Anda di halaman 1dari 2

Ibu Ningsih mengajar kelas 1 SD 20 Sawerigadi Kecamatan Barangka Kabupaten Muna.

Suatu hari Ibu Ningsih mengajak anak-anak berbincang-bincang mengenai sayur-sayuran


yang banyak dijual di pasar. Anak-anak diminta menyebutkan sayur yang paling disukainya
dan menuliskannya di buku masing-masing. Anak-anak kelihatan gembira dan berlomba
menyebutkan dan menuliskan sayur yang disukainya. Pada akhir perbincangan Ibu Ningsih
meminta seorang anak menuliskan nama sayur yang sudah disebutkan, sedangkan anak-anak
lain mencocokkan pekerjaanya dengan tulisan di papan.

Setelah selesai anak-anak diminta membuat kalimat dengan menggunakan kata-kata yang
ditulis di papan tulis.

Ibu Ningsih
“Anak-anak, lihat kata-kata ini. Ini nama sayur-sayuran. Baca baik-baik, buat kalimat dengan
kata-kata itu ya”.
Anak-anak menjawab serentak:
“Ya, Bu”.

Kemudian Ibu Ningsih pergi ke mejanya dan memperhatikan apa yang dilakukan anak-anak.
Karena tak seorangpun yang mulai bekerja, Ibu Ningsih kelihatan tidak sabar.

“Cepat bekerja, dan angkat tangan jika sudah punya kalimat”. Kata Ibu Ningsih dengan suara
keras. Anak-anak kelihatan bingung, namun Ibu Ningsih diam saja dan tetap duduk di
kursinya. Perhatian anak-anak menjadi berkurang, bahkan ada yang mulai mengantuk, dan
sebagian mulai bermain-main. Mendengar suara gaduh, Ibu Ningsih dengan keras menyuruh
anak-anak diam dan menunjuk seorang anak untuk membacakan kalimatnya. Anak yang
ditunjuk diam karena tidak punya kalimat yang akan dibacakan. Ibu Ningsih memanggil
kembali dengan suara keras agar semua anak membuat kalimat.

Pertanyaan Kasus
1. Pendekatan pembelajaran mana yang sebaiknya diterapkan oleh Ibu Ningsih ketika
mengajar tentang sayur-sayuran untuk anak-anak kelas 1? Berikan alasan, mengapa
pendekatan tersebut yang anda anggap sesuai?
2. Kembangkan topik sayur-sayuran yang akan Anda sajikan dengan pendekatan yang
Anda sebut pada Nomor 2?
Jawaban Kasus
1. Pendekatan yang sebaiknya digunakan oleh Ibu Ningsih untuk anak-anak kelas 1 ini
adalah pembelajaran terpadu (tematik), karena pemikiran anak-anak kelas 1 masih
bersifat holistik. Selain itu, pembelajaran tematik membuat siswa lebih aktif (terlihat
aktif dalam pembelajaran), fleksibel dan sesuai dengan minat dan perkembangan
siswa.
2. Apabila kita mengajarkan tematik di kelas 1 dengan tema sayur-sayuran, maka tema
ini dapat dikembangkan untuk membelajarkan siswa pada berbagai mata pelajaran
yang terkait dengan tema itu, misalnya: untuk mata pelajaran bahasa, siswa dapat
diminta menuliskan jenis-jenis sayuran yang biasa mereka jumpai di pasar, untuk
mata pelajaran IPA siswa dapat diajak untuk mengenal bagian-bagian tumbuhan yang
digunakan sebagai sayuran seperti daun, batang, bunga, buah, atau umbu. Pada mata
pelajaran PKN misalnya, guru dapat mengajarkan perilaku jujur dalam kegiatan jual
beli di pasar, serta untuk pelajaran Penjaskes, bahwa untuk tumbuh sehat, kita
membutuhkan zat-zat bergizi berupa vitamin yang terdapat dalam sayur-sayuran yang
kita konsumsi.

Anda mungkin juga menyukai