Anda di halaman 1dari 9

MODUL 3

PIHAK-
PIHAK-PIHAK YANG TERKAIT PROYEK

CAPAIAN PEMBELAJARAN

Setelah mempelajari bab ini anda


diharapkan dapat:

a. Mengidentifikasi pihak-pihak
yang terlibat dalam proyek
konstruksi
b. Mengidentifikasi peran
peran dan
tugas pemilik proyek ( owner)
c. Mengidentifikasi peran dan
tugas konsultan (pengawas dan
perencana)
d. Mengidentifikasi peran dan
tugas kontraktor
e. Mengidentifikasi keterkaitan
antara pemilik proyek,
konsultan, dan kontraktor

60
3.1. Pihak-
Pihak-Pihak yang Terlibat dalam Proyek Konstruksi
Dalam suatu proyek konstruksi, kegiatan yang akan dihadapi atau
dilaksanakan bersifat sangat kompleks. Maka memerlukan pengelolaan
manajemen
manajemen yang baik, sehingga pada akhirnya proyek dapat berjalan dengan baik
dan sesuai dengan apa yang sudah direncanakan. Dalam pelaksanaan proyek
harus diselenggarakan secara menyeluruh mulai dari tahap perencanaan, tahap
pelaksanaan, hingga pada tahap pemeliharaan. Dimana banyak melibatkan
macam-
macam-macam disiplin ilmu dan komponen pendukung lainnya. Pihal-
Pihal -pihak yang
terlibat dalam proyek konstruksi dari tahap perencanaan, tahap pelaksanaan,
hingga tahap pemeliharaan dapat dikelompokkan menjadi tiga pihak, yaitu pihak
pemilik proyek (owner), pihak konsultan pihak kontraktor.
,

Pemilik proyek

Pengguna Jasa

Penyedia Jasa

Konsultan Kontraktor

Gambar 3.1 Pihak yang Terlibat dalam proyek


proyek Konstruksi

Sumber: Ervianto, 2005:43

Masing-masing
Masing-masing unsur atau pihak-pihak yang terlibat memiliki tugas,
kewajiban, tanggung jawab, dan wewenang sesuai dengan posisinya masing-
masing. Saat melaksanakan pembangunan suatu proyek konstruksi, masing-
masing pihak sesuai dengan posisinya berinterraksi satusama lahin dalam suatu
hubungan kerja. Dalam mencapai kesuksesan hal yang menjadi komponen utama
adalah koordinasi yang baik dari berbagai pihak yang terlibat dalam perencanaan,
pelaksanaan,
pelaksanaan, dan pengendalian proyek konstruksi.

61
3.2. Pemilik Proyek (Owner)
Pemilik (owner) adalah seseorang atau instansi yang memiliki hak proyek
yang dibangun dan membiayai seluruh biaya proyek . Pemilik proyek atau
pemberi tugas atau pengguna jasa adalah orang/badan yang memiliki proyek dan
memberikan pekerjaan atau menyuruh memberikan pekerjaan kepada pihak
penyedia jasa dan yang membayar biaya pekerjaan tersebut (Ervianto, 2005:44).
Pemilik akan menunjuk suatu badan hukum yang berge rak dibidang jasa
konstruksi sebagai konsultan perencana dan pemborong kerja / kontraktor.

Tugas dana dan kewajiban Owner adalah sebagai


berikut:
1. Mengadakan dan menetapkan pemenang
lelang.
2. Menyediakan dan membayar semua biaya
yang dikeluarkan untuk membangun proyek.
3. Menilai pekerjaan (menyetujui atau menolak
perubahan) dan melakukan pengawasan s ecara
berkala.
4. Menandatangani surat perjanjian/kontrak dan
mengeluarkan surat perintah kerja kepada pihak
konsultan perencana, konsultan pengawas dan
kontraktor pelaksana.
5. Mengambil keputusan terakhir terkait dengan
proyek dan menghentikan pekerjaan apabila
dipandangperlu.
6. Menetapkan waktu pelaksanaan pekerjaan dan
menerima pekerjaan apabila telah selesai sesuai
dengan syarat yang telah ditetapkan.
7. Menuntut perbaikan dan penyempurnaan
ban unan dalam masa emeliharaan

62
Hak dan kewajiban pengguna jasa adalah:
1. Menunjuk penyedia jasa (konsultan dan kontraktor).
2. Meminta laporan secara periodik mengenai pelaksanaan pekerjaan yang telah
dilakukan oleh penyedia jasa.
3. Memberikan fasilitas baik berupa sarana dan prasaran yang dibutuhkan oleh
pihak penyedia jasa untuk kelancaran pekerjaan.
4. Menyediakan lahan untk tempat pelaksanaan pekerjaan.
5. Menyediakan dana dankemudia membayar kepada pihak penyedia jasa
sejumlah biaya yang diperlukan untuk mewujudkan sebuah bangunan.
6. Ikut mengawasi jalannya pelaksanaan pekerjaan yang direncanakan dengan
cara menempatkan atau menunjuk suatu badan atau orang untuk bertindak atas
nama pemilik.
7. Mengesahkan perubahan dalam pekerjaan (bila terjadi).
8. Menerima dan mengesahkan pekerjaan yang telah selesai dilaksanakan oleh
penyedia jasa jika produknya telah sesuai dengan apa yang dikehendaki .

3.3. Konsultan
Secara umum, yang dimaksudkan dengan konsultan profesional atau
disingkat dengan konsultan menurut H. L. Shenson (1990) adalah perorangan
atau perusahaan yang memiliki keahlian, kecakapan, dan bakat khusus dan
tersedia bagi yang memerlukan (klien), dengan imbalan sejumlah upah.
Konsultan profesional memberikan nasehat dan seringkali membantu
melaksanakan nasehat tersebut dengan dan untuk klien
Dari definisi di atas terlihat bahwa konsultan menyediakan jasa dalam
bentuk keahlian, dan seringkali dilanjutkan dengan pekerj aan atau kegiatan
yang merupakan implementasi nasehat yang diberikan, sampai membuahkan
hasil yang nyata. Sebagai contoh, suatu perusahaan ingin menggunakan jasa
konsultan untuk meningkatkan produktivitas usahanya.
Setelah mengadakan penelitian, konsultan yang bersangkutan
mengusulkan dalam suatu laporan, agar diadakan perbaikan kualitas dan
kecakapan para pengawas lapangan dari erusahaan tersebut. Dalam hal ini,
seringkali pihak klien menginginkan agar konsultan yang bersangkutan pada
langkah berikutnya, mengimplementasikan usulan yang diajukan, seperti
63
mempersiapkan materi program latihan, dengadakan instruktur, dan
melaksanakan latihan di kelas dan di lapangan.
Permintaan akan jasa konsultan meningkat sej alan dengan
perkembangan usaha dan industri di dalam masyarakat modern. Salah satu
ciri dari masyarakat modern adalah tumbuhnya spesialisasi dalam berbagai
bidang kegiatan, dan ini sering tidak dapat dipenuhi oleh para ahli yang
tersedia di dalam per-
usahaan pada saat diperlukan. Oleh karena itu, diusahakan
mendapatkannya dari luar organisasi berupa konsultan. Seb aliknya,di dalam
perusahaan pada saat diperlukan. Oleh karena itu, diusahakan
mendapatkannya dari luar organisasi
berupa konsultan. Sebaliknya, konsultan memperhatikan keperluan klien
menyediakan jasa untuk mengkaji persoalan yang dihadapinya, kemudian
merumuskan alternatif jalan keluar untuk dipertimbangkan.
Kualitas dan Kredibilitas
Telah disinggung sebelumnya bahwa konsultan memiliki pengetahuan
khusus, yaitu keahlian, kecakapan, dan bakat yang disediakan untuk melayani
klien. Seperti halnya komoditi yang lain, akan lebih menarik minat pembeli
bilamana mutunya lebih baik. Tetapi karena dalam hal ini yang dipasarkan
adalah keahlian dan kecakapan, maka tidaklah mudah untuk menentukan
standar dan menyusun kriteria kualitas seorang konsultan atau perusahaan
konsultan. Beberapa "syarat minimal" yang dianggap perlu dimiliki dan
diperhatikan oleh konsultan dalam upaya menjaga mutu hasil-hasil
pekerjaannya, antara lain adalah:
Mampu Menggunakan Pendekatan
Bersifat Menyeluruh (compr ehensive) Hal ini berarti bahwa seorang
atau sebuah perusahaan konsultan harus melihat permasalahan dari segala
segi, memperhatikan segala faktor yang mungkin dapat mempengaruhinya, dan
kemudian menyuguhkan alternatif pemecahannya.
Didasarkan atas Kenyataan
Segala sesuatu diusahakan berdasarkan fakta, bukan perasaan, yang
kemudian dikaji ulang akan kebenaran dan akurasinya.

64
Adanya Keterkaitan (Re levansi)
Terhadap Permasalahan Kemampuan untuk mengenal hal-hal yang
betul-betul ada hubungannya dengan masalah yang sedang dibahas dengan
menjauhi penjelasan atau keterangan yang tidak relevan.
Memiliki Kecakapan
Konsultan diharapkan dapat malihat kedepan, maksudnya dapat
mengantisipasi dan memperkirakan akibat dan dampak dari
keputusankeputusan yang diambil.
Menguasai Perbendaharaan Bahasa
Diperlukan Dapat cepat memahami apa yang dimaksudkan. Kecakapan
merumuskan dan mengkomunikasikan pendapatnya dengan baik.
Bersifat Ulet Konsultan
Seringkali diserahi tugas yang kompleks. Untuk itu perlu keuletan dan
kepandaian menguraikan tugas tersebut dan menentukan li ngkup yang
mempunyai posisi kunci, kemudian mencari cara pendekatan dan metode yang
tepat untuk menanganinya.
Kreatif
Dalam banyak hal, konsultan tidak perlu menunggu, bahkan harus
mendahului menyuguhkan ide atau gagasan yang baru dan segar, untuk
menyelesaikan tugas yang diserahkan kepadanya.

Di samping syarat-syarat di atas, ada satu lagi yang tidak dapat ditawar,
yaitu penguasaan teknis secara prima atas disiplin ilmu atau profesi yang
ditawarkan. Dari segi reliabilitas dan kredibilitas, konsultan dapat dilihat dari
pendekatannya yang didasarkan atas penggunaan pengetahuan dan
pengalamannya secara objektif dan independen demi kepentingan proyek
yang sedang ditangani, meskipun seandainya berbeda pendapat dengan
pemilik proyek.

65
Bentuk Usaha Konsultan

Bentuk

Perusahaan Konsultan Konsultan Perorangan

Gambar 3.2 Bentuk Konsultan

a. Konsultan Perorangan
Seringkali dijumpai keadaan di mana diperlukan bantuan hanya oleh
seorang a tau dua tenaga ahli untuk membantu memecahkan masalah yang
sedang dihadapi. Untuk maksud tersebut, langkah yang diambil adalah
menghubungi langsung pihak yang bersangkutan yang dianggap mempunyai
cukup kemampuan untuk menangani masalah ter sebut. Keuntungannya
adalah dalam proses mencari, negosiasi, sampai penandatanganan kontrak
yang umumnya memakan waktu cepat. Hanya saja pemakai jasa konsultan
semacam ini harus menyediakan tenaga administrasi dan pendukung yang
lain. Bila banyak tenaga ahli yang diperlukan dan mereka menangani
masing-masing masalah yang berbeda tetapi banyak keterkaitannya, di mana
diperlukan kerjasama sebagai tim, maka pendekatan dengan cara
mengerjakan sejumlah konsultan perorangan akan banyak menemui kesulitan
dalam hal komunikasi, pengertian, kekompakan, dan kepemimpinan di antara
mereka.

b. Perusahaan Konsultan
Berbeda dengan konsultan perorangan, pada perusahaan konsultan,
tenaga-tenaga ahli dihimpun dalam suatu wadah organisasi. Wadah inilah yang
mengorganisir, mengatur, mengerjakan, serta memberi dukungan teknis dan
administrasi yang berpusat di home off ice. Perusahaan konsultan akan
menandatangani kontrak untuk menyediakan jasa konsultasi kepada klien,
66
3.5. Hubungan Kerja Pemilik Proyek, Konsultan, dan Kontraktor

Gambar 3.7 Hubungan


Hubungan Kerjaterjadi
tiga pihak yang Unsur-unsur pelaksanaan
antara pemilik Pembangunan
proyek, konsultan dan
kontraktor
Sumber: diatur sebagai
Ervianto, berikut (Ervianto,2005:48):
2005:47
a. Konsultan dengan pemilik proyek, ikatan berdasarkan kontrak. Konsultan
memberikan layanan konsultasi di mana produk yang dihasilkan berupa
gambar-gambar rencana dan peraturan serta syarat-syarat, sedangkan pemilik
proyek memberikan biaya jasa atas konsultasi yang diberikan oleh konsultan.

b. Kontraktor dengan pemilik proyek, ikatan berdasarkan kontrak. Kontraktor


memberikan layanan jasa profesionalnya berupa bangunan sebagai realisasi
dari keinginan pemilik proyek yang telah dituangkan ke dalam gambar
rencana dan peraturan serta syarat-syarat oleh konsultan, sedangkan pemilik
proyek memberikan biaya jasa profesional kontraktor.

c. Konsultan dengan kontraktor, ikatan berdasarkan peraturan pelaksanaan.


Konsultan memberikan gambar rencana dan peraturan serta syarat-syarat,
kemudian kontraktor harus merealisasikan menjadi sebuah bangunan.

78
This document was created with Win2PDF available at http://www.win2pdf.com.
The unregistered version of Win2PDF is for evaluation or non-commercial use only.

Anda mungkin juga menyukai