Disusun Oleh:
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2022
1
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Dengan
semua rahmatnya, penulis akhirnya bisa menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya.
Makalah berjudul “Sistem Klasifikasi Kearsipan” ini disusun untuk memenuhi nilai
ujian tengah semester mata kuliah Administrasi Arsip. Melalui tugas ini, penulis
Tentu penyusunan makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Meskipun begitu,
penulis berharap bahwa makalah ini bisa bermanfaat untuk orang lain. Apabila ada kritik
dan saran yang ingin disampaikan, penulis sangat terbuka dan dengan senang hati
menerimanya.
Penulis
2
DAFTAR ISI
Cover 1
Kata Pengantar 2
Daftar Isi 3
BAB 1 PENDAHULUAN 4
1.1 Latar Belakang Masalah 4
1.2 Rumusan Masalah 6
1.3 Tujuan 6
BAB 2 PEMBAHASAN 8
2.1 Pola Dalam Klasifikasi Arsip 8
2.2 Fungsi dan Ketentuan Klasifikasi Arsip 9
2.2.1 Fungsi Klasifikasi Arsip 9
2.2.1 Ketentuan Klasifikasi Arsip 10
2.3 Jenis Klasifikasi Arsip 11
2.3.1 Sistem Alfabet (Alphabet) 11
2.3.2 Sistem Numerik (Numeric) 13
2.3.3 Sistem Alphanumeric 14
2.4 Perbandingan klasifikasi arsip alphabet, numeric, dan alphanumeric15
2.5 Contoh Implementasi Klasifikasi Arsip Fisik dan Arsip Digital 17
2.5.1 Klasifikasi Arsip Fisik 19
2.5.2 Klasifikasi Arsip Digital 20
BAB 3 PENUTUPAN 21
3.1 Kesimpulan 21
3.2 Saran 21
Daftar Pustaka 22
3
BAB 1
PENDAHULUAN
rekaman kegiatan atau peristiwa dalam berbagai bentuk dan diterima oleh
terlihat bahwa arsip merupakan aspek vital bahkan bisa dikatakan sebuah asset
untuk setiap instansi atau lembaga. Arsip bisa dikatakan penting karena arsip
satunya tahap penyimpanan. Penyimpanan arsip ini harus dilakukan secara teratur
sehingga proses temu kembali arsip bisa dilakukan dengan cepat dan tepat. Salah
satu cara untuk menyimpan arsip secara rapih adalah dengan mengklasifikasikan
arsip-arsip tersebut.
Klasifikasi arsip merupakan salah satu instrumen wajib yang harus dimiliki
Kearsipan dan Pasal 32 ayat (2) Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2012
untuk mendukung pengelolaan arsip dinamis yang efektif dan efisien, pencipta
4
arsip membuat tata naskah dinas, klasifikasi arsip, jadwal retensi arsip, serta
Klasifikasi Arsip, klasifikasi arsip adalah pola pengaturan arsip secara berjenjang
dari hasil pelaksanaan fungsi dan tugas instansi menjadi beberapa kategori unit
berdasarkan urusan atau masalah yang dibahas dalam isi arsip. Seperti yang
sebagai dasar penomoran surat. Dalam proses penggunaan arsip, klasifikasi arsip
digunakan sebagai dasar pemberkasan dan temu kembali arsip. Sedangkan dalam
retensi arsip.
arsip di Indonesia masih bisa dikatakan kurang baik. Hal ini dikarenakan masih
pengelolaan arsipnya. Apalagi masyarakat awam masih tergolong asing dan sering
menyamakan arsip dengan perpustakaan dan dokumen lainnya. Padahal, arsip itu
tidak bisa disamakan dengan koleksi pustaka atau dokumen lainnya. Sifat arsip itu
unik, data-data administrasi yang terkandung dalam arsip tidak bisa dicari di
perpustakaan, tak hanya data adminsitrasi, data-data seperti hak kepemilikan dan
data-data penting lainnya biasanya terdapat dalam suatu arsip. Fungsi dari arsip
menjadi penyebab pengelolaan arsip fisik atau konvensional diremehkan. Aspek ini
5
antara lain mulainya peralihan dari arsip konvensional ke arsip digital atau
manual. Kearsipan elektronik atau media berbasis teknologi menjadi salah satu
penyebab pengelolaan arsip ini dianggap kuno atau ketinggalan zaman. Padahal
sejatinya, kearsipan secara digital akan baik jika didahului dengan kegiatan
kearsipan manual yang baik dan benar. Kearsipan elektronik baru bisa diterapkan
dengan baik. Jika masih banyak instansi yang belum melakukan pengelolaan arsip
manual dengan benar, lantas kearsipan elektronik pun akan mengalami hal buruk
yang serupa.
Mengingat fungsi dan nilai guna dari arsip, layaknya pandangan setiap
instansi atau lembaga terhadap arsip yang dianggap remeh dan kuno harus
diperhatikan dan ditingkatkan. Oleh karena itu, makalah ini akan mengkaji
mengenai sistem klasifikasi arsip, meliputi bagaimana pola dalam klasifikasi arsip,
fungsi dan ketentuan arsip, jenis klasifikasi arsip, dan perbandingan klasifikasi
1.3 Tujuan
6
1) Menjelaskan pola dalam klasifikasi arsip.
7
BAB 2
PEMBAHASAN
Arsip adalah suatu sistem yang saling berkaitan dalam suatu ikatan yang
utuh. Hal ini dikarenakan, arsip dapat menunjang program kegiatan organisasi,
yang bersangkutan. Di balik temu kembali arsip yang efisien, terdapat klasifikasi
fungsi dan kegiatan pelaksanaan tugas suatu organisasi. Maka dapat dikatakan
adalah pemberian pola atau kode khusus arsip yang disusun berjenjang. Jenjang
masalah (sub subjek), dan sub-sub masalah (sub-sub subjek) yang disusun secara
sistematis, logis, dan hierarkis berdasarkan fungsi tugas pencipta arsip. Pola
klasifikasi ini juga merupakan salah satu syarat dalam penataan berkasi
berdasarkan masalah. Berikut adalah contoh dari susunan pola klasifikasi yang
Permasalahan Pokok
Kepegawaian
(Subjek Utama)
Sub Masalah
Cuti
(Sub Subjek)
Sub-Sub Masalah
Cuti Melahirkan
(Sub-Sub-Subjek)
8
Dalam skema klasifikasi dikenal adanya kode atau pola klasifikasi. Kode
terdapat dalam pola klasifikasi arsip. Kode atau pola klasifikasi ini harus mencakup
fungsi dan kegiatan pelaksanaan tugas organisasi. Kode atau pola klasifikasi inilah
Sehingga apabila terjadi kesalahan pemberian pola arsip, maka bisa menyebabkan
kekacauan dalam pengelolaan arsip, seperti arsip sulit ditemukan karena berada di
1. Pengelompokkan
Untuk memisahkan arsip sesuai kategori urusan atau masalah yang sama.
Informasi yang ada akan dipisah dengan cara yang berbeda untuk tujuan yang
berbeda.
2. Mengatur
3. Memudahkan
jumlah dokumen dan informasi yang harus dikelola suatu organisasi. Jika temu
9
kembali informasi bisa dilakukan dengan mudah maka efisiensi kerja bisa
tercapai.
yang tertera dalam Perka ANRI No.19 Tahun 2012 Tentang Pedoman Penyusunan
Klasifikasi, yaitu:
1. Logis
2. Faktual
3. Perbaikan Berkelanjutan
4. Sistematis
5. Akomodatif
6. Kronologis.
10
2.3 Jenis Klasifikasi Arsip
Sepeti yang sudah disinggung sebelumnya. Dalam skema klasifikasi arsip akan
diberi tanda pengenal sesuai urusan atau masalah masing-masing, tanda tersebut
adalah kode arsip. Kode arsip adalah tanda-tanda yang harus dicantumkan pada
arsip yang disimpan supaya arsip bisa dibedakan sesuai masalahnya masing-
masing.
klasifikasi ini dapat berupa huruf, angka, maupun gabungan huruf dan angka.
pasti memiliki nama. Atas dasar nama itulah sistem ini beranjak, perlu
diketahui sistem ini adalah dasar dari sistem penyimpanan yang lain.
Sistem Abjad adalah sistem yang tertua, langsung, dan paling banyak
11
dalam bidang kearsipan. Setelah paham tata cara mengindeks maka
(1) Jika satu kata fungsi, menggunakan huruf pertama pada awalan
(2) Jika dua kata fungsi, menggunakan huruf pertama pada kata
HM
dasar. Contohnya:
pokok
12
menggunakan kode PR, maka untuk pokok masalah PeRuMahan
Judul pada pokok masalah berupa kode huruf atau angka, sebagai
contoh:
13
Judul pada sub masalah berupa kode angka yang dituangkan dalam
Sebagai contoh:
14
Sistem alphanumeric merupakan cara penyimpanan arsip dengan
dan angka sebagai kode dari masalah, lokasi, nama orang, atau identitas
organisasi yang mengelola arsip. Jumlah dan jenis kode huruf dan digit
15
Alphabet Numeric Alphanumeric
kepegawaian. kembali.
elektronik hadir dengan dua cara, yaitu arsip fisik yang dialih mediakan menjadi
16
digital atau arsip yang memang tercipta secara digital (born digital). Pengelolaan
arsip fisik dan digital pun berbeda. Pengelolaam arsip elektronik mulai dari
lanjut mengenai contoh penerapan klasifikasi arsip fisik maupun digital ada
segala cara.
banyak. Baik itu tempat penyimpanan secara fisik, namun tidak menjamin
fisik.
Rusaknya arsip dapat disebabkan oleh Kemungkinan rusaknya file setiap saat
penjaga dan fasilitas keamanan ruang security digital, namun tak menutup
17
Setelah mengenali karakteristik masing-masing beserta kelebihan dan
kekurangan dari arsip fisik danarsip digital maka dapat disimpulkan bahwa
berbeda antara satu sama lain. Oleh karena itu, berikut adalah contoh
arsip:
1. Map folder
2. Map gantung
4. Filling Cabinet
18
4. Input naskah dinas ke dalam daftar isi berkas arsip.
5. Memberi penomoran pada naskah dinas sesuai nomor urut daftar isi
berkas arsip.
masalah. Di depannya lagi diberi sekat sekunder yang berisi untuk sub
masalah.
software berupa:
1. Map folder
2. Map gantung
19
4. Filling Cabinet
5. Memberi penomoran pada naskah dinas sesuai nomor urut daftar isi
berkas arsip.
sub masalah. Di paling depan diberi sekat primer yang berisi pokok
masalah.
20
21
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pentingnya peran serta nilai guna arsip membuat kesadaran akan pengelolaan
arsip untuk lebih ditingkatkan. Salah satu tahapan dalam pengelolaan arsip adalah
Kode klasifikasi ini terdiri dari alphabet, numeric, dan alphanumeric. Ketiga kode
tersebut memiliki karakteristik masing-masing. Tak hanya itu, antara kebutuhan arsip
fisik dan elektronik memiliki beberapa perbedaan, sehingga klasifikasi atau proses
penyimpanan anatara arsip digital dan fisik pun memiliki tahapan dan sarana yang
berbeda pula.
3.2 Saran
diperhatikan oleh setiap instansi atau organisasi. Mengingat setiap instansi atau
diperhatikan lagi dengan cara membentuk formasi pengurus arsip pada setiap
instansi atau organisasi. Ini penting untuk dilakukan karena arsiparis atau orang yang
mengerti arsip lah yang paling paham akan pengelolaan arsip. Tak hanya itu,
arsip manual juga harus diperhatikan dan dimaksimalkan terlebih dahulu. Karena
22
DAFTAR PUSTAKA
Nikmah F, dkk. 2022. Klasifikasi Arsip. Surabaya. CV. Jakad Media Publishing
Azis A, Sarmidi. 2018. “APLIKASI EKSPEDISI BARANG DI PT. KARYA INDAH BUANA
https://www.anugerahdino.com/2014/02/penyimpanan-arsip-sistem-abjad.html
2022.http://arsip.unair.ac.id/wpcontent/uploads/2019/09/ALFANUMERIK_SUBYEK.p
df
Hidayatullah. Jakarta
23