Anda di halaman 1dari 6

MAKALAH

PERAN KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

GURU PEMBIMBING :
Dra. Hj. Sukiyah, MM

DISUSUN OLEH : (XII.MIPA 2)


- RIFAL FAHREZI

- RISMA ULFA

- SHELSIE A. P.

- SAHLIYATI

- SITI RAUDHOTUL H.

- SUCI RAHMAWATI

- TRININDAH

SMA NEGERI 2 KAB. TANGERANG


KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Swt. yang sudah melimpahkan rahmat, taufik, dan
hidayah- Nya sehingga kami bisa menyusun tugas ini dengan baik serta tepat waktu. Seperti
yang sudah kita tahu “Pendidikan Karakter” itu sangat berarti untuk anak bangsa dari mulai
dini. Semuanya perlu dibahas pada makalah ini kenapa Pendidikan Karakter itu sangat
diperlukan serta layak dijadikan bagaikan modul pelajaran.

Tugas ini kami buat untuk memberikan ringkasan tentang keberadaan Pendidikan Karakter
untuk kemajuan bangsa. Mudah-mudahan makalah yang kami buat ini bisa menolong
menaikkan pengetahuan kita jadi lebih luas lagi. Kami menyadari kalau masih banyak
kekurangan dalam menyusun makalah ini.

Oleh sebab itu, kritik serta anjuran yang sifatnya membangun sangat kami harapkan guna
kesempurnaan makalah ini. Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu. Guru mata pelajaran
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan. Kepada pihak yang sudah menolong turut dan
dalam penyelesaian makalah ini. Atas perhatian serta waktunya, kami sampaikan banyak terima
kasih.
BAB l

PENDAHULUAN

Indonesia membutuhkan sumberdaya manusia dalam jumlah serta kualitas yang mencukupi
bagaikan pendukung utama dalam pembangunan. Buat penuhi sumberdaya manusia tersebut,
pendidikan mempunyai kedudukan yang sangat berarti. Perihal ini cocok dengan UU Nomor 20
Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional pada Pasal 3, yang mengatakan kalau
pendidikan nasional berperan meningkatkan keahlian serta membentuk karakter dan
peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa.

Pendidikan nasional bertujuan buat berkembangnya kemampuan partisipan didik supaya jadi
manusia yang beriman serta bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,
berilmu, cakap, kreatif, mandiri, serta jadi masyarakat negeri yang demokratis dan bertanggung
jawab. Bersumber pada guna serta tujuan pendidikan nasional, jelas kalau pembelajaran di tiap
jenjang, tercantum di sekolah wajib diselenggarakan secara sistematis guna menggapai tujuan
tersebut. Perihal tersebut tentu berkaitan dengan pembentukan karakter partisipan didik
sehingga sanggup bersaing, beretika, bermoral, sopan santun serta berhubungan dengan
warga.
BAB II

PEMBAHASAN

1. Pengertian Kepolisian

Kepolisian Republik Indonesia atau yang sering disingkat Polri merupakan lembaga negara yang
berperan dalam memelihara keamanan dan ketertiban

masyarakat, menegakkan hukum, serta memberikan perlindungan, pengayoman, dan


pelayanan kepada masyarakat dalam rangka terpeliharanya keamanan dalam negeri. Selain itu,
dalam bidang penegakan hukum khususnya yang berkaitan dengan penanganan tindak pidana
sebagaimana yang di atur dalam KUHAP, Polri sebagai penyidik utama yang menangani setiap
kejahatan secara umum dalam rangka menciptakan keamanan dalam negeri,

2. Lembaga Kepolisian

Organisasi Polri disusun secara berjenjang dari tingkat pusat sampai ke kewilayahan. Organisasi
Polri tingkat pusat disebut Markas Besar Kepolisian Negara Republik Indonesia disebut Mabes
Polri, sedangkan organisasi Polri tingkat kewilayahan disebut Kepolisian Republik Indonesia
Daerah disingkat Polda di tingkat provinsi, Kepolisian Republik Indonesia Resor disingkat Polres
di tingkat kabupaten/kota, dan Kepolisian Republik Indonesia Sektor disingkat Polsek di wilayah
kecamatan.

3. Tugas/Peran Kepolisian

Pasal 16 Undang-Undang RI Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Republik Indonesia, telah
menetapkan kewenangan sebagai berikut.

a. Melakukan penangkapan, penahanan, penggeledahan, dan penyitaan.

b. Melarang setiap orang meninggalkan atau memasuki tempat kejadian perkara untuk
kepentingan penyidikan.

c. Membawa dan menghadapkan orang kepada penyidik dalam rangka penyidikan.


d. Menyuruh berhenti orang yang dicurigai dan menanyakan serta memeriksa tanda pengenal
diri.

e. Melakukan pemeriksaan dan penyitaan surat.

f. Memanggil orang untuk didengar dan diperiksa sebagai tersangka atau saksi.

g. Mendatangkan orang ahli yang diperlukan dalam hubungannya dengan pemeriksaan perkara.

h. Mengadakan penghentian penyidikan.

i. Menyerahkan berkas perkara kepada penuntut umum.

j. Mengajukan permintaan secara langsung kepada pejabat imigrasi yang berwenang di tempat
pemeriksaan imigrasi dalam keadaan mendesak atau mendadak untuk mencegah atau
menangkal orang yang disangka melakukan tindak pidana.

k. Memberikan petunjuk dan bantuan penyidikan kepada penyidik pegawai negeri sipil serta
menerima hasil penyidikan penyidik pegawai negeri sipil untuk diserahkan kepada penuntut
umum.

l. Mengadakan tindakan lain menurut hukum yang bertanggung jawab, yaitu tindakan
penyelidikan dan penyidikan yang dilaksanakan dengan syarat sebagai berikut:

 1) tidak bertentangan dengan suatu aturan hukum;


 2) selaras dengan kewajiban hukum yang mengharuskan tindakan
 tersebut dilakukan;
 3) harus patut, masuk akal, dan termasuk dalam lingkungan jabatannya;
 4) pertimbangan yang layak berdasarkan keadaan yang memaksa; dan
 5) menghormati hak asasi manusia.

BAB III

PENUTUP
KESIMPULAN

A. Polisi sebagai penyidik dan penyelidik kurangnya kerjasama yang baik antara penegak hukum
dalam hal ini polisi dengan masyarakat

B. Belum adanya koordinasi yang baik antara polisi dengan pemerintah kota dalam melakukan
penyelidikan dan penyidikan

Anda mungkin juga menyukai