Anda di halaman 1dari 13

KOMUNIKASI TERAPEUTIK

PADA GANGGUAN JIWA


ANGGOTA KELOMPOK 2:
1. AFIFAH SALIMAH SYAM 9. EVI PUSPITASARI 17. NURFITRIANI S
PO713201221045 PO713201221055 PO713201221073
2. AGUNG FARDHAN FIRMANSYAH 10. FAKHRIYYAH JUNADI 18. PUTRI NINGSIH
PO713201221046 PO713201221056 PO713201221077
3. AISYAH BELLA MULIADI 11. FILADELVIA

G.T 19. RISA AFRIANI

M
PO713201221047 PO713201221057 PO713201221080
4. AMANDA AMALIA ISKANDAR 12. HARYANTI 20. SARAH SALSABILAH
PO713201221048 PO713201221058 PO713201221082
13. JUNIAR AJENG REGIYANI 21. SITTI HADIJAH WADAWIAH
5. ANDI ALYA PURWASI
PO713201221083
PO713201221049 PO713201221061 22. TRI ANISAH

UMAIMAH
6. ANDI TENRI AULIA ABD 14. MUHAMMAD FACHRI RIZQULLAH PO713201221086
PO713201221050 PO713201221065
7. ANJELI ARDI 15. NUR BERLIANAH YUSRIANSYAH
PO713201221051 PO713201221070
8. ELFIRA MUTHIA 16. NUR INSAN
PO713201221054 PO713201221071
Apa sih itu komunikasi terapeutik?

Komunikasi terapeutik adalah komunikasi yang direncanakan secara sadar,


bertujuan dan kegiatannya dipusatkan untuk kesembuhan pasien. Pada dasarnya
komunikasi terapeutik merupakan komunikasi professional yang mengarah pada
tujuan yaitu penyembuhan pasien. (Muslihah dan Fatmawati, 2010:25).
Adapun tujuan komunikasi terapeutik adalah:
1. Membantu pasien untuk memperjelas dan mengurangi beban perasaan dan pikiran
sertadapat mengambil tindakan untuk mengubah situasi yang ada bila pasien
percaya pada hal yang diperlukan.
2. Mengurangi keraguan, membantu dalam hal mengambil tindakan yang efektif dan
mempertahankan kekuatan egonya.
3. Mempengaruhi orang lain, lingkungan fisik dan dirinya sendiri.
Lantas apa bedanya sih
kesehatan jiwa dan gangguan jiwa?
Yang dimaksud kesehatan jiwa menurut UU No 23 tahun 1996 tentang kesehatan

jiwa sebagai suatu kondisi yang memungkinkan perkembangan fisik, intelektual dan

emosional yang optimal dari seseorang dan perkembangan itu berjalan secara

selaras dengan keadaan orang lain. Selain dengan itu pakar lain mengemukakan

bahwa kesehatan jiwa merupakan suatu kondisimental yang sejahtera (mental

wellbeing) yang memungkinkan hidup harmonis dan produktif.


Sedangkan Gangguan jiwa merupakan kumpulan dari keadaan-keadaan yang

tidak normal, baik yang berhubungan dengan fisik, maupun dengan mental.

Keabnormalan tersebut dibagi ke dalam dua golongan yaitu gangguan jiwa

(neurosa) dan sakit jiwa (psikosa). Ke Abnormal terlihat dalam berbagai macam

gejala yang terpenting diantaranya adalah: ketegangan (tension), rasa putus asa

dan murung, gelisah, cemas, perbuatan-perbuatan yang terpaksa (convulsive),

hysteria, rasa lemah, tidak mampu mencapai.


Faktor Penyebab Gangguan Jiwa
Faktor Penyebab Gangguan Jiwa
Menurut Kartini Kartono dalam Erlinafsiah (2010), Yang
disebut gangguan mental adalah bentuk gangguan dan
kekacauan fungsi mental atau kesehatan mental yang
disebabkan oleh kegagalan mereaksinya mekanisme adaptasi
dari fungsi-fungsi kejiwaan terhadap stimulus ekstern dan
ketegangan-ketegangan sehingga muncul gangguan fungsi
atau gangguan struktur dari suatu bagian, suatu organ, atau
sistim kejiwaan/mental.
Adapun Faktor Gangguan Jiwa
03

1
Faktor Somatik (Somatogenik) atau

2Faktor Psikologik (Psikogenik) 3 Faktor Sosial Kultural


Organiobiologi atau Psikoedukatif

Contohnya : Patologi otak.


Contohnya : Stress berat.
Contohnya : Kebudayaan secara

Termasuk disini adalah,


Tekanan stress yang timbul
teknis adalah idea tau tingkah

trauma, lesi, infeksi,


bersamaan dan atau berturut-
laku yang dapat dilihat maupun

perdarahan, tumor, toksin,


yang tidak terlihat. Faktor

turut, bisa menyebabkan

budaya bukan merupakan


gangguan metabolisme dan
berkurangnya/hilangnya daya

penyebab langsung timbulnya

atrofi otak. tahan terhadap stres. gangguan jiwa.



Lalu, bagaimana penerapan komunikasi pasien

pada gangguan jiwa?

Dengan cara menerapkan komunikasi dalam asuhan keperawatan

pada pasien dengan gangguan fisik (gangguan sistem tubuh) yang

berdampak pada gangguan kebutuhan dasar manusia, contohnya

menerapkan komunikasi pada tahap perencanaan klien dengan

gangguan kebutuhan (oksigen/nutrisi/eliminasi/pemberian

pengobatan) dan Menerapkan komunikasi pada tahap implementasi

klien dengan gangguan kejiwaan (kecemasan).


Tahap pengkajian komunikasi pada

pasien gangguan jiwa

2. Menerapkan komunikasi
3. Menerapkan komunikasi 4. Menerapkan komunikasi

1. Menerapkan komunikasi

pada tahap perencanaan klien pada tahap implementasi

pada tahap pengkajian


pada tahap diagnosis

dengan gangguan kejiwaan klien dengan gangguan

klien dengan gangguan


keperawatan klien dengan

(kecemasan).
kejiwaan (kecemasan). gangguan kejiwaan
kejiwaan (kecemasan).

Contoh pengkajian komunikasi:


Contoh pengkajian
(kecemasan). Contoh pengkajian

Perawat: “Untuk membantu


komunikasi: "Saya lihat ibu
Contoh pengkajian

menurunkan kecemasan yang


komunikasi: “Mulailah

komunikasi: terjadi, saya akan dengan menajamkan mata,

tampak gelisah, jelaskan

Perawat: "Berdasarkan data


mengajarkan teknik relaksasi tenangkan pikiran Anda,

apa yang menyebabkan

dan analisis, diketahui bahwa


yang dapat ibu lakukan setiap buat tubuh Anda serileks
ibu merasa tidak tenang!"
ibu mengalami cemas berat." saat jika merasa cemas.” mungkin.”


Tahap pengkajian komunikasi pada

pasien gangguan jiwa

5. Menerapkan komunikasi

pada tahap evaluasi klien

dengan gangguan kejiwaan

(kecemasan).
Contoh pengkajian

komunikasi:
“Bagaimanakah perasaan

ibu setelah melakukan

latihan relaksasi napas

dalam?”
Hal yang harus diperhatikan dalam

komunikasi pasien dalam gangguan jiwa


Support system. Dukungan dari orang lain atau keluarga.

Mekanisme koping. Merupakan cara seseorang berespon

terhadap stressor. Harga diri. Merupakan pandangan

individu terhadap dirinya Ideal diri. Bagaimana cara

seseorang melihat dirinya dan bagaimana dia seharusnya

Gambaran diri. Apakah pasien menerima dirinya seutuhnya

beserta kelebihan dan kekurangannya. Tumbuh kembang.

Trauma masa lalu akan mempengaruhi kesehatan jiwa

masa sekarang. Pola asuh Kesalahan dalam mengasuh

anak dapat mempengaruhi psikologis anak.


Karakteristik Perawat Dalam Melakukan

Interaksi Dengan Pasien Gangguan Jiwa


1. Tidak
3. Hangat 4. Empati
2. Menerima
menghakimi

5. Keaslian 6. Kongruensi 7. Sabar 8. Hormat


Karakteristik Perawat Dalam Melakukan

Interaksi Dengan Pasien Gangguan Jiwa


9. Dapat
10. Terbuka 11. Humor
dipercaya
Cukup sampai disini presentasi ini,

bila ada kekurangan mohon

dimaafkan. Bila ada perasaan

mohon diungkapkan
Sekian, terimakasih :)

Anda mungkin juga menyukai