Anda di halaman 1dari 11

KASUS KODE ETIK ARSITEK DAN

KAIDAH TATA LAKU PROFESI


ARSITEK
28_NADISYA RUCI_081229755875
I.2. Kode Etik Arsitek
Untuk profesi arsitek juga mempunyai
I. PENDAHULUAN kode etik dimana hanya arsitek yang
I.1. Kode Etik Profesi sudah terdaftar (registered architect)
Profesi adalah suatu bentuk pekerjaan dalam asosiasi profesi-lah yang dapat
yang merupakan perpaduan antara mengerjakan pekerjaan-pekerjaan
kompetensi dan karakter yang perencanaan dan perancangan bidang
menunjukan adanya tanggung jawab arsitektur.
moral. Dalam melaksanakan Keberadaan IAI sebagai asosiasi
pekerjannya seseorang dikatakan profesi yang diakui memiliki tujuan
profesioanl apabila memiliki ciri untuk mengembangkan pengetahuan
standar teknis atau etika suatu profesi. dan kemampuan arsitek profesional
Kode etik profesi merupakan suatu seiring kemajuan teknologi agar
tatanan etika yang telah disepakati mampu mengabdikan ilmunya bagi
oleh suatu kelompok masyarakat dunia arsitektur Indonesia serta
tertentu. Kode etik umumnya termasuk mampu bersaing dan diakui secara
dalam norma sosial, namun bila ada internasionalMenegakkan Kode Etik
kode etik yang memiliki sangsi yang Arsitek dan Kaidah Tata Laku Profesi
agak berat, maka masuk dalam Arsitek, serta menjunjung tinggi
kategori norma hukum. kesejawatan dan integritas profesi.
Kode Etik juga dapat diartikan sebagai
pola aturan, tata cara, tanda, pedoman
etis dalam melakukan suatu kegiatan
atau pekerjaan. Kode etik merupakan
pola aturan atau tata cara sebagai
pedoman berperilaku. Tujuan kode etik
agar profesional memberikan jasa
sebaik- baiknya kepada pengguna
jasa. Adanya kode etik akan
melindungi perbuatan yang tidak
profesional.
II. STUDI KASUS b. Pelaksana konstruksi
Anda telah menyelesaikan desain c. Pengawas konstruksi
bangunan gedung tinggi dengan Layanan jasa yang dilakukan oleh
sangat memuaskan, melelangkan penyedia jasa sebagaimana dimaksud
dokumen secara fair dan dilakukan oleh penyedia jasa secara
menyelesaikan semua kewajiban terpisah dalam pekerjaan konstruksi.
dengan sangat baik hingga bangunan Perencanaan, pelaksanaan dan
tersebut selesai dibangun. pengawasan dapat dilakukan secara
Setelah serah terima I, kontraktor terintegrasi dalam satu pekerjaan
memberi anda hadiah atas Kerjasama konstruksi. Layanan penyedia jasa
yang terjalin dengan baik selama yang dimaksud memiliki tanggung
masa pembangunan Gedung tersebut. jawab pekerjaan kepada pengguna
Apakah Anda akan menerima hadiah jasa dan masyarakat.
tersebut? Jelaskan alasan anda?
PENGGUNA MASYARAKAT
JASA

(Kewajiban, Serah Terima I, Kerja


sama, Hadiah, Imbalan Jasa)

III. IDENTIFIKASI PERMASALAHAN PENGAWAS

MK / CM
III.1. Hubungan Penyedia Jasa dan
PERENCANA PELAKSANA
Penyedia Jasa
Menurut UU No. 2 Tahun 2017 Gambar.01 Skema Integrasi Pekerjaan
Konstruksi
Tentang Jasa Konstruksi menyebutkan
konsultansi konstruksi adalah layanan
III.2. Peran Perencana Dalam
keseluruhan atau sebagian kegiatan
Keberhasilan Pelaksanaan
yang meliputi pengkajian,
Konstruksi
perencanaan, perancangan,
pengawasan, dan manajemen
Secara umum penanganan kegiatan
penyelenggaraan konstruksi suatu
atau proyek konstruksi dilaksanakan
bangunan. Dalam Pekerjaan
sebagai berikut :
Konstruksi terdapat pihak sehagai
pengguna jasa dan penyedia jasa
yang meliputi :
a. Perencana konstruksi
adalah membantu panitia
pelelangan pada waktu penjelasan
pekerjaan, termasuk menyusun
Berita Acara Penjelasan
Pekerjaan, membantu panitia
pelelangan dalam melaksanakan
evaluasi penawaran, menyusun
Gambar.02 Skema Penanganan Kegiatan
kembali dokumen pelelangan, dan
Konstruksi
melaksanakan tugas yang sama
apabila terjadi lelang ulang.
Keterlibatan dan kewajiban Perencana
b. Tahap Pengawasan Berkala
Konstruksi setelah masa tugas
Tugas konsultan perencana tahap
perencanaan berlanjut pada proses
pengawasan berkala adalah
pengadaan hingga masa Serah
melakukan pengawasan berkala
Terima Sementara/Serah Terima I /
untuk menjamin produk
Pre Hand Over (PHO) dan dapat
perencanaan dilaksanakan sesuai
berlanjut hingga masa Serah Terima
dengan perencanaan yang telah
Akhir/Serah Terima II/ Final Hand
dilaksanakan dan untuk
Over (FHO) bila masuk dalam kontrak
menyempurnakan gambar detail
kerja dengan Pengguna Jasa.
yang kurang jelas. Tugas
Dengan rincian keterlibatan sebagai
konsultan perencana tahap
berikut:
pengawasan berkala menurut
a. Tahap Proses Pengadaan
buku biru yaitu memeriksa
Pelaksana Kosntruksi
pelaksanan pekerjaan kesesuaian
Tugas konsultan perencana dalam
dengan rencana secara berkala,
tahap pelelangan adalah
melakukan penyesuaian gambar
menyerahkan dokumen
dan spesifikasi teknis pekerjaan
perencanaan yang siap
apabila ada perubahan,
dilaksanakan kepada panitia
memberikan penjelasan terhadap
lelang, dan membantu panitia
persoalan-persoalan yang timbul
lelang menjelaskan dokumen
selama masa konstruksi,
perencanaan tersebut. Tugas
memberikan rekomendasi tentang
konsultan perencana tahap
penggunaan bahan, dan membuat
pelelangan menurut buku biru
laporan akhir pengawasan Sehingga secara tersendiri
berkala. maupun keseluruhan dapat
mendukung proses:
Standar Kinerja dan Imbalan Jasa a. Pemilihan pelaksanaan
Arsitek konstruksi
Menurut Pedoman Hubungan Keja b. Penugasan pelaksana
Antara Arsitek Dengan Pengguna Jasa konstruksi
Tahun 2007 yang diterbitkan oleh c. Pengawasan pelaksanaan
Ikatan Arsitek Indonesia (IAI) Jenis konstruksi
Tugas dan Lingkuo Pekerjaan d. Perhitungan besaran luas dan
dijelaskan Layanan Utama Jasa volume serta biaya
Arsitek merupakan perancangan pelaksanaan pembangunan
arsitejtur dan pengelolaan proses yang jelas
pembangunan/lingkungan binaan yang 2. Pada Tahap Pelelangan arsitek
dilaksanakan dalam tahapan membantu pengguna jasa
Pelaksanaan Konstruksi dijelaskan secara menyeluruh atau secara
sebagai berikut: Sebagian dalam:
a. Mempersiapkan Dokumen
a. Tahap Proses Pengadaan Pelelangan;
Pelaksana Kosntruksi b. Melakukan prakualifikasi
1. Penyiapan Dokumen seleksi pelaksana
Pengadaan Pelaksana kosntruksi;
Konstruksi c. Membagikan Dokumen
Pada tahap ini, arsitek Pelelangn kepada
mengolah hasil pembuatan peserta/lelang;
Gambar Kerja ke dalam benttuk d. Memberikan penjelasan
format Dokumen Pelelangan teknis dan lingkup
yang dilengkapi dengan tulisan pekerjaan;
Uraian Rencana Kerja dan e. Menerima penawaran biaya
Syarat-Syarat teknis dari pelaksana konstruksi;
pelaksanaan pekerjaan-(RKS) f. Melakukakn penilaian atas
serta Rencana Anggaran Biaya penawaran tersebut;
(RAB) termasuk Daftar Volume g. Memberikan nasihat dan
(Bill of Quantity/BQ) rekomendasi pemilihan
Pelaksana Konstruksi c. Penangan pekerjaan
kepada pengguna jasa pengawasan berala
h. Menyusun perjanjian Kerja dilakukan paling banyak 1
Konsruksi antara Pengguna (satu) kali dalam sebulan.
Jasa dan Pelaksana 2. Apabila lokasi pembangunan
Konstruksi berada di luar kota tempat
3. Sasaran tahap ini adalah : kediaman arsitek, maka biaya-
Untuk memperoleh penawaran biaya yang dikeluarkan
biaya dan waktu konstruksi sehubungan dengan
yang wajar dan memenuhi perjalanan arsitek ke lokasi
persyaratan teknis pelaksanaan pembangunan, wajib diganti
pekerjaan sehingga Konstruksi oleh pengguna jasa sesuai
dapat dipertanggungjawabkan dengan ketentuan yang berlaku
dan dilaksankan dengan baik atau ditetapkan dan disepakati
dan benar, Bersama sebelumnya.
3. Sasaran tahap ini adalah :
b. Tahap pengawasan Berkala a. Untuk membantu pengguna
1. Dalam tahap ini, jasa dalam merumuskan
a. Arsitek melakukan kebijaksanaan dan
peninjauan dan memberikan pertimbangan-
pengawasan secara berkala pertimbangan untuk
di lapangan dan mendapatkan keputusan
mengadakan pertemuan tindakan pada waktu
secara teratur dengan pelaksanaan konstruksi,
pengguna jasa dan khususnya masalah-
Pelaksana Pengawasan masalah yang erat
Terpadu atau MK yang hubungannya dengan
ditunjuk oleh pengguna rancangan yang dibuat oleh
jasa. arsitek.
b. Dalam hal ini, arsitek tidak b. Untuk membantu
terlibat dalam kegiatan Pengawas Terpadu atau
pengawasan harian atau MK khususnya dalam
menerus. menanggulangi masalah-
masalah konstruksi yang
berhubungan dengan pekerjaan ditentukan sebagai
rancangan yang dibuat oleh berikut:
arsitek. (Sumber : Pedoman Hubungan Keja Antara
Arsitek Dengan Pengguna Jasa Tahun 2007)
c. Untuk turut memastikan
bahwa pelaksanaan
IV. ANALISIS PERMASALAHAN
konstruksi dilakukan sesuai
Dari hasil identifikasi tersebut diketahui
dengan ketentuan mutu
bahwa Arsitek baik bekerja
yang terkandung dalam
perseorangan atau berada dalam
Konsultan Perencana dalam
memebuhi tugasnya mendukung
pelaskanaan konstruksi yang efektif
memiliki kewajiban untuk
melaksanakan pekerjaan sesuai
standar profesi, etika profesi dan
standar kinerja kepada Pengguna
rancangan yang dibuat oleh
Jasa. Disamping itu berhak menerima
arsitek.
imbalan jasa sesuai dengan pedoman
c. Imbalan Jasa
honorarium yang telah ditetapkan
Bobot presentase bagian-bagian
asosiasi profesi Ikatan Arsitek
tahap pekerjaan sebagaimana
Indonesia dari Pengguna Jasa.
tersebut dala Pasal 34-Jenis Tuga
Apabila seorang arsitek mendapat
imbalan atau hadiah dari kontarktor
merupakan pemberian diluar haknya.
Walau dalam beberapa hal menerima
sesuatu diluar hak sebagai ucapan
dan Lingkup Pekerjaan Layanan
terimakasih atas kerja sama bukanlah
Utama, ditentukan sebagai
pelanggaran kode etik. Tetap perlu
berikut :
ditinjau bentuk pemberian hadiah atau
(Sumber : Pedoman Hubungan Keja Antara
imbalan yang diterima.
Arsitek Dengan Pengguna Jasa Tahun 2007)
Apabila pemberian dalam arti luas,

Khusus untuk banguna Kategori yang diterima yakni meliputi

Sosial bobot presentase tahap pemberian uang, barang, rabat


(discount), komisi, pinjaman tanpa
bunga, tiket perjalanan, fasilitas keahlian serta sikap
penginapan, perjalanan wisata, profesionalnya sesuai dengan
pengobatan cuma-cuma, dan fasilitas nilai-nilai moral maupun spiritual.
lainnya. b yang diterima di dalam Kaidah Tata Laku 1.201
negeri maupun di luar negeri dan yang Dalam berkarya, arsitek wajib
dilakukan dengan menggunakan menampilkan kepakaran dan
sarana elektronik atau tanpa sarana kecakapannya secara taat asas.
elektronik maka masuk dalam Analisa:
Gratifikasi (Penjelasan Pasal 12B Arsitek menampilkan kepakaran
Undang-Undang Nomor 20 Tahun dan kecakapan hakekatnya guna
2001 tentang Perubahan atas menyampaikan kebenaran dan
Undnag-Undang Nomor 31 Tahun bersikap jujur dan konsisten tidak
1999 tentang Pemberantasan Tindak menuruti kepentingan salah satu
Pidana Korupsi). pihak yang mengakibatkan
kerugian bagi pihak lain..
V. LANDASAN KAIDAH DASAR,
STANDAR ETIKA DAN KAIDAH
B. KAIDAH DASAR 2-KEWAJIBAN
TATA LAKU
TERHADAP MASYARAKAT
A. KAIDAH DASAR 1-KEWAJIBAN
Para arsitek memiliki kewajiban
UMUM
kemasyarakatan untuk mendalami
Arsitek memiliki kewajiban dan
semangat dan inti hukum-hukum
tanggung jawab untuk selalu
serta peraturan terkait, dan
menjunjung tinggi & meningkatkan
bersikap mendahulukan
nilai-nilai budaya dan arsitektur,
kepentingan masyarakat umum.
dengan menghargai dan
Standar Etika 2.1 TATALAKU
mempertimbangkan segala aspek
Arsitek wajib menjunjung tinggi
sosial dan lingkungan untuk setiap
tatanan hukum dan peraturan
kegiatan profesionalnya, dan
terkait dalam menjalankan
menolak hal-hal yang tidak
kegiatan profesinya.
professional.
KaidahTata Laku2.101
Standar Etika 1.2
Dalam menjalankan kegiatan
PENGETAHUAN DAN KEAHLIAN
profesinya, arsitek mematuhi
Arsitek senantiasa berupaya
hukum serta tunduk pada kode
meningkatkan pengetahuan dan
etik dan kaidah tata laku
profesi ,yang berlaku di Indonesia Dengan tetap menjaga
dan di negara tempat mereka kemandirian berpikir dan
bekerja. Arsitek tidak dibenarkan kebebasan bersikap, arsitek
bertindak ceroboh dan mempunyai kewajiban
mencemarkan integritas membaktikan seluruh kecakapan
dankepentingan profesi. dan kepakarannya dengan penuh
Analisa: ketekunan dan kehati-hatian,
Arsitek tunduk kepada kode etik mengikuti "Baku Minimum
profesi dan hukum yang megatur Penyajian" (Minimum Standard of
di daerah dan negara tempatnya Performance) yang
berpraktek. Bila benar direkomendasikan /dipujikan IAI,
imbalan/hadiah yang diterima dan berdasarkan ikatan hubungan
merupakan bentuk gratifikasi kerja yag jelas meliputi antara lain:
seperti yang disebutkan undang- 1. Lingkup Penugasan
undang, maka sikap itu dinyatakan 2. Pembagian wewenang dan
melanggar hukum. Sanksi yang tanggung jawab, hak dan
dikenakan berupa sanksi profesi kewajiban
dan sanksi hukum. 3. Batas-batas wewenang dan
tanggung jawab, hak dan
C. KAIDAH DASAR 3-KEWAJIBAN kewajiban
TERHADAP PENGGUNA JASA 4. Perhitungan lmbalan Jasa
Arsitek selalu menunaikan 5. Tata cara penyelesaian
penugasan dari pengguna jasa penugasan.
dengan seluruh kecakapan dan Kaidah Tata Laku 3.106
kepakaran yang dimilikinya dan Arsitek akan menerima imbalan jasa
secara profesional menjaga maupun bentuk imbalan lainnya
kemandirian berpikir dan hanya yang sesuai dengan
kebebasan bersikap. kesepakatan yang tertera dalam
Standar Etlka 3.1KOMPETENSI perjanjian hubungan kerja atau
Tugas arsitek harus dilaksanakan penugasan, dan tidak dibenarkan
secara profesionaldengan penuh menerima ataupun meminta kepada
tanggung jawab, kecakapan,dan pihak lain dalam bentuk apapun.
kepakaran. Analisa:
KaidahTata Laku3.104
Berarsitektur adalah dengan memahami serta menaati kaidah
menggali jiwa-jiwa kreatif manusia dan kode etik yang dianutnya.
Indonesia, dengan segala karakter Analisa :
bawaannya yang berfikir dan yang Citra dan Integritas arsitek sebagai
berdikari [berdiri diatas kaki sendiri, profesi yang luhur menjadi hal yang
mandiri], merdeka. Mandiri serta perlu ditanamkan dalam batin
mampu berkerjasama dengan pihak arsitek. Apa yang dimaksud
lain. Menerima hak sesuai dengan dengan "usaha sewajamya'' dalam
linhkup standar kinerja dan hasil kaidah ini merupakan
karyanya. masalah"nalar''. Sebagaimana
layaknya upaya penegakan suatu
D. KAIDAH DASAR 4-KEWAJIBAN perkaidahan.
KEPADA PROFESI
Arsitek berkewajiban menjaga dan E. KAIDAH DASAR 5- KEWAJIBAN
menjunjung tinggi integritas dan TERHADAP SEJAWAT
martabat Arsltek berkewajiban mengakui
profesinya dan dalam setiap hak-hak danmenghargai aspirasi
keadaan bersikap menghargai dan professional serta kontribusi dari
menghormati hak serta rekan-rekansesama arsitek
kepentingan orang lain. danataupihak lain selama proses
Standar Etika 4.2 CITRA DAN pekerjaan maupun pada hasil-
INTEGRITAS akhlir karyanya.
Arsitek berkewajiban meningkatkan Standar Etika 5.3
citra dan integritas keprofesiannya IMBALAN JASA SEPADAN
melalui tindakan-tindakan Arsitek dihargai sesuai dengan
keteladannya dan memastikan lingkup cakupan jasa yang
agar lingkungan profesinya serta diberikannya/diselesaikannya.
karyawannya selalu menyesuaikan Kaidah Tata Laku 5.301
perilakunya dengan kode etik ini. Arsitek pada saat menawarkan
Kaldah Tata Laku 4.202 jasanya sebagai konsultan mandiri
Arsitek wajib berusaha sewajamya tidak akan menyebutkan imbalan
untuk menekankan agar pihak- jasa apabila tidak diminta. Arsitek
pihak di bawah pengawasannya harus mempunyai informasi yang
cukup mengenai sifat dan lingkup
pekerjaannya, untuk dapat Perlu bagai arsitek untuk memiliki
mengajukan suatu usulan imbalan barikade spiritual dalam bekerja
jasa yang akan diberikan, agar sama dan menolak hal-hal yang
pemberi tugas dan masyarakat dikategorikan pelanggaran kode
terlindungi dari pengurangan dan etik, moral, dan hukum. Demi
penambahan lingkup jasa yang menegakan suatu perkaidahan.
tidak berada di bawah tanggung
jawabnya.
Analisa:
Dengan berpihak pada hal yang
objektif dan benar serta tidak
keluar dari nilai spiritualitasnya
diharapkan arsitek tidak merugikan
pihak yang berkerjasama
dengannya. Utamanya adalah
Pengguna Jasa dan Masyarakat.

VI. TINDAKAN YANG HARUS Daftar Pustaka


DILAKUKAN Undang-undang No. 2 Tentang
Berarsitektur yang dikonsepkan Jasa Konstruksi
sebagai profesi yang luhur adalah
Peraturan Presiden No. 16 Tahun
dengan menggali jiwa-jiwa kreatif
2018, Tentang Pengadaan
manusia Indonesia, dengan segala
Barang/Jasa Pemerintah
karakter bawaannya yang berfikir
dan yang berdikari [berdiri diatas Peraturan Menteri Pekerjaan

kaki sendiri, mandiri., merdeka. Hal Umum dan Perumahan Rakyat

ini sebagai metode me-nangkal Nomor 07/PRT/M/2019 Tahun

segala intervensi yang akibatnya 2019 tentang Standar dan

akan menyebabkan kerugian Pedoman Pengadaan Jasa

Guna, Citra, dan Integritas yang Konstruksi

mengakar pada hakekat manusia, Kode Etik Arsitek dan Kaidah Tata
yang menetap dan stabil sehingga Laku Profesi Arsitek Tahun 2007
tidak memunculkan conflict of
interest.
Pedoman Hubungan Keja Antara
Arsitek Dengan Pengguna Jasa Tahun
2007

Anda mungkin juga menyukai