Anda di halaman 1dari 77

PENDEKATAN,

BAB V METODOLOGI DAN


PROGRAM KERJA
V.1 KONSEP DASAR

Diawali dengan pemahaman konsultan terhadap maksud, tujuan


serta pemahaman terhadap lingkup kerja, maka konsultan berkesimpulan
untuk menyajikan konsep dasar yang akan dijadikan filosofis terkait dengan
penyelesaian pekerjaan ini. Dari pemahaman KAK, dilaksanakan perumusan
pendekatan pelaksanaan pekerjaan & metodologi pelaksanaan pekerjaan
dengan mempertimbangkan alokasi dana pelaksanaan kegiatan dan alokasi
waktu pelaksanaan untuk dapat melaksanakan pekerjaan sesuai dengan
yang dimasksud dalam KAK.
Dilandasi oleh konsep dasar tersebut, selanjutnya konsultan akan
melakukan kegiatan, dengan lingkup penugasan dan metodologi umum
penyelesaian penugasan yang telah dikuasai oleh konsultan. Selanjutnya
konsultan berpendapat bahwa untuk menyelesaikan penugasan ini,
diperlukan tahapan / langkah-langkah penyelesaian yang dirangkum pada
pendekatan penyelesaian materi penugasan. Langkah-langkah yang
dilakukan konsultan untuk merumuskan pendekatan dan metodologi
pelaksanaan pekerjaan ini adalah :

1. Analisis dan evaluasi terhadap Kerangka Acuan Kerja. Hasilnya kemudian


digunakan sebagai dasar untuk merumuskan metodologi yang akan
diterapkan, membuat rencana kerja, susunan organisasi pelaksanaan
pekerjaan dan tenaga ahli yang akan dilibatkan dalam pelaksanaan
pekerjaan.
2. Menganalisa dan merumuskan metodologi yang paling baik untuk
diterapkan dalam pelaksanaan pekerjaan sehingga dapat mencapai

USULAN TEKNIS
V- 1
tujuan yang diinginkan sebagaimana telah ditentukan dalam KAK yaitu :
Membantu pengguna jasa untuk merencanakan Pengadaan dan
Pemasangan Sarana dan Prasarana Jaringan Air Bersih dari Ruas
Tegeh sari - Simpang Kali – Fourseason – Ayana
3. Menyusun dan menetapkan rencana kerja sebagai hasil jabaran
metodologi yang dipilih.

Konsep dasar perumusan Metodologi Pelaksanaan Pekerjaan


sebagaimana Gambar 5.1 berkut ini.

Perumusan
Kerangka Pendekatan & Hasil yang di
Acuan Kerja Metodologi inginkan
Pelaksanaan
Pekerjaan

Batasan-batasan :
Alokasi dana pelaksanaan pekerjaan
Alokasi waktu pelaksanaan

Gambar 5.1. Konsep Dasar Perumusan Metodologi Pelaksanaan Pekerjaan

V.1.1. PENDEKATAN

Beberapa pendekatan yang dilakukan Konsultan yaitu :

1. Pendekatan Umum
2. Pendekatan Struktur Organisasi
3. Pendekatan Kelembagaan
4. Pendekatan Teknis
5. Pendekatan Konseptual

V.1.1.1. Pendekatan Umum


Pendekatan umum antara lain :

 Membuat jadwal pelaksanaan pekerjaan untuk digunakan


sebagai acuan saat pelaksanaan pekerjaan.
 Memahami maksud dan tujuan proyek
 Berpedoman pada peraturan dan kebijakan pihak terkait yang
berhubungan dengan bidang penyediaan air minum

USULAN TEKNIS
V- 2
 Menggunakan peraturan, kebijakan dan kriteria/standar dari
Departemen Pekerjaan Umum sebagai pedoman.
 Kajian literatur dengan mereview materi informasi yang lainnya
untuk memperkaya wacana sehingga dalam pelaksanaan
pekerjaan ini lebih sempurna dan terarah.

V.1.1.2. Pendekatan Struktur Organisasi

Struktur organisasi pelaksanaan pekerjaan disusun sedemikian rupa


sehingga :
 Terbentuk kerjasama yang baik antara Konsultan dengan
Pemberi Tugas
 Adanya garis instruksi dan garis koordinasi yang jelas diantara
tenaga Konsultan
Semua anggota tim Konsultan akan dilengkapi dengan uraian
pekerjaan yang akan memberikan gambaran yang jelas untuk setiap
tenaga ahli mengenai tanggung jawab, wewenang dan hasil yang
diharapkan dari studi ini.

V.1.1.3. Pendekatan Kelembagaan


Dalam melakukan pekerjaan ini, Konsultan selain berhubungan
langsung dengan instansi yang terlibat langsung dengan pekerjaan
ini (Dinas Pekerjaan Umum Dan Penataan Ruang ), juga melakukan
koordinasi dengan instansi-instansi terkait lainnya di daerah .

V.1.1.4. Pendekatan Teknis


Untuk dapat melaksanakan suatu pekerjaan dengan baik, maka
sebelumnya dibuat suatu pendekatan teknis agar pekerjaan dapat
dilaksanakan secara sistematis dan praktis, sehingga tercapai
sasaran, efisien kerja, tenaga, dan waktu. Secara garis besar
beberapa pendekatan teknis yang akan dilakukan Konsultan dalam
rangka pelaksanaan pekerjaan ini antara lain :

 Melakukan koordinasi dan diskusi dengan Pemberi tugas


 Pengumpulan data primer dan sekunder yang mendukung
pekerjaan ini

USULAN TEKNIS
V- 3
 Analisa dan evaluasi data sesuai lingkup kerja
 Melibatkan tenaga ahli dari berbagai disiplin ilmu agar analisis
dan perencanaan dapat dilakukan secara ilmiah
 Melakukan pembahasan secara deskriptif dan analisis yang
mendalam agar hasil analisis perencanaan dan evaluasi sesuai
dengan yang diharapkan.

V.1.1.5. Pendekatan Konseptual

Air rninum merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia dan


sangat diperlukan dalam meningkatkan kualitas kehidupan manusia
dan pertumbuhan ekonomi suatu wilayah. Untuk itu perlu dilakukan
langkah-langkah yang komprehensif untuk meningkatkan pelayanan
air minum kepada masyarakat, melalui Penyusunan DED
Pengadaan dan Pemasangan Sarana dan Prasarana Jaringan
Air Bersih dari Ruas Tegeh Sari – Simpang Kali – Fourseason –
Ayana diharapakan dapat menjadikan pengembangan Sistem
Penyediaan Air Bersih (SPAB) di kawasan tersebut menjadi salah
satu solusi pemerataan layanan air bersih. Dengan demikian
pendekatan konseptual yang dilakukan untuk melaksanakan
pekerjaan ini yaitu :
 Melakukan kajian terhadap kondisi fisik lokasi, sumber air baku
dan sistem penyediaan air bersih eksisting
 Melakukan survey lapangan, survey konfirmasi kesiapan
(readiness criteria) pembangunan SPAB.
Dalam konteks pendekatan dan pengorganisasian untuk
menyelesaikan pekerjaan ini, tata cara pengaturan pekerjaan
merupakan kombinasi antara Konsultan dengan Tim Teknis (internal)
dan Konsultan dengan para pakar/pemerhati dan pengambil
kebijakan (ekternal). Dengan demikian dapat dipahami perlunya Tim
Konsultan untuk memanfaatkan semaksimal mungkin forum
workshop maupun diskusi sebagai wadah dalam melakukan
koordinasi internal dan ekternal.

V.1.2. METODOLOGI PENDEKATAN UMUM

USULAN TEKNIS
V- 4
Dilandasi oleh konsep dasar tersebut, selanjutnya konsultan akan
melakukan rencana kegiatan, dengan lingkup penugasan dan metodologi
umum penyelesaian penugasan yang telah dikuasai oleh konsultan.
Selanjutnya konsultan berpendapat bahwa untuk menyelesaikan penugasan
ini, diperlukan tahapan / langkah-langkah penyelesaian yang dirangkum
pada pendekatan penyelesaian materi penugasan.

DATA DAN Workshop


INFORMASI
Konsultan
Pusat

Pengembangan Identifikasi
PDAM
SPAB yg blm Ketersediaan
Kab.Badung
tersedia DED RISPAB di
Kab/Kota
Acuan
Penyusunan
Usulan RISPAB
Pengumpulan Pengembangan Sosialisasi
data skunder SPAB TA 2017/2018 tentang
Evaluasi RISPAM
Kinerja
PDAM
Survey lapangan Rencana Teknis
Pengembangan Kab/kota yg
SPAB menyusun
RISPAB
Readiness
Evaluasi criteria
Standart
criteria Review DED
Pengemb.
SPAB
Penyusunan DED Pendampingan
penyusunan
RISPAB
Gambar DED
RAB
Spesifikasi Teknis
Gambar DED
RAB Draft RISPAMB
Spesifikasi Teknis Kab/kota

Gambar 5.2. Metodologi Pendekatan Umum Penyusunan Detail


Engineering Design ( DED) Jarngan Air Bersih

V.1.3. PENDEKATAN PELAKSANAN KEGIATAN

Pada bagian ini akan dibahas pendekatan dan metodologi


pelaksanaan pekerjaan konsultan dalam mempersiapkan,

USULAN TEKNIS
V- 5
melaksanakan dan menyelesaikan pekerjaan ini sesuai dengan
arahan pelaksanaan pekerjaan pada Kerangka Acuan Kerja.
Metodologi pelaksanaan yang kami susun diharapkan akan mampu
menghasilkan keluaran sesuai dengan yang telah ditetapkan dalam
KAK.

Beberapa hal harus dipertimbangkan dalam perancangan


metodologi kegiatan, sehingga didapat hasil yang optimal dan
sesuai dengan arahan KAK. Dengan demikian pendekatan
pelaksanaan kegiatan diharapkan dapat memenuhi kriteria :
1. Kejelasan mengenai struktur dan elemen kegiatan sesuai
dengan KAK.
2. Pengendalian sinkronisasi urutan pelaksanaan dan penyelesaian
kegiatan selama perioda penugasan, khususnya yang terkait
dengan kegiatan utama, pelaporan dan pembahasan.
3. Optimalisasi pemanfaatan dana dan sumber daya konsultan.

Pekerjaan Penyusunan DED Pengadaan dan Pemasangan


Sarana dan Prasarana Jaringan Air Bersih dari Ruas Tegeh
Sari – Simpang Kali – Fourseason – Ayana secara umum
mengacu pada kisi-kisi metodologi studi, dimana pada pekerjaan ini
terdapat 3 (tiga) pokok kegiatan yang harus dilaksanakan yaitu :
A. Menyusun Detail Engineering Design ( DED ) Pengadaan dan
Pemasangan Sarana dan Prasarana Jaringan Air Bersih
dari Ruas Tegeh Sari – Simpang Kali – Fourseason – Ayana
.
B. Review Rencana Teknis (DED) sebelumnya ( jika ada )
Pengembangan Jaringan Air Bersih Di Kawasan tersebut.
C. Inventarisasi dan menelaahan Kelengkapan Readiness Criteria

Secara umum Kegiatan-kegiatan dalam pekerjaan ini dapat


digolongkan ke dalam enam kelompok kegiatan utama, yaitu :

1. Koordinasi serta kegiatan-kegiatan yang bertujuan untuk


mendapatkan data yang diperlukan.
2. Kegiatan-kegiatan yang bertujuan untuk penerapan aspirasi
stakeholders (diskusi, pendampingan, dll)

USULAN TEKNIS
V- 6
3. Kegiatan review/evaluasi/identifikasi yang bertujuan sebagai
bahan pengkajian untuk Tahapan yang lebih lanjut.
4. Kegiatan penyusunan / perumusan konsep pengembangan
Jaringan Air Bersih dalam hal pemanfaatan air baku,
pengembangan sistem.
5. Kegiatan yang berkaitan dengan review perencanaan detail yang
telah dibuat dalam hal kesiapan program, pemenuhan terhadap
standar yang telah diatur dalam NSPM bidang air minum serta
Peraturan lain yang berlaku.

V.1.3.1. Persiapan

1) Mobilisasi persiapan kerja


Merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mempersiapkan segala
keperluan baik secara teknis maunpun non teknis yaitu berupa sarana
dan prasarana maupun SDM yang di perlukan .
2) Pengumpulan data sekunder dan informasi terkait pekerjaan .
Kegiatan ini dilakukan untuk menyusun detail engeneering design
Pengadaan dan Pemasangan Sarana dan Prasarana Jaringan Air
Bersih dari Ruas Tegeh Sari – Simpang Kali – Fourseason – Ayana
bertujuan untuk mendaptkan perencanaan yang sesuai dengan yang di
syaratkan di dalam KAK sehingga tujuan dari pekerjaan ini dapat
tercapai. Melalui informasi dan data yang tersedia sebelumnya konsultan
mendapatkan gambaran awal daerah jenis pekerjaan dan lokasi
perkerjaan sebagai masukan untuk penyusunan rencana kerja .
3) Analisa Awal
Analisa awal dilakukan terhadap data-data skunder dan informasi yang
diperoleh pada tahap sebelumnyam terutama untuk melihat ketersediaan
jaringan pipa di Ruas Tegeh Sari – Simpang Kali – Fourseason –
Ayana atau jalur yang berkaitan dengan ruas jaringan pipa yang akan
direncankan. Kegiatan pada Ruas Tegeh Sari – Simpang Kali –
Fourseason – Ayana merupakan pengembangan jaringan air bersih di
kawasan Kuta Selatan
4) Penyusunan Rencana Kerja,
Penyusunan rencana kerja di persiapkan sebagai acuan konsultan dalam
melaksanakan penugasan ini, sehingga merupakan pedoman atau

USULAN TEKNIS
V- 7
landasan atau control dalam pelaksanaan pekerjaan. Dengan adanya
acuan ini, maka diharapakan pekerjaan dapat diorganisir untuk tepat
waktu dan memenuhi sasaran yang diinginkan .
5. Penentuan lokasi kegiatan
Berdasar data-data yang telah terkumpul serta melaluli koordinasi
dengan pihak Pemberi Tugas yait Dinas Pekerjaan Umum Dan Penataan
Ruang Kabupaten Badung selaku pemberi kerja maka dapat ditentukan
lokasi pekerjaan studi baik untuk pekerjaan Penyusunan Rencana Teknis
( DED ) untuk pembangunan jaringan air bersih Ruas Tegeh Sari –
Simpang Kali – Fourseason – Ayana ( SPAB ) yang kan dilaksankan
pekerjaan konstruksinya TA 2018 .
5. Penyiapan Format-format
Untuk pelaksanaan pendampingan untuk mempermudah, Konsultan akan
membuat format-format isian dan chek list kegiatan yang akan
dipergunakan dalam pelaksanaan pekerjaan.
6. Penyusunan Laporan Pendahuluan

Sebagai dokumentasi rencana kerja konsultan, dibuat laporan pendahuluan


yang intinya berisi rencana pelaksanaan pekerjaan secara keseluruhan .

V.1.3.2 SOSIALISAI, SURVEY DAN IDENTIFIKASI


Tahap collecting data merupakan keadaan yang kritis dan penting karena
diharapkan perangkat (instrumen/format-format) pengumpulan data yang
digunakan merupakan instrumen yang spesifik, terintegrasi didalam
kerangka kerja proyek. Dengan kata lain, pengembangan instrumen
tersebut layak untuk mendukung pelaksanaan input data dan evaluasi akhir
hasil kegiatan proyek dan berdampak pada target sasaran proyek
A. Bantuan Penyusunan Rencana Teknis
Untuk kegiatan Penyusunan DED Pengadaan dan Pemasangan Sarana
dan Prasarana Jaringan Air Bersih dari Ruas Tegeh Sari – Simpang
Kali – Fourseason – Ayana yang akan dilakukan meliputi :
o Pengumpulan data dan referensi terkait pekerjaan pengembangan SPAB
yang telah dilaksanakan sebelumnya.
o Data skunder terkait rencana Jaringan Air Bersih Penyusunan DED
Pengadaan dan Pemasangan Sarana dan Prasarana Jaringan Air Bersih
dari Ruas Tegeh Sari – Simpang Kali – Fourseason – Ayana.

USULAN TEKNIS
V- 8
o Data yang diperlukan untuk perencanaan teknis meliputi data topografi
lapangan, data sumber air baku atau data kapasitas idle yang akan
dimanfaatkan, data wilayah pelayanana, data kualitas tanah (jika
diperlukan)

 Survey Lapangan dan


Pengumpulan Data Primer

Kegiatan survey lapangan ini menindak lanjuti dari hasil pengumpulan


data sekunder yang telah dianalisa sehingga dapat diketahui
kekurangan kekurangan data yang harus dilengkapi. Juga dalam
kegiatan ini dilakukan pengamatan kondisi sistem dan pengambilan
data primer dengan pengukuran-pengukuran antara lain pengukuran
topografi, penyelidikan kualitas air baku dan pemeriksaan kualitas
tanah. Diharapkan dengan adanya survey lapangan ini dapat
melengkapi data sekunder dalam menunjang input pada proses analisis.

 Pengukuran topograf

Survey topografi dilakukan untuk mempersiapkan peta jalur transmisi


dan rencana tapak lokasi bangunan sipil, setelah ditentukannya lokasi
sumber air baku terpilih serta rencana lokasi bangunan-bangunan sipil.
Pada pelaksanaan pengukuran topografi, beberapa Tersedianya peta
topografi atau peta dasar minimum skala 1 : 25.000 yang mencakup
lokasi sumber air baku dan daerah pelayanan.Skala peta jalur transmisi
1: 2.000, sedang skala tapak bangunan 1 : 100. Titik pengukuran awal
mulai dari lokasi sumber air baku, pada setiap lokasi rencana tapak
bangunan dipasang bench mark dengan ukuran sesuai ketentuan. Pada
setiap lokasi titik pengukuran jalur transmisi dipasang patok kayu
ukuran 5 cm kali 5 cm kali 50 cm yang ditanam sedalam kurang lebih 30
cm dan dicat warna terang, serta diberi nomor penandaan;

1) Evaluasi dan Survei Pengukuran.


Survei topografi dilakukan untuk mendapatkan gambaran situasi jika
terjadi perubahan rencana bangunan penunjang dan jaringan utama.

 Memasang patok BM dan CP.

USULAN TEKNIS
V- 9
Metode Pelaksanaan :
1) Persiapan, meliputi
a) Koordinasi dengan direksi pekerjaan.
b) Pengumpulan data awal berupa: data sekunder, buku-buku
referensi, peraturan/ketentuan/standard teknis
yang berhubungan dengan pekerjaan ini.
c) Pembuatan dan penyusunan program kerja, jadwal
penugasan dan persiapan/penyusunan
instrumen survey.

2) Survey meliputi
Survey Lapangan untuk mengetahui kondisi eksisting, melakukan
identifikasi dan inventory data untuk rencana pengembangan
meliputi kegiatan pengukuran dan pemetaan untuk bangunan
resevoir utama dan jaringan pipa penunjang lainnya.

1) Kegiatan Pengukuran

A.Pemasangan Patok
Pemasangan patok meliputi patok Bench Mark (BM), Kontrol
Point (CP) dan patok kayu sebagai patok bantu dengan rincian
sebagai berikut:

a. Bench Mark ( BM )

Bench Mark yang terbuat dari beton menggunakan tulangan


dengan ukuran 20 cm x 20 x cm x 100 cm untuk BM. BM
dilengkapi dengan baud yang diberi tanda silang pada bagian
atasnya sebagai titik centering, serta diberi penamaan pada
bagian samping menggunakan tegel. BM ini dipasang
sedemikian rupa sehingga bagian yang muncul di atas tanah
lebih kurang 20 cm.

b. Kontrol Point ( CP )
Kontrol Point dengan ukuran 10 cm x 10 cm x 80 cm terbuat
dari cor semen, dipasang dengan tujuan untuk memberikan
acuan arah azimuth dari BM terpasang. Kontrol point ini
dipasang dengan posisi saling terlihat dengan BM terpasang.

Pemasangan Bench Mark ini diikuti dengan pemasangan


Kontrol Point (CP ) sebagai arahan untuk menentukan azimuth

USULAN TEKNIS
V- 10
titik tersebut. BM dan CP dipasang pada tempat yang stabil,
aman dan mudah dalam pencariannya.

c. Patok Bantu

Patok bantu dipasang pada setiap tempat berdiri alat


pengukuran poligon, situasi, cross section dan diantara tempat
berdiri alat waterpas. Patok ini dibuat dari kayu dengan ukuran
3 cm x 5 cm x 40 cm. Patok kayu ini pada bagian atasnya
dipasang paku payung sebagai penanda centering titik tempat
berdiri alat atau titik berdiri rambu pada pengukuran
waterpass. Untuk memudahkan penentuan patok, perlu juga
diberikan peng-kodean atau penamaan masing-masing patok
kayu tersebut dengan nama, huruf atau nomer.

B. Pengukuran Sipat Datar


Rute pengukuran waterpass mengikuti rute pengukuran poligon
utama dengan pembagian loop seperti pengukuran poligon.
Pengukuran Kerangka Kontrol Vertikal atau waterpass ini, harus
diukur dengan spesifikasi sebagai berikut :

a. Kerangka Kontrol Vertikal harus diukur dengan cara loop,


dengan menggunakan alat waterpass Wild Nak-2.
b. Jarak antara tempat berdiri alat dengan rambu tidak boleh
lebih besar dari 50 meter.
c. Baut-baut tripod (statip) tidak boleh longgar, sambungan
rambu harus lurus betul serta perpindahan skala rambu pada
sambungan harus tepat, serta rambu harus menggunakan
nivo rambu.
d. Sepatu rambu digunakan untuk peletakan rambu ukur pada
saat pengukuran.
e. Jangkauan bacaan rambu berkisar antara minimal 0500
sampai dengan maksimal 2750.
f. Data yang dicatat adalah bacaan ketiga benang yaitu benang
atas, benang tengah dan benang bawah.
g. Pengukuran sipat datar dilakukan setelah BM dipasang,
serta semua BM eksisiting dan BM baru terpasang harus
dilalui pengukuran waterpass.
h. Slaag per seksi diusahakan genap dan jumlah jarak
muka diusahakan sama dengan jarak belakang.

USULAN TEKNIS
V- 11
i. Pada jalur terikat, pengukuran dilakukan pergi-pulang dan
pada jalur terbuka pengukuran dilakukan pergi-pulang dan
double stand.
j. Kesalahan beda tinggi yang dicapai harus lebih kecil dari 7
mmD, dimana D adalah jumlah panjang jalur pengukuran
dalam kilometer.
k. Semua data lapangan dan hitungan harus dicatat secara jelas
dan sistematis, jika ada kesalahan cukup dicoret dan ditulis
kembali didekatnya, serta tidak diperbolehkan melakukan
koreksi menggunakan tinta koreksi.
l. Pekerjaan hitungan waterpass harus diselesaikan di lapangan,
agar bila terjadi kesalahan dapat segera diketahui dan
dilakukan pengukuran kembali hingga benar.

E. Pengukuran Sipat Datar Memanjang

Tujuan dari pengukuran ini adalah mengetahui Tinggi ( Elevasi )


titik-titik potok dari permukaan tanah yang dilewati poligon
utama. dan berguna untuk penggambaran garis kontur. hasil dari
pengukuran ini adalah berupa data Elevasi dari titik-titik (patok)
atau Ketinggian dari permukaan tanah.

Ketentuan atau kaidah yang harus dipenuhi dalam melaksanakan


pengukuran sipat datar profil memanjang sama dengan kaidah
dalam pengukuran sipat datar melintang. Alat ukur yang akan
digunakan dalam pekerjaaan ini adalah alat ukur waterpass.
Detail yang diukur adalah ketinggian patok-patok kayu yang
telah dipasang sebelumnya dan ketinggian permukaan tanah
pada patok tersebut.

F. Pengukuran Sipat Datar Profil Melintang


Pengukuran sifat datar profil melintang dilakukan untuk
mengetahui bentuk irisan melintang dari lokasi pekerjaan.
Pengambilan titik-titik detail penampang harus serapat mungkin
dan diikatkan pada titik poligon. Jarak pengukuran profil
melintang dari as Kurang lebih 1,0 meter kanan dan kiri atau
sampai mencapai elevasi 0 meter dari as rencana. Jarak selang
maksimum 15 meter sedangkan kalau ada belokan jarak harus
disesuaikan sehingga belokan yang ada dapat tergambarkan.

USULAN TEKNIS
V- 12
Tujuan pengukuran sifat datar profil adalah mengetahui profil
atau tampang tubuh tanah dari suatu trace, sungai, jalan, Sistem
pipa,alur bangunan dan lain-lain. Sifat datar profil dapat
dibedakan menjadi dua macam yaitu :

1. Sifat datar profil memanjang


Sifat datar profil memanjang adalah pekerjaan sifat datar
sepanjang sumbu yang ditentukan untuk memperoleh
gambaran tinggi titik-titik pada sumbu tersebut.

2. Sipat datar profil melintang


Sipat datar profil melintang adalah pengukuran sipat datar
yang tegak lurus pada sipat datar profil memanjang.

G. Pengukuran Detil Situasi


Pengukuran detail situasi dilakukan dari patok poligon utama,
poligon cabang dan titik bantu, guna mendapatkan titik-titik
koordinat, ketentuan yang harus disituasi diantaranya,rumah,
jalan, alur,gorong–gorong, jembatan, tiang listrik, tiang telpon
jalan setapak dan sebagainya.

Pengukuran situasi harus serapat mungkin guna mendapatkan


garis kontur yang sesuai dengan geometrik areal pengukuran,
untuk mendapatkan gambaran secara detail kondisi jalur pipa
yang akan dikerjakan, sehingga nantinya diperoleh informasi
besarnya rencana galian dan timbunan dari peta yang dibuat,
cocok dengan kondisi lapangan. Alat yang digunakan untuk
pengukuran situasi umumnya yang biasa dipakai adalah
Theodolit dan satu set bak ukur.untuk ketentuan yang harus
disituasi sampai mencapai elevasi 10 meter dari as saluran
sehingga hasilnya situasinya tidak terbuang. detail situasi dapat
dihitung dengan Metode Sudut Kutub.

dimana :

P1,P2,P3 = titik poligon, P2 sebagai titik berdiri alat


A,B,C = titik detil

1,2,3 = sudut ikatan detil A,B dan C terhadap sisi P2-


P1

USULAN TEKNIS
V- 13
Sedangkan untuk beda tinggi titik detil didapat dengan
menggunakan persamaan
Metode Tachymetri seperti gambar berikut :

Dimana :

D = jarak horisontal dari tempat berdiri alat ke titik detil

Tg.h = tangent helling

Ti = tinggi alat

Bt = benang tengah

h = beda tinggi antara tempat berdiri alat ke titik detil

H. Pengukuran
Cross Section

Pengukuran cross section, dilakukan dengan spesifikasi sebagai


berikut :
a. Cross section diukur dengan interval 25 m sepanjang pantai.

b. Penampang melintang diukur dengan mengambil detil yang


mewakili dan sesuai dengan skala yang digunakan.
C .Lebar pengukuran cross section adalah sampai pada elevasi
walkway .

USULAN TEKNIS
V- 14
d. Pada setiap titik cross section dipasang patok kayu ukuran 3
cm x 5 cm x 40 cm dan di atasnya diberi paku sebagai titik
acuan pengukuran.
e. Setiap center line titik cross section dipakai juga sebagai
pengukuran long section.
f. Pengukuran cross section dilakukan dengan menggunakan alat
Theodolite T1.

 Penyelidikan kualitas tanah

Penyelidikan tanah dilakukan disesuaikan dengan kebutuhan struktur


banguan atas dan kondisi tanah di lokasi rencana bangunan.
Penyedilakan kualitas tanah disesuaikan dengan struktur bangunan atas
yang direncanakan dan disesuaikan dengan kulaitas tanah di lokasi
tersebut.

 struktur bangunan atas berat seperti bangunan menara air,


reservoar kapasitas besar, jembatan pipa, spion, bendungan dan
waduk, harus dilakukan penyelidikan tanah dengan sondir dan bor
dalam;

 untuk struktur bangunan atas ringan sperti bangunan intake,


jaringan pipa dan jembatan pipa dengan bentangan pendek harus
dilakukan penyelidikan tanah dengan sondir dan bor dangkal;

 kondisi tanah yang kurang stabil dengan beban struktur bangunan


atas ringan khusus bangunan intake harus dilakukan penyelidikan
tanah dengan sondir dan bor dalam

Pelaksanaan test kualitas tanah dilapangan dilanjutkan dengan


pemeriksaan di Laboratorium terhadap seluruh contoh tanah asli yang
didapat dari lubang bor dangkal, bor dalam dan sumur percobaan ahrus
disesuaikan dengan persyaratan prosedur percobaan dari ASTM.

 Survey Sumber air baku

Didaerah perencanaan dan sekitarnya terdapat sumber air baku yang


berpotensi dengan konstinuitas yang mencakupi untuk suatu kebutuhan,
maka pemanfaatan sumber air baku harus mengacu pada peraturan-
peraturan yang berlaku, dengan membuat perijinan kepada instansi yang

USULAN TEKNIS
V- 15
berwenang. Pemanfaatan sumber air baku harus terpadu dengan
pemanfaatan sumber air baku untuk keperluan lain dan keberadaan
bangunan pengambilan tidak menimbulkan masalah pada lingkungan
sekitarnya.

Sumber air yang dapat digunakan sebagai sumber air baku meliputi:
mata air, air tanah, air permukaan dan air hujan. Survei dan identifikasi
sumber air baku, mengenai debit, kualitas air dan pemanfaatan.

a. mata air

Pengukuran debit mata air dapat dilakukan dengan menggunakan


beberapa metode yaitu :

Pengukuran dengan pelimpah. Alat ukur pelimpah yang dapat digunakan.


Alat ukur Thomson berbentuk V dengan sudut celah 30º, 45º, 60º, 90º.

Alat ukur Thomson sudut celah 90º dengan rumus :

Q = 1,417. H 3/2,

Dimana :

Q = debit aliran (m³/detik)

H = tinggi muka air dari ambang

1,417 = konstanta konversi waktu (perdetik)

Penampung dan pengukuran volume air dengan mengukur lamanya (t)


air mengisi penampungan air yang mempunyai volume tertentu:

Volume penampungan
Debit air (Q )  ( L / det ik )
t

Dengan mengukur perubahan tinggi muka air (H) dalam penampangan


yang mempunyai luas tertentu (A) dalam jangka waktu tertentu maka
dapat dihitung:

H xA
Debit (Q )  ( L / det ik )
t

Potensi Air Tanah

USULAN TEKNIS
V- 16
perkiraan potensi air tanah dangkal dapat diperoleh melalui survei
terhadap 10 buah sumur gali yang bisa mewakili kondisi air tanah
dangkal di desa tersebut.

 Perkiraan potensi sumur tanah dalam dapat diperoleh informasi


data dari instansi terkait, meliputi: kedalaman sumur, kualitas air
dan kuantitas serta konstruksinya.

b. Perhitungan debit air permukaan terdiri dari:


 Perhitungan debit air sungai pengukuran debit sungai dilakukan
dengan mengukur luas potongan melintang penampang basah
sungai dan kecepatan rata-rata alirannya, dengan rumus:

Q  A .V

V  C. R.S

dimana:

Q = debit (m³/detik)

A = luas penampang basah (m²)

R = jari-jari hidrolik (m)

S = kemiringan/slope

157,6
C  koefisien Chezy 
m
1
R

m = koefisien Bazin

Selain pengukuran perlu diperoleh data-data lain dan informasi


yang dapat diperoleh dari penduduk. Data-data yang diperlukan
meliputi debit aliran, pemanfaatan sungai, tinggi muka air
minimum dan tinggi muka air maksimum.

c. Perhitungan debit air danau

Perhitungan debit air danau dilakukan berdasarkan pengukuran


langsung. Cara ini dilakukan dengan pengamatan atau pencatatan
fluktuasi tinggi muka air selama minimal 1 tahun. Besarnya fluktuasi
debit dapat diketahui dengan mengalikan perbedaan tinggi air
maksimum dan minimum dengan luas muka air danau.

USULAN TEKNIS
V- 17
Pengukuran ini mempunyai tingkat ketelitian yang optimal bila
dilakukan dengan periode pengamatan yang cukup lama. Data-data
di atas dapat diperoleh dari penduduk setempat tentang fluktuasi
yang pernah terjadi (muka air terendah).

d. Perhitungan debit embung

Pengukuran debit yang masuk ke dalam embung dapat dilakukan


pada saat musim penghujan, yaitu dengan mengukur luas
penampang basah sungai/parit yang bermuara di embung dan
dikalikan dengan kecepatan aliran.

Sedangkan volume tampungan dapat dihitung dengan melihat


volume cekungan untuk setiap ketinggian air. Volume cekungan dapat
dibuat pada saat musim kering (embung tidak terisi air) yaitu dari
hasil pemetaan topografi embung dapat dibuat lengkung debit
(hubungan antara tinggi air dan volume).

Penentuan lokasi penempatan dan konstruksi bangunan pengambilan,


beberapa hal yang harus diperhatikan adalah :

 penempatan bangunan pengambilan (intake) harus aman terhadap


polusi yang disebabkan pengaruh luar (pencemaran oleh manusia dan
mahluk hidup lain),

 penempatan bangunan pengambilan pada lokasi yang memudahkan


dalam pelaksanaan dan aman terhadap daya dukung alam (terhadap
longsor dan lain-lain);

 Konstruksi bangunan pengambilan harus aman terhadap banjir air


sungai, terhadap gaya guling, gaya geser, rembesan, gempa dan gaya
angkat air (up-lift);

 Penempatan bangunan pengambilan disusahakan dapat menggunakan


sistem gravitasi dalam pengoperasiannya;

 Dimensi bangunan pengabilan harus mempertimbangkan kebutuhan


maksimum harian;

 Dimensi inlet dan outlet dan letaknya harus memperhitungkan fluktuasi


ketinggian muka air;

 Pemilihan lokasi bangunan pengambilan harus memperhatikan


karakteristik sumber air baku;

USULAN TEKNIS
V- 18
 Konstruksi bangunan pengambilan direncanakan dengan umur efektif
(life time) minimal 25 tahun;

Bahan/material konstruksi yang digunakan diusahakan menggunakan


material lokal atau disesuaikan dengan kondisi daerah sekitar

E.1.3.3 Metoda Penerapan Aspirasi Stakeholders


a. Diskusi Kelompok Terarah (Focus Group Discussion)
Metode Diskusi Kelompok Terarah (FGD) merupakan salah satu
teknik yang digunakan untuk menggali data dan informasi yang
diperlukn. Data yang dihasilkan akurat dan mempunyai validitas
tinggi, artinya, informasi yang diberikan peserta diskusi bisa
dipercaya, sebab semua informasi tersebut merupakan hasil
kesepakatan seluruh peserta diskusi kelompok, setelah
mempertimbangkan berbagai perbedaan yang ada meninjaunya
secara mendalam dalam diskusi. Apabila ada keraguan
mengenai informasi yang diberikan oleh salah satu peserta,
maka di forum tersebut akan dilakukan diskusi, sehingga terjadi
tukar pikiran di masing-masing anggota diskusi. Dengan
demikian informasi terakhir yang ada, telah melalui proses
validasi oleh seluruh anggota diskusi.
b. Studi Dokumenter
Studi dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data yang
tidak langsung ditujukan kepada subjek perencanaan /DED.
Dokumen yang akan dikaji meliputi :
1. Pedoman, Kebijakan, dan berbagai peraturan perundang-
undangan terkait pengembangan Jaringan Air Bersih
2. Laporan-laporan dan Studi-Studi dari kegiatan sejenis yang
pernah dilakukan, yang telah disusun oleh berbagai
konsultan.
3. Dokumen-dokumen Rencana Pengembangan Jaringan Air
Bersih yang ada.
Setiap pengembangan sistem pengelolaan air minum harus
diikuti dengan evaluasi dan atau identifikasi sistem secara
menyeluruh, tidak hanya pada lokasi pengembangan, tetapi
daerah sekitarnya yang terpengaruh.

USULAN TEKNIS
V- 19
E.1.3.4. Analisa dan Evaluasi
A. Analisa dan Evaluasi Penyusunan Detail Engineering Design
( DED )
Metoda review/evaluasi dan identifikasi dapat dilakukan ketika
dilaksanakan kegiatan penyusunan dokumen DED oleh Konsultan.
Data-data tersebut menjadi acuan (input) dalam melaksanakan :
 Evaluasi kondisi eksisting Jaringan Air Bersih dengan
menginventarisasi peralatan dan perlengkapan sistem
penyediaan air minum eksisting.
 identifikasi permasalahan dan kebutuhan pengembangan
JARINGAN AIR BERSIH
 perkiraan kebutuhan air dan identifkasi air baku
 Perencanaan pengembangan system hingga akhir periode
 Perhitungan kebutuhan pembiayaan Pengadaan dan
Pemasangan Sarana Dan Prasarana Jaringan Air Bersih
Dari Ruas Tegeh Sari – Simpang Kalo- Fourseason – Ayana
.

B. Review Rencana Teknis (DED) Pengembangan Jaringan Air


Bersih
Metoda review/evaluasi dan identifikasi dapat dilakukan setelah
data-data hasil dikumpulkan, data-data tersebut menjadi acuan
(input) dalam melaksanakan :
 Evaluasi terhadap kesesuaian DED dengan syarat ketentuan
penyusunan rencana teknis (DED) pengembangan JARINGAN AIR
BERSIH dengan yang diatur dalam Permen PU No. 18 Tahun 2007
tentang Penyelenggaraan Pengembangan Sistem Penyediaan Air
Minum. Syarat dan ketentuan penyusunan DED tersebut harus
memuat:
 Rancangan detail kegiatan
 Perhitungan dan gambar teknis
 Spesifikasi teknis
 Rencana anggaran biaya
 Analisis harga satuan
 Tahapan dan jadwal pelaksanaan

USULAN TEKNIS
V- 20
 Dokumen pelaksanaan kegiatan (dokumen lelang, jadwal
pelelangan, dan pemaketan)
 Review terhadap pemenuhan spesifikasi dan kriteria teknis yang
diatur dalam NSPM bidang air minum
 Review terhadap kesesuaian rencana detail, perhitungan, dan
gambar teknis dengan situasi dan kondisi lokasi pengembangan
Jaringan Air Bersih
 Review DED yang disusun dengan HPS yang berlaku di wilayah
perencanaan. Untuk harga material lokal (pasir, batu, besi beton,
bata nerah, upah tenaga kerja dll ) menggunakan harga yang
berlaku di wilayah yang bersangkutan menggunakan HSPK,
sedangkan untuk harga material pabrikan (pipa dan accesories,
pompa, genset dll berdasarkan harga yang didapat dari hasil
price list yang dikeluarkan oleh pabrik atau distributor.

V.1.4. METODA ANALISA


Analisis bertujuan untuk mengetahui potensi, kondisi dan
permasalahan suatu sehingga dapat membantu menghasilkan
perencanaan secara optimum. Metoda analisis yang mungkin
dipergunakan adalah :
a. Analisis Kondisi Kawasan
Kawasan Kabupaten yang ada saat ini, meliputi kinerja
pelayanan (infrastruktur dan fasilitas pelayanan. Analisis kinerja
pelayanan ditujukan untuk melihat kemampuan wilayah dalam
melayani kebutuhan penduduk yang ada di dalamnya dalam
menjalankan kelangsungan hidupnya. Apakah masih perlu
ditingkatkan ataukah sudah mencukupi. Adapun analisis daya
dukung ruang ditujukan untuk melihat kemampuan atau daya
tampung kawasan dalam mewadahi kegiatan penduduk yang
ada saat ini dan masa mendatang.

b. Analisis Kinerja Pelayanan


Kinerja Pelayanan meliputi Analisis Standar Teknis Kebutuhan
Pelayanan, berdasarkan jumlah penduduk, kedudukan kawasan,
dan kegiatan perekonomian penduduk, kemudian Kebutuhan
Fasilitas Pelayanan Jaringan Air Bersih. Berdasarkan kebutuhan

USULAN TEKNIS
V- 21
fasilitas dibandingkan dengan fasilitas yang ada, kemudian
ditentukan kekurangan dan kelebihan masing-masing jenis
fasilitas.

c. Analisa mekanika tanah

Perhitungan besarnya nilai daya dukung tanah yang diijinkan untuk


mengetahui apakah tanah cukup kuat untuk menahan beban pondasi
suatu bangunan tanpa terjadi suatu keruntuhan akibat pergeseran
lapisan tanah. Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam perhitungan
daya dukung tanah adalah:

 faktor tinggi muka air tanah

 faktor keamanan yang cukup

 distribusi beban pondasi

a) Daya Dukung Pondasi Dangkal

(1) Berdasarkan data laboratorium

Untuk perhitungan daya dukung pondasi dangkal dapat dihitung


dengan menggunakan persamaan dari Terzaghi sebagai berikut:

a. untuk keadaan general shear falure

(a) pondasi menerus

qult = c.Nc + g.D.Nq + 0,5 g.B.Ng

(b) pondasi telapak

qult = 1,3 c.Nc + g.D.Nq + 0,4 g.B.Ng

(c) pondasi lingkar

qult = 1,3 c.Nc + g.D.Nq + 0,3 g.B.Ng

(d) pondasi persegí panjang

qult = (1 + 0,3 B/L)c.Nc + g.O.Nq + 0,5 (1 + 0,2 B/L) + g.B.Ng

b. untuk pondasi local shear failure dimana dasar pondasi


terendam air atau dibawah pengaruh muka air tanah, maka
harus dilakukan koreksi terhadap rumus-rumus dari Terzaghi
tersebut diatas sebagai berikut:

USULAN TEKNIS
V- 22
(a) nilai c menjadi c’ = 2/3 c

(b) nilai f menjadi tan f = 2/3 tan f

c. faktor keamanan

faktor-faktor keamanan untuk mendapatkan daya dukung


pondasi dangkal yang diizinkan adalah sebagai berikut:

Fk = 2, untuk pondasi dangkal dengan beban statis merata

Fk = 3, untuk pondasi dangkal dengan beban statis normal

Fk = 4,5 untuk pondasi dangkal dengan beban dinamis

Maka:

qult
q all 
Fk

dimana:

qall = daya dukung yang diijinkan


qult = daya dukung keseimbangan
B = lebar pondasi
D = kedalaman pondasi
L = panjang pondasi
g = berat isi tanah
c = kohesi
f = sudut perlawanan geser
Nc, Nq dan Ng = faktor daya dukung yang tergantung
pada besarnya sudut perlawanan geser f
Fk = faktor keamanan

(2) Berdasarkan data lapangan

Untuk perkiraan besarnya daya dukung pondasi dangkal dapat


dihitung berdasarkan nilai konus dengan menggunakan
persamaan sebagai berikut:

qc
 n kg / cm 2
q all

n=20, untuk kondisi lapisan tanahnya adalah staff clay, sandy


clay dan silty clay

n=40, untuk kondisi lapisan tanahnya adalah sand atau gravels.

USULAN TEKNIS
V- 23
Untuk pondasi dangkal dimana dasar pondasi selalu terendam
air dan selalu berada dibawah pengaruh muka air tanah, maka
harus dilakukan dengan faktor keamanan sebesar 0,5 terhadap
persamaan tersebut diatas.

Dimana:

qall = daya dukung yang diijinkan


qc = nilai konus
n = faktor yang tergantung dengan kondisi lapisan tanahnya.

b) Daya Dukung Pondasi Dalam

(1) Pondasi sumuran

a. Berdasarkan data laboraturium:

Untuk perhitungan daya dukung pondasi sumuran yang


diletakkan pada lapisan lempung keras, maka daya dukung
tanah dapat dihitung dengan cara yang sama seperti humus
perhitungan pondasi langsung yaitu sebagai berikut:

c . Nc . A
q all 
Fk

dimana:

qall = daya dukung yang diijinkan


c = kekuatan geser tanah
Nc = faktor daya dukung
A = luas dasar sumur
Fk = faktor keamanan

b. Berdasarkan data lapangan

Besarnya daya dukung tanah untuk pondasi sumuran dapat


dihitung berdasarkan nilai konus dengan menggunakan humus
sebagai berikut:

qc . A
q all 
Fk

dimana:

qall = daya dukung yang diijinkan

USULAN TEKNIS
V- 24
qc = nilai konus rata-rata dari dalam 4D diatas ujung
sumuran sampai 4D dibawah ujung sumuran,
dimana D adalah diameter sumuran
A = luas dasar sumuran Fk = faktor keamanan

(2) Pondasi tiang pancang

Besar daya dukung untuk pondasi tiang pancang dapat dihitung


berdasarkan data-data lapangan dengan menggunakan rumus
sebagai berikut:

Qc . A T f .O
q all  
Fk1 Fk 2

dimana:

qall = daya dukung tiang yang diijinkan


qc = nilai konus rata-rata dari dalam 4D diatas dimana D
ujung tiang sampai 4D dibawah ujung sumuran adalah
diameter atau dimensi tiang
A = luas penampang tiang
Tf = jumlah hambatan lekat
O = keliling tiang
FK1 = faktor keamanan = 3 – 5
Fk2 = faktor keamanan = 5 – 7

Daya dukung kelompok tiang harus dikoreksi dengan faktor


koreksi sebagai berikut:

{( n  1).m  (m  1).n}
Eg  1  f
90.m.n

Maka daya dukung kelompok tiang sebagai berikut:

qkall = daya dukung yang diizinkan kelompok tiang


Eg = effisiensi kelompok tiang
qall = daya dukung yang diizinkan pertiang
m = jumlah tiang kearah panjang
n = jumlah tiang kearah lebar
f = arc tan d/s (deg)
d = diameter
s = jarak antar tiang

USULAN TEKNIS
V- 25
N = jumlah tiang

10) Perhitungan Penurunan

Perhitungan penurunan pondasi harus diperhitungkan sampai


kedalaman lapisan tanah keras dengan nilai konus lebih besar dari -150
kg/cm2, dimana lapisan tanah dibagi menjadi beberapa lapisan tipis
dengan tebal 1.00 m, hal ini perlu untuk memperhitungkan nilai-nilai
tegangan semula dengan tegangan akibat adanya beban tambahan,
untuk pondasi dangkal dapat diperhitungakan dengan menggunakan
rumus sebagai berikut:

a)Berdasarkan data laboratorium

C c .H P  dp
Sc  log o
1  eo Po

Dimana:

Sc = besar penurunan (cm)


H = kedalaman (cm)
Po = tegangan semula (kg/cm2)
dp = besarnya tegangan akibat adanya beban tambahan
(kg/cm2)
Cc = index pemampatan
eo = angka pori mula-mula

b)berdasarkan data lapangan

H P  dp
Sc  . ln 0
3 qc P0
.
2 Po

Dimana:

Sc = besar penurunan (cm)


H = kedalaman (cm)
Po = tegangan semula (kg/cm2)
dp = besarnya tegangan akibat adanya beban tambahan
(kg/cm2)

qc = nilai konus rata-rata

USULAN TEKNIS
V- 26
c. Analisis Kependudukan
Perkembangan Penduduk, yaitu Kecenderungan pertambahan
penduduk, baik jumlah dan komposisinya, yang dipengaruhi
oleh, baik alamiah maupun migrasi.
Analisa kependudukan, dengan salah satu tujuannya adalah
guna menentukan angka kebutuhan air minum. Dalam analisa
kependudukan akan dilakukan proyeksi penduduk sampai
dengan perioda perencanaan 15 tahun kedepan, yang dihitung
berdasarkan jumlah dan kondisi kependudukan tahun-tahun
sebelumnya. Dalam hal ini, struktur umur, tingkat ekonomi,
kebudayaan/tata cara kehidupan penduduk, daya dukung
daerah dan kebijaksanaan pemerintah merupakan faktor-faktor
yang perlu dipertimbangkan.
Analisis dan proyeksi kebutuhan air ini dilakukan dengan

menghitung jumlah penduduk dan jumlah fasilitas umum yang

dilayani oleh PDAM. Perhitungan ini dilakukan sekaligus dengan

metode proyeksi untuk mengetahui jumlah pelanggan dan

jumlah kebutuhan air yang harus dipenuhi oleh PDAM.

Metode yang digunakan untuk analisis dan proyeksi kebutuhan air ini ada
5 (lima) tahap, yaitu :

 Proyeksi Penduduk

Proyeksi jumlah penduduk dan fasilitas yang ada sangat diperlukan


untuk kepentingan perencanaan dan perancangan serta evaluasi
penyediaan air bersih. Kebutuhan akan air bersih semakin lama
semakin meningkat sesuai dengan semakin bertambahnya jumlah
penduduk dimasa yang akan dating. Untuk suatu perencanaan
diperlukan suatu proyeksi penduduk (termasuk juga fasilitas-fasilitas
umum). Walaupun proyeksi bersifat ramalan dimana keberadaannya
dan ketelitiannnya bersifat subyektif, namun bukan berarti tanpa
pertimbangan dan metode.

Macam-macam metode proyeksi penduduk :

- Metode rata-rata aritmatik

USULAN TEKNIS
V- 27
Metode ini sesuai untuk daerah dengan perkembangan penduduk
yang selalu naik secara konstan, dan dalam kurun waktu yang
pendek.

Rumus yang digunakan :

Pn = Po + r (dn)
Dimana :
Pn = jumlah penduduk pada masa akhir tahun periode
Po = jumlah penduduk pada awal proyeksi
R = rata-rata pertumbuhan penduduk tiap tahun
Dn = kurun waktu proyeksi

- Metode Selisih Kuadrat Minimum

Metode ini digunakan untuk garis regresi linier yang berarti bahwa
data perkembangan penduduk masa lalu menggambarkan
kecenderungan garis linier, meskipun perkembangan penduduk
tidak selalu bertambah. Dalam persamaan ini data yang dipakai
jumlahnya harus ganjil.

Rumusnya adalah :

Pn = a + (bx)

Dimana :

a = ( (∑ p) (∑ t² ) – ( ∑ t) ( ∑ pt) ) / (n ( ∑ t² ) – ( ∑ t ) ² )

b = (n ( ∑ pt) – ( ∑ t) ( ∑ p) ) / (n ( ∑ t ² ) – ( ∑ t ) ² )

x = tambahan tahun terhitung dari tahun dasar

- Metode Berganda

Proyeksi dengan metode ini menganggap bahwa perkembangan


penduduk secara otomatis berganda, dengan pertambahan
penduduk. Metode ini tidak memperhatikan adanya suatu saat
terjadi perkembangan menurun dan kemudian mantap,
disebabkan kepadatan penduduk mendekati maksimum.

USULAN TEKNIS
V- 28
Rumus yang digunakan:

Pn = Po (1+ r) ⁿ

Dimana;

Po = jumlah penduduk mula-mula

Pn = penduduk tahun n

ⁿ = kurun waktu

r = rata-rata prosentase pertambahan penduduk pertahun

 Proyeksi Fasilitas

Jumlah dan jenis fasilitas yang ada pada area pelayanan menentukan
besarnya kebutuhan air non domestik. Untuk memperkirakan
besarnya kebutuhan air non domestik pada waktu mendatang
diperlukan proyeksi fasilitas. Pendekatan yang digunakan dapat
dilihat pada rumus berikut :

Penduduk tahun ke – n = Fasilitas tahun ke - n

Penduduk tahun awal Fasilitas tahun awal

 Kebutuhan Air dan Fluktuasinya

Kebutuhan air merupakan jumlah air yang diperlukan oleh suatu unit
konsumsi air dimana kehilangan air dan kebutuhan air untuk
pemadam kebakaran juga ikut dipertimbangkan. Kebutuhan dasar
dan kehilangan air tersebut berfluktuasi dari waktu ke waktu, dengan
skala jam, hari, bulan, selama kurun waktu satu tahun. Sedangkan
untuk pemadam kebakaran, tidak berfluktuasi karena
penggunaannya hanya secara insidentil.

Dasar penentuan konsumsi air domestik dapat dilihat pada Tabel 5-1.
Sedangkan untuk konsumsi non domestik dapat dilihat pada Tabel 5-
2.

Tabel V-1. Konsumsi Air Domestik

USULAN TEKNIS
V- 29
Sambungan Hidrant Kehilangan 20
Kategori Jml. Penduduk Non RT % Total
Kota rumah Umum
(l/o/h) (l/o/h) (I/o/h) (I/o/h) (I/o/h)

Metropolis > 1 juta 190 30 60 50 268


Besar 500.000-1juta 170 30 40 45 227
100.000 –
Sedang 500.000 150 30 30 40 196
Kecil 20.000 – 100.000 130 30 20 30 160
IKK <20.000 100 30 10 24 120

Tabel V -2. Konsumsi Air Non Domestik


Kategori Kebutuhan air
Umum :
Masjid 20-40 l/org/hr
Gereja 5-15 l/org/hr
Terminal 15-20 l/org/hr
Sekolah 15-30 l/murid/hr
Rumah Sakit 220-300 l/org/hr
Kantor 25-40 l/org/hr

Industri :
Peternakan 10-35 l/ekor/hr
Industri Umum 40-400 l/org/hr

Komersial :
Bioskop 10-15 l/kursi/hr
Hotel 80-120 l/org/hr
Restoran 65-90 l/kursi/hr
Pasar/Pertokoan 5 l/m2/hr

 Kehilangan Air

Kehilangan air adalah selisih antara banyaknya air yang disediakan


(water supply) dengan air yang dikonsumsi (water consumption).
Dalam kenyataannya, kehilangan air dalam suatu perencanaan
sistem distribusi selalu ada. Kehilangan air tersebut dapat bersifat
teknis ataupun non teknis. Yang bersifat misalnya kebocoran pipa itu

USULAN TEKNIS
V- 30
sendiri. Sedangkan yang bersifat non teknis misalnya pencurian air
dari pipa distribusi. Besarnya kehilangan air rencana ini diperkirakan
sebanyak 15 % sampai 25 % dari kebutuhan air total (kebutuhan
domestik + kebutuhan non domestik).

Pemerintah melalui penelitian beberapa sistem penyediaan air bersih


di wilayah Republik Indonesia, juga telah menetapkan besaran 20%
sebagai angka kebocoran maksimal. Lebih jelasnya mengenai
toleransi besaran untuk kebocoran dapat dilihat pada Tabel 5-3.

Tabel 5-3. Kehilangan Air yang Diperbolehkan

kehilangan
No Sumber Kehilangan Air air diijinkan
(%)
Kebocoran pada distribusi (sambungan,
1 5
katup,sil kopling,plukkran)
2 Keakuratan grit meter air 3-5
3 Kebocoran pipa konsumen 5
Pemakaian untuk operasi pemeliharaan,
4 3
sosial dan hidran kebakaran
Kehilangan air non fisik lainnya misalnya :
5 kesalahan administrasi, pembacaan meter, 2
sambungan liar dan lain- lain
TOTAL 18 - 20
Sumber : Standar Kebijaksanaan Nasional ( Ciptakarya Dep,PU )

 Kebutuhan Air Untuk Kebakaran

Kebutuhan air untuk pemadam kebakaran bervariasi tergantung pada


area pelayanan, konstruksi bangunan dan jenis pemakaian gedung
dan diutamakan untuk area yang rawan akan terjadinya bahaya
kebakaran. Besarnya kebutuhan air untuk pemadam kebakaran ini
tidak berfluktuasi karena terjadinya kebakaran sulit diduga dan tidak
dapat ditentukan. Di Indonesia belum ada standarisasi kebutuhan
untuk pemadam kebakaran sehingga penetapannya bersifat subyektif,
biasanya antara 10% sampai 25 % dari kebutuhan air hari
maksimum.

 Fluktuasi Kebutuhan Air

USULAN TEKNIS
V- 31
Pada umumnya masyarakat Indonesia melakukan aktivitas
penggunaan air pada pagi dan sore hari dengan konsumsi lebih
banyak daripada waktu-waktu yang lainnya. Dari keseluruhan
aktivitas dan konsumsi sehari itu dapat diketahui pemakaian rata-rata
air. Dengan memasukkan besarnya faktor kehilangan air ke dalam
kebutuhan dasar, maka selanjutnya dapat disebut sebagai fluktuasi
kebutuhan air. Dalam perhitungan, kebutuhan air didasarkan pada
kebutuhan air hari maksimum dan kebutuhan air jam maksimum
dengan referensi kebutuhan air rata-rata.

 Kebutuhan air rata-rata harian (Qrh)

Adalah banyaknya air yang diperlukan untuk memenuhi


kebutuhan domestik, non domestik dan ditambah dengan
kehilangan air atau banyaknya air yang dibutuhkan selama
satu tahun per banyaknya hari selama satu tahun.

Qrh = Q1 thn / 365

 Kebutuhan air hari maksimum (Qhm)

Adalah banyaknya air yang diperlukan terbesar pada suatu hari


pada satu tahun dan berdasarkan pada Qrh. Untuk menghitung
Qhm diperlukan faktor fluktuasi kebutuhan air maksimum.

Qhm = Fhm x Qrh

dimana :

Fhm = faktor harian maksimum = 115 % - 120 %

 Kebutuhan air jam maksimum (Qjm)

Adalah banyaknya kebutuhan air terbesar pada saat jam


tertentu dalam satu hari.

Qjm = Fhm x Qrh

dimana :

Fjm = Faktor jam maksimum = 175 % - 210 %

Berdasarkan jumlah penduduk, tingkat pelayanan dan cara penduduk


mendapatkan air dari sistem yang direncanakan, dapat ditentukan jumlah
kebutuhan air yang perlu disediakan selama perioda perencanaan sampai

USULAN TEKNIS
V- 32
dengan tahun 2025. Di dalam analisa ini juga akan ditentukan jenis
pelayanan air minum kepada masyarakat. Metodologi yang berhubungan
dengan proyeksi kebutuhan air dapat diliht pada Gambar 5.4.
Jumlah kebutuhan di atas baru merupakan kebutuhan domestik saja,
dimana untuk menentukan kapasitas sistem yang direncanakan harus
dipertimbangkan kebutuhan-kebutuhan untuk sarana sosial, industri dan
sarana pemadam kebakaran. Selain kemungkinan adanya kebocoran-
kebocoran pada sistem, juga akan dilakukan perhitungan kebutuhan air
pada saat jam puncak dari hari puncak .

USULAN TEKNIS
V- 33
RENCANA Fungsi dan
PENGEMBANGAN Peruntukan Kota
WILAYAH

Rencana Tata
Guna Lahan

Rencana
Kondisi Fisik Pengembangan
Kota
Program
Pengembangan

PRAKIRAAN
Pertambahan
KEBUTUHAN AIR
Penduduk dan
Proyeksi

Jumlah Hidran Umum Jumlah SR Jumlah sambungan


Non Domestik

Jumlah pemakai/HU Jumlah jiwa/SR

Jumlah jiwa Jumlah


yang dilayani penduduk
terlayani

Penggunaan air per


sambungan
Total Penduduk
Terlayani

Kebutuhan air Kebutuhan air Kebutuhan air

Total
Kebutuhan Air

Kehilangan Air

Kebutuhan Produksi

Gambar 5.4 : Metodologi Proyeksi Kebutuhan Air

USULAN TEKNIS
V- 34
d. Analisis Kebutuhan Pengembangan Pelayanan dimasa
mendatang, meliputi:
Analisis kebutuhan di masa mendatang, yaitu berdasarkan
kecenderungan pertumbuhan wilayah tersebut di atas, kemudian
dikaji kebutuhan air minum masa mendatang.

Analisis kebutuhan pengembangan, yaitu berdasarkan kebutuhan di


masa mendatang dan kinerja pelayanan yang ada saat ini kemudian
dikaji kebutuhan pengembangan pelayanan untuk melayani kegiatan
penduduk di masa mendatang.
Kemampuan Keuangan Pemerintah, yaitu analisis kondisi keuangan/
anggaran pendapatan dan belanja daerah dan perkiraan di masa
mendatang berdasarkan kecenderungan dan kebijaksanaan
pemerintah
Potensi pendanaan dari swasta, yaitu kemungkinan pelaku
pembangunan dari pihak swasta, baik dari dalam maupun luar negeri
untuk Peningkatan Pengembangan Jaringan Air Bersih.

Perkiraan Dana Pembangunan, yaitu analisis perkiraan kebutuhan


pembiayaan pembangunan, dan perkiraan sumber-sumber
penerimaan untuk membiayai unsur-unsur utama wilayah khususnya
yang bersifat vitas dan strategis

Organisasi Pelaksana Pembangunan, yaitu analisis keadaan organisasi


aparatur pelaksana, dalam hal struktur, kewenangan, personalian dan
kebutuhannya dimasa depan.

e. Analisis Pengembangan sumber air baku.

Berdasarkan kajian ketersediaan sumber air air baku yang dilakukan


pada tahap sebelumya, maka dapat dianalisis sumber-sumber air
mana saja yang potensial untuk digunakan sebagai air baku untuk
pengembangan kapasitas sistemdimasa yang akan datan.

Pertimbangan pemanfaatan sumber air baku untuk PDAM akan


dilaksanakan melalui proses sesuai dengan diagram Gambar 5.5.

USULAN TEKNIS
V- 35
dan dilanjutkan dengan pertimbangan teknis
pengambilan/pemanfaatan yang ekonomis.

Cadangan Air Tanah Sumber Air


Sumber Air Cadangan Air Tanah
Sumber Dalam Sumber Air
Tanah Air Dalam Permukaan
Tanah Permukaan
Konstrain
Air Tanah Air Tanah Konstrain
Sebagai sumber
Air Tanah
Dangkal Air Tanah
Dangkal
( Akifer bebas) Dalam (Akifer Sebagai sumber
kondisi force Air Mata Air
Dalam (Akifer Air Mata Air
Tertekan) majeur force
kondisi
( Akifer bebas)
Tertekan) Tanah (Kawasan Konservasi)
Konstrain majeur Tanah (Kawasan Konservasi)
Konstrain
Kapasitas terbatas Sebagai cadangan Konstrain
Kapasitas
daerahterbatas Sebagai
pengganticadangan Kualitas airKonstrain
Untuk Air Tanah gol A
Untuk daerah
perkotaan Air Tanah pengganti
pasokan aliran Waduk Kualitas
Sebagai air golAir
Sumber A
perkotaan
teramcam
Dalam Waduk Sebagai Sumber Air
teramcam
Dalam
Konstrain pasokan
dasar aliran
sungai Air bersih desa/ ibukota
kontaminasi Air bersih desa/ ibukota
kecamatan
kontaminasi Konstrain
Sebagai sumber air dasarcuaca
sungai
limbah domestic
Sebagai sumber air
akibat kawasankecamatan
konservasi
limbah
Sebagai domestic
Sumber Air domestic kawasan akibat
ekstrim cuaca kawasan
Irigasi semi konservasi
teknis
Sebagai Sumber Air domestic kawasan
kerja
Pedesaan
kerja
Waduk Air
ekstrim Waduk Air Waduk air Irigasi semi teknis
Pedesaan
Sebagai cadangan Sebagai sumber air Waduk
(kawasan Air Waduk
( Kawasan Air
Banjir) Waduk
(Estuari) air
Sebagai
sumbercadangan
air Sebagai sumber
alternative utk air (kawasan ( Kawasan Banjir) (Estuari)
Konservasi) Hilir Kawasan Kerja
sumberkerja
kawasan air alternative
domestic utk
kawasan Konservasi) Hilir Kawasan Kerja
kawasan kerja
(kampung) observasi kawasan
domestic Konsertain Aliran Dasar
(kampung) observasi
Pengemdalian Konstrain Konsertain
Kualitas air gol C Konsertain Aliran(Kawasan
Sungai Dasar
Konstrain
Kualitas air gol B Kualitas air gol Konsertain
Kualitas air gol C/B Sungai
Pengemdalian
pengambilan air Relative datar danC (Kawasan
Konservasi)
Kualitas terbatas
Kapasitas air gol B Kualitas
Sebagai air golair
sumber C/B
pengambilan
tanah pada air
Kapasitasrelative
terbatas
Relative
kapasitas datar dan
Sebagai sumber air
utama kawasan
Konstrain
Konservasi)
Kualitas Konstrain
tanah pada
kawasan Kontrukasi kapasitas
terbatas
utama kawasan air gol B
kawasan Kontrukasi
mahal relative terbatas perkotaan masa
konservasi perlu Kontruksi relative Kualitas
Sumber airair gol B
perkotaan
mahal
Realisasi (10-15) Kontruksi perkotaan masa
dating
konservasi perlu
intensif. mahal relative Sumber
kawasan airkerja
perkotaan
Realisasi
thn (10-15) mahal dating
Penanganan
intensif. Realisasi (10-15) kawasan kerja
Irigasi teknis kawasan
thnsumber air
Sebagai Realisasi (10-15) Penanganan
sewerage &
thn. Irigasi
kerja teknis kawasan
Sebagai
perkotaansumber air thn. sewerage & di
persampahan
Sumber kerja
air bersih
perkotaan
kawasan kerja persampahan
daerah kawasan di Sumber
alternatifairkawasan
bersih
kawasan kerja
konservasi daerah
kerja kawasan
harus alternatif kawasan
konservasi
konservasi baik. harus
kerja
konservasi
baik.

Gambar 5.5. Pertimbangan pemanfaatan sumber air baku

V.1.5. KRITERIA DESAIN DAN ACUAN/STANDART


UNTUK PERENCANAAN JARINGAN AIR BERSIH

USULAN TEKNIS
V- 36
Penyusunan Kriteria Desain dimaksudkan untuk masing-masing
komponen dan persiapan implementasi desain tersebut di lapangan.
Kegiatan yang dilakukan konsultan pada tahapan ini adalah :
 Melakukan pemilihan kriteria desain sesuai dengan komponen
yang akan direncanakan
 Merumuskan kriteria desain yang akan digunakan
 Menyusun kriteria desain untuk semua komponen Jaringan Air
Bersih
 Membuat acuan-acuan yang akan dipergunakan untuk
penyusunan rencana teknis pengembangan Jaringan Air Bersih

Kriteria disain antara lain akan berisi :


 Dasar-dasar untuk perencanaan detail, seperti jenis bahan,
bentuk bangunan, dimensi dan lain-lain
 Metoda-metoda perhitungan yang akan digunakan, misalnya
dalam proyeksi penduduk, analisa sistem distribusi dan
perhitungan dll.
 Peraturan-peraturan atau standard yang akan digunakan, misal
dalam analisa kualitas air minum, analisa konstruksi dll.
Acuan atau standart pengembangan Jaringan Air Bersih yang akan
dibuat akan terdiri dari antara lain :
 Standart bangunan konstrukdi air minum yang terdiri dari
perhitungan struktur bangunan air minum
 Standart gambar bangunan air minum
 Standart komponen mekanikal dan elektrikal untuk bangunan
air minum
 Spesifikasi setiap bangunan air minum yang merupakan acuan
untuk pelaksanaan lelang di Dinas Pekerjaan Umum Dan
Penataan Ruang Kabupaten Badung
Materi yang diajukan dapat diperoleh dari :
 Hasil studi perencanaan lainnya
 Pengalaman-pengalaman di lapangan
 Literatur-literatur
 Standard atau peraturan yang berlaku (NSPM )
 Perhitungan Konsultan

USULAN TEKNIS
V- 37
Usulan kriteria disain ini akan diolah kembali di dalam langkah
selanjutnya. Guna mendapatkan hasil yang tepat dan baik,
dibutuhkan suatu tetapan-tetapan, kebijakan-kebijakan dan rumus-
rumus yang dipakai sesuai dengan kondisi daerah perencanaan.
Kriteria yang telah disusun dalam langkah sebelumnya akan
dianalisa berdasarkan data kondisi daerah. Tetapan-tetapan ini akan
dituangkan ke dalam suatu kriteria disain yang sebaiknya akan
dibahas terlebih dahulu dengan Pemberi Tugas.
Kriteria disain ini akan mencakup masalah-masalah perencanaan
sistem baik teknis maupun non teknis, antara lain:
 Penentuan/penetapan metode proyeksi penduduk di kota yang
direncanakan.
 Penentuan golongan penduduk yang akan dilayani, tingkat
pelayanan dan cara mereka mendapatkan air (sambungan
langsung atau kran umum) beserta prosentasenya.
 Dasar-dasar perhitungan untuk dimensionering perpipaan
transmisi dan distribusi.
 Kriteria/penentuan jenis pipa yang dipakai untuk transmisi,
distribusi dan kriteria lainya, cara penyambungan dan
pemasangannya sesuai dengan karakteristik bahan pipa, situasi
dan kondisi daerah perencanaan.
 Kriteria penggunaan jenis, bahan dan kapasitas unit dalam
bangunan pengolahan air minum.
 Jenis sumber daya listrik yang dipergunakan dan spesifkasinya.
 Kapasitas, bentuk dan jenis reservoir yang akan digunakan.

V.1.6. PENGEMBANGAN SYSTEM PENYEDIAAN AIR


MINUM

Pengembangan sistim akan dilakukan lengkap, baik komponen-


komponen teknis maupun non teknis. Dalam penyusunan Rencana
Induk Pengembangan Jaringan Air Bersih pengembangan sistim ini
disusun dalam beberapa tahap pengembangan sebagai program
investasi yang akan dilakukan dalam tahapan :
 Jangka pendek
 Jangka menengah
 Jangka panjang

USULAN TEKNIS
V- 38
Tahapan pengembangan ini akan mencakup aspek-aspek :
 Rencana pengembangan kelembagaan dan SDM,
 Rekayasa awal sistem,
 Rekomendasi langkah-langkah penguasaan dan pengamanan
sumber air baku,
 Rencana tindak lanjut studi kelayakan.
 Rencana pembiayaan dan pola investasi, yang berupa indikasi
besar biaya tingkat awal, sumber pembiayaan, dan pola
pembiayaan bagi pengembangan Jaringan Air Bersih

A. Tingkat Pelayanan
Ruang lingkup pelayanan memadai atau sesuai dengan jumlah
kebutuhan penduduk. Jumlah dalam artian banyaknya air, mutu
dan keandalan pelayanan yang diberikan kepada pelanggan harus
sesuai dengan standar. Hal pokok dalam kegiatan teknik untuk
menunjang pencapaian tujuan meliput i:
- Kualitas air dan kuantitas air
- Tekanan air

- Keandalan penyediaan air


Dalam rangka pengembangan sambungan langsung untuk
meningkatkan pelayanan yang harus dicapai, diperlukan :
- Tarif air bersih yang memadai

- Tingkat kebocoran 20-30 %


- Program penyuluhan secara berkesinambungan
Parameter perencanaan yang digunakan dalam memenuhi
kebutuhan air bersih perpipaan adalah mengacu kepada sasaran
dan kebijakan yang ditetapkan oleh pemerintah serta
persyaratan teknis yang berlaku secara nasional dengan
mempertimbangkan kondisi dan kebutuhan daerah perencanaan.
Parameter tersebut diantaranya meliputi:
- Penduduk yang dilayani air bersih pada tahun-tahun
mendatang, adalah sebesar 80%, dengan pelayanan melalui
sistem perpipaam air minum sebesar 60% pada penduduk
perkotaan, sisanya menggunakan air non-perpipaan .
- Pelayanan Sambungan Rumah (SR) sebesar 50-80%
kebutuhan air perpipaan. Konsumsi yang digunakan adalah

USULAN TEKNIS
V- 39
60 liter per kapita setiap hari atau sesuai dengan kondisi dan
tingkatan kota. Jumlah jiwa pelayanan setiap SR adalah 10
jiwa atau sesuai dengan keadaan setempat, bergantung
kepada ukuran kotanya.
- Pelayanan Kran Utama (KU), Hidran Umum (HU) dan terminal
air (TA) berkisar 20-50% dari kebutuhan air perpipaan. Jumlah
orang/unit pelayanan TA/HU/KU adalah 100 jiwa, dengan
konsumsi 30 liter/hari/kapita. .
- Kehilangan air adalah 20% dari total kebutuhan RT ditambah
kebutuhan nor RT.
- Kebutuhan hari maksimum = 1,15 x kebutuhan rata-rata
- Kebutuhan kapasitas penampung = 20% x kebutuhan hari
maksimum.
B. Pertimbangan Kebutuhan Catu Air Bersih

Khusus untuk penanganan dalam pembahasan ini dilakukan


kajian atau pertimbangan khusus untuk catu air bersih
perpipaannya. Pertimbangan tersebut didasari pada perkiraan
bahwa kawasan perencanaan merupakan kawasan padat
(daerah kumuh). Keadaan itu akan berakibat pada penggunaan
sarana pembuangan air limbah, baik air kotor maupun air
buangan. Sebagai salah satu cara untuk menanggulangi kondisi
demikian, maka catu air bersih pada daerah kumuh ditambahkan
hal sebagai berikut:
a) Lingkungan dengan tingkat kepadatan dari 500 jiwa/ha mutlak
mendapatkan catu air berih yang bebas dari pencemaran
hampir tidak mungkin dapat dilindungi .
b) untuk lingkungan dengan kepadatan 400-500 jiwa/ha perlu
disediakan fasilitas TA/HU/KU, karena masih adanya resiko
pencemaran air tanah yang digunakan sebagai sumber air
bersih.
c) untuk lingkungan dengan kepadatan rendah atau 300-400
jiwa/ha, penggunaan air tanah sebagai catu air bersih dapat
dipertahankan apabila muka air tanah musim hujan lebih
rendah dari 4 meter,sehingga kemungkinan pencemaran

USULAN TEKNIS
V- 40
akibat penerapan sistem sanitasi setempat masih dapat
dihindari.

c. Pengembangan Komponen Sistem.

Analisis pengembangan komponen sistem adalah kegiatan lanjutan yang


berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan air wilayah pelayanan eksisting
dan rencana pengembangannya. Komponen yang akan dianalisa meliputi

a. Komponen yang diperlukan untuk pengembangan sumber baru,


seperti kebutuhan sistem pengambilan, pengolahan dan pipa transmisi

b. Komponen perbaikan sistem jaringan distribusi, seperti Penambahan


reservoir, penambahan jaringan dan fasilitas penunjang lainnya.

c. Komponen penambahan sambungan pelayanan

Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pengmbangan jaringan


transmisi/distribusi :

 Kecepatan Aliran

Nilai kecepatan aliran dalam pipa yang diijinkan adalah sebesar 0,3 –
2,5 m/det pada debit jam puncak. Kecepatan yang terlalu kecil
menyebabkan endapan yang ada dalam pipa tidak dapat terdorong
sehingga dapat menyumbat aliran pada pipa. Selain itu juga
merupakan pemborosan biaya, karena diameter pipa yang digunakan
besar. Sedangkan kecepatan yang terlalu besar dapat mengakibatkan
pipa cepat aus dan mempunyai headloss yang tinggi, sehingga
pembuatan elevated reservoir meningkat. Untuk menentukan
kecepatan aliran dalam pipa, dapat digunakan rumus :

Q = A . V = 0,25 π D² V

dimana:

Q = debit aliran (m³/ det)

V = kecepatan aliran (m / det)

D = diameter pipa (m)

USULAN TEKNIS
V- 41
 Sisa Tekanan

Nilai sisa tekanan minimum pada setiap titik jaringan pipa induk yang
direncanakan adalah sebesar 10 m kolom air. Hal ini dimaksudkan
agar air dapat sampai di konsumen dengan tekanan yang cukup.
Untuk mendapatkan tekanan minimun ini dapat dengan cara antara
lain dengan menaikkan elevated reservoir, mengatur nilai kecepatan
aliran dalam pipa serta headloss total.

 Kehilangan Tekanan

Kehilangan tekanan air dalam pipa (Hr) terjadi akibat adanya friction
antara fluida dengan fluida dan antara fluida dengan permukaan
dalam pipa yang dilaluinya. Kehilangan tekanan maksimal 10 m/km
panjang pipa.

Kehilangan ada dua tingkat, yaitu :

- Mayor Losses

Yaitu kehilangan tekanan sepanjang pipa lurus, dapat dihitung


dengan menggunakan persamaan Hazen-William :

1, 85
 Q 
Hf    L
 0, 2785  C  D 2 , 63 
dimana :

Hf = mayor losses sepanjang pipa lurus (m)

L = panjang pipa (m)

Q = debit aliran (m³ / det)

D = diameter pipa (m)

C = koefisien Hazen-William (tergantung jenis pipa)

- Minor Losses

Yaitu kehilangan tekanan yang terjadi pada tempat-tempat yang


memungkinkan adanya perubahan karakteristik aliran, misalnya
pada belokan, valve, dan aksesoris lainnya. Persamaan yang
digunakan :

Hfm=(k.V²)/2 g

USULAN TEKNIS
V- 42
dimana :

Hfm = minor loses (m)

K = konstanta kontraksi (sudah tertentu) untuk setiap jeis


peralatan pipa berdasarkan diameternya

V = kecepatan aliran (m / det)

Pengaturan kehilangan tekanan aliran dapat diusahakan dengan


pemilihan diameter. Untuk mengetahui tekanan dan kecepatan aliran
yang ada dalam pipa, selain besarnya debit aliran dan panjang pipa,
diperlukan juga penentuan elevasi tanah pada titik-titik tertentu
(node) dari daerah pelayanan .

 Sistem Hidrolika Dalam Distribusi

Beberapa sistem hidrolika yang digunakan untuk penyaluran air


bersih ke masyarakat dapat dijelaskan seperti di bawah ini :

- Sistem Pengaliran Gravitasi

Sistem ini digunakan bila elevasi sumber air baku atau pengolahan
berada jauh diatas elevasi daerah pelayanan dan sistem ini dapat
memberikan energi potensial yang cukup tinggi hingga pada
daerah pelayanan terjauh. Sistem ini merupakan sistem yang
paling menguntungkan karena pengoperasiaannya mudah.

- Sistem Pemompaan

Sistem ini digunakan bila beda elevasi antara sumber air atau
instalasi dengan daerah pelayanan tidak dapat memberikan
tekanan air yang cukup, sehingga air yang akn didistribusikan
dipompa langsung ke jaringan pipa distribusi.

- Sistem kombinasi

Sistem ini merupakan sistem pengaliran dimana air atau instalasi


pengolahan dialirkan ke jaringan pipa distribusi, baik dioperasikan
secara bergantian atau bersama-sama, disesuaikan dengan
keadaan topografi dari daerah pelayanan.

 Sistem Distribusi Air

Air yang disuplai melalui pipa akan didistribusikan melalui dua


alternatif sistem, yaitu :

USULAN TEKNIS
V- 43
- Continous sistem (sistem berkelanjutan)

Dalam sistem ini, air minum yang ada akan disuplai dan
didistribusikan kepada konsumen secara terus-menerus selama 24
jam. Sistem ini biasanya diterapkan bila pada setiap waktu
kuantitas air baku dapat mensuplai seluruh kebutuhan konsumen
di daerah tersebut.

Keuntungan :

 Konsumen akan mendapatkan air minum setiap saat


 Air minum yang diambil dari titik pengambilan di dalam
jaringan pipa distribusi selalu didapatkan dalam keadaan
segar.

Kerugian :

 Pemakaian air akan cenderung lebih boros


 Bila ada sedikit kebocoran saja, jumlah air yang terbuang besar

- Intermitten sistem

Dalam sistem ini, air minum yang ada akan disuplai dan
didistribusikan kepada konsumen hanya selama beberapa jam
dalam satu harinya, biasanya 2 sampai 4 jam pada pagi hari dan 2
sampai 4 jam pada sore hari. Sistem ini biasanya diterapkan bila
kuantitas dan tekanan air yang cukup tidak tersedia dalam sistem .

Keuntungan :

 Pemakaian air cenderung lebih hemat


 Bila ada kebocoran maka air yang terbuang relatif kecil

Kerugian :

 Bila terjadi kebakaran pada saat tidak beroperasi maka air


untuk pemadam kebakaran tidak tersedia
 Setiap rumah perlu menyediakan tempat penyimpanan air
yang cukup agar kebutuhan air dalam sehari dapat disimpan
 Dimensi pipa yang dipakai akan lebih besar karena kebutuhan
air yang akan disuplai dan didistribusikan dalam sehari hanya
ditempuh dalam jangka waktu pendek

USULAN TEKNIS
V- 44
 Sistem Jaringan Distribusi Induk

Sistem jaringan induk distribusi yang dipakai dalam pendistribusian


air bersih ada dua macam, yaitu :

- Sistem Cabang atau Branch

Pada sistem ini air hanya mengalir dari satu arah dan pada setiap
ujung pipa akhir daerah pelayanan terdapat titik akhir (dead end),
serta pipa distribusi tidak saling berhubungan. Area konsumen
disuplai air melalui satu jalur pipa utama. Sistem ini biasanya
digunakan pada daerah dengan sifat-sifat sebagai berikut :

a. Perkembangan kota kearah memanjang

b. Sarana jaringan tidak saling berhubungan

c. Keadaan topografidengan kemiringan medan yang menuju satu


arah

Keuntungan :

 Jaringan distribusi relatif lebih sederhana

 Pemasangan pipa lebih murah

 Penggunaan pipa lebih sedikitkarena pipa distribusi hanya


dipasang pada daerah yang paling padat penduduknya

Kerugian :

 Kemungkinan terjadinya penimbunan kotoran dan


pengendapan diujung pipa tidak dapat dihindari, sehingga
harus dilakukan pembersihan yang intensif

 Bila terjadi kerusakan dan kebakaran pada salah satu bagian


sistem, supplay air akan terganggu

 Keseimbangan sistem pengaliran kurang terjamin terutama


terjadinya tekanan kritis pada bagian pipa yang terjauh

- Sistem Melingkar atau Loop

Pada sistem ini jaringan pipa induk distribusi saling berhubungan


satu dengan yang lain membentuk lingkaran-lingkaran, sehingga
pada pipa induk tidak ada titik mati (dead end) dan air akan

USULAN TEKNIS
V- 45
mengalir ke suatu titik yang dapat melalui beberapa arah. Sistem
ini diterapkan pada :

a. Daerah dengan jaringan jalan yang saling berhubungan

b. Daerah dengan perkembangan kota cenderung ke segala arah

c. Keadaan topografi yang relatif datar

Keuntungan :

 Kemungkinan terjadinya penimbunan kotoran dan


pengendapan kotoran dan pengendapan lumpur dapat
dihindari (air dapat disirkulasi dengan bebas)

 Bila terjadi kerusakan, perbaikan atau pengambilan air untuk


pemadam kebakaran pada bagian tertentu, maka suplai air
pada bagian sistem lainnnya tidak terganggu

Kerugian :

 Sistem perpipaan rumit

 Perlengkapan pipa yang dipergunakan sangat banyak

 Jenis pipa dan Bahannya

Beberapa jenis pipa yang umumnya digunakan dalam pekerjaan


sistem distribusi air minum adalah :

- Cast Iron Pipe (CIP)

Karakteristik CIP adalah mempunyai kekuatan tinggi dan sangat


cocok dipasang di daerah yang sulit, serta dapat disambung
dengan berbagai cara.

- Ductile Iron Pipe (DIP)

Merupakan kombinasi antara daya tahan korosi CIP dan sifat


mekanik dari pipa baja.

- Galvanized Pipe Iron (GIP)

- Asbes Cement Pipe (ACP)

Karakteristik ACP adalah sangat ringan sehingga mudah dalam


pemotongan dan penyambungan.

- Polivinil Chlorida (PVC)

USULAN TEKNIS
V- 46
Karakteristik PVC adalah bebas dari korosi, ringan, sehingga
mempermudah dalam pengangkutan, mudah dalam
penyambungan dan mempunyai umur relatif lama.

Dalam sistem distribusi air minum perlu diperhatikan hal-hal


berikut:

 Pemilihan bahan pipa

Bahan pipa yang akan dipakai dan dipasang tergantung pada


faktor-faktor tekanan air dalam sistem, korosifitas terhadap air
tanah, kondisi lapangan (beban lalu lintas, letak saluran air kotor,
dan kepadatan daerah pemukiman)

 Kedalaman dan peletakan pipa

Tergantung oleh karakteristik pipa itu sendiri sesuai dengan yang


terdapat dalam brosur.

 Jenis Pipa Berdasarkan Sistem Perpipaan Distribusi

Macam-macam pipa yang pada umumnya ada dan akan dipakai


dalam perencanaan sistem distribusi air minum adalah sebagai
berikut :

- Pipa Primer atau Pipa Induk (Supplay Main Pipe)

Pipa primer merupakan pipa yang berfungsi membawa air minum


dari induk instalasi pengolahan dari reservoar distribusi ke suatu
daerah pelayanan. Pipa primer ini mempunyai diameter yang
relatif besar.

- Pipa Sekunder (Arterial Main Pipe)

Pipa sekunder merupakan pipa yang disambung langsung pada


pipa primer dan mempunyai diameter yang sama atau kurang dari
diameter pipa primer.

- Pipa Tersier

Pemasangan langsung pipa servis pada pipa primer tidak


menguntungkan mengingat dapat terganggunya pengaliran air
dalam pipa dan lalu lintas di daerah pemasangan. Untuk
mengatasinya, pipa tersier dapat disambungkan langsung pada
pipa sekunder.

USULAN TEKNIS
V- 47
- Pipa Servis atau Pipa Pemberi Air (Service Connection)

Merupakan pipa sekunder atau tersier, yang dihubungkan pada


sambungan rumah (konsumen). Pipa servis ini mempunyai
diameter yang relatif kecil.

 Perlengkapan Pipa

Beberapa perlengkapan pipa yang umumnya dipasang dalam sistem


distribusi air minum adalah :

- Gate Valve

Mempunyai fungsi untuk mengontrol aliran dalam pipa. Gate valve


dapat menutup suplai air ataupun membagi air di dalam jaringan
distribusi.

Gate Valve dapat diletakkan pada :

 Setiap titik persilangan atau cabang pipa (2 buah valve untuk


tee dan tiga buah valve untuk cross)

 Sistem pengurasan (sebagai blow off valve)

 Pipa tekanan setelah pompa dan check valve (untuk


melindungi pompa terhadap back flow)

- Air Release Valve (Katup Angin)

Berfungsi untuk melepaskan udara yang selalu ada dalam aliran.


Air release valve ini dipasang pada setiap bagian jalur pipa
tertinggi dan mempunyai tekanan lebih dari 1 atm, karena udara
cenderung akan terakumulasi.

- Blow Off Valve (Katup Pembuang Lumpur)

Blow off valve ini sebenarnya merupakan gate valve yag dipasang
pada setiap titik mati atau titik terendah dari suatu jalur pipa.
Berfungsi untuk mengeluarkan kotoran-kotoran yang mengendap
dalam pipa serta untuk mengeluarkan air bila ada perbaikan .

- Check Valve (Non return Valve)

Dipasang bila pengaliran air di dalam pipa diinginkan dalam satu


arah. Biasanya check vale dipasang pada ppa tekan diantara

USULAN TEKNIS
V- 48
pompa dan gate valve, dengan tujuan menghindari pukulan akibat
arus balik yang dapat merusak pompa saat pompa mati .

- Fire Hidrant

Berfungsi untuk menyupalai air bila terjadi kebakaran. Alat ini


ditempatkan pada area yang berkecenderungan mempunyai
frekwensi kebakaran yang tinggi yang tergantung pada :

 Kepadatan penduduk dan aktivitasnya

 Luas daerah

 Kemudahan dilakukannya pemadaman kebakaran, misal di


persimpangan jalan

Ada dua tipe fire hidrant :

a. Post Hidrant

Diletakkan sekitar satu meter di atas permukaan tanah.

b. Flush Hidrant

Diletakkan di dalam bak dengan level yang sama dengan level


permukaan jalan.

- Trush Block (Angker Blok Beton)

Trush blok ini diperlukan pada pipa yang mengalami beban hidrolik
yang tidak seimbang, misalnya pada pergantian diameter, akhir
pipa, belokan. Gaya yang terjadi harus ditahan oleh trush blok
untuk menjaga agar fitting tidak bergerak. Umumnya lebih praktis
memasang trush blok setelah saluran ditimbun dengan tanah dan
dipadatkan, sehingga menjamin mampu menahan getaran atau
gaya hidrolik atau beban lainnya. Trush blok hendaknya dipasang
pada sisi parit, maka dari itu diperlukan peralatan sisi parit atau
menggali sebuah lobang masuk kedalam dinding parit untuk
menahan gaya gesek.

- Bangunan Pelintasan Pipa

Bangunan ini diperlukan bila jalur pipa memotong sungai, rel


kereta api, dan jalan untuk memberi keamanan pada pipa.

- Manhole

USULAN TEKNIS
V- 49
Berfungsi sebagai tempat pemeriksaan atau perbaikkan bila
terjadi gangguan pada valve. Manhole biasanya ditempatkan pada
tempat aksesoris yang penting dan pada jalur pipa pada setiap
jarak 300 sampai 600 meter, terutama pada diameter besar.

- Meter Tekanan

Dipasang pada pompa agar dapat diketahui besarnya tekanan


pompa. Kontrol dilakukan untuk menjaga keamanan distribusi dari
tekanan kerja pipa dan menjaga kontinuitas air.

- Meter Air

Berfungsi untuk mengetahui besarnya jumlah pemakaian air dan


dapat dipakai sebagai alat pendeteksi ada atau tidaknya
kebocoran. Meter air ini dapat dipasang pada setiap sambungan
yang dipakai secara kontinyu.

- Clamp Saddle (Saddle Tapping)

Alat ini berfungsi untuk tapping air, sehingga penguuran debit


dapat dilakukan oleh pipa distribusi. Clamp saddle initidak boleh
langsung dipasang pada pipa primer, untuk menjaga pemerataan
pemakaian air dan tekanan air yang tersedia.

- Sambungan

Sambungan dan perlengkapan pipa yang sering digunakan dalam


pekerjaan penyambungan pada sistem distribusi air antara lain :

 Bell dan Spigot

Spigot dari suatu pipa dimasukkan ke dalam bell (socket) pipa


lainnya. Untuk menghindari kebocoran dan menahan pipa serta
memungkinkan terjadinya defleksi (berubahnya sudut
sambungan), maka sambungan biasanya dilengkapi dengan
gasket.

 Flange Joint

Biasanya dipakai pada pipa bertekanan tinggi, untuk


sambungan yang lekat dengan instalasi pompa. Sebelum
kedua flange disatukan oleh mur dan baut, maka diantara
flange disisipkan packing untuk mencegah kebocoran.

USULAN TEKNIS
V- 50
 Bend

Merupakan belokan pipa, dengan sudut belokan 90°, 45°,


22.5°, 11.5°.

 Increaser dan Reducer

Increser digunakan untuk menyambung pipa diameter besar


(arah aliran baru diameter kecil ke diamter besar), sedangkan
reducer digunakan untuk menyambung pipa berdiameter besar
ke diameter kecil.

 Tee

Untuk menyambung pipa pada percabangan.

 Tekanan Kerja Pipa

Pada keadaan di lapangan, pipa yang ditanam di bawah tanah


mengalami dua tekanan yang berasal dari :

 Dalam pipa

Diakibatkan oleh tekanan statik fluida dalam pipa

 Dinding luar pipa

Berat beban diatas tanah (beban hidup maupun mati)

 Reservoir

Reservoir diperlukan dalam sistem distribusi air minum karena


konsumsi air yang berfluktuasi oleh konsumen. Pada saat pemakaian
air dibawah konsumsi air rata-rat maka suplai air yang berlebih akan
ditampung dalam reservoir, yaitu untuk mengimbangi pemakaian air
yang besar pada waktu puncak dari pemakaian rata-rata (kebutuhan
konsumen). Berdasarkan letaknya reservoir dibagi menjadi :

- Elevated Reservoir

Yang dapat dimanfaatkan dari reservoir ini adalah ketinggian,


karena elevasinya yang tetap akan memberikan sisa tekanan air

USULAN TEKNIS
V- 51
konstan (minimal 10 m kolom air), tanpa dipengaruhi fluktuasi
permukaan air akibat pemakaian air yang terjadi.

- Ground Reservoir

Ground reservoir amat tergantung pada pompa dalam


memperoleh sisa tekan yang diinginkan. Karena letaknya dibawah
permukaan tanah maka reservoir ini dipengaruhi oleh fluktuasi
permukaan air.

 Pompa

Pompa merupakan alat penyediaan air bersih yang digunakan untuk


memindahkan air dari ground reservoir atau tempat yang lebih
rendah ke tempat yang lebih tinggi posisinya.

Sedangkan pemompaan adalah pemindahan energi dari tempat yang


bertekanan rendah ke tempat bertekanan tinggi. Pemindahan ini
berdasarkan tekanan kerja yang diberikan oleh pompa tersebut pada
zat cair yang dipindahkan. Tekanan yang diberikan untuk pompa
digunakan untuk :

 Mengatasi kerugian pada pompa dan sistemnya


 Mengatasi tekanan atmosfir
 Mengatasi tekanan kerja pada tempat yang akan dituju oleh zat
cair tersebut

Kapasitas pompa volume zat cair yang dipompa per unit waktu dan
biasanya diukur dalam liter/detik atau m³/detik, disebut kapasitas
aktual pompa. Pompa juga mempunyai kapasitas internal, yaitu zat
cair yang mengalir melalui pompa sama dengan kapasitas aktual
ditambah dengan kebocoran yang terjadi di dalam pompa itu sendiri.
Karena itu, dalam penentuan kapasitas pompa harus ditambahkan
faktor koreksi. Pada pompa sentrifugal, laju aliran air atau pompa
sangat dipengaruhi oleh head sitem pompa. Jika head meningkat,
maka laju aliran air akan menurun, demikian juga sebaliknya. Dalam
sistem distribusi hal tersebut akan nampak jelas pada fluktuasi aliran
air.

Dalam setiap perencanaan pompa, harus dilengkapi dengan bangunan


pelengkap berupa rumah pompa. Fungsi struktur bangunan rumah pompa

USULAN TEKNIS
V- 52
dan sumber energi adalah melindungi peralatan pompa dan sumber daya
energi dari gangguan baik cuaca maupun hewan.

Dalam perencanaan teknik konstruksi rumah pompa dan sumber daya


energi harus memperhatikan penyangga/pondasi pompa dan genset;
ventilasi; struktur bangunan dan perlengkapan. Dalam perencanan
Penyangga Pompa dan Genset harus diperhatikan bahwa Penyangga pompa
dan genset harus kuat dan aman dari getaran. Minimal kedalaman pondasi
dapat dihitung dengan rumus:

W x SF
Ketebalan pondasi ( m) 
c x B x L
Dimana: W = berat total pada γc pondasi (kg)
SF = faktor keamanan
SF untuk motor penggerak pompa = 3
SF untuk mesin penggerak pompa = 4
SF untuk generator penggerak pompa =2
γc = berat jenis beton = 2400 kg/m3
B = lebar pondasi (m)
L = panjang pondasi

Gambar 5.8 Perletakkan Pompa pada Pondasi

USULAN TEKNIS
V- 53
Fungsi ventilasi dalam perencaaan rumah pompa adalah untuk
menjaga temperatur ruangan dan sirkulasi udara sehingga panas di
ruangan dapat dikeluarkan, terutama untuk pendinginan pada motor
penggerak pompa.

Ukuran ventilasi dapat dihitung dengan menggunakan rumus:


H
V ( m 3 / menit ) 
ƒ u 0,017 x T

Dimana:

V = ventilasi udara (m³/menit)


H = pemancaran panas (βtu/menit)
ΔT = selisih kenaikan temperatur udara ruangan dengan
temperatur udara di luar ruangan (ºC)
ƒu = kerapatan udara pada 100ºF = 1,099 kg/m³
0,017 = ketetapan panas udara (kw/ºC)

Perlengkapan yang harus ada di rumah pompa dan sumber daya


energi adalah:

a. panel kontrol

Panel kontrol dipasang dengan memenuhi ketentuan sebagai


berikut:
 kontrol panel dipasang pada dinding dengan ketinggian
minimum 100 mm dari lantai;
 kontrol panel terpisah dari tempat tangki bahan bakar;
 dilengkapi dengan jaringan kabel dari generator set ke motor
pompa

b. tangki bahan bakar harian

Tangki bahan bakar harian harus memenuhi ketentuan sebagai


berikut:
 tangki bahan bakar tidak jauh dari generator set
 dipasang lebih tinggi dari mesin generator set
 ukuran tangki dapat dihitung dengan rumus:

SFC x P x T
Kapasitas ( L) 
s

USULAN TEKNIS
V- 54
dimana:
SFC = kebutuhan bahan bakar (L/kw jam)
P = daya generator (KW)
T = jam operasi per hari
s = berat jenis bahan bakar = 780 kg/m³
c. saluran pembuangan limbah
Saluran pembuangan limbah dibuat dua jalur yaitu:
 saluran limbah dari generator set berupa limbah c
 saluran limbah dari pompa biasanya air

Untuk limbah generator dialirkan tersendiri ke penampungan yang


diletakkan di luar bangunan.

USULAN TEKNIS
V- 55
V.2. PROGRAM KERJA

V.2.1. UMUM

Penyusunan Program Kerja adalah merupakan bagian terpenting dari


suatu rangkaian pelaksanaan pekerjaan, dengan adanya susunan
rencana kerja yang tepat maka diharapkan akan diperoleh hasil
yang optimal, efektif dan tepat waktu sesuai dengan maksud dan
tujuan serta sasaran pekerjaan. Oleh karena itu, dalam pekerjaan
Penyusunan DED Pengadaan dan Pemasangan Sarana dan
Prasarana Jaringan Air Bersih dari Ruas Tegeh Sari – Simpang
Kali – Fourseason – Ayana ini, akan diuraikan mengenai rencana
pelaksanaan pekerjaan yang akan dilaksanakan oleh pihak
konsultan, meliputi rencana pekerjaan dari tahap persiapan,
pelaksanaan pekerjaan, dan perumusan hasil akhir pekerjaan dan
tahap pelaporan
Untuk memudahkan dalam penyusunan rencana kerja dan
pelaksanaan pekerjaan, maka konsultan membagi tahapan
pekerjaan ini dalam 5 (lima) kelompok besar yaitu:
1. Tahap Persiapan dan Penyusunan Laporan Pendahuluan
Pada tahap persiapan ini akan dilakukan koordinasi intensif
internal tim Konsultan maupun eksternal dengan Tim Teknis, desk
study, dan persiapan peralatan yang diperlukan untuk
pelaksanaan pekerjaan.

2. Tahap penyiapan format, standat dan acuan

Konsultan akan menyiapakan format-format standart dan acuan yang


akan mempermudah daerah dalam menyusun rencana teknis

3. Tahap Survey dan Idntifkasi


Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah survei lapangan,
dan identifikasi kondisi lapanagan serta analisa hasil survey.

4. Tahap Analisa dan Formulasi


Kegiatan pada tahap ini adalah menyusun, mengkompilasi dan
menganalisa hasil survey lapangan baik primer maupun
sekunder, untuk kemudian dianalisa secara menyeluruh untuk
mendapatkan hasil perencanaan yang optimal. Kegiatan utama
adalah Penyusunan DED Pengadaan dan Pemasangan

USULAN TEKNIS
V- 56
Sarana dan Prasarana Jaringan Air Bersih dari Ruas Tegeh
Sari – Simpang Kali – Fourseason – Ayana, yang nantinya
akan dilanjutkan dengan pelaksanaan pekerjaan konstruksinya.

5. Penyelesaian Pekerjaan
Adalah kegiatan penyempurnaan dari laporan-laporan yang telah
disusun pada tahap sebelumnya untuk kemudian menjadi
laporan akhir.

V.2.2. RENCANA KERJA

V.2.2.1. Tahap Persiapan


Pekerjaan persiapan yang akan dilakukan oleh konsultan meliputi
beberapa tahapan kegiatan sebagai berikut:

1. Mobilisasi Tim dan Penyiapan Perangkat kerja; Tim kerja


dimobilisasi dan dilakukan pembagian tugas, distribusi tugas
serta pengaturan hubungan kerja baik di lingkungan tim kerja
ataupun hubungan dengan pihak lain termasuk dengan pihak
pemberi kerja dan dengan instansi dan pihak stakeholder terkait
lainnya. Tim yang akan dilibatkan dalam penugasan pelaksanaan
pekerjaan merupakan tenaga yang memiliki pengalaman dalam
pekerjaan sejenis.

2. Pemahaman lingkup pekerjaan, jadwal dan metoda kerja;


Bertujuan lebih memahami ruang lingkup pekerjaan,
menyempurnakan jadwal serta metode yang telah disusun
dalam proposal teknis dengan menyesuaikan pada perubahan-
perubahan yang mungkin terjadi. Tim konsultan melakukan
penyempurnaan metode dan jadwal pekerjaan yang disesuaikan
dengan kebutuhan pelaksanaan kegiatan. Jadwal dan metode
yang telah disempurnakan ini akan menjadi acuan bersama
dalam pelaksanaan pekerjaan

3. Diskusi dengan Tim Teknis; Setelah Rencana Kegiatan yang


tersusun maka langkah berikutnya dari tahap Persiapan ini
adalah melakukan komunikasi serta diskusi yang intensif dengan
Tim Teknis maupun anggotanya, maupun dari

USULAN TEKNIS
V- 57
lembaga/stakeholder terkait lainnya, untuk membuat
kesepakatan mengenai rencana kerja.

4. Pengumpulan Informasi awal

Informasi awal yang akan dikumpulkan antara lain :


a. Data ketersedian dokumen Jaringan Air Bersih di kabupaten
Badung terutama Ruas Tegeh Sari – Simpang Kali –
Fourseason – Ayana
b. Pemerintah daerah ya pada tahun 2017 sedang
melaksanakan kegiatan penyusunan Jaringan Air Bersih
c. Usulan dari kecamatan di wilayah tersebut untuk kegiatan
pengembangan jaringan air bersih.
Pengumpulan data sekunder dan informasi ini pada tahap awal
akan dilakukan baik di Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan
Ruang Kabupaten Badung Serta Dinas PDAM Kab. BAdung.

d. Desk Study; Merupakan kegiatan inventarisasi dokumen studi


maupun kajian yang berhubungan dengan kegiatan
perencanaan yang sejenis, dengan maksud untuk
mendapatkan acuan normatif dalam pelaksanaan pekerjaan.

Produk dari kegiatan ini adalah Laporan Pendahuluan yang akan


dibahas dan didiskusikan dengan Satker, Tim Teknis dan narasumber
lainnya untuk mendapatkan masukan, perbaikan dan
penyempurnaan. Apabila telah disepakati dan disetujui bersama
oleh seluruh pihak yang terkait, maka substansi Laporan
Pendahuluan akan menjadi acuan bagi Konsultan dan para pihak
lainnya dalam melanjutkan dan menyelesaikan kegiatan.

V.2.2.2. Penyiapan Acuan dan standart


Dalam pelaksanaan pekerjaan perencanaan, Konsultan akan
membuat acuan-acuan dan standarta yang akan dipergunakan
dalam pelaksanaan pekerjaan. Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk
mebantu daerah dalam melaksanakan pekerjaan, juga agar format
yang digunakan seragam dan sesuai dengan keinginan pemberi
pekerjaan. Dalam membuat acuan dan standart ini Konsultan akan

USULAN TEKNIS
V- 58
berkoordinasi dengan pihak pemberi pekerjaan. Acuan dan standart
yang disusun antara lain :

Beberapa acuan yang akan disusun Konsultan antara lain :

 Membuat gambar-gambar tipikal

 Format Rencana Anggaran Biaya (RAB)

 Format Spesifikasi Teknis

 Outline DED

 Cheklist kelengkapan Pengembangan Jaringan Air Bersih


(Readiness criteria)

A. Membuat gambar-gambar Tipikal

Berdasar standart yang ada (dari Dinas Pekerjaan Umum Dan


Penataan Ruang ) konsultan menyiapkan gambar-gambar tipikal yang
akan dipergunakan dalam perencanaan pengembangan Jaringan Air
Bersih. Dari gambar tipikal yang dibuat diharapkan bisa di aplikasikan
saatr pelaksanaan konstruksi nantinya . Gambar DED yang dibuat
antara lain :

 Gambar reservoir untuk berbagai kapasitas ( 100 m3, 200 m3,


300 m3, 500 m3, 750 m3, 1000 m3)

 Gambar Rumah panel dan genset ( ukuran 12 m2, 24 m2, 36 m2)

 Gambar Rumah pompa (ukuran 28 m2, 45 m2, 140 m2)

 Gambar Ruang laboratorium dan ruang operator ( ukuran 54 m32,


61 m2)

 Gambar Ruang Khlor/ruang pembubuh

 Gambar Menara air kapasitas 50 m3

 Gambar Jembatan pipa untuk berbagai type jembatan

 Gambar Pemasangan pipa untuk berbagai type pemasangan

B. Membuat Format rencana Anggaran Biaya (RAB)

Berdasar gambar standart/tipikal yang telah dibuat, Konsultan


membuata format Rencana Anggaran Biaya. Dari format yang dibuat
Dinas Pekerjaan Umum Dan Penataan Ruang dalam membuat

USULAN TEKNIS
V- 59
perencanaan tinggal memasukkan harga yang berlaku di masing-
masing kecamatan diharapkan akan mempermudah Dinas Pekerjaan
Umum Dan Penataan Ruang dalam menyusun DED. Dari format RAB
yang dibuat, sesuai dengan kebutuhan daerah dalam penyusunan
Jaringan Air Bersih tinggal mengambil format RAB yang sudah
disusun. Sesuai dengan gambar tipikal yang dibuat format RAB yang
disiapkan antara lain :

 Analisa harga reservoir untuk berbagai kapasitas ( 100 m3, 200


m3, 300 m3, 500 m3, 750 m3, 1000 m3)

 Analisa harga Rumah panel dan genset ( ukuran 12 m2, 24 m2,


36 m2)

 Analisa harga Rumah pompa (ukuran 28 m2, 45 m2, 140 m2)

 Analisa harga Ruang laboratorium dan ruang operator ( ukuran


54 m32, 61 m2)

 Analisa harga Ruang Khlor/ruang pembubuh

 Analisa harga Menara air kapasitas 50 m3

 Analisa harga Jembatan pipa untuk berbagai type jembatan

 Analisa harga Pemasangan pipa untuk berbagai type


pemasangan

C. Format Spesifikasi Teknis

Sebagai persyaratan tender diperlukan dokumen Spesifikasi teknis,


sehingga Konsultan menyiapkan format dan contoh spesifikasi teknis
untuk pekerjaan yang terkait baik pekerjaan struktur, perpipaan
maupun pekerjaan mekanikal elektrikal

D. Cheklist kelengkapan Pengembangan Jaringan Air Bersih (Readiness


criteria)

Beberapa kelengkapan yang harus di penuhi kegiatan DED ini


(Readiness criteria ) sebagai berikut :

 Laporan DED

 Rencanan Anggaran Biaya (RAB) dari usulan kegiatan

USULAN TEKNIS
V- 60
 Harga yang berlaku di daerah yang disyahkan Bupati/Kepala
Daerah yang bersangkutan (HSPK)

 KAK/TOR pelaksanaan pekerjaan

 Project Brief

 Justifikasi Teknis pekerjaan

 Perijinan Lokasi bangunan , lokasi rencana jalur pipa, dan surat ijin
penggunan air SIPA

 Peta rencana daerah pelayanan

 Peta rencana jaringan pipa

 Skematik system

 Gambar teknis

 Jumlah sasaran desa/kecamatan yang akan dilayani.

HIngga saat ini, beberapa dari kelengkapan tersebut di atas sebagian


sudah terpenuhi namun sebagian besar lainnya masih dalam proses
pemenuhan. Kelengkapan persyaratan tersebut untuk masing-masing
kabupaten/kota sebgaimana table berikut ini.

V.2.2.3. Tahap Sosialisasi, Survey dan Identifkasi


Pekerjaan yang akan dilakukan pada tahap ini antara lain :
1. Survey data sekunder,
Survey data skunder yang diperlukan terutama inventarisasi
kesiapan lokasi usulan pengembangan Jaringan Air Bersih dari
Ruas Tegeh Sari – Simpang Kali – Fourseason – Ayana yang
akan didanai APBD tahun 2017.
2. Survei lapangan;
Survey lapangan terutama dilakukan untuk pelaksanaan
pekerjaan penyusunan rencana teknis pengembangan Jaringan
Air Bersih dari Ruas Tegeh Sari – Simpang Kali –
Fourseason – Ayana .Kegiatan survey lapangan diperlukan
untuk kebutuhan penyusunan rencana teknis sehingga
diperlukan survey detail meliputi :

USULAN TEKNIS
V- 61
a. Survey topografi. Untuk pelaksanaan pengukuran topografi
didahukui dengan identifikasi rencana jalur pipa serta
lokasi bangunan penunjang. Pengukuran dilakukan
dengan menggunakan waterpass, theodolith atau Total
Station. Pengukuran ini berguna untuk mengetahui elevasi
rencana jalur yang akan diperunakan untuk acuan
merencanakan jaringan pipa. Pengukuran melintang
dilakukan pada setiap interval panjang tertentu sesuai
kebutuhan lapangan. Pengukuran topografi untuk
mengetahui profil topografi wilayah meliputi pengukuran
memanjang dan melintang rencana jalur pipa, pengukuran
situasi lokasi bangunan penunjang yang diperlukan

b. Pengukuran kualitas tanah untuk mengetahui daya dukung


tanah yang akan dipergunakan dalam perhitungan struktur
bangunan air minum antara lain bangunan resergvoir,
bangunan IPA, jembatan pipa dengan bentang yang
panjang.
c. Pengambilan sampel air untuk mengetahui kulaitas air
baku yang diperlukan untuk mengetahui jenis pengolahan
air minum yang diperlukan
d. Survey sumber air baku untuk mengetahui potensi air
baku yang akan dimanfaatkan mencakup kapasitas
sumber air baku, pemanfaatan sumber air baku, termasuk
ijin pemanfaatan air baku dari pohak terkait
e. Survey wilayah pelayanan untuk memperoleh gambaran
mengenai kondisi penduduk di wilayah pelayanan

3. Survey Kesiapan usulan Pengembangan Jaringan Air Bersih

Survey ini bertujuan untuk melihat kesiapan DED Jaringan Air


Bersih yang akan dilaksanakan pada tahun 2017 terkait dengan
factor-faktor pendukung antara lain kesiapan rencana induk
pengembangan Jaringan Air Bersih, keterkaitan dengan RIPJM,
kesiapan lahan dimana direncanakan pembangunan bangunan
penunjang (IPA,reservoir, sumur bor dll), kesiapan sumber air
baku, kesiapan lembaga pengelola Jaringan Air Bersih dan
sebagianya.

USULAN TEKNIS
V- 62
4. Sosialiasi; Tujuan kegiatan ini adalah untuk memberikan
pemahaman kepada pemerintah daerah mengenai manfaat dan
tujuan penyusunan Rencana Induk pengembangan jaringan air
bersihH. Dengan kegiatan ini diharapkan pemerintah daerah
dapat memenuhi kebutuhan layanan air bersih bagi masyarakat
Produk dari kegiatan Tahap Pendataan ini adalah Laporan Antara, yang
akan menjadi acuan bagi Konsultan dan para pihak lainnya dalam
melanjutkan dan menyelesaikan kegiatan

V.2.2.4. Tahap Analisa, Formulasi dan Pendampingan

Kegiatan pada tahap Analisis ini adalah menyusun, mengkompilasi dan


menganalisa hasil survey lapangan baik primer maupun sekunder, untuk
kemudian dianalisa secara menyeluruh untuk mendapatkan hasil
perencanaan yang optimal. Tujuan kegiatan ini adalah menganalisa data
dan hasil survei lapangan sebagai dasar perencanaan teknis. Hasil analisa
digunakan sebagai dasar menentukan tingkat kebutuhan pengembangan
jaringan air bersih yang nantinya akan dijabarkan dalam tahapan
pengembangan dengan rencana pembiayaan dan pola investasi yang tepat.

Kegiatan yang akan dilakukan pada tahap ini adalah :


1. Penyusunanan DED Pengadaan dan Pemasangan Sarana dan
Prasarana dari Ruas Tegeh Sari – Simpang Kali – Fourseason –
Ayana Jaringan Air Bersih untuk Anggaran 2013

a.Analisa dan Proyeksi Kebutuhan Air


Dilaksanakan sesuai dengan standar yang telah dijelasakan secara
detail pada metodologi. Analisis diawali dengan menghitung
proyeksi penduduk kemudian dengan berdasar kriteria yang ada
serta kondisi saat juga dengan melihat target pelayanan dimasa
yang akan dating dilakukan perhitungan kebutuhan air.

b. Analisa Pengembangan Sumber Air Baku


Analisis ini diarahkan untuk mempertimbangkan untung rugi
pemanfaatan sumber, jika terdapat beberpa alternative dan
bagaimana cara pengambilannya yang paling menguntungkan.

c.Analisa Pengembangan Komponen Sistem

USULAN TEKNIS
V- 63
Analisis dilakukan untuk mengetahui pengembangan komponen
yang terdiri dari komponen air baku, komponen perpipaan
tarnsmisi, perpipaan distribusi dan sistem pengolahan

d. Perencanaan detail system


Setelah komponen system ditentukan pada tahap sebelumnya,
dibuat perhitungan detail bangunan/system secara meneluruh
mulai dari sumber air baku, komponen perpipaan, sistem
pengolahan dan jumlah sambungan pelayanan

e.Perhitungan struktur bangunan


Terhadap bangunan sipil (pondasi IPA), reservoir dilakukan
perhitungan struktur bangunan berdasar data daya dukung tanah
(jika tersedia)

f. Pembuatan gambar perencanaan

Setelah dilakukan perhitungan analisa dan rencana kemudian


dilakukan penggambaran rencana. Dalam gambar rencana ini
terdiri dari :

 Gambar jalur memanjang dan melintang rencana jaringan dan


perletakan pemasangan pipa transmis dan distribusi

 Gambar tipikal penanaman pipa

 Gambar detail bangunan yang diperlukan baik bangunan di


lokasi sumber air (Gambar intake, broncaptering), bangunan
produksi (IPA, sumur bor), jembatan pipa dan sebagainya sesuai
hasil perencanaan. Gambar yang dibuat meliputi gambar situasi,
potongan memanjang dan melintang dan gambar detail lengkap
dengan elevasi dan dimensi bangunan.

g. Perhitungan Rencana Anggaran Biaya Pekerjaan


Dari hasil penyusunan rencana secara keseluruhan dapat dilakukan
perhitungan perkiraan anggaran biaya yang secara menyeluruh
hingga ke jaringan tersier. Perhitungan biaya pekerjaan didasarkan
pada harga satuan yang berlaku di masing-masing daerah (sesuai
HSPK)

V.2.2.5. Tahap Penyelesaian Pekerjaan

USULAN TEKNIS
V- 64
Kegiatan utama pada tahapan ini adalah penyempurnaan dan
perbaikan Konsep Laporan Akhir berdasar hasil diskusi yang telah
dilakukan menjadi Laporan Akhir yang akan berisi seluruh hasil
kegiatan yang telah dilaksanakan hingga berakhirnya kontrak
pekerjaan. Bersamaan dengan penyerahan laporan akhir ini juga
akan diserahkan seluruh hasil DED yang telah dilakukan terhadap
kegiatan Penyusunan DED Pengadaan dan Pemasangan
Sarana dan Prasarana Jaringan Air Bersih dari Ruas Tegeh
Sari – Simpang Kali – Fourseason – Ayana.
Selain laporan akhir, konsultan pada akhir pekerjaan harus
menyerahkan Buku Draft/Konsep Rencana Induk Pengembangan
JARINGAN AIR BERSIH Kabupaten/Kota sebagai hasil pendampingan
yang telah dilakukan
Sebagai kelengkapan dan laporan penunjang, selain Laporan Akhir
Konsultan akan menyerahkan dokumen-dokumen lainnya
sebagaimana disampaikan dalam KAK yaitu :
 Buku RAB yang berisi rencana anggaran biaya dari setiap
kegiatan yang akan didanai APBD tahun 2018
 Dokumen Lelang yang berisi spesifikasi teknis dari pekerjaan-
pekerjaan hasil DED
 Album gambar yang berisi gambar-ganbar perencanaan sesuai
hasil kegiatan sesuai rencana kegiatan yang akan dilaksanakan
pada tahun 2014 di masing-masing Kota/Kabupaten

V.2.2.6. Penyerahan Laporan

Hasil dari kegiatan Konsultan Penyusunan DED Pengadaan dan


Pemasangan Sarana dan Prasarana Jaringan Air Bersih dari Ruas
Tegeh Sari – Simpang Kali – Fourseason – Ayana disampaikan berupa
pelaporan yang terdiri dari :
1. Laporan Pendahuluan
2. Laporan Antara
3. Konsep Laporan Akhir
4. Laporan Akhir
5. Buku RAB
6. Dokumen Lelang
7. Album gambar
8. Softcopy berupa CD dan flashdisk

USULAN TEKNIS
V- 65
V.2.2.6. Diskusi

Untuk mendapatkan hasil yang lebih baik, pada kegiatan ini dilakukan
diskusi paad akhir pelaksanaan pekerjaan. Selain itu secara intern diskusi
akan sering dilakukan di setiap tahapan kegiatan. Selain itu juga akan
diadakan koordinasi, baik dengan pemberi pekerjaan maupun dengan
kabupaten/kota yang mengusulkan kegiatan Penyusunan DED
Pengadaan dan Pemasangan Sarana dan Prasarana Jaringan Air
Bersih dari Ruas Tegeh Sari – Simpang Kali – Fourseason – Ayana.
Dengan tim Konsultan yang akan dilaksanakan workshop sebanyak dua kali
yaitu pada tahap awal pekerjaan dan pada akhir peleksanaan pekerjaan
berupa kegiatan workshop. Workshop pertama adalah untuk menyamakan
persepsi mengenai jaringan air bersih dan mendapatkan masukan mengenai
jaringan air bersih. Sedang workshop kedua untuk konsolidasi hasil akhir
pendampingan jaringan air bersih.
Sosialisasi juga akan dilaksanakan oleh Konsultan dengan pemerintah
kabupaten Badung untuk sosialisas jaringan air bersih maupun sosialisasi
mengenai kriteria-kriteria dan standart yang harus dipenuhi untuk masing-
masing jenis kegiatan pengembangan bersih

V.3. ORGANISASI, PERSONIL DAN PELAPORAN


V.3.1. ORGANISASI PELAKSANA PEKERJAAN
Dalam sub bab ini diuraikan tentang organisasi Konsultan dalam
melaksanakan penugasan Konsultan Penyusunan DED Pengadaan dan
Pemasangan Sarana dan Prasarana Jaringan Air Bersih dari Ruas
Tegeh Sari – Simpang Kali – Fourseason – Ayana.

V.3.1.1. Mekanisme Kerja Konsultan

Dalam pekerjaan Konsultan Penyusunan DED Pengadaan dan


Pemasangan Sarana dan Prasarana Jaringan Air Bersih dari Ruas
Tegeh Sari – Simpang Kali – Fourseason – Ayana ini akan dilibatkan
beberapa pihak terkait, dimana pihak-pihak tersebut akan saling bersinergi

USULAN TEKNIS
V- 66
dan membentuk sebuah mekanisme kerja. Terdapat 2 (dua) mekanisme
kerja dalam pelaksanaan pekerjaan ini, yaitu mekanisme internal dan
mekanisme kerja eksternal. Mekanisme internal adalah hubungan kerja
antar tenaga ahli tim konsultan serta dengan staf pendukung dalam
melaksanakan kegiatan studi. Sedangkan mekanisme kerja eksternal adalah
hubungan kerja antara Tim Konsultan dengan pihak pemberi pekerjaan yaitu
Dinas Pekerjaan Umum Dan Penataan Ruang Kabupaten Badung .Penyu

V.3.1.1.1. Mekanisme Kerja Internal

Agar pengelolaan pekerjaan dapat berjalan dengan baik dan mencapai


tujuan secara tepat (baik ketepatan sasaran substansi pekerjaan maupun
ketepatan jadwal), diperlukan sikap profesionalisme dari personil yang
ditugaskan. Untuk itu, konsultan berusaha memberikan pelayanan jasa yang
terbaik dengan menugaskan beberapa orang Tenaga Ahli yang telah
berpengalaman dalam bidang Air Bersih seperti yang ditetapkan dalam
Kerangka Acuan Kerja (KAK).
Sikap profesionalisme konsultan ini ditunjukkan dengan memberikan tugas
dan tanggung jawab secara individu dan tim. Secara individu, seorang
tenaga ahli akan melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya sesuai
dengan keahliannya masing-masing. Sedang tugas dan tanggung jawab
secara tim diberikan kepada tenaga ahli karena pekerjaan Penyusunan
DED Pengadaan dan Pemasangan Sarana dan Prasarana Jaringan
Air Bersih dari Ruas Tegeh Sari – Simpang Kali – Fourseason – Ayana
ini bersifat komprehensif, yang melibatkan beberapa orang tenaga ahli dari
berbagai disiplin ilmu.
Kemampuan seorang Team Leader dalam mengkoordinasi, mengendalikan,
mengelola dan menguasai terhadap lingkup pekerjaan, seluruh
permasalahan di lingkungan kerja serta mampu
mendistribusikan/mendelegasikan tugas dan peran dengan baik kepada staf
yang dipimpinnya adalah suatu hal yang diperlukan dalam melaksanakan
pekerjaan.

Untuk memperjelas struktur organisasi Tim Konsultan dapat dilihat pada


Gambar 5.6. di bawah ini.

DIREKTUR
TEKNIK/KEPALA

USULAN TEKNIS
V- 67
TEAM LEADER
Ahli Teknik

TIM TENAGA
AHLI

TENAGA AHLI TEKNIK AIR


MINUM

TENAGA PENDUKUNG Drafter,Estimator,Surveyor, Administrasi

Gambar 5.6
STRUKTUR ORGANISASI KONSULTAN

USULAN TEKNIS
V- 68
V.3.1.1.2. Mekanisme Kerja Eksternal

Hubungan kerja eksternal dilakukan antara pihak konsultan dengan Dinas


Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kabupaten Badung dan pihak
Pemerintah Daerah yaitu PDAM di lokasi DED. Untuk aspek administrasi dan
teknis proyek, konsultan akan berkoordinasi dengan Dinas Pekerjaan Umum
dan Penataan Ruang Kabupaten Badung, sementara. dimana tim ini akan
mengevaluasi ketepatan hasil pelaksanaan studi yang dikerjakan oleh
konsultan dan memberikan saran tindak kepada konsultan untuk melakukan
revisi terhadap hasil kerjanya.

Selain dengan pihak Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kabupaten
Badung dan pihak Pemerintah Daerah yaitu PDAM, secara eksternal
konsultan akan berkoordinasi dengan pihak Tim Bali Jalan Nasional apa bila
nantinya ada jalur yang berada di area jalan nasional.

Secara garis besar mekanisme kerja eksternal antara Tim Konsultan dengan
Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kabupaten Badung dan pihak
Pemerintah Daerah yaitu PDAM serta Pemerintah Daerah lokasi studi dapat
dilihat pada Gambar 5.6 di bawah ini.

ASISTEN
TENAGA AHLI
FINANSIAL

USULAN TEKNIS
V- 69
Gambar MEKANISME KERJA
5.7. EKSTERNAL

Dinas Pekerjaan Umum dan


Penataan Ruang Kab. Badung

Koordinasi hasil pelaksanaan


PPK
Asistensi dan koordinasi
pada aspek administrasi
Asistensi dan koordinasi

Tim Teknis
pada aspek Teknik

Bantuan Teknis
pekerjaan

Input data kondisi penyediaan


air minum ( data teknis, data
dministrasi, data pendukung)
TIM PEMERINTAH
KONSULTAN DAERAH LOKASI
PEKERJAAN
 Penyusunan DED Pengadaan
dan Pemasangan Sarana dan
Prasarana Jaringan Air Bersih
dari Ruas Tegeh Sari –
Simpang Kali – Fourseason –
Ayana

V.3.2. PERSONIL

Personil yang terlibat dalam Pekerjaan Penyusunan DED Pengadaan dan


Pemasangan Sarana dan Prasarana Jaringan Air Bersih dari Ruas
Tegeh Sari – Simpang Kali – Fourseason – Ayana orang dengan rincian
sebanyak 2 (dua) tenaga ahli/ professional staff, dan tenaga pendukung
terdiri dari 4 (empat) orang yaitu drafter,estimator,surveyor dan tenaga
administrasi

Untuk menghasilkan pekerjaan sesuai dengan yang diharapkan oleh


Pemberi Pekerjaaan, konsultan akan menyediakan tenaga ahli profesional
sesuai kualifikasi yang disyaratkan dalam KAK. Masing-masing tenaga ahli

USULAN TEKNIS
V- 70
yang terlibat bertugas secara simultan sesuai dengan tingkat kebutuhan
dan ruang lingkup tugas keahlian.

V.3.2.1. Personil yang Terlibat Dalam Pekerjaan

Tenaga ahli yang terlibat dapat dilihat pada Tabel dan uraian berikut:
Tabel 5 . 5. Personil dan Kualifikasinya
NO POSISI PENUGASAN NAMA KUALIFIKASI
1. TEAM LEADER/TENAGA Ir. Baktin Joesinda S1 – Teknik Lingkungan,
AHLI LINGKUNGAN Institut Teknologi Sepuluh
Nopember (ITS) Surabaya,
1990
2. TENAGA AHLI TEKNIK AIR Gayatri S1 – Teknik Lingkungan,
MINUM Purbaningsih,ST Institut Teknologi Sepuluh
Nopember (ITS) Surabaya,
2008
3. DRAFTER I Made Murdana SMK Rekaya Denpasar
1998
4. ESTIMATOR Kadek Wiardana SMK Negeri 3 Singaraja
1998
5. SURVEYOR I Wayan Sandiarta SMK 1 Saraswati Tabanan
2003
6. ADMINISTRASI / OPERATOR Resti Andika S1-Komputer Univ.
KOMPUTER Putri,S.Kom Narotama 2015

V.3.2.2. Tugas dan Tanggungjawab Tenaga Ahli

Dalam Pekerjaan Konsultan Penyusunan DED Pengadaan dan


Pemasangan Sarana dan Prasarana Jaringan Air Bersih dari Ruas
Tegeh Sari – Simpang Kali – Fourseason – Ayana, akan diuraikan secara
singkat tugas dan tanggung jawab tenaga ahli pada masing – masing posisi
sebagai berikut :
1. Ketua Tim / Team Leader
Team Leader disyaratkan seorang Sarjana Teknik Strata Satu (S1) Jurusan
Teknik Lingkungan lulusan universitas negeri atau yang telah disamakan
berpengalaman dalam pelaksanaan pekerjaan di bidang Teknik Lingkungan
Sekurang-kurangnya 5 ( lima ) tahun dan memiliki SKA yang sesuai. tugas
utamanya adalah memimpin dan mengkoordinir seluruh kegiatan anggota

USULAN TEKNIS
V- 71
tim kerja dalam pelaksanaan pekerjaan sampai dengan pekerjaan
dinyatakan selesai Tugas team leader antara lain :
 Memenuhi syarat-syarat Kerangka Acuan Kerja/ KAK Perencanaan yang
ditentukan oleh Pengguna Jasa pada setiap tahap pekerjaan.
 Membuat Time Schedule , dan memastikan semua berjalan sesua target
dan tepat waktu.
 Mengkoordinasi personil yang terlibat dalam kegiatan yang dilaksanakan
sesuai tugas dan tanggung jawabnya.
 Membuat stuktur organiasasi kegiatan.
 Menyampaikan pelaporan secara periodik perkembangan disain teknis
kepada pemberi kerja.
 Mengagendakan koordinasi secara rutin dengan PPK, PPTK, Direksi
 Mengatur penyelesaian administrasi , keuangan maupun teknis
 Mempersiapkan petunjuk teknis dari setiap kegiatan perencanaan.
 Meneliti dan mengatur semua personil yang terlibat dalam pelaksanaan
pembuatan disain.
 Mengkoordinasi kegiatan pengumpulan peta, data, bahan, dan kajian
dalam rangka pekerjaan bantuan penyusunan Rencana Teknis,
Pendampingan Rencana Induk Pegembangan SPAM dan Review DED
Pengembangan SPAM.
 Mengkoordinasi pelaksanaan survey lapangan.
 Mengkoordinasi pelaksanaan analisa-analisa yang dibutuhkan untuk
penyelesaian pekerjaan.
 Bersama dengan Ahli Teknik Air Minum dan dan tenaga ahli lainnya
menyusun dan Mengevaluasi DED pengembangan SPAM
 Mengkoordinasi Penyusunan laporan.
 Koordinasi dengan dinas/instansi terkait dan direksi.
 Melakukan presentasi pada setiap rapat diskusi dan pembahasan
 Bertangung jawab penuh terhadap semua hasil disain (DED).

USULAN TEKNIS
V- 72
2. Tenaga Ahli Teknik Air Minum

Team Leader disyaratkan seorang Sarjana Teknik Strata Satu (S1) Jurusan
Teknik Lingkungan lulusan universitas negeri atau yang telah disamakan
berpengalaman dalam pelaksanaan pekerjaan di bidang Teknik Lingkungan
Sekurang-kurangnya 3 ( tiga ) tahun dan memiliki SKA yang sesuai. tugas
utamanya adalah memimpin dan mengkoordinir seluruh kegiatan anggota
tim kerja dalam pelaksanaan pekerjaan sampai dengan pekerjaan
dinyatakan selesai Tugas team leader antara lain :
 Membantu tugas - tugas Team Leader khususnya yang berkaitan dengan
pekerjaan Instalasi Air Minum.
 Memeriksa dan Menganalisa Data Lapangan
 Membantu Team Leader dalam Mempersiapkan petunjuk teknis dari
setiap kegiatan pekerjaanQuantity Surveyor baik pengambilan data,
pengolahan maupun penyajian akhir seluruh hasil pekerjaan.
 Melakukan koordinasi berkala atau mensinkronisasikan gambar dengan
perhitungan biaya, agar tidak meleset dari pagu yang di rencanakan.
 Memberikan bimbingan, pengarahan, dan pengawasan di bidang
Quantity Surveyor untuk memperlancar proses DED.
 Memeriksa kelengkapan Quantity Surveyor.
 Bertanggung jawab atas semua hasil perhitungan Quantity Surveyor
kepada team leader dan pemberi kerja.

3. Drafter

 Membuat gambar-gambar perencanaan


 Melakukan pemeliharaan gambar-gambar kerja.
 Melakukan koordinasi dengan tenaga ahli/ asisten tenaga ahli.
 Membuat Daftar Penerimaan Dokumen gambar (DPD), Daftar Induk
Dokumen gambar (DID) dan daftar distribusi gambar.
 Membuat metode kerja yang efektif dan efisien.
 Membantu Team Leader dalam menyusun laporan.

4. Estimator

USULAN TEKNIS
V- 73
 Membantu Team Leader didalam menyediakan perhitungan-perhitungan
Quantity
 Bertanggung jawab atas semua hasil perhitungan quantity kepada Team
Leader dan pemberi kerja.
 Melakukan koordinasi dengan tenaga ahli/ asisten tenaga ahli.
 Membantu Team Leader dalam menyusun laporan.

5. Surveyor

 Membantu Team Leader didalam menyediakan gambar eksisting terukur.


 Melakukan koordinasi dengan tenaga ahli/ asisten tenaga ahli.
 Membantu Team Leader dalam menyusun laporan.
 Bertanggung jawab atas semua hasil disain kepada Team Leader dan
pemberi kerja.

6. Administrasi Operator Komputer

 Menyiapkan konsep Anggaran Pelaksanaan Proyek (APP).


 Melaporkan kepada Team Leader tentang kinerja keseluruhan administrasi.
 Bersama-sama Staff lain membuat rencana pengeluaran keuangan rutin yang
dilaporkan kepada Team Leader secara periodik.
 Bertindak sebagai penghubung dengan pihak luar mengenai masalah-
masalah yang berkaitan dengan pelaksanaan Administrasi ,apabila Team
Leader berhalangan.
 Membuat laporan pertanggung-jawaban project yang berjalan berupa
laporan kemajuan pekerjaan dan bobot pekerjaan yang telah diselesaikan
secara periodik kepada Team Leader.
 Meyiapkan jadwal waktu pelaksanaan.
 Melakukan pengendalian pelaksanaan dalam aspek, mutu dan waktu.
 Menyiapkan program penyesuaian biaya, mutu dan waktu agar hasil
pelaksanaan memenuhi persyaratan kontrak.
 Bersama dengan Team Leader memeriksa kemajuan pekerjaan dan
menyiapkan Berita Acara kemajuan pekerjaan.

V.3.3. PELAPORAN
Untuk evaluasi hasil pelaksanaan pekerjaan maka Penyedia Jasa
dalam hal ini konsultan diwajibkan menyerahkan laporan seperti yang
tercantum dalam KAK pekerjaan Pekerjaan Penyusunan DED Pengadaan

USULAN TEKNIS
V- 74
dan Pemasangan Sarana dan Prasarana Jaringan Air Bersih dari
Ruas Tegeh Sari – Simpang Kali – Fourseason – Ayana. Sebelum
diserahkan, laporan-laporan tersebut akan diasistensikan dan dilaksanakan
diskusi dan pembahasan terlebih dulu dengan direksi sebagai pengguna
jasa serta melibatkan instansi terkait bila dianggap perlu.

Semua masukan dalam diskusi yang bermanfaat dan telah mendapat


persetujuan dari direksi dan dicantumkan di dalam berita acara diskusi,
akan dimasukkan dimasukkan di dalam laporan yang kemudian akan
disajikan dalam bentuk laporan.

Hasil akhir atau keluaran yang dihasilkan Pekerjaan Penyusunan


DED Pengadaan dan Pemasangan Sarana dan Prasarana Jaringan
Air Bersih dari Ruas Tegeh Sari – Simpang Kali – Fourseason –
Ayana, sebagaimana yang telah diungkapkan dalam KAK berupa buku
laporan, Laporan Pendahuluan, Laporan Interim/Antara, Konsep Laporan
Akhir, Laporan Akhir. Jenis laporan dan jumlahnya dapat dilihat pada Tabel
5.5

Tabel 5.5. Jenis dan Jumlah Laporan


No. Jenis Laporan Ukuran Satua Jumlah
n
1. Laporan Pendahuluan A4 Set 5
2. Laporan Akhir A4 Set 5
3. Gambar A3 Set 5
4. Spesifikasi Teknsi A4 Set 5
5. BOQ,RAB ( disertai backup perhitungan volume A4 Set 5
)
6. Softcopy gambar da dokumen dalam bentuk Keping Copy 3
CD
7. Presentasi dan Konsultansi - Kali 2
8. Foto Dokumentasi Kegiatan A4 Set 3

Karakteristik laporan tersebut adalah sebagai berikut :

a. Laporan Pendahuluan
Laporan Pendahuluan berisi rencana seluruh kegiatan yang akan
dilakukan Konsultan dalam menyelesaikan pekerjaan mulai dari
persiapan pelaksanaan pekerjaan hingga berakhirnya pekerjaan, Laporan
Pendahuluan berisi antara lain :

USULAN TEKNIS
V- 75
 Tanggapan atau komentar terhadap TOR.
 Gambaran umum dan permasalahan umum pengelolaan drainase
perkotaan yang ada serta metodologi perencanaan dan
pengembangan pengelolaan drainase perkotaan.
 Metodologi dan Rencana Kerja
 Standar teknis pelaksanaan pekerjaan
 Pengaturan dan penjadwalan tenaga ahli
Laporan Pendahuluan ini dibuat sebanyak 5 (lima) eksemplar buku
ukuran A4dan harus dibahas bersama dengan Tim Teknis, serta
diserahkan paling lambat 1 (satu) bulan setelah SPMK (Surat Perintah
Mulai Kerja) diterbitkan.

b. Laporan Akhir
Laporan Akhir merupakan penyempurnaan dari Konsep Laporan Akhir
setelah dilakukan diskusi dan paparan. Semua masukan, koreksi terhadap
Konsep Laporan Akhir akan dimasukkan dan diakomodasi untuk
mnyempurnakan Konsep Laporan Akhir hingga menjadi Laporan Akhir.
Laporan Akhir diserahkan pada akhir masa kontrak yaitu 5 (lima) bulan
setelah SPMK dan diserahkan sebanyak 10 (sepuluh) eksemplar buku
ukuran A4.

c. Buku RAB

Laporan ini dibuat dalam rangkap 9 (sembilan) buku ukuran A4 dan


diserahkan pada akhir masa kontrak pekerjaan bersamaan dengan
Laporan Akhir, Laporan Rencana Anggaran Biaya (RAB) berisi antara
lain :
a. Daftar harga upah, bahan atau barang dan sewa alat di wilayah
perencanaan.
b. Rincian volume pekerjaan
c. Rincian Analisa harga satuan pekerjaan (HSPK)
d. Rencana Anggaran biaya.

d. Buku Album Gambar

Buku album gambar memuat gambar standart konstruksi bangunan air


minum mulai bangunan produksi, pengolahan dan distribusi yang akan
dibuat sebagai acuan untuk perencanaan kegiatan pengembangan
jaringan air bersih Album Gambar berisi gambar tipikal untuk bangunan
Sipil, perlengkapan mekanikal dan elektrikal serta bangunan lain.

USULAN TEKNIS
V- 76
d. laporan Berupa CD

Konsultan akan memberikan softcopy pekerjaan kepada pengguna jasa


dalam bentuk compact disk (CD), yang berisi semua hasil pekerjaan
baik berupa laporan maupun hasil presentasi. CD diperbanyak 3 ( tiga )
keping, diserahkan bersamaan dengan penyerahan Laporan Akhir yaitu
pada akhir bulan ke 3 (tiga) setelah penerbitan SPMK.

USULAN TEKNIS
V- 77

Anda mungkin juga menyukai