Anda di halaman 1dari 33

B.

Pendekatan dan Metodologi

B
Bagian B.2. PENDEKATAN,

METODOLOGI DAN PROGRAM KERJA

B.2.1. Pengantar Metodologi

Metodologi merupakan rangkaian tahapan yang akan diterapkan oleh Konsultan


dalam keseluruhan proses penyusunan pekerjaan. Rangkaian tahapan sekaligus
merupakan rangkaian langkah kerja dari proses persiapan pelaksanaan pekerjaan
sampai dengan proses pembangunan dan Perencanaan pelaksanaan program. Secara
keseluruhan, proses penyusunan pekerjaan dibagai dalam 3 tahapan atau langkah
kerja.

 Tahap persiapan
 Tahap pembangunan
 Tahap pemanfaatan dan pelaporan

Langkah – langkah lebih rinci dimasing-masing tahap dapat dicermati pada Bagan
Alur/ Metodologi dalam bab ini.
Pada garis besarnya, strategi untuk menjawab dan melaksanakan tugas
penyusunan Konsultan Manajemen Pusat Pembangunan Rusunawa 2016 (DTRS
16-27) sesuai Kerangka Acuan Kerja akan dilakukan dengan metodologi Analisis-
Sintesa secara deskriptif disertai dengan melakukan langkah-langkah tindakan :

Usulan Teknis

Konsultan Manajemen Pusat Pembangunan Rusunawa 2016 (DTRS 16-27) B.2. - 1


B. Pendekatan dan Metodologi

 Melakukan Pendekatan Perumusan Masalah Konsultan Manajemen/


Konsultan Manajemen Pusat Pembangunan Rusunawa 2016 (DTRS 16-27)
Melakukan Pendekatan Pemecahan Masalah secara komprehensif
 Mengajukan Usulan Kebutuhan Tenaga Utama, Tenaga Ahli dan Tenaga
Pendukung yang dipersiapkan menangani Pekerjaan Konsultan Manajemen/
Konsultan Manajemen Pusat Pembangunan Rusunawa 2016 (DTRS 16-27)
dan mengajukan usulan schedule Pelaksanaan.

Pendekatan Perumusan Masalah

Untuk pendekatan perumusan masalah, dan sesuai informasi dalam penjelasan


Kerangka Acuan Kerja, ada beberapa hal yang berpengaruh besar dalam menentukan
hasil perumusan masalah nantinya.

Pendekatan Pemecahan Masalah

Rumusan Masalah yang dihasilkan melalui proses pendekatan di atas, selanjutnya


diupayakan dan ditindaklanjuti dengan pendekatan pemecahan masalah yang akan
dilaksanakan melalui langkah-langkah :

1. Pengawasan dan Pengendalian


2. Pendampingan dan Pelayanan Informasi
3. Konsolidasi Database
4. Evaluasi, Pelaporan dan Dokumentasi

1. Pengawasan dan Pengendalian

Peran KMP yang sangat penting sebagai andalan pengendalian program.


KMP harus dapat menjaga proses pelaksanaan kegiatan sesuai dengan pedoman
pelaksanaan, peraturan dan instruksi, surat edaran, dan surat keputusan yang
Usulan Teknis

Konsultan Manajemen Pusat Pembangunan Rusunawa 2016 (DTRS 16-27) B.2. - 2


B. Pendekatan dan Metodologi

ada di lingkungan kementerian PU maupun Kementerian lainnya yang


berhubungan langsung dengan pelaksanaan pembangunan/konstruksi.
Pengendalian yang dilakukan oleh KMP akan mencakup:
- Mengidentifikasi pelaksanaan pembangunan Rusunawa tahun anggaran
2016 sesuai peraturan yang ada;
- Melakukan koordinasi pengawasan dan pengendalian terhadap perizinan,
kesesuaian standar teknis, dan kelaikan fungsi melalui pemeriksaan berkala
sesuai undang-undang dan bekerjasama dengan MK dan pemerintah
daerah setempat;
- Melakukan kunjungan lapangan, konsolidasi dan konsinyasi terkait laporan
progres kunjungan lapangan;
- Melakukan pelaporan hasil inventarisasi permasalahan di lapangan dan
rekomendasi Tindak Turun Tangan (T3) dari hasil monitoring dan
kunjungan lapangan di tiap level pemerintahan dan masyarakat;
- Menyediakan mapping pelaksanaan pembangunan Rusunawa 2016.
- Rekomendasi advise teknis dan non teknis terkait pelaksanaan untuk
pengendalian kegiatan.

2. Pendampingan dan Pelayanan Informasi

Pelayanan informasi merupakan aspek penting yang harus berjalan dengan


baik di tingkat pusat dan daerah, meliputi:

- Menyusun informasi di sistem informasi pembangunan Rusunawa 2016


dan penyebarluasan informasi kegiatan di tiap level struktural dan satuan
kerja.

Usulan Teknis

Konsultan Manajemen Pusat Pembangunan Rusunawa 2016 (DTRS 16-27) B.2. - 3


B. Pendekatan dan Metodologi

- Menyusun pelaporan hasil inventarisasi permasalahan di lapangan dari


hasil proses pendampingan dan pelayanan informasi di tiap level struktural
dan satuan kerja.

- Rekomendasi advise teknis dan non teknis terkait pelaksanaan


pembangunan.

3. Konsolidasi Database

KMP dalam penugasannya terkait konsolidasi data mencakup :


- Menyusun format baku terkait pelaporan pemantauan dan evaluasi
terhadap kemajuan pekerjaan pembangunan Rusunawa.
- Menyusun pelaporan serta inventarisasi permasalahan di lapangan dari
hasil data yang diperoleh.
- Terintegrasinya data di lokasi pembangunan dengan database yang ada
dalam Sistem Informasi;

4. Evaluasi, Pelaporan dan Dokumentasi

KMP harus melakukan evaluasi pelaksanaan kegiatan untuk memberikan


input kepada Struktural di tingkat pusat, Satuan kerja dan tim pelaksana
pada setiap pelaksanaan kegiatan pengendalian pelaksanaan
pembangunan Rusunawa. Evaluasi yang dilakukan oleh KMP mencakup:
- Evaluasi terhadap kemajuan progres per dua mingguan terutama
terhadap pelaksanaan pembangunan rusunawa 2016.
- Mampu menyampaikan kabupaten/kota yang yang berpotensi
bermasalah akibat kualitas perencanaan, pembangunan, pemanfaatan
yang kurang baik atau membutuhkan bantuan penyelesaian konflik;
- Rekomendasi advise teknis dan non teknis terkait Evaluasi, Pelaporan
dan Dokumentasi.
Usulan Teknis

Konsultan Manajemen Pusat Pembangunan Rusunawa 2016 (DTRS 16-27) B.2. - 4


B. Pendekatan dan Metodologi

KMP harus melakukan pelaporan dan dokumentasi berkala dari tingkat


pelaksana di lapangan melalui MK dan sampai ke pusat. Pelaporan
konsultan terdiri dari laporan pendahuluan, laporan mingguan, bulanan,
draft final dan laporan akhir. Laporan mingguan menjadi laporan yang
sangat penting, karena akan memuat informasi proses pelaksanaan
sesuai dengan capaian pada minggu yang bersangkutan dan berbagai
permasalahan yang perlu ditindaklanjuti. Laporan bulanan KMP
merupakan konsolidasi dari laporan monitoring dan evaluasi yang telah
dikonsolidasi dengan MK dan Pelaksana kegiatan. Tugas KMP juga
antara lain adalah memastikan bahwa pelaporan ini dapat tersampaikan
secara rutin, tepat waktu dan akurat. KMP menyampaikan rekomendasi
tindak turun tangan jika penyampaian pelaporan mengalami
keterlambatan. KMP berkewajiban untuk menyerahkan laporan
pelaksanaan tugasnya yang mencakup :
- Asistensi setiap draft laporan sebelum diserahkan.
- Pemenuhan kuantitas dan kualitas substansi laporan sebagaimana
yang ditentukan dalam kontrak.

TINJAUAN UMUM
Proses Konsultan Manajemen/ Konsultan Manajemen Pusat Pembangunan
Rusunawa 2016 (DTRS 16-27) hanya 210 hari kalender seperti tertuang di dalam
Kerangka Acuan Kerja. Hal ini mengandung konsekuensi diterapkannya suatu strategi
penanganan yang tepat.

Oleh karenanya kami terlebih dahulu mengenali parameter-parameter yang


berpengaruh terhadap proses penyusunan laporan itu sendiri, dan dalam hal ini kami
melakukan pendekatan mengenai hal-hal antara lain :

Usulan Teknis

Konsultan Manajemen Pusat Pembangunan Rusunawa 2016 (DTRS 16-27) B.2. - 5


B. Pendekatan dan Metodologi

1. Penyusunan team yang representative dan kualitatif


Menyadari akan singkatnya waktu yang tersedia kami berhati-hati di dalam
menugaskan tenaga ahli yang kami miliki guna menjaga proses pelaksanaan
kegiatan baik yang tergolong dalam pekerjaan standard maupun nonstandard.

Organisasi Team dipimpin oleh Team Leader mempunyai akses penuh terhadap
sumber daya yang dimiliki oleh Perusahaan menyangkut peralatan dan personal,
termasuk di dalamnya kewenangan memutuskan permasalahan teknis di
lapangan sebatas tuntutan kontrak.

2. Identifikasi dan koordinasi kegiatan terhadap unsur-unsur yang terkait.


Pengenalan terhadap unsur-unsur terkait sebagai Konsultan Manajeman pada
kegiatan Konsultan Manajemen Pusat Pembangunan Rusunawa ini sangatlah
diperlukan karena dengan pengenalan ini tim kami dapat lebih cepat mengambil
suatu langkah-langkah pemecahan masalah yang timbul dengan mengakomodir
berbagai input / masukan pihak-pihak yang terkait di dalam proses ini.

Selanjutnya koordinasi yang rutin baik bersifat formal maupun informal perlu
dibangun dan dilaksanakan. koordinasi tersebut secara formal terkemas dalam
kegiatan :

1. pengawasan dan pengendalian


2. konsolidasi database
3. evaluasi permasalahan disertai rekomendasi
4. penyediaan pelaporan dan dokumentasi berkala termasuk profil,
database dan dokumentasi.

3. Pengenalan permasalahan sedini mungkin guna mempersiapkan tindakan


antisipasi.

Usulan Teknis

Konsultan Manajemen Pusat Pembangunan Rusunawa 2016 (DTRS 16-27) B.2. - 6


B. Pendekatan dan Metodologi

Yang kami maksudkan di sini adalah kami akan melakukan survey pendahuluan
secermat dan sedetail mungkin sehingga dapat kami prediksikan permasalahan-
permasalahan yang mungkin timbul untuk kemudian kami informasikan kepada
pengguna anggaran / unsur teknis untuk dibicarakan dan dicarikan pemecahan
terhadap masalah tersebut sehingga di dalam proses konsultan manajemen
nantinya sudah dapat menjadi masukan-masukan baru.

4. "Quick Information" / aktif mengenali informasi dan data baru


mendukung point 3 di atas sebagai wujud keaktifan di dalam penanganan
Konsultan Manajemen ini, identifikasi permasalahan saja kurang memenuhi
kebutuhan, oleh karenanya secara terjadwal dilakukan koordinasi / pertemuan
rutin dengan pengelola kegiatan (tem teknis proyek), guna menggali informasi
baru di samping komunikasi informal yang dilakukan. mengingat jangka waktu
kegiatan 210 hari kalender

B.2.2. Pendekatan Teknis

2.2.1. Perumusan Skenario Pekerjaan.

Konsultan mempunyai tugas pokok membantu Pengguna Anggaran/ Pejabat


Pembuat Komitmen dalam setiap proses kegiatan yang akan dilaksanakan,
hingga pekerjaan selesai secara keseluruhan dan dapat diterima sebagai bahan
dalam proses manajemen. Spesifikasi yang dituntut dalam proses Konsultan
manajemen nantinya tetap melakukan pengawasan yang dilakukan oleh pihak
manajemen konstruksi terhadap kemajuan pelaksanaan pembangunan
Rusunawa.

Usulan Teknis

Konsultan Manajemen Pusat Pembangunan Rusunawa 2016 (DTRS 16-27) B.2. - 7


B. Pendekatan dan Metodologi

Lingkup kegiatan ini adalah Kegiatan Konsultan Manajemen/ Konsultan


Manajemen Pusat Pembangunan Rusunawa 2016 (DTRS 16-27) Sedangkan
lingkup tugas yang harus dilaksanakan oleh Konsultan Manajemen adalah
berpedoman pada ketentuan yang berlaku, khususnya Peraturan Mentri
Pekerjaan Umum Nomor 5 Tahun 2007 tentang Pedoman Teknis Pembangunan
Rumah Susun Sederhana Bertingkat Tinggi.

a. Tanggungjawab Konsultan Manajemen Pembangunan


Beberapa hal yang menjadi tanggungjawab yang harus dilaksanakan oleh
Konsultan Manajemen sesuai yang diharapkan dalam KAK adalah

 Konsultan Manajemen bertanggung jawab secara professional atas


jasa Konsultan yang dilakukan sesuai ketentuan Undang-Undang
No.18 tentang jasa Kontruksi dan peraturan pelaksanaanya,serta kode
tata laku profesi yang berlaku;
 Secara umum tanggung jawab konsultan Manajemen adalah
memberikan masukan tentang dinamika proyek pembangunan :
1. Ketetapan fungsi seperti yang dibutuhkan (baik secara kualitas
maupun kuantitas) sesuai standar/peraturan yang berlaku
sehingga kontruksi mencapai hasil dan daya guna yang seoptimal
mungkin,serta memenuhi syarat teknis yang dapat
dipertanggungjawabkan dan memperhatikan asas rekomendasi
advise bangunan sebagai berikut :
a) Mampu memberikan dukungan teknis manajemen dan
pendampingan kepada Direktorat Rumah Susun dalam
melaksanakan program yang mencakup pembinaan,
pengendalian, monitoring dan evaluasi pelaksanaan
pembangunan Rusunawa tahun anggaran 2016.
b) Telah memberikan fasilitas berupa pendampingan dan
bantuan manajemen pelaksanaan kegiatan Pembangunan
Usulan Teknis

Konsultan Manajemen Pusat Pembangunan Rusunawa 2016 (DTRS 16-27) B.2. - 8


B. Pendekatan dan Metodologi

Rusunawa di tingkat pusat pada proses dimulainya


pelaksanaan fisik sampai pada berakhirnya pembangunan
Rusunawa nantinya.
c) Berdasarkan pengamatan dan pengolahan informasi terkait
dengan pelaporan Penyedia jasa (kontraktor, MK) dan jika
diperlukan terbangunnya pelaksanaan koordinasi antar
stakeholder pelaksana kegiatan di tingkat pusat, provinsi
dan kabupaten

2. Konsultan Manajemen wajib untuk membuat masukan


sedemikian rupa sehingga memenuhi asas ketepatan waktu
pembangunan proyek sesuai batas waktu berlakunya
anggaran/waktu yang telah ditetapkan dan ketepatan biaya sesuai
batasan anggaran yang tersedia/ditetapkan. Pekerjaan yang akan
dilaksanakan oleh penyedia jasa seperti yang dimaksud pada
KAK harus memperhatikan kriteria umum disesuaikan
berdasarkan pedoman pelaksanaan.

b. Sasaran
Beberapa sasaran kegiatan yang harus dilaksanakan oleh Konsultan
Manajemen sesuai yang diharapkan dalam KAK minimal meliputi :

 Terarahnya pelaksanaan program Konsultan Manajemen/ Konsultan


Manajemen Pusat Pembangunan Rusunawa 2016 (DTRS 16-27)
pada khususnya, dan pelaksanaan pembangunan Kawasan
Konsultan Manajemen Pusat Pembangunan Rusunawa 2016
(DTRS 16-27) pada umumnya.
 Tersedianya landasan/dasar bagi Kawasan Konsultan Manajemen
Pusat Pembangunan Rusunawa 2016 (DTRS 16-27) dalam
Usulan Teknis

Konsultan Manajemen Pusat Pembangunan Rusunawa 2016 (DTRS 16-27) B.2. - 9


B. Pendekatan dan Metodologi

membuat masukan terhadap pihak manjemen konstruksi terhadap


kemajuan pelaksanaan pembangunan.
 Terkendalinya proses pengawasan pelaksanaan pembangunan
Konsultan Manajemen/ Konsultan Manajemen Pusat
Pembangunan Rusunawa 2016 (DTRS 16-27) memenuhi
persyaratan pedoman pelaksanaan, dari segi kuantitas dan kualitas
yang diwujudkan.
 Hasil rekomendasi advise Konsultan Manajemen Pusat
Pembangunan Rusunawa 2016 (DTRS 16-27) telah sesuai dengan
draf laporan memenuhi kuantitas dan kualitas substansi laporan
sebagaimana yang ditentukan dalam kontrak.

1) Kriteria Khusus
Pekerjaan yang akan dilaksanakan oleh konsultan Manajemen seperti
yang dimaksud pada KAK harus memperhatikan kriteria khusus
berdasarkan, fungsi bangunan dan teknis lainnya yang berkaitan, yaitu
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 36 Tahun 2005 tentang
Peraturan Pelaksanaan Undang-undang Nomor 28 Tahun 2002 tentang
Bangunan Gedung, pada pasal 16 dan 31

Selain dari kriteria diatas, di dalam melaksanakan tugasnya Konsultan


Manajemen hendaknya memperhatikan azas-azas rekomendasi advise
sebagai berikut :

1. Mampu memberikan dukungan teknis manajemen dan


pendampingan kepada Direktorat Rumah Susun dalam
melaksanakan program yang mencakup pembinaan, pengendalian,
monitoring dan evaluasi pelaksanaan pembangunan Rusunawa
tahun anggaran 2016.

Usulan Teknis

Konsultan Manajemen Pusat Pembangunan Rusunawa 2016 (DTRS 16-27) B.2. - 10


B. Pendekatan dan Metodologi

2. Telah memberikan fasilitas berupa pendampingan dan bantuan


manajemen pelaksanaan kegiatan Pembangunan Rusunawa di
tingkat pusat pada proses dimulainya pelaksanaan fisik sampai pada
berakhirnya pembangunan Rusunawa nantinya.

3. Berdasarkan pengamatan dan pengolahan informasi terkait dengan


pelaporan Penyedia jasa (kontraktor, MK) dan jika diperlukan
terbangunnya pelaksanaan koordinasi antar stakeholder pelaksana
kegiatan di tingkat pusat, provinsi dan kabupaten

b. Kebutuhan Tenaga
Untuk melaksanakan tugasnya, tenaga-tenaga ahli yang dibutuhkan dalam
kegiatan Konsultan Manajemen Pembangunan minimal terdiri dari :

Personil yang terlibat dalam Penyusunan Konsultan Manajemen/ Konsultan


Manajemen Pusat Pembangunan Rusunawa 2016 (DTRS 16-27) adalah
sebagai berikut :

b.1. Tenaga Ahli

Dalam pelaksanaan kegiatan Konsultan Manajemen Pusat Pembangunan


Rusunawa 2016 (DTRS 16-27) , dibutuhkan:

1. Ketua Tim (Team Leader)

Satu orang Ketua Tim (TL) yang mempunyai pengalaman 8 (delapan) tahun
sebagai Team Leader, memiliki latar belakang pendidikan (S-1/S2) dari Teknik
Sipil atau Arsitektur atau Planologi (Perencanaan Wilayah dan Kota) lulusan
universitas/perguruan tinggi negeri atau perguruan tinggi swasta yang telah
diakreditasi atau yang telah lulus ujian negara atau perguruan tinggi luar negeri
yang telah diakreditasi oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Diutamakan yang telah mempunyai pengalaman sebagai ketua tim konsultan

Usulan Teknis

Konsultan Manajemen Pusat Pembangunan Rusunawa 2016 (DTRS 16-27) B.2. - 11


B. Pendekatan dan Metodologi

managemen pusat selama 3 (tiga) tahun. Kualifikasi dan kompetensi harus


dibuktikan dengan Surat Keterangan Keahlian (SKA). Berpengalaman dalam
pelaksanaan kegiatan pembangunan fisik, memahami mekanisme
pembangunan, memahami mekanisme pembangunan di tingkat daerah,
manajemen proyek, serta mengenal jaringan kerja Lembaga Swadaya
Masyarakat (LSM). dengan tugas dan tanggung jawab:

a. Mengkoordinasikan seluruh tenaga ahli dan tenaga penunjang, menyangkut


tugas, hasil yang akan dicapai (output), jadwal penugasan dan jadwal output
pekerjaan antara lain;

 Dalam bidang pengawasan dan pengendalian yaitu; mengidentifikasi


lokasi-lokasi terpilih kegiatan pelaksanaan pembangunan Rusunawa
beserta prasarana dan sarana termasuk dalam pedoman;
mengidentifikasi perizinan, standar teknis, dan kelaikan fungsi melalui
pemeriksaan berkala pada lokasi terpilih; kunjungan lapangan,
konsolidasi dan konsinyasi terkait laporan progres lapangan;
Melaporkan dan menginventaris permasalahan dan tindak lanjut
berdasarkan hasil monitoring dan kunjungan lapangan; menyediakan
mapping pelaksanaan pembangunan rusunawa 2016.

 Dalam bidang Konsolidasi data yaitu: penyusunan format baku


pengendalian berupa pemantauan dan evaluasi; menganalisa dan
menilai data yang diperoleh, terintegrasinya data lokasi pengendalian
Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh berbasis Sistem Informasi
(SI);

 Dalam bidang evaluasi yaitu: mengevaluasi, Inventarisasi


permasalahan disertai rekomendasi tindak lanjut, termasuk evaluasi

Usulan Teknis

Konsultan Manajemen Pusat Pembangunan Rusunawa 2016 (DTRS 16-27) B.2. - 12


B. Pendekatan dan Metodologi

implementasi Pedoman peraturan, evaluasi terhadap kemajuan


progres per dua mingguan.

 Dalam bidang pelaporan dan dokumentasi :Penyediaan pelaporan dan


dokumentasi berkala termasuk profil, database dan dokumentasi
termasuk foto 0%-50%-100% dan buku profil/ pedoman best practices.

b. Mengkoordinasikan penyediaan kesimpulan dan rekomendasi advise teknis


dan non teknis terkait pengawasan dan pengendalian, poendampingan dan
layanan informasi, konsolidasi data,evaluasi, pelaporan dan dokumentasi
kegiatan yang akan datang.

2. Tenaga Ahli Struktur

Satu orang Tenaga Ahli yang mempunyai pengalaman 5 (lima) tahun sebagai
Tenaga Ahli Struktur, memiliki latar belakang pendidikan (S-1/S2) dari Teknik
Sipil lulusan universitas/perguruan tinggi negeri atau perguruan tinggi swasta
yang telah diakreditasi atau yang telah lulus ujian negara atau perguruan tinggi
luar negeri yang telah diakreditasi oleh Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan. Kualifikasi dan kompetensi harus dibuktikan dengan Surat
Keterangan Keahlian (SKA). Berpengalaman dalam pelaksanaan kegiatan
pembangunan fisik, memahami mekanisme pembangunan, memahami
mekanisme pembangunan di tingkat daerah, manajemen proyek, serta
mengenal jaringan kerja Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM). dengan tugas
dan tanggung jawab:

a. Mengidentifikasi lokasi-lokasi terpilih kegiatan pelaksanaan pembangunan


Rusunawa 2016 beserta prasarana dan sarana sesuai pedoman dan
peraturan yang ada;

Usulan Teknis

Konsultan Manajemen Pusat Pembangunan Rusunawa 2016 (DTRS 16-27) B.2. - 13


B. Pendekatan dan Metodologi

b. Mengidentifikasi perizinan, standar teknis, dan kelaikan fungsi melalui


pemeriksaan berkala pada lokasi terpilih sesuai undang-undang;

c. Melakukan kunjungan lapangan, konsolidasi dan konsinyasi terkait laporan


progres lapangan;

d. Menyediakan laporan, inventaris permasalahan di lapangan dan


rekomendasi Tindak Turun Tangan (T3) dari hasil monitoring dan
kunjungan lapangan di tiap level pemerintahan dan masyarakat;

e. Menyediakan mapping pelaksanaan kegiatan pelaksanaan pembangunan


Rusunawa 2016.

f. Menyediakan rekomendasi advise teknis dan non teknis terkait


pengawasan dan pengendalian kegiatan yang akan datang.

3. Tenaga Ahli Arsitektur

Satu Orang Tenaga Ahli yang mempunyai pengalaman 5 (lima) tahun sebagai
Tenaga Ahli Arsitektur, memiliki latar belakang pendidikan (S-1/S2) dari
Jurusan Arsitektur lulusan universitas/perguruan tinggi negeri atau perguruan
tinggi swasta yang telah diakreditasi atau yang telah lulus ujian negara atau
perguruan tinggi luar negeri yang telah diakreditasi oleh Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan. Kualifikasi dan kompetensi harus dibuktikan
dengan Surat Keterangan Keahlian (SKA) bila ada. Berpengalaman dalam
pelaksanaan kegiatan pembangunan fisik, memahami mekanisme
pembangunan, memahami mekanisme pembangunan di tingkat daerah,
manajemen proyek, serta mengenal jaringan kerja Lembaga Swadaya
Masyarakat (LSM). dengan tugas dan tanggung jawab:

Usulan Teknis

Konsultan Manajemen Pusat Pembangunan Rusunawa 2016 (DTRS 16-27) B.2. - 14


B. Pendekatan dan Metodologi

a. Menyusun informasi di media sistem informasi pembangunan rusunawa


2016 dan penyebarluasan informasi kegiatan di struktural dan satuan
kerja.

b. Menyusun pelaporan serta inventarisasi permasalahan di lapangan dari


hasil proses pendampingan dan pelayanan informasi di Struktural dan
Satuan Kerja;

c. Mempunyai kesimpulan dan rekomendasi advise teknis dan non teknis


terkait pendampingan dan pelayanan informasi kegiatan.

3. Tenaga Ahli Mekanikal dan Elektrikal

Satu orang Tenaga Ahli yang mempunyai pengalaman 5 (lima) tahun sebagai
Tenaga Ahli Mekanikal dan Elektrikal, memiliki latar belakang pendidikan (S-
1/S2) dari Teknik Mesin/Elektronika, lulusan universitas/perguruan tinggi negeri
atau perguruan tinggi swasta yang telah diakreditasi atau yang telah lulus ujian
negara atau perguruan tinggi luar negeri yang telah diakreditasi oleh
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Kualifikasi dan kompetensi harus
dibuktikan dengan Surat Keterangan Keahlian (SKA) bila ada. Berpengalaman
dalam pelaksanaan kegiatan pembangunan fisik, memahami mekanisme
pembangunan, memahami mekanisme pembangunan di tingkat daerah,
manajemen proyek, serta mengenal jaringan kerja Lembaga Swadaya
Masyarakat (LSM). dengan tugas dan tanggung jawab:

a. Menyusun format baku terkait pelaporan konsolidasi data yang disepakati


antara Struktural, satuan keraj, Kontraktor dan MK.

b. Menyusun pelaporan serta inventarisasi permasalahan di lapangan dari


hasil data yang diperoleh.

Usulan Teknis

Konsultan Manajemen Pusat Pembangunan Rusunawa 2016 (DTRS 16-27) B.2. - 15


B. Pendekatan dan Metodologi

c. Mengintegrasi data lokasi pengendalian Pelaksanaan Pembangunan


Rusunawa berbasis Sistem Informasi (SI);

d. Mempunyai kesimpulan dan rekomendasi advise teknis dan non teknis


terkait konsolidasi database kegiatan yang akan datang.

4. Tenaga Ahli Programmer

Satu orang tenaga ahli yang mempunyai pengalaman 5 (lima) Tahun sebagai
tenaga ahli Programmer dengan latar belakang pendidikan (S-1) dari Teknik
Informatika/Sistem Informasi, diprioritaskan mempunyai pengalaman
profesional dalam menyusun program pelaporan pembangunan pengalaman
minimal 3 (tiga) tahun yang dapat membantu Struktural atau Satuan Kerja
dalam mengambil keputusan yang tepat. Dengan tugas dan tanggung jawab:

a. Menyusun laporan evaluasi terhadap Kualitas implementasi Pedoman


Pelaksanaan Pembangunan rusunawa 2016.

b. Menyusun laporan evaluasi terhadap kemajuan progres per dua mingguan.

c. Menyusun laporan berisi kabupaten/kota yang yang berpotensi bermasalah


akibat kualitas perencanaan, pembangunan, pemanfaatan yang kurang
baik atau membutuhkan bantuan struktural;

d. Mempunyai kesimpulan dan rekomendasi advise teknis dan non teknis


terkait Evaluasi, Pelaporan dan Dokumentasi.

e. Menyusun pelaporan dan dokumentasi minimal 8 megapixel berupa foto-


foto: kegiatan-kegiatan persiapan, pra dan pasca konstruksi (0%, 50%,
100%) dan Dokumen / buku Kumpulan Best Practices.

b.. Tenaga Asisten Ahli

Usulan Teknis

Konsultan Manajemen Pusat Pembangunan Rusunawa 2016 (DTRS 16-27) B.2. - 16


B. Pendekatan dan Metodologi

Adapun Tenaga Pendukung yang dilibatkan dalam pekerjaan ini meliputi :


1) Asisten Tenaga Ahli Struktur
Asisten tenaga ahli yang dibutuhkan adalah Sarjana Strata Satu (S-1) Teknik
Sipil lulusan universitas/perguruan tinggi negeri atau perguruan tinggi swasta
yang telah terakreditasi. Tugasnya adalah membantu/mendukung pekerjaan
Tenaga Ahli Struktur.
2) Asisten Tenaga Ahli Arsitektur
Asisten tenaga ahli yang dibutuhkan adalah Sarjana Strata Satu (S-1)
jurusan Arsitektur lulusan universitas/perguruan tinggi negeri atau perguruan
tinggi swasta yang telah diakreditasi. Tugasnya adalah
membantu/mendukung pekerjaan Tenaga Ahli Arsitektur.
3) Asisten Tenaga Ahli Mekanikal dan Elektrikal
Asisten tenaga ahli yang dibutuhkan adalah Sarjana Strata Satu (S-1) Teknik
Mesin/ Teknik Elektronika lulusan universitas/perguruan tinggi negeri atau
perguruan tinggi swasta yang telah diakreditasi. Tugasnya adalah
membantu/mendukung pekerjaan Tenaga Ahli Mekanikal dan Elektrikal.
4) Asisten Tenaga Ahli Data Base
Asisten tenaga ahli yang dibutuhkan adalah Sarjana Strata Satu (S-1)
jurusan Teknik Informatika/Sistem Informasi lulusan universitas/perguruan
tinggi negeri atau perguruan tinggi swasta yang telah diakreditasi, dengan
jumlah Orang Bulan sebesar 6 (enam) OB. Tugasnya adalah
membantu/mendukung pekerjaan Tenaga Ahli Programmer.
5) Tenaga Pendukung Lainnya
Tenaga pendukung lainnya merupakan tenaga administrasi dan pelayanan
untuk mendukung kinerja tenaga ahli dan asisten dalam kelancaran
pelaksanaan tugasnya. Tenaga pendukung lainnya meliputi : Sekretaris
merangkap administasi, , dan Operator Komputer.

Tugas Konsultan Manajemen dalam melaksanakan pekerjaan secara lengkap.


Tugas Konsultan Perencana terdiri dari:

1) Penyusunan laporan berisi telahaan Konsultan Manajemen/ Konsultan


Manajemen Pusat Pembangunan Rusunawa 2016 (DTRS 16-27)

Usulan Teknis

Konsultan Manajemen Pusat Pembangunan Rusunawa 2016 (DTRS 16-27) B.2. - 17


B. Pendekatan dan Metodologi

terhadap kerangka acuan kerja yang diberikan dan rencanan kerja ke


depan.
2) Memberikan laporan berisi laporan hasil survey lapangan dan laporan
kemajuan pembangunan pada bulan ke 2 beserta ekomendasi teknis
evaluasi pembangunan Rusunawa di 2016.
3) Memberi rangkuman masalah pembanguan yang terjai, tindak lanjut dan
hasil akhir dari tindak lanjut tersebut selama pembangunan Rusunawa di
Tahun anggaran 2016 beserta kesimpulan dan rekomendasi teknis
kebijakan ke depannya.

Secara kontraktual Konsultan Manajemen, bertanggung jawab kepada


Pengguna Anggaran dalam kegiatan operasionalnya. Konsultan Manajemen
dalam melaksanakan tugas akan mendapat bantuan bimbingan untuk
menentukan arah pekerjaan dari pengelola kegiatan yang terdiri dari Pengelola
Administrasi dan Keuangan serta Tim Teknis yang dibentuk sebagai pembantu
teknis dan bertanggung jawab kepada Pengguna Anggaran mengenai hasil
Perencanaan nantinya.

2.2.2. Perumusan Tenaga Ahli yang Kualified.

Tenaga ahli yang akan dilibatkan sangat menentukan produk pekerjaan.


Pendekatan yang dilakukan konsultan dalam menyikapi tenaga ahli ini adalah
dengan pertimbangan sebagai berikut :

 Kualifikasi pendidikan sesuai dengan tuntutan pemberi tugas


 Pengalaman tenaga Ahli dipilihkan yang sesuai dengan kegiatan
Perencanaan.
 Masa kerja (pengalaman) disesuaikan dengan TOR.
 Sertifikasi dilampirkan untuk memberikan keyakinan kepada pemberi tugas.
Usulan Teknis

Konsultan Manajemen Pusat Pembangunan Rusunawa 2016 (DTRS 16-27) B.2. - 18


B. Pendekatan dan Metodologi

2.2.3. Pengaturan Alokasi Waktu yang Cermat.

Pendekatan ini terutama untuk melakukan antisipasi dimana waktu pelaksanaan


kegiatan yang hanya 7 (tujuh) bulan atau 210 (dua ratua sepuluh) hari kalender.
Pendekatan yang dilakukan konsultan adalah sebagai berikut :

 Melakukan identifikasi jenis kegiatan yang harus dilakukan dan alokasi waktu
yang dibutuhkan untuk penyelesaian kegiatan.
 Menyusun kegiatan yang harus dilakukan secara berturutan (serial) dan
kegiatan yang dapat dilakukan secara pararel.
 Menyusun Kegiatan dan menjabarkan dalam batasan alokasi waktu yang
hanya 7 (tujuh) bulan.
 Merumuskan jumlah personil yang harus dilibatkan agar target setiap
kegiatan dapat tercapai dengan baik.
 Menyusun dalam bagan networking

B.2.3. Metodologi Penanganan Pekerjaan

Pada dasarnya tujuan akhir tugas Konsultan Manajemen adalah menghasilkan


monitoring dan evaluasi serta keseluruhan kelengkapan bagi pelaksana pembangunan
Rusunawa 2016 yaitu meliputi dokumen-dokumen, pengawasan dan pengendalian dan
biaya serta syarat-syarat pelaksanaan fisik. Metode serta cara penyajian yang paling
tepat untuk menghasilkan rencana yang terbaik, dalam masalah-masalah teknis yang
kesemuannya merupakan hal-hal yang perlu diusulkan Konsultan Manajemen untuk
dinilai kelengkapannya oleh pemberi tugas. Sesuai kajian permasalahan di atas maka
untuk penanganan Konsultan Manajemen dijabarkan sebagai berikut :

Usulan Teknis

Konsultan Manajemen Pusat Pembangunan Rusunawa 2016 (DTRS 16-27) B.2. - 19


B. Pendekatan dan Metodologi

2.3.1. Metode Standarisasi Perencanaan.

No. Lingkup Materi Standarisasi


1. Azas Rekomendasi Yang dimaksud adalah azas rekomendasi advice yaitu meliputi
Advice :
1. Mampu memberikan dukungan teknis manajemen dan
pendampingan kepada Direktorat Rumah Susun dalam
melaksanakan program yang mencakup pembinaan,
pengendalian, monitoring dan evaluasi pelaksanaan
pembangunan Rusunawa tahun anggaran 2016.
2. Memberikan fasilitas berupa pendampingan dan bantuan
manajemen pelaksanaan kegiatan Pembangunan
Rusunawa di tingkat pusat pada proses dimulainya
pelaksanaan fisik sampai pada berakhirnya pembangunan
Rusunawa nantinya.
3. Melaksanakan pengamatan dan pengolahan informasi
terkait dengan pelaporan Penyedia jasa (kontraktor, MK)
dan jika diperlukan terbangunnya pelaksanaan koordinasi
antar stakeholder pelaksana kegiatan di tingkat pusat,
provinsi dan kabupaten.
3. Jangka Waktu 1. Konsultan Manajemen harus menyusun jadwal kerja dan
Pelaksanaan jadwal pertemuan berkala dalam rangka penyelesaian
tugasnya.
2. Waktu pelaksanaan mengikat untuk itu batas waktu
penugasan menjadi acuan.
3. Jangka waktu penugasan adalah 210 (dua ratus sepuluh)
hari kalender.
4. Melaksanakan pengawasan berkala pada saat

Usulan Teknis

Konsultan Manajemen Pusat Pembangunan Rusunawa 2016 (DTRS 16-27) B.2. - 20


B. Pendekatan dan Metodologi

No. Lingkup Materi Standarisasi


pelaksanaan konstruksi.
5. Konsultan harus menyusunan rencana kerja yang lengkap
meliputi : jadwal kegiatan, distribusi tenaga ahli yang
dilibatkan serta konsep penanganan pekerjaan Konsultan
Manajemen

2.3.2. Metode Pelaksanaan Pekerjaan.

Secara prinsip pelaksanaan kegiatan Perencanaan akan mengacu pada


Tahapan Pelaksanaan Teknis Konsultan Manajemen Pusat Pembangunan
Rusunawa 2016 (DTRS 16-27) yang ditetapkan yaitu sebagai berikut :

No. Tahap Uraian


1. Tahap Persiapan a. Penelaahan Kerangka Acuan Kerja (KAK).
b. Penyusunan rencana kerja, Distribusi personil dan
organisasi pelaksanaan kegiatan.
c. Penelaahan NSPK, kebijakan dan dokumen yang
terkait dengan kegiatan Konsultan Manajemen
Pusat Pembangunan Rusunawa Tahun Anggaran
2016.
d. Penyusunan database dan validasi lokasi terpilih
pembangunan Rusunawa 2016.
e. Penyiapan format dan Instrument pengendalian
pembangunan Rusunawa 2016 meliputi proses
pemantauan dan evaluasi.
f. Koordinasi awal kunjungan lapangan dengan MK
dan Pelaksana kegiatan.
2. Tahap a. Monitoring berkala baik langsung (Kunjungan
Pembangunan Lapangan) maupun tidak langsung (Sistem
Informasi), Survei awal, survei pertengahan, survei
akhir

Usulan Teknis

Konsultan Manajemen Pusat Pembangunan Rusunawa 2016 (DTRS 16-27) B.2. - 21


B. Pendekatan dan Metodologi

No. Tahap Uraian


b. Menginventaris permasalahan dilapangan beserta
rencana tindak lanjut/ tindak turun tangan (T3).
c. Evaluasi hasil survei da pelaksanaan pembanguna
Rusunawa 2016.
3. Tahap Pemanfaatan Tahap Pemanfaatan dan Pelaporan Pelaporan hasil
dan Pelaporan pengendalian dan monitoring oleh konsultan
disampaikan secara berkala, rutin dan tepat waktu
kepada Satuan Kerja dan Struktural di tingkat pusat.

Usulan Teknis

Konsultan Manajemen Pusat Pembangunan Rusunawa 2016 (DTRS 16-27) B.2. - 22


B. Pendekatan dan Metodologi

Diagram 2 :

TAHAPAN PELAKSANAAN KONSULTAN MANAJEMEN PEMBANGUNAN RUSUNAWA 2016 (DTRS 16-27)

Pengintegrasian
Penelaahan KAK Monitoring berkala hasil
pelaksanaan
dan NSPK
pembangunan
OUTPUT
Penyediaan
Mapping KUALITATIF
Penanganan (Bantuan Teknis)
Penyiapan format dan Evaluasi Hasil
KONSULTAN Pembangunan KUANTITATIF
Survei
MANAJEMEN instrument pengendalian
Penyediaan (Pelaporan)
Bangunan
Pelaporan dan
Dokumentasi

Koordinasi Awan dan Inventarisasi


Penyusunan
Kunjungan Lapangan Permasalahan
Dokumen Profil

Usulan Teknis
B.2. - 23
Konsultan Manajemen Pusat Pembangunan Rusunawa 2016 (DTRS 16-27)
B. Pendekatan dan Metodologi

B.2.4. Strategi Pelaksanaan Pekerjaan

2.4.1. Metode Pelaksanaan Pekerjaan.

Metode pelaksanaan untuk mampu mewujudkan output kualitatif dan kuantitatif


merupakan persyaratan mutlak dan melekat untuk pepmberian kesimpulan agar
tahapan evaluasi dan rekomendasi berjalan optimal maka dibuatlah langkah-
langkah terstruktur sebagai strategi mencapai output. Hal itu dapat digambarkan
seperti diagram alir di bawah ini.

Diagram .1.

Alur Strategi Aksi

Persiapan Pembangunan Pelaporan Output

Evaluasi dan Rekomendasi

Adapun rincian strategi pelaksanaan pekerjaan sesuai tahapan pekerjaan dapat


dijabarkan dalam diagram sebagai berikut

2.4.2. Persetujuan Produk.

Hasil pekerjaan yang dilaksanakan Konsultan Manajemen, untuk pengesahan


progress pekerjaan tersebut harus diketahui dan disetujui (minimal) oleh pihak-
pihak sebagai berikut :

Usulan Teknis
B.2. - 24
Konsultan Manajemen Pusat Pembangunan Rusunawa 2016 (DTRS 16-27)
B. Pendekatan dan Metodologi

Pemberi Tugas Tim Teknis


 Direktorat Jendral Penyediaan
(Kemetrian Pekerjaan Perumahan
 Satker Direktorat Penyediaan
Umum dan Rumah Susun
Perumahaan Rakyat)

Konsultan

Perencana

PT. Saranabudi User


Prakarsaripta

Hub. Kontraktual

Hub. Koordinasi

B.2.5. Apresiasi dan Inovasi

Di dalam Kerangka Acuan Kerja (KAK) telah dipaparkan tentang latar belakang
pentingnya pekerjaan Konsultan Manajemen Teknik Pelaksanaan Penataan Bangunan
dan Lingkungan Strategis. Maka perlu dilakukan pemetaan permasalahan dan
mengetahui rencana strategis untuk kegiatan fisik pelaksanaan penataan bangunan dan
lingkungan strategis.

Usulan Teknis
B.2. - 25
Konsultan Manajemen Pusat Pembangunan Rusunawa 2016 (DTRS 16-27)
B. Pendekatan dan Metodologi

2.5.1 Kebijakan Strategis MDG’s


Agenda Millenium Development Goals (MDG’s) dalam program pembangunan
perumahan sangat strategis untuk meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat. Untuk
menindaklanjuti Deklarasi tersebut upaya untuk mewujudkan program yang berpihak
pada masyarakat miskin/MBR, perlu disusun langkah-langkah strategis dan konkrit
untuk menciptakan lingkungan kehidupan bermukim yang sehat, produktif dengan
mengedepankan strategi pemberdayaan masyarakat serta menempatkan pelaku
masyarakat MBR sebagai pelaku pembangunan.

Di dalam MDG’s juga telah ditargetkan rencana pencapaian kinerja yang signifikan
sampai tahun 2020 untuk mengentaskan lingkungan yang kumuh, guna mewujudkan
lingkungan permukiman responsif dan berkelanjutan.

Terdapat substansi strategis yang perlu diperhatikan dikaitkan untuk peningkatkan


kualitas lingkungan permukiman, antara lain:

a. Upaya penanggulangan kemiskinan dikaitkan dengan pemenuhan kebutuhan


lingkungan tempat tinggal yang layak dan terjangkau dan penataan lingkungan
permukiman, kawasan yang tidak produktif, kumuh diprioritaskan bagi masyarakat
miskin/MBR.
b. Pengembangan pola kawasan-kawasan (Kasiba/Lisiba) dalam pemenuhan
permukiman skal besar diselaraskan dengan program pengembangan wilayah
dengan pengendalian harga yang mudah dijangkau seluruh lapisan masyarakat,
khususnya MBR.
c. Untuk unsur pendukung sub sektor permukiman dan perumahan memerlukan
adanya: standarisasi perumahan layak huni, pendayagunaan teknologi dan bahan
bangunan khusunya bahan lokal/setempat; pelestarian nilai-nilai budaya sritektur
setempat; pelembagaan pelayanan informasi dan komunkasi serta dukungan
pembaiayaan dan mobilisasi pendanaan.

Usulan Teknis
B.2. - 26
Konsultan Manajemen Pusat Pembangunan Rusunawa 2016 (DTRS 16-27)
B. Pendekatan dan Metodologi

d. Pencapaian kulaitas lingkungan permukiman dengan pengembangan pemantapan


kelembagaan serta fasilitasi pelaksanaan penataan ruang kawasan permukiman
yang transparan dan partisipatif melalui:
 Penyusunan, pengembangan dan sosialisasi berbagai produk peraturan
perundangan dalam penyelengaraan pembangunan permukiman
 Pemantapan kelembagaan yang reponsif dilingkungan Pemerintah, Badan
Usaha dan Masyarakat.
 Pengawasan pembangunan perumahan pada lahan-lahan yang tidak legal,
termasuk bagi keselamatan bangunan rumah yang memnuhi kekuatan dan
keawetan.

2.5.2 Sasaran dan Kegiatan Program


Kebijakan dan Strategis Nasional Perumahan dan Permukiman (KSNPP) pada
dasarnya merupakan kebijakan dan strategis dasar yang masih harus dijabarkan secara
lebih operasional oleh berbagai pihak yang berkepentingan dalam program penataan
bangunan dan lingkungan sub permukiman. Karenanya diperlukan penyiapan perangkat
pengaturan, perencanaan, pemrograman, pelaksanaan dan pengendalian serta
pengelolaan pembangunan dilakukan secara menyeluruh di semua tingkatan
pemerintahan baik di Pusat, Daerah Provinsi/Kabupaten/Kota sesuai kondisi dan
potensi setempat.

Sasaran program dan kegiatan program untuk penyelenggaraan penataan


bangunan dan lingkungan serta menyediakan kegiatan program: 1). meningkatkan
derajat kualitas lingkungan sehat, 2). meningkatkan kualiats hidup masyarakat, 3).
meningkatkan kualitas pelayanan prasarana dan sarana dasar lingkungan permukiman,
4). Meningkatkan penataan, pemanfaatan dan pengelolaan lingkungan permukiman
strategis, 5). Meningkatkan pemugaran rumah, tempat hunian.. Sasaranya agar
lingkungan permukiman dapat mendukung meningkatkan kegiatan perekonomian
masyarakat.

Usulan Teknis
B.2. - 27
Konsultan Manajemen Pusat Pembangunan Rusunawa 2016 (DTRS 16-27)
B. Pendekatan dan Metodologi

Pada dasarnya kegiatan program pembangunan perumahan swadaya melalui


Bantuan Sosial Perumahan/BLM untuk mendorong dan mendukung prakarsa
pemerintah Daerah dalam peningkatan dan pendayagunaan prasarana dan sarana
lingkungan agar kualitas lingkungan hidup MBR lebih baik terintegrasi dan disinergikan
dengan sistem prasarana kota.

Pendekatan penyelenggaraan melalui konsep pendekatan komponen


pemberdayaayn masyarakat dengan sistem sosial yang kohesif, peningkatan sosial
ekonomi meningkatkan produktifitas komunitas lokal serta pendayagunaan prasaranan,
sarana lingkungan permukiman yang dapat meningkatkan perikehidupan masyarakat
lokal.

Dalam program Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya (BSPS) perlu


penanganan secara holistik, sinergis dengan kebijakan nasional, ketentuan Undang-
undang dan kemampuan lokal, Pemerintah Daerah dan masyarakat yang menjadi
sasaran program kegiatan pembangunan perumahan di daerah.

2.5.3 Kebijakan dan Strategi Pembangunan Perumahan

Kebijakan dalam pembangunan perumahan dan permukiman memiliki tujuan agar


perkembangan fisik suatu lingkungan dapat mewujudkan dan mencapai sasaran bagi
peningkatan kualitas hidup dan mensejahterakan masyarakat. Arah kebijakan
pembangunan perumahan diharapkan pemerintah daerah, dan swasta mampu
menyediakan perumahan yang dapat diakses oleh Masyarakat Berpenghasilan
Rendah/MBR. Dan lingkungan perumahan yang mampu menciptakan lingkungan
kehidupan bermukim yang layak huni, aman, nyaman, serasi, selaras, seimbang dan
berjati diri serta berkelanjutan.

Untuk mengantisipasi daerah yang mengalami perkembangan cepat perlu


direspon dengan adanya arahan strategis hal ini sejalan dengan Kebijakan dan Strategi
Usulan Teknis
B.2. - 28
Konsultan Manajemen Pusat Pembangunan Rusunawa 2016 (DTRS 16-27)
B. Pendekatan dan Metodologi

Nasional Perumahan dan Permukiman/KSNPP, sesuai KepMEN KIMPRASWIL nomor


217/KPTS/M/2002, jelas-jelas telah memberikan arahan pembangunan permukiman
yang sehat, aman, harmonis dan harmonis guna mendukung pengembangan jati diri,
kemandirian dan mendorong produktivitas masyarakat.

Pembangunan perumahan dan permukiman bertujuan untuk menciptakan


kualitas lingkungan permukiman juga menjadi landasan bagi tahapan pembangunan
ekonomi selanjutnya yang mampu mendorong meningkatnya kehidupan masyarakat
berpenghasilan rendah. Di satu sisi karena didorong oleh semangat desentralisasi dan
otonomi daerah mengakibatkan kompetisi antar daerah telah mengesampingkan
kepentingan yang lebih tinggi, yaitu kepentingan nasional dan terkadang mengabaikan
prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan yang mampu mengantisipasi dan
mengendalikan perkembangan suatu lingkungan permukiman yang tidak searah dengan
pengaturan tata ruang wilayah.

Hal ini sejalan dengan amanah Undang-undang no 1 Tahun 2011 tentang


Penataan Ruang serta Undang-undang no 4 Tahun 1992 tentang Perumahan dan
Permukiman serta Undang – Undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan
Kawasan Permukiman

Rencana strategis secara nasional tersebut telah memberi amanah dan arahan
pembangunan di daerah agar sejalan dengan kebijakan nasional dan diharapkan
mampu mengantisipasi pertumbuhan dan perkembangan serta dapat mewujudkan
lingkungan perumahan dan pemukiman yang berkelanjutan dan memiliki jati diri sesuai
potensi dan karakteristik yang ada di daerah.

Maka dapat diidentifikasi permasalahan sebagai berikut:

a. Proses urbanisasi di kota-kota besar telah membawa berbagai kesenjangan sosial,


ekonomi dan membawa konsukuensi lingkungan permukiman tumbuh dan
berkembang tidak terkendali, padat dan penggunaan lahan tidak sesuai dengan

Usulan Teknis
B.2. - 29
Konsultan Manajemen Pusat Pembangunan Rusunawa 2016 (DTRS 16-27)
B. Pendekatan dan Metodologi

alokasi fungsi lahan yang tertuang dalam Rencana Tata Ruang Wilayah, sehingga
lingkungan menjadi kumuh.
b. Bagi kota-kota ukuran sedang mempunyai kendala fisik dalam perluasan
wilayahnya, menimbulkan potensi permasalahan pada keterbatasan lahan untuk
pengembangan perumahan baru.
c. Perkembangan pembangunan perumahan di daerah mengalami kendala dalam
penyaiapan lahan baru untuk penyiapan pembangunan perumahan baru.
d. Di satu sisi masih diperlukan penyediaan perumahan bagi MBR guna meningkatkan
kualitas lingkungan bermukim dan usaha produktif memenuhi persyaratan sehat,
produktif dan nyaman serta memenuhi kualitas dan standar permukiman perkotaan

UU No 5/1960 Peraturan Dasar Agraria Kepres No 32/1990 Penggunaan Tanah bagi


Pembangunan Industri
UU No 5/1990 Konservasi Sumber Daya

UU No 4/1992 Perumahan Permukiman


KepMen Kimpraswil No 217/KPTS/M/2002:
UU No 5/1992 Benda Cagar Budaya
Kebijakan & Strategi Nas. Perkim.
UU No 24/1992 Penataan Ruang

UU No 23/1997 Pengelolaan LH BANTUAN


KepMen Kimpraswil No 327/KPTS/M/2002: Pedoman
STIMULAN
UU No 28/2002 Bangunan Gedung. Penyusunan RTR Kawasan Perkotaan
PERUMAHAN
PP No 28/1996 Pelaksanaan Hak & Produk Peraturan di Daerah:
UU No 23/2004
Kewajiban, Pemerintah
bentuk Tata Daerah
Cara Peranserta
Masyarakat dlm Penataan Ruang. RENSTRA, RPJM, SK Walikota/Bupati tentang
Pembangunan Wilayah/Daerah.

PP No 69/2004 Penggunaan Tanah


PERDA- RTRW Provinsi/Kabupaten/Kota
Peraturan Pemerintah No 47/1997 RTRWN

PERMENDAGRI No 57/1993 IMB


PERDA tentang Bangunan & Bang. Khusus

IMB, Ijin Prinsip, HO, Keterangan Rinci Kota/GS

Usulan Teknis
B.2. - 30
Konsultan Manajemen Pusat Pembangunan Rusunawa 2016 (DTRS 16-27)
B. Pendekatan dan Metodologi

KONSULTAN MANAJEMEN PUSAT


PEMBANGUNAN RUSUNAWA 2016
KEGIATAN
(DTRS 16-27)
1. Pengawasan & Pengendalian
METODE PELAKSANAAN 2. Pendampingan & Pelayanan
Informasi
1. Tahap Persiapan
3. Konsolidasi Database
2. Tahap Pembangunan
4. Evaluasi, Pelaporan &
3. Tahap Pemanfaatan &
Dokumentasi
Pelaporan

KONSULTAN MANAJEMEN
LOKASI:

1. DKI Jakarta 13. Jawa Tengah.


2. Banda Aceh 14. DI. Yogjakarta
3. Medan. 15. Malang.
4. Padang. 16. Surabaya,
5. Batam. 17. Denpasar.
6. Jambi. 18. Mataram
7. Palembang. 19. Kupang.
8. Pekanbaru. 20. Banjarmasin.
9. Bengkuli. 21. Balikpapan.
10. Lampung. 22. Manado.
11. Banten. 23. Makasar
Usulan Teknis
12. Jawa Barat. 24. Palu.
B.2. - 31
Konsultan Manajemen Pusat Pembangunan Rusunawa 2016 (DTRS 16-27) 25. Papua
B. Pendekatan dan Metodologi

B.2.6. Peralatan Pendukung Pekerjaan

Berbagai kegiatan yang dilaksanakan oleh Konsultan PT. SARANABUDI


PRAKARSARIPTA menuntut tersedianya sarana dan prasarana penunjang yang
memadai tuntutan pelayanan prima bagi rekanan perusahaan. Pelayanan yang
diberikan tiap tahun diupayakan terus ditingkatkan, termasuk keberhasilannya
menjangkau pasar lokal, regional, nasional dan internasional, menuntut pentingnya
sarana prasarana penunjang dan perkantoran yang lengkap.

Kantor pusat PT. SARANABUDI PRAKARSARIPTA berlokasi di Jl. Kendeng Barat IV


No. 12 (Lt. 1) Semarang, suatu lokasi strategis di pusat kota yang dilengkapi dengan
berbagai kelengkapan seperti :

 Luas kantor lebih dari 600 m2.


 Sarana telepon (4 saluran) yang dilengkapi dengan Faxsimile dan Internet
untuk Browsing dan E-mail.
 Fasilitas internet yang dapat diakses 24 jam.
 Peralatan reproduksi dokumen yang lengkap.
 Puluhan komputer (PC) berteknologi terkini yang terdiri dari Single User maupun
Sistem LAN, processor Pentium IV, hard disk, RAM kapasitas tinggi yang
dilengkapi dengan peralatan pendukungnya seperti Plotter, Digitizer, Scanner,
Printer, LCD dan Modem (Internet).
 2 buah Laptop Thosiba Centrino keluaran terbaru.
 Ruang Studio yang berisi meja gambar beserta perlengkapannya, almari arsip,
dan reproduksi gambar.
 Ruang kerja konsultan dengan pembagian untuk ruang direksi, administrasi, staf
ahli dan ruang pertemuan/ruang rapat serta ruang komputer.

Usulan Teknis
B.2. - 32
Konsultan Manajemen Pusat Pembangunan Rusunawa 2016 (DTRS 16-27)
B. Pendekatan dan Metodologi

 Perpustakaan yang menghimpun buku-buku teks dan laporan hasil studi dalam
sistem Dewey.
 Peralatan digitizer dengan dukungan GPS dan alat ukur T0 dan T1
 Alat transportasi pendukung kerja dengan 4 buah kendaraan roda 2.
 Alat scanning dan kamera digital dengan fasilitas direct combine.

Jadual penggunaan peralatan pekerjaan Konsultan Manajemen Pembangunan


Rusunawa 2016 (DTRS 16-27), adalah sebagai berikut

JADWAL PERALATAN
KONSULTAN MANAJEMEN PUSAT PEMBANGUNAN RUSUNAWA 2016
PT. SARANABUDI PRAKARSARIPTA

No URAIAN BULAN KETERANGAN


I II III IV V VI VII

1 Telepon / Facsimile 1 ls

2 Komputer & Printer 1 buah

3 Laptop 1 buah

4 Supplies Komputer 1 ls

Usulan Teknis
B.2. - 33
Konsultan Manajemen Pusat Pembangunan Rusunawa 2016 (DTRS 16-27)

Anda mungkin juga menyukai