. Persyaratan Standar
Standar yang dikembangkan dengan baik akan memberikan ciri ukuran
kualitatif yang tepat seperti yang tercantum dalam standar pelaksanaannya. Standar
selalu berhubungan dengan mutu karena standar menentukan mutu. Standar dibuat
untuk mengarahkan cara pelayanan yang akan diberikan serta hasil yang ingin
dicapai. Standar yg berbasis manajemen kinerja, memiliki persyaratan-persyaratan
sebagai berikut:
  S – Specific
 M – Measurable (Terukur)
 A – Appropriate (Tepat)
  R – Reliable (Handal)
  T – Timely (Batas Waktu)
c. Ketentuan Standar
Ada 4 Ketentuan Standar
1)  Harus tertulis dan dapat diterima pada suatu tingkat praktek, mudah dimengerti
oleh para pelaksananya.
2) Mengandung komponen struktur (peraturan-peraturan), proses (tindakan/action)
dan hasil (outcomes). standar struktur menjelaskan peraturan, kebijakan fasilitas
dan lainnya. Proses standar menjelaskan dengan cara bagaimana suatu pelayanan
dilakukan dan outcome standar menjelaskan hasil dari dua komponen lainya.
3)  Standar dibuat berorientasi pada pelanggan, staf dan sistem dalam organisasi.
Pernyataan standr mengandung apa yang diberikan kepada pelanggan/pasien,
bagaimana staf berfungsi atau bertindak dan bagaimana sistem berjalan. Ketiga
komponen tersebut harusberhubungan dan terintegrasi. Standar tidak akan
berfungsi bila kemampuan atau jumlah staf tidak memadai.
4) Standar harus disetujui atau disahkan oleh yang berwenang. Sekali standar telah
dibuat, berarti sebagian pkerjaan telah dapat diselesaikan dan sebagian lagi adalah
mengembangkannya melalui pemahaman (desiminasi). Komitmen yang tinggi
terhadap kinerja prima melaui penerapan-penerapannya secara konsisten untuk
tercapainya tingkat mutu yang tinggi.
d. Komponen standar
Beberapa komponen yang harus ada pada standar :
1) Standar Struktur
Standar struktur adalah karakteristik organisasi dalam tatanan asuhan yang
diberikan. Standar ini sama dengan standar masukan atau standar input yang
meliputi;
a. Filosofi dan objektif
b. Organisasi dan administrasi
c. Kebijakan dan peraturan
d. Staffing dan pembinaan
e. Dekripsi pekerjaan (fungsi tugas dan tanggung jawab setiap posisi klinis)
f. Fasilitas dan peralatan

2) Standar Proses
Standar proses adalah kegiatan dan interaksi antara pemberi penerima asuhan.
Standar ini berfokus pada kinerja dari petugas profesional di tatanan klinis,
mencakup:
a. Fungsi tugas, tanggung jawab, dan akontabilitas
b. Manajemen kinerja klinis
c. Monitoring dan evaluasi kinerja klinis

3)  Standar Outcomes
Standar outcomes adalah hasil asuhan dalam kaitannya dengan status pasien.
Standar ini berfokus pada asuan pasien yang prima, meliputi:

a. Kepuasan pasien
b. Keamanan pasien
c. Kenyamanan pasien
Dalam pelayanan kesehatan, hasil mungkin tidak selalu seperti apa yang
diharapkan atau diinginkan, namun standar struktur dan proses yang baik akan
menunjukkan sejauh mana kemungkinan pencapaian outcomes atau hasil yang
diharapkan. Outcomes adalah hasil yang dicapai melalui penentuan dan
melengkapi proses. Outcomes ditulis untuk setiap prosedur, pedoman praktek dan
rencana.

2.10 SOP Pelayanan Kebidanan


 SOP PEMERIKSAAN ANC
1. Nama Pekerjaan:
Pemeriksaan ANC
2. Tujuan:
Sebagai Pedoman kerja Petugas KIA dalam pelaksanaan pelayanan pemeriksaan
Ibu hamil (ANC).
3. Sasaran:
Petugas KIA dalam mempersiapkan alat / sarana untuk memberikan pelayanan
pemeriksaan Ibu hamil.
4. Uraian Umum:
Persiapan ruangan dan alat lengkap, alat pemeriksaan (timbangan, ukuran panggul,
tensi dan alat suntik). Persiapan Vaksin TT dalam cold chain, tablet Fe dan
Vitamin. Pelaksanaan pemeriksaan dan tindakan.Penyuluhan. Pencatatan / rujukan.
5. Langkah-Langkah Kegiatan:
a. Petugas menerima kunjungan ibu hamil di Ruang KIA setelah mendaftar di
loket pendaftaran.
b. Petugas melakukan Anamnesa:
 Menanyakan Identitas.
 Menanyakan riwayat kehamilan yang sekarang dan yang lalu.
 Menanyakan riwayat menstruasi.
 Menanyakan riwayat persalinan yang lalu dan pemakaian alat kontrasepsi.
 Menanyakan riwayat penyakit yang diderita dan riwayat penyakit keluarga.
 Menanyakan keluhan pasien.
 Mempersilahkan Ibu hamil ke Laboratorium untuk periksa Hb dan golongan
darah untuk Bumil dengan K1), pemeriksaan Hb diulang pada umur
kehamilan trimester III, serta pemeriksaan laboratorium lainnya (seperti
protein urin, reduksi urin) atas indikasi.
c. Petugas melakukan pemeriksaan:
 Tinggi Badan, Berat Badan, LLA, Tekanan darah.
 Petugas melakukan Inspeksi kepada pasien.
 Mengukur ukuran panggul (bila ada indikasi: TB < 145 cm).
 Memeriksa TFU, posisi janin, presentasi janin.
 Pemeriksaan DJJ.
d. Petugas memberikan Imunisasi TT1 sambil memberitahukan ulangan TT2 yang
akan datang.
e. Petugas memberikan penyuluhan (gizi bumil, Hygiene perorangan, perawatan
payudara selama kehamilan, pentingnya periksakan kehamilan secara rutin
sesuai umur kehamilan), pesan supaya pada saatnya nanti melahirkan di tenaga
kesehatan.
f. Petugas mencatat hasil pemeriksaan pada status ibu, Buku KIA, Kohort Hamil.
g. Petugas menulis resep (Kalsium Laktat, Fe, Vitamin).
h. Petugas mendeteksi resiko tinggi kehamilan bila ada dan rujuk ke RSU / dokter
spesialis serta melakukan kunjungan rumah pasien (perkesmas).
i. Petugas merujuk ke Ruang Pengobatan / Gilut pada pemeriksaan pertama (K1)
atau bila ada indikasi.
j. Petugas mencatat ke kohort ibu sesuai Kartu Ibu. Dibuat oleh: Disetujui oleh:
Koordinator KIA, Kepala Puskesmas
 SOP PEMBERIAN OKSIGEN
1. Pengertian:
Memberikan oksigen pada pasien TUJUAN Untuk memenuhi kebutuhan oksigen
pada pasien
2. Persiapan Alat:
a. Tabung O2 lengkap dengan manometer
b. Mengukur aliran (flowmeter)
c. Botol pelembab berisi air steril / aquadest
d. Selang O2
e. Plester
f. kapas alkohol
3. Pelaksanaan:
a. Atur posisi semifoler
b. Slang dihubungkan
c. Sebelum memasang slang pada hidung pasien slang dibersihkan dahulu
dengan kapasalkohol
d. Flowmeter dibuka, dicoba pada punggung tangan lalu ditutup kembali
e. Memasang canul hidung, lakukan fixasi (plester)
f. Membuka flowmeter kembali dengan ukuran sesuai advis dokte Hal-hal yang
perlu diperhatikan:
1. Apakah jumlah yang masuk (cc/mnt) sudah sesuai dengan instruksi? Lihat
angka pada manometer
2. Apakah ujung kateter oksigen sudah masuk maksimal kelubang hidung?
Bila ujung kateter masih belum masuk maksimal, supaya posisi kateter
diperbaiki lapor dokter
3. Bila memakai oksigen, tetap/masih sianosis
4. memberitahukan pada keluarga pasien untuk melapor kepada petugas bila
tabung oksigen / air steril habis.

 SOP PEMASANGAN KATETER URINE


1. Pengertian:
SOP Pemasangan Kateter Urine, Pengertian Tata cara melakukan pemasangan
kateter untuk mengeluarkan air kencing Tujuan Sebagai acuan pelaksanaan
pemasangan kateter untuk mengeluarkan air kencing
2. Kebijakan
a. Perawat yang terampil
b. Tersedia alat-alat lengkap Prosedur
3. Persiapan Alat:
a. Slang kateter
b. Aqua jelly
c. Sarung tangan
d. Aquadest dalam kom
e. Spuit 5 cc 6
f. Plester
g. Gunting
h. Kasa dalam tempatnya
i. Betadine
j. Urobag
k. Stik pan / urinal
l. Pinset
m. Bengkok
n. Perlak
4. Penatalaksanaan:
a. Memberikan penjelasan kepada keluarga dan pasien
b. Mendekatkan peralatan disamping penderit
c. Memasang perlak dan petugas mencuci tangan
d. Memakai sarung tangan
e. Mengatur posisi pasien
PADA LAKI-LAKI
a. Mengolesi slang kateter dengan aqua jelly
b. Tangan kiri dengan kasa memegang penis sampai tegak ± 60 O 3. Tangan
kanan memasukkan ujung kateter dan mendorong secara pelan-pelan sampai
urine keluar
PADA WANITA
a. Jari tangan kiri dengan kapas cebok membuka labia
b. Tangan kanan memasukkan ujung kateter dan mendorong secara pelan-pelan
sampai urine keluar
c. Bila urine telah keluar, pangkal kateter dihubungkan dengan urine bak
d. Kunci kateter dengan larutuan Aqua/NS (20-30cc)
e. Mengobservasi respon pasien
f. Menggantungkan urobag disisi tempat tidur pasien
g. Memfiksasi kateter dengan plester pada paha bagian atas
h. Klien dirapikan
i. Alat-alat dibersihkan dan dibereskan
j. Perawat cuci tangan
k. Mencatat kegiatan respon pasien pada catatan
keperawatan Unit terkait Rawat inap, KABER
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Standar sangat diperlukan dalam pelayanan keperawatan dan kebidanan. Standar sangat
membantu perawat dan bidan untuk mencapai asuhan yang berkualitas. Tingkatan standar
terbagi menjadi 2 yaitu standar minimum dan standar optimum. Standar minimum harus
dicapai oleh perawat dan bidan, sementara standar optimum adalah suatu keadaan ideal
yang ingin dicapai. Ada empat ketentuan standar yaitu harus tertulis, disetujui dan
disyahkan oleh yang berwenang. Penggunaan standar terutama pada tiga proses
evaluasi: menilai diri sendiri, inspeksi, dan akreditasi..

3.2 Saran
3.2.1 Bagi Institusi
Diharapkan agar dapat memberi masukan berupa kritik dan saran yang bersifat
membangun tentang Pencapaian Mutu Hasil Kerja dalam Pelayanan Kebidanan
Berdasarkan SOP.

3.2.2 Bagi Mahasiswa DIII Kebidanan


Diharapkan agar lebih mengembangkan wawasan dan ilmu pengetahuan tentang
tentang Pencapaian Mutu Hasil Kerja dalam Pelayanan Kebidanan Berdasarkan
SOP.
DAFTAR PUSTAKA
Safrudin, Hamidah. 2007. Kebidanan Komunitas. Jakarta:EGC.
Satrianegara, M. Fais. 2009. Buku Ajar Organisasi Dan Manajemen Pelayanan Kesehatan
Serta Kebidanan. Jakarta: Salemba Medika.

Anda mungkin juga menyukai