Anda di halaman 1dari 4

Nama : Sonny Setiawan

Nim : 045035306

Mata Kuliah : Studi Kelayakan Bisnis/ EKMA4311

Kampus : Universitas Terbuka Bandar Lampung.

PENGUMPULAN TUGAS 1

Jawaban :

1. ) Manfaat Bagi calon investor, pemilik proyek, dan pihak ketiga, manfaat dari studi kelayakan
bisnis adalah:

 Calon investor: fungsi dari studi kelayakan bisnis adalah untuk memastikan bahwa modal yang
diberikan bisa memberikan keuntungan bagi dirinya karena perusahaan yang dimodali memang
sudah layak secara objektif.
 Pemilik proyek: fungsi dari studi kelayakan bisnis adalah untuk meyakinkan para calon investor
untuk menanamkan modalnya kepada proyek tersebut sehingga bisa memilki modal yang cukup
untuk menjalankan perusahaan. Selain itu, studi kelayakan bisnis juga bisa membuat pemilik
proyek mengetahui kondisi dari proyek yang sedang ingin dijalankan.
 Pihak Ketiga: fungsi dari studi kelayakan bisnis adalah sebagai bahan pertimbangan karena
konsultan akan melakukan analisa yang paling objektif sehingga laporan mengenai kelayakan
bisnis perusahaannya bisa dipercaya.

2.) Berikut adalah tindakan atau proses yang harus dilakukan oleh produsen supaya produk baru
sesuai dengan standar yang ditetapkan :

 Penciptaan gagasan/ ide


 Pengembangan dan pengujian konsep produk
 Penyaringan gagasan
 Strategi pemasaran, dilakukan sesuai zaman
 Analisis bisnis
 Pengembangan produk
 Produsen adalah individu atau badan usaha yang melakukan kegiatan produksi barang atau jasa.
Produsen bisa berasal dari kalangan perseorangan, perusahaan, badan usaha ataupun organisasi
ekonomi sejenisnya.

Produksi adalah kegiatan mengolah, mengelola, dan menghasilkan suatu barang atau jasa.

Berikut hal-hal yang harus dilakukan sebagai produsen :

 Beritikad baik dalam melakukan kegiatan usahanya


 Memberikan informasi yang benar, jelas dan jujur mengenai kondisi dan jaminan barang dan jasa
serta memberi penjelasan, penggunaan, perbaikan dan pemeliharaan
 Memperlakukan atau melayani konsumen secara berna dan jujur serta tidak diskriminatif.

3.) Teknik Peramalan kuantitatif adalah metode peramalan yang didasarkan atas data kuantitatif
masa lalu. Dengan kata lain meode peramalan ini memprediksi masa yang akan datang dengan
jalan mengekzploitasi pada nilai variabel pada masa lalu. Hasil peramalan yang dibuat sangat
tergantung pada metode yang digunakan pada peramalan. Metode yang baik akan memberikan
hasil peramalan yang baik pula, artinya memberikan penyimpanan (error) yang terkecil.
Penggunaan metode kuantitatif membutuhkan:

- Data kondisi masa lalu

- Data tersebut merupakan data kuantitatif atau data yang dikuantifisir

- Diasumsikan pola data masa lalu akan berlanjut pada masa yang akana datang

Untuk lebih jelasnya mengenai keempat komponen utama dari permintaan tersebut yang
mempengaruhi analisis peramalan penjualan tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:

-Kecenderungan (Trend) Pada umumnya brntuk komponen kecenderungan (Trend) yang


dimaksud secara umum terdapat dua macam kecenderungan yang kita jumpai, yaitu
kecenderungan naik dan kecenderungan turun dan juga kecenderungan konstan.

-Siklis (Cycle) Penjualan produk dapat memiliki siklis yang berulang secara periodik. Banyak
produk dipengaruhi pola pergerakan aktifitas ekonomi yang terkadang memiliki periodik.
Komponen siklis ini sangat berguna dalam peramalan jangka menengah.
-Musiman (Seasonal) Perkataan musiman menggambarkan pola penjualan yang berulang setiap
periode. Komponen musim dapat dijabarkan ke dalam cuaca libur atau kecenderungan
perdagangan. Pola musiman berguna dalam meramalkan penjualan dalam jangka pendek.

- Kejadian luar biasa (Errotic Events) Pola ini menunjukan variasi random yang dapat dijelaskan
dengan gerakan trend, siklis maupun musiman. Berkaitan dengan kejadiankejadian yang tak
terduga seperti bencana alam, kebakaran, gerakan politik dan gangguan lainnya. Komponen luar
biasa semacam ini tidak dapat diramalkan dan harus disingkirkan daridata masa lampau untuk
melibatkan perilaku data yang lebih normal. Metode peramalan yang termasud model time series
adalah

4). Misalnya untuk memproduksi suatu barang elektronik diperlukan biaya tetap Rp 100.000,00
dan biaya variabel sebesar Rp.20.000,00 per unit barang yang diproduksi. Jika harga jual perunit
barang Rp. 25.000,00.

Penyelesaian :

-Biaya Tetap = Rp. 100.000,00

- Biaya Variabel = Rp. 20.000,00

-Harga Jual Perunit = Rp. 25.000,00

a. Jumlah barang yang harus terjual agar terjadi BEP

BEP = Biaya Tetap : (Harga Jual Per unit- Biaya Variabel )

BEP = 100.000 : ( 25.000 – 20.000)

BEP = 100.000 : 5.000(Kontrbusi Margin) = 20

Jadi barang yang harus terjual adalah 20 unit Agar terjadinya BEP

b. Jumlah uang penjualan yang diterima agar terjadi BEP

BEP = Biaya Tetap : ( Kontribusi Margin : Harga Jual Perunit)

BEP = 100.000 : (5.000 : 25.000)

BEP = 100.000 : 0,2 = Rp. 500.000

Jadi jumlah uang yang diteruma agar terjadi BEP adalah RP.500.000
c. Jumlah produk yang harus dijual supaya dapat menutupi biaya tetapnya.

Q= FC/p

Q= 100.000 / 25.000

Q= 4 Produk

Jadi produk yang harus terjual supaya dapat menutupo biata tetapnya adalah 4 Produk

Anda mungkin juga menyukai