MK / CM
III.1. Hubungan Penyedia Jasa dan
PERENCANA PELAKSANA
Penyedia Jasa
Menurut UU No. 2 Tahun 2017 Gambar.01 Skema Integrasi Pekerjaan
Konstruksi
Tentang Jasa Konstruksi menyebutkan
konsultansi konstruksi adalah layanan
III.2. Peran Perencana Dalam
keseluruhan atau sebagian kegiatan
Keberhasilan Pelaksanaan
yang meliputi pengkajian,
Konstruksi
perencanaan, perancangan,
pengawasan, dan manajemen
Secara umum penanganan kegiatan
penyelenggaraan konstruksi suatu
atau proyek konstruksi dilaksanakan
bangunan. Dalam Pekerjaan
sebagai berikut :
Konstruksi terdapat pihak sehagai
pengguna jasa dan penyedia jasa
yang meliputi :
a. Perencana konstruksi
adalah membantu panitia
pelelangan pada waktu penjelasan
pekerjaan, termasuk menyusun
Berita Acara Penjelasan
Pekerjaan, membantu panitia
pelelangan dalam melaksanakan
evaluasi penawaran, menyusun
Gambar.02 Skema Penanganan Kegiatan
kembali dokumen pelelangan, dan
Konstruksi
melaksanakan tugas yang sama
apabila terjadi lelang ulang.
Keterlibatan dan kewajiban Perencana
b. Tahap Pengawasan Berkala
Konstruksi setelah masa tugas
Tugas konsultan perencana tahap
perencanaan berlanjut pada proses
pengawasan berkala adalah
pengadaan hingga masa Serah
melakukan pengawasan berkala
Terima Sementara/Serah Terima I /
untuk menjamin produk
Pre Hand Over (PHO) dan dapat
perencanaan dilaksanakan sesuai
berlanjut hingga masa Serah Terima
dengan perencanaan yang telah
Akhir/Serah Terima II/ Final Hand
dilaksanakan dan untuk
Over (FHO) bila masuk dalam kontrak
menyempurnakan gambar detail
kerja dengan Pengguna Jasa.
yang kurang jelas. Tugas
Dengan rincian keterlibatan sebagai
konsultan perencana tahap
berikut:
pengawasan berkala menurut
a. Tahap Proses Pengadaan
buku biru yaitu memeriksa
Pelaksana Kosntruksi
pelaksanan pekerjaan kesesuaian
Tugas konsultan perencana dalam
dengan rencana secara berkala,
tahap pelelangan adalah
melakukan penyesuaian gambar
menyerahkan dokumen
dan spesifikasi teknis pekerjaan
perencanaan yang siap
apabila ada perubahan,
dilaksanakan kepada panitia
memberikan penjelasan terhadap
lelang, dan membantu panitia
persoalan-persoalan yang timbul
lelang menjelaskan dokumen
selama masa konstruksi,
perencanaan tersebut. Tugas
memberikan rekomendasi tentang
konsultan perencana tahap
penggunaan bahan, dan membuat
pelelangan menurut buku biru
laporan akhir pengawasan Sehingga secara tersendiri
berkala. maupun keseluruhan dapat
mendukung proses:
Standar Kinerja dan Imbalan Jasa a. Pemilihan pelaksanaan
Arsitek konstruksi
Menurut Pedoman Hubungan Keja b. Penugasan pelaksana
Antara Arsitek Dengan Pengguna Jasa konstruksi
Tahun 2007 yang diterbitkan oleh c. Pengawasan pelaksanaan
Ikatan Arsitek Indonesia (IAI) Jenis konstruksi
Tugas dan Lingkuo Pekerjaan d. Perhitungan besaran luas dan
dijelaskan Layanan Utama Jasa volume serta biaya
Arsitek merupakan perancangan pelaksanaan pembangunan
arsitejtur dan pengelolaan proses yang jelas
pembangunan/lingkungan binaan yang 2. Pada Tahap Pelelangan arsitek
dilaksanakan dalam tahapan membantu pengguna jasa
Pelaksanaan Konstruksi dijelaskan secara menyeluruh atau secara
sebagai berikut: Sebagian dalam:
a. Mempersiapkan Dokumen
a. Tahap Proses Pengadaan Pelelangan;
Pelaksana Kosntruksi b. Melakukan prakualifikasi
1. Penyiapan Dokumen seleksi pelaksana
Pengadaan Pelaksana kosntruksi;
Konstruksi c. Membagikan Dokumen
Pada tahap ini, arsitek Pelelangn kepada
mengolah hasil pembuatan peserta/lelang;
Gambar Kerja ke dalam benttuk d. Memberikan penjelasan
format Dokumen Pelelangan teknis dan lingkup
yang dilengkapi dengan tulisan pekerjaan;
Uraian Rencana Kerja dan e. Menerima penawaran biaya
Syarat-Syarat teknis dari pelaksana konstruksi;
pelaksanaan pekerjaan-(RKS) f. Melakukakn penilaian atas
serta Rencana Anggaran Biaya penawaran tersebut;
(RAB) termasuk Daftar Volume g. Memberikan nasihat dan
(Bill of Quantity/BQ) rekomendasi pemilihan
Pelaksana Konstruksi c. Penangan pekerjaan
kepada pengguna jasa pengawasan berala
h. Menyusun perjanjian Kerja dilakukan paling banyak 1
Konsruksi antara Pengguna (satu) kali dalam sebulan.
Jasa dan Pelaksana 2. Apabila lokasi pembangunan
Konstruksi berada di luar kota tempat
3. Sasaran tahap ini adalah : kediaman arsitek, maka biaya-
Untuk memperoleh penawaran biaya yang dikeluarkan
biaya dan waktu konstruksi sehubungan dengan
yang wajar dan memenuhi perjalanan arsitek ke lokasi
persyaratan teknis pelaksanaan pembangunan, wajib diganti
pekerjaan sehingga Konstruksi oleh pengguna jasa sesuai
dapat dipertanggungjawabkan dengan ketentuan yang berlaku
dan dilaksankan dengan baik atau ditetapkan dan disepakati
dan benar, Bersama sebelumnya.
3. Sasaran tahap ini adalah :
b. Tahap pengawasan Berkala a. Untuk membantu pengguna
1. Dalam tahap ini, jasa dalam merumuskan
a. Arsitek melakukan kebijaksanaan dan
peninjauan dan memberikan pertimbangan-
pengawasan secara berkala pertimbangan untuk
di lapangan dan mendapatkan keputusan
mengadakan pertemuan tindakan pada waktu
secara teratur dengan pelaksanaan konstruksi,
pengguna jasa dan khususnya masalah-
Pelaksana Pengawasan masalah yang erat
Terpadu atau MK yang hubungannya dengan
ditunjuk oleh pengguna rancangan yang dibuat oleh
jasa. arsitek.
b. Dalam hal ini, arsitek tidak b. Untuk membantu
terlibat dalam kegiatan Pengawas Terpadu atau
pengawasan harian atau MK khususnya dalam
menerus. menanggulangi masalah-
masalah konstruksi yang
berhubungan dengan pekerjaan ditentukan sebagai
rancangan yang dibuat oleh berikut:
arsitek. (Sumber : Pedoman Hubungan Keja Antara
Arsitek Dengan Pengguna Jasa Tahun 2007)
c. Untuk turut memastikan
bahwa pelaksanaan
IV. ANALISIS PERMASALAHAN
konstruksi dilakukan sesuai
Dari hasil identifikasi tersebut diketahui
dengan ketentuan mutu
bahwa Arsitek baik bekerja
yang terkandung dalam
perseorangan atau berada dalam
Konsultan Perencana dalam
memebuhi tugasnya mendukung
pelaskanaan konstruksi yang efektif
memiliki kewajiban untuk
melaksanakan pekerjaan sesuai
standar profesi, etika profesi dan
standar kinerja kepada Pengguna
rancangan yang dibuat oleh
Jasa. Disamping itu berhak menerima
arsitek.
imbalan jasa sesuai dengan pedoman
c. Imbalan Jasa
honorarium yang telah ditetapkan
Bobot presentase bagian-bagian
asosiasi profesi Ikatan Arsitek
tahap pekerjaan sebagaimana
Indonesia dari Pengguna Jasa.
tersebut dala Pasal 34-Jenis Tuga
Apabila seorang arsitek mendapat
imbalan atau hadiah dari kontarktor
merupakan pemberian diluar haknya.
Walau dalam beberapa hal menerima
sesuatu diluar hak sebagai ucapan
dan Lingkup Pekerjaan Layanan
terimakasih atas kerja sama bukanlah
Utama, ditentukan sebagai
pelanggaran kode etik. Tetap perlu
berikut :
ditinjau bentuk pemberian hadiah atau
(Sumber : Pedoman Hubungan Keja Antara
imbalan yang diterima.
Arsitek Dengan Pengguna Jasa Tahun 2007)
Apabila pemberian dalam arti luas,
mengakar pada hakekat manusia, Kode Etik Arsitek dan Kaidah Tata
yang menetap dan stabil sehingga Laku Profesi Arsitek Tahun 2007
tidak memunculkan conflict of
interest.
Pedoman Hubungan Keja Antara
Arsitek Dengan Pengguna Jasa Tahun
2007