Anda di halaman 1dari 45

Manajemen Konstruksi & Anggaran

KELOMPOK 11
ORGANISASI PROYEK
MANAJEMEN KONSTRUKSI
Anggota:
GARIN NUGROHO 21020120120001
HANIF AHMAD FAUZAN 21020120120009
LINTANG DEANDRA 21020120120012
MAURA GRACIA A. 21020120120024
SYAVA AULIA MUTIARA 21020120130080
Pengertian
Konstruksi
kata "Konstruksi" dapat didefinisikan sebagai tatanan/susunan dari elemen-elemen suatu bangunan
yang kedudukan setiap bagian-bagiannya sesuai dengan fungsinya. Berbicara tentang konstruksi,
maka yang terbayangkan adalah gedung bertingkat, jembatan, bendungan, dam, jalan raya,
bangunan irigasi, lapangan terbang dan lain-lain.

Sada. 4 (empat) tipe konstruksi, yaitu: 3. Konstruksi rekayasa berat (Heavy Engineering
1. Konstruksi pemukiman (Residental Construction) Construction)
Termasuk dalam konstruksi ini antara lain: hunian, Biasanya pada konstruksi ini, banyak bekerja alat-
rumah tinggal, komplek pemukiman. alat berat sehingga memerlukan penataan.
2. Konstruksi gedung (Building Construction) 4. Konstruksi industri (Industrial Construction)
Termasuk di sini gedung perkantoran, gedung kuliah, Termasuk dalam konstruksi industri ini antara
gedung perbankan dan lain-lain. lain pabrik-pabrik dan lain-lain.
Apa itu Manajemen
Proyek?
Manajemen proyek adalah proses merencanakan,
mengorganisir, memimpin, dan mengendalikan sumber daya
perusahaan untuk mencapai sasaran jangka pendek yang telah
ditentukan. Manajemen proyek tumbuh karena dorongan
mencari pendekatan pengelolaan yang sesuai dengan tuntutan
dan sifat kegiatan proyek, suatu kegiatan yang dinamis dan
berbeda dengan kegiatan operasionil rutin.
Manajemen Konstruksi
Dalam buku Manajemen Konstruksi, manajemen konstruksi didefinisikan sebagai:
“Usaha-usaha yang dilakukan dalam suatu kegiatan agartujuan dari kegiatan tersebut
dapat tercapai secara efektif dan efisien”. Selanjutnya dapat dipahami mengenai
bagaimana maksud dari pengaturan/penataan konstruksi yang teratur. Artinya suatu
pekerjaan konstruksi, mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan dan sampai konstruksi
selesai, kegiatan-kegiatannya tersusun secara berurutan. Misalnya: membuat pondasi
dikerjakan setelah galian selesaI
membuat sloof setelah pondasi selesai dan lain-lain.
Sumber daya
Manajemen
Konstruksi
Setiap proyek konstruksi, terdapat sumber daya yang akan diproses, pada saat proses inilah
diperlukan manajemen agar proses ini berjalan efektif dan efisien, dan diperoleh hasil yang
memuaskan.

Sumber daya adalah berbagai daya untuk memungkinkan sebuah hasil yang ingin dicapai. Sumber
daya itu ialah Money (uang), Material (bahan), Machine (peralatan), Man-power (tenaga manusia),
Market (pasar), dan Methode (metode) serta Information (informasi), Space (ruang) dan Time
(waktu).
Jika diurut mengenai penataan pada suatu konstruksi, maka diperlukan:

1. Studi kelayakan
Layak tidaknya suatu konstruksi di bangun, menyangkut pengaruh terhadap lingkungan,
jauh dekatnya dengan fasilitas umum. Disini manajemen konstruksi mulai berperan.
2. Rekayasa desain
Di sinilah berfungsinya manajemen konstruksi pemukiman dan gedung, menyangkut
dengan penyediaan fasilitas-fasilitas, sistem pembuangan air kotor, sistem air bersih,
pemipaan dan lain-lain.
3. Pengadaan
Setelah desain selesai diperlukan biaya dan bahan (material) dan sumber daya.
4. Pelaksanaan konstruksi
Diperlukan manajemen untuk menata dan mengatur setiap kegiatan dengan
pemanfaatan sumber daya yang efektif dan efisien. Memantau setiap pekerjaan yang
telah dikerjakan dan memantau konflik antar sumber daya yang terjadi.
5. Pemanfaatan
6. Pemeliharaan
A. DIAGRAM DAUR HIDUP SUATU PROYEK SECARA UMUM

TAHAP OUTPUT PENGGERAK Dari diagram tersebut,


terlihat bahwa pada suatu
DAUR HIDUP PROYEK
Kebutuhan
proyek konstruksi terdapat
Definisi Proyek, Tujuan dan
Pemilik unsur-unsur proyek yang
Ruang Lingkup
Pengembangan Konsep apabila unsur-unsur ini
& Studi Kelayakan
Konsep Perencanaan dan bertemu akan menghasilkan
Pemilik & Perencana
Perancangan suatu penyelesaian masalah
Desain & Engineering untuk konstruksi sipil seperti
Dokumen Perencanaan dan
Kons. Perencana jalan, bangunan, irigasi, dll.
Perancangan (Gambar dan Bestek)
Unsur-unsur tersebut:
Pelaksanaan Proyek
Kontraktor, Pemilik (Bouwheer)
Bangunan Gedung / Bangunan Sipil
Kons. Pengawas Konsultan Perencana
Awal Pemakaian Konsultan Pengawas dan
Pemilik, Kontraktor &

Fasilitas - Fasilitas Pelaksana


Pemakai
Operasi & Pemeliharaan
Pemanfaatan Fasilitas Selama
Pemakai
Usia Pelayanan
Pengembangan Konsep
& Studi Kelayakan

Disposal Demolisi
B. HUBUNGAN ANTARA UNSUR-UNSUR PROYEK
DAUR HIDUP PROYEK
BOUWHEER (PEMILIK) KONS. PERENCANA

Mengawasi RKS

KONS. PERENCANA KONTRAKTOR


Realisasi RKS

Keterangan :

Membayar jasa kepada konsultan perencana, konsultan pengawas dan kontraktor

Menerima jasa kepada pemilik (bouwheer)

Kontak

Dalam daur hidup proyek, unsur-unsur ini berfungsi


sebagai penggerak, seperti yang diperlihatkan
pada diagram di atas, dengan jelas diperlihatkan
keterlibatan setiap unsur-unsur tersebut sebagai
penggerak proyek.
Unsur - Unsur B. PELAKSANA (KONTRAKTOR)

Dapat berupa perorangan atau badan hukum, swasta atau pemerintah

Proyek yang melaksanakan suatu proyek yang diperoleh suatu pelelangan,


penunjukan langsung, atau pengadaan langsung. Hubungan antara
A. PEMILIK / PIMPRO (BOUWHEER) kontraktor pelaksana dengan konsultan pengawas yaitu pengawas
mengawasi pekerjaan kontraktor sesuai atau tidak dengan bestek.
Dapat berupa perorangan atau badan
hukum, instansi pemerintah atau swasta Tujuan dan Tanggung Jawab :
yang merupakan pihak yang berinisiatif 1. Melaksanakan sarana penunjang bagi kelancaran pekerjaan
untuk mengadakan proyek. 2. Mempersiapkan bahan yang berkualitas dan memenuhi persyaratan
Hak dan Kewajiban : bestek
1. Memeriksa dan menyetujui 3. Mengadakan tenaga kerja yang berpengalaman & peralatan yang
hasil pekerjaan pelaksana diperlukan
2. Menerima hasil pekerjaan 4. Melaksanakan pekerjaan sesuai dengan gambar bestek dan
3. Membayar hasil pekerjaan peraturan yang tercantum dalam RKS
5. Menyelesaikan dan menyerahkan pekerjaan tepat pada waktu yang
telah ditentukan dalam kontrak
6. Mengadakan pemeliharaan selama proyek tersebut masih dalam
tanggung jawabnya
7. Bertanggung jawab terhadap fisik bangunan selama dalam masa
pemeliharaan
Unsur - Unsur
Tujuan dan Tanggung Jawab Konsultan sebagai Perencana :
1. Membuat rencana lengkap yaitu arsitektur, rencana, struktur, instalasi listrik
dan air, serta tata cara dalam pelaksana bangunan
Proyek 2. Mengumpulkan data lapangan, lingkungan dan uraian tentang persyaratan
setempat
C. KONSULTAN (PERENCANA /

3. Membuat gambar pra rencana, rencana dan detail


PENGAWAS)
4. Menyusun RKS, daftar perhitungan volume pekerjaan dan RAB
Merupakan perorangan atau badan
5. Mempersiapkan seluruh dokumen proyek (syarat-syarat umum dan khusus,
hukum dengan kualifikasi tertentu yang
bestek, petunjuk pelelangan dan waktu perkiraan proyek
merencanakan suatu proyek atau
6. Menyerahkan seluruh dokumen proyek kepada pemilik proyek
mengawasi suatu proyek yang
direncanakannya. Tujuan dan Tanggung Jawab Konsultan sebagai Pengawas :
1. Mengawasi laju perkembangan proyek, baik kualitas maupun konstruksi
secara keseluruhan sesuai dengan bestek
2. Mengawasi pemakaian bahan bangunan agar mutu pekerjaan sesuai
dengan bestek
3. Menyetujui perubahan-perubahan dan penyesuaian yang terjadi selama
pelaksanaan pekerjaan dengan mendapat persetujuan pemimpin proyek
4. Membuat laporan harian, mingguan, dan bulanan mengenai kemajuan
proyek
5. Mengawasi ketepatan waktu pelaksanaan dengan waktu yang
direncanakan
KODEFIKASI DAN
SERTIFIKASI PROFESI
MANAJEMEN PROYEK
Pemikiran bahwa perlunya kodefikasi dan standarisasi yang berkaitan dengan
profesi manajemen proyek timbul karena semakin luasnya aplikasi manajemen Design Architect
Perform analysis
proyek di dunia usaha, industri, dan bidang-bidang lain. Hal ini ditujukan untuk
memudahkan mereka yang hendak menekuni profesi manajemen proyek dan
juga pemakai jasa manajemen proyek.
Manajemen Proyek
sebagai Profesi

Profesi adalah suatu kejuruan yang memerlukan


pendidikan dan latihan serta melibatkan
kecakapan intelektual.

Umumnya, masyarakat pemakai


(consumer) pelayanan manajemen proyek
menilai dan menerima status profesi
dengan melihat sertifikat yang dimilikinya
dari lembaga berwenang sebagai tanda
pengakuan formal.

Maka, sewajarnya apabila profesi


manajemen proyek dikodefikasi,
distandarisasi, dan disertifikasi.
Project Management
Body of Knowledge

P M - B O K
Profesi manajemen proyek memiliki berbagai atribut
dasar, seperti body of knowledge, standars of entry,
code of conduct, dan lainnya.

Body of Knowledge adalah atribut yang berkaitan


dengan konsep dan prinsip yang spesifik dari profesi
yang bersangkutan. Ini didokumentir, dikodefikasi,
dan distandarisasi sehingga dapat dipelajari dan
diajarkan di lembaga pendidikan formal kemudian
dipakai sebagai pegangan dalam praktek di
lapangan.
Sertifikat yang dikeluarkn memberikan keterangan bahwa
individu pemegangnya telah pernah mengikuti dan
menamatkan pendidikan dan latihan di lembaga tersebut.
Project Management-Body of Knowledge terdiri dari 8 fungsi,
yaitu 4 fungsi dasar dan 4 fungsi integrasi.

Fungsi Dasar
Struktur PM-BOK
1. Pengelolaan lingkup proyek
2. Pengelolaan waktu/jadwal
3. Pengelolaan biaya
4. Pengelolaan kualitas atau mutu

Fungsi Integrasi
1. Pengelolaan sumber daya
2. Pengelolaan kontrak dan pembelian
3. Pengelolaan risiko
4. Pengelolaan komunikasi
9 pengetahuan terjadinya
kesuksesan pada proyek:

Manajemen proyek integrasi


Manajemen ruang lingkup proyek
Manajemen waktu pada proyek
Manajemen biaya pada proyek
Manajemen mutu pada proyek
Manajemen sumber daya proyek
Manajemen komunikasi pada proyek
Manajemen risiko pada proyek
Manajemen pengadaan pada proyek
PERANGKAT - PERANGKAT
MANAJEMEN PROYEK
KONSTRUKSI
Bar Chart dan Kurva S

Bar Chart adalah suatu diagram yang terdiri dari batang-batang Kurva S merupakan suatu grafik yang menunjukkan
yang menunjukkan saat dimulai dan saat selesai yang hubungan antara kemajuan pelaksanaan proyek
direncanakan untuk kegiatan-kegiatan pada suatu proyek. terhadap waktu penyelesaian.

ulp.pu.go.id

Apm.org.uk
Aturan pada Kurva S Isi Tabel
Pada seperempat waktu pertama, grafiknya naik landai sampai Kolom paling kiri dituliskan item-item pekerjaan;
10%. Kolom kedua berisi harga setiap item pekerjaan;
Pada setengah waktu, grafiknya naik terjal mencapai 45%. Kolom ketiga berisi bobot setiap pekerjaan;
Pada saat tiga per empat waktu terakhir, grafiknya naik terjal Kolom keempat dituliskan durasi setiap item pekerjaan.
mencapai 82%
Waktu terakhirnya, grafiknya naik landai hingga mencapai 100%.

dspace.uii.ac.id
Penggunaan Kurva S menyangkut 2 aspek:

Aspek Perencanaan Aspek Pengendalian

Kurva S yang dihasilkan merupakan kurva S rencana, yaitu Kurva S dibuat pada saat suatu pekerjaan selesai dan kurva
kurva S yang diperoleh berdasarkan jadwal rencana S yang dihasilkan merupakan kurva aktual, yaitu kurva S
Kurva S ini dijadikan sebagai dasar untuk menentukan yang diperoleh dari jangka waktu pelaksanaan pekerjaan
apakah pekerjaan terlambat, sesuai atau lebih cepat. sebenarnya di lapangan.
Dapat diketahui suatu pekerjaan terlambat (kurva S aktual
di bawah kurva S rencana), sesuai (kurva S aktual berimpit
dengan kurva S rencana) atau lebih cepat dari rencana
(kurva S aktual di atas kurva S rencana).

ejournal.unisba.ac.id
Kelebihan Kekurangan

Mudah dalam membaca waktu mulainya suatu pekerjaan;  Tidak memberikan informasi mengenai rincian pekerjaan
Mudah dalam membaca waktu suatu pekerjaan secara pasti seperti susunan pekerjaan yang sesuai
diselesaikan; dengan pelaksanaan di lapangan;
Memberikan informasi cepat, normal atau terjadi Tidak memberikan informasi mengenai hubungan
keterlibatan pelaksana setiap pekerjaan dalam ketergantungan antar kegiatan;
pelaksanaan suatu proyek; Tidak memberikan informasi mengenai adanya kegiatan
Memberikan informasi mengenai persentase pekerjaan kegiatan dengan waktu kritis, sehingga tidak dapat
yang telah diselesaikan. dilakukan percepatan suatu pekerjaan bila terjadi
keterlambatan.
Net Work Planning
Net Work Planning adalah alat manajemen yang memungkinkan Proyek adalah suatu rangkaian kegiatan-kegiatan (aktivitas) yang
dengan lebih luas dan lengkap dalam perencanaan dan pengawasan mempunyai saat permulaan dan yang harus dilaksanakan serta
suatu proyek. diselesaikan untuk mendapat satu tujuan tertentu.

Kategori Proyek:

Proyek-proyek yang Proyek-proyek besar di Proyek-proyek yang Proyek-proyek di mana Proyek-proyek yang harus
kompleks dengan mana banyak sekali membutuhkan koordinasi sangat diperlukan diselesaikan dalam waktu
banyak aktivitas- personalia, tenaga kerja antara beberapa pejabat informasi yang ada dan yang tepat dengan biaya
aktivitas yang saling dan juga dalam jumlah dan departemen- kontinyu yang terbatas
bergantungan. yang cukup besar departemen
material, equipment,
waktu dan biaya
Manfaat
Perencanaan suatu proyek yang kompleks.
Scheduling pekerjaan-pekerjaan sedemikian rupa dalam urutan yang praktis dan efisien.
Mengadakan pembagian kerja dari tenaga kerja dan dana yang tersedia.
Scheduling ulang untuk mengatasi hambatan-hambatan dan keterlambatan-keterlambatan.
Menetukan Trade Off (kemungkinan pertukaran) antara waktu dan biaya.
Mententukan probabilitas penyelesaian suatu proyek tertentu
Simbol-simbol

Anak Panah (Arrow) Lingkaran Kecil (Node) Anak panah terputus-putus (Dummy)
Menyatakan sebuah kegiatan atau Menyatakan sebuah kejadian atau Menyatakan kegiatan semu atau
aktivitas peristiwa atau event. dummy
Kegiatan didefinisikan sebagai hal Kejadian (event) disini didefinisikan Berguna untuk membatasi mulainya
yang memerlukan duration atau sebagai ujung atau pertemuan dari kegiatan
jangka waktu tertentu dalam suatu atau beberapa kegiatan. Tidak mempunyai duration (jangka
pemakaian sejumlah resources waktu tertentu) karena tidak
Kepala anak panah menjadi memakai atau menghabiskan
pedoman arah tiap kegiatan, yang sejumlah resources
menunjukan bahwa suatu kegiatan
dimulai dari permulaan dan berjalan
maju sampai akhir dengan arah dari
kiri ke kanan.
Jika kegiatan A harus diselesaikan dahulu sebelum Jika kegiatan G dan H harus selesai sebelum
kegiatan B dapat dimulai kegiatan I dan J

Jika kegiatan C, D, dan E harus selesai sebelum Jika kegiatan K dan L harus selesai sebelum
kegiatan F dapat dimulai kegiatan M dapat dimulai, tetapi kegiatan N sudah
boleh dimulai bila kegiatan L sudah selesai
Jika kegiatan P, Q, dan R mulai dan selesai pada lingkaran Untuk membedakan ketiga kegiatan itu masing-masing maka
kejadian yang sama. harus digunakan dummy
Kelebihan Kekurangan

Memberikan informasi yang jelas mengenai hubungan Tidak memberikan informasi mengenai persentase
antara satu pekerjaan dengan pekerjaan lain, terutama penyelesaian pekerjaan
hubungan saling ketergantungan antar kegiatan dalam Pada kegiatan majemuk, seperti pekerjaan pemasangan
suatu proyek pipa dalam tanah yang sangat panjang. Kegiatan-
Memberikan informasi yang sangat jelas mengenai kegiatannya yang terdiri dari penggalian, pemasangan dan
lintasan kritis, sehingga bila terjadi kekurangan sumber penimbunan harus dipecah-pecah ke dalam bagian-bagian
daya (tenaga kerja) pada kegiatan lintasan kritis dapat yang lebih kecil agar kegiatan lain dapat dikerjakan
digunakan sumber daya dari kegiatan pada lintasan tidak bertingkatan dengan kegiatan yang lebih kecil tadi. Bila
kritis dibuat network planning, maka network yang dihasilkan
Dapat dilakukan percepatan penyelesaian proyek dengan cukup besar karena lingkaran kejadiannya yang cukup
mempercepat kegiatan-kegiatan pada lintasan kritis atau banyak, sehingga tidak efektif dibandingkan dengan Bar
memadukannya dengan kegiatan pada lintasan kritis Chart dan LSM
Critical Path Method (CPM)
Tujuannya dalam penyelenggaraan proyek antara lain adalah agar proyek selesai
pada saat yang telah ditentukan sesuai dengan network diagram yang tertera. Hal
ini tidak selalu terjadi karena ada kegiatan yang mempunyai batas toleransi
keterlambatan ada pula yang tidak.

1. Peristiwa Kritis
Peristiwa kritis adalah peristiwa yang tidak mempunyai tenggang waktu atau saat
paling awalnya sama dengan saat paling akhirnya.

2. Kegiatan Kritis
Kegiatan kritis adalah kegiatan yang sangat sensitif terhadap keterlambatan,
sehingga bila sebuah kegiatan kritis terlambat satu hari saja, sedangkan kegiatan-
kegiatan lainnya tidak terlambat, maka umur proyek tersebut akan mengalami
keterlambatan selama satu hari
3. Lintasan Kritis
Lintasan kritis adalah lintasan yang terdiri dari kegiatan kritis dan peristiwa kritis.
Tujuan untuk mengetahui lintasan kritis adalah untuk mengetahui dengan cepat
kegiatan dan peristiwa yang tingkat kepekaaannya paling tinggi terhadap
keterlambatan pelaksanaan, sehingga setiap saat dapat ditentukan tingkat prioritas
kebijaksanaan penyelenggaraan proyek, yaitu terhadap kegiatan-kegiatan kritis dan
hampir kritis.
Kelebihan Kekurangan

Membantu project manager memberikan waktu minimum Tidak terlalu efektif bila proyek terlalu besar dan
untuk menyelesaikan proyek. kompleks.
Membantu menetapkan jadwal dan menyesuaikan sumber Kurang cocok diterapkan bila banyak improvisasi dalam
daya yang diperlukan. proyek.
Membantu membuat prioritas tugas. Dalam beberapa proyek, mengidentifikasi jalur mana
Menghindari hilangnya fokus dalam mengerjakan banyak yang paling kritis mungkin akan terasa sulit.
tugas dalam proyek. CPM diterapkan dengan asumsi bahwa waktu pasti
Mendapat gambaran kegiatan yang dapat berjalan paralel yang dibutuhkan oleh setiap aktivitas dalam proyek
satu sama lain. telah diketahui, namun dalam praktiknya kadang tidak
Mengidentifikasi elemen paling penting dalam proyek. semudah itu.
Membantu menentukan cara mencapai tujuan.
Jenis Critical Path

Method

Project Evaluation and Review Technique (PERT): Pendekatan ini


menggabungkan elemen ketidakpastian, fokus pada waktu yang dibutuhkan untuk
menyelesaikan proyek dan memungkinkan penjadwalan dengan detail yang
minimal.
Flowchart: Ini adalah representasi langkah demi langkah dari proses yang
digunakan untuk menyelesaikan tugas dengan panah yang mengarahkan di
sepanjang jalur.
Work breakdown structure: Pendekatan ini memakai struktur pohon untuk
mewakili hierarki tugas dengan tiap elemen proyek dipecah menjadi kelompok
tugas individu.
Activity on node diagram: Metode diagram ini menampilkan prioritas aktivitas
menggunakan node yang dihubungkan oleh panah untuk menunjukkan arah alur
kerja melalui proses.
Linear Schedule Method (LSM)

Metode LSM adalah salah satu teknik penjadwalan yang


dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan penjadwalan
dan perencanaan proyek-proyek dengan kegiatan-
kegiatan yang bersifat linier dan repeatitif.
Elemen Dasar Linear Schedule Method
1. Parameter Sistem Sumbu
Pada dasarnya LSM adalah suatu ukuran kemajuan pekerjaan per fungsi waktu (hari, jam, Minggu, dsb). Lokasi dapat
dinyatakan dengan berbagai cara. Untuk proyek linier, jarak merupakan ukuran yang cocok yang dapat dinyatakan dengan km,
m dan lain-lain
2. Tingkat Produktivitas Kegiatan
Tingkat produktivitas dari setiap pekerjaan dapat dihitung secara estimasi biasa sebagai fungsi dari jenis kegiatan, peralatan
yang digunakan, pekerja dan kondisi kerja.
3. Interupsi
Interupsi suatu kegiatan menunjukkan adanya garis putus kegiatan untuk menunjukkan penghentian pekerjaan/tundaan
selama waktu tertentu karena adanya hambatan-hambatan seperti habisnya persediaan material dan lainnya.
4. Restrain
Restrain adalah tertundanya pekerjaan karena pekerjaan sebelumnya belum selesai. Restrain terjadi menyangkut penggunaan
sumber daya yang sama pada dua atau lebih kegiatan, sehingga sebelum kegiatan lain selesai menggunakan sumber daya
tersebut, kegiatan yang menggunakan sumber daya yang sama tidak dapat dilanjutkan.
Precedence Diagram Method
(PDM)
Metode diagram “preseden” ini merupakan jaringan kerja yang
termasuk dalam klasifikasi activity on node. Kegiatannya ditulis dalam
bentuk node umumnya berbentuk segi empat dengan anak panah
sebagai petunjuk hubungan antara selesai paling awal ditulis pada
sudut atas, dalam hitungan maju. Waktu mulai dan waktu selesai paling
akhir ditulis pada sudut bawah, dalam hitungan mundur
Ketentuan dalam PDM
Kotak menandakan suatu kegiatan
Dalam suatu kegiatan harus dicantumkan simbol nama kegiatan dan durasinya
Setiap node terdapat 2 peristiwa, yaitu peristiwa awal dan akhir.
Dummy tidak diperlukan
Anak panah hanya sebagai penghubung
Garis penghubung dapat dimulai dari kegiatan kiri ke kanan atau atas ke bawah.
Konstrain (tanda) menunjukan hubungan antar kegiatan dengan satu garis dari node
terdahulu ke node berikutnya.
Suatu konstrain hanya dapat menghubungkan dua node
Terdapat 4 Macam Konstrain atau Hubungan
Overlapping

1. Konstrain Selesai ke Mulai (FS)


adalah konstrain yang memberikan penjelasan hubungan antara mulainya suatu
kegiatan dengan selesainya kegiatan terdahulu.

Kegiatan (j) mulai a hari setelah kegiatan yang mendahuluinya (i) selesai.
2. Konstrain Mulai ke Mulai (SS)
adalah konstrain yang memberikan penjelasan hubungan antara mulainya suatu kegiatan dengan mulainya kegiatan
terdahulu.

Kegiatan (j) mulai setelah b hari kegiatan yang terdahulu (i) mulai.

3. Konstrain Selesai ke Selesai (FF)


adalah konstrain yang memberikan penjelasan hubungan antara selsainya suatu kegiatan dengan selesainya
kegiatan terdahulu.

Kegiatan (j) selesai setelah c hari kegiatan yang terdahulu (i) selesai.
4. Konstrain Mulai ke Selesai (SF)
adalah konstrain yang memberikan penjelasan hubungan antara selesainya suatu kegiatan dengan mulainya kegiatan
terdahulu.

Kegiatan (j) mulai setelah d hari kegiatan yang terdahulu (i) mulai.
Project Evaluation and Review
Technique (PERT)
metode yang ditemukan dalam upaya meningkatkan kualitas
perencanaan dan pengendalian dalam proyek selain metode CPM. Bila
CPM memperkirakan waktu komponen kegiatan proyek dengan
pendekatan deterministik satu angka yang mencerminkan adanya
kepastian, maka PERT direkayasa untuk menghadapi situasi dengan
kadar ketidakpastian (uncertainty) yang tinggi pada aspek kurun waktu
kegiatan.
Persamaan dan Perbedaan Penyajian
Dalam visualisasi penyajiannya, PERT sama halnya dengan CPM, yaitu menggunakan diagram anak panah (activity on arrow) untuk
menggambarkan kegiatan proyek. Demikian pula pengertian dan perhitungan mengenai kegiatan kritis, jalur kritis, dan float. Yang dalam
PERT disebut Slack.
Salah satu perbedaan yang substansial adalah dalam estimasi kurun waktu kegiatan dimana PERT menggunakan tiga angka estimasi
yaitu, a, b , dan m yang mempunyai arti sebagai berikut:
1. a = kurun waktu optimistic (optimistic duration time)
Waktu tersingkat untuk menyelesaikan kegiatan bila segala sesuatu berjalan mulus. Waktu demekian diungguli hanya sekali dalam
seratus bila kegiatan tersebut dilakukan berulang– ulang dengan kondisi yang hampir sama.
2. m = kurun waktu paling mungkin (most likely time)
Kurun waktu yang paling sering terjadi dibanding dengan yang lain bila kegiatan dilakukan berulang–ulang dengan kondisi yang hampir
sama.
3. b = kurun waktu pesimistik (pessimistic duration time)
Waktu yang paling lama menyelesaikan kegiatan, yaitu bila segala sesuatunya serba tidak baik. Waktu demikian dilampaui hanya sekali
dalam seratus kali, bila kegiatan tersebut dilakukan berulang–ulang dengan kondisi yang hampir sama.
Orientasi ke Peristiwa
Disini metode PERT yang berorientasi terjadinya peristiwa, ingin
mendapatkan penjelasan kapan peristiwa mengecor pondasi dimulai
E(i) dan kapan peristiwa mengecor pondasi selesai E(j). Sedangkan
CPM menekankan keterangan perihal pelaksanaan kegiatan
mengecor pondasi dan berapa lama waktu yang diperlukan (D).
Meskipun diantara terjadinya suatu peristiwa tidak dapat dipisahkan
dari kegiatan yang harus dilakukan untuk mencapai peristiwa
tersebut, namun penekanan yang dimiliki masing–masing metode
perlu diketahui untuk memahami latar belakang dan maksud
pemakaiannya.
Teori Probabilitas
Pada dasarnya teori probabilitas bermaksud mengkaji dan mengukur
ketidakpastian (uncertainty) serta coba menjelaskan secara kuantitatif.
Diumpamakan suatu kegiatan dilakukan secara berulang ulang dengan
kondisi yang dianggap sama seperti pada Gambar. Sumbu horizontal
menunjukkan waktu selesainya kegiatan. Sumbu vertikal menujukkan
berapa kali (frekuensi) kegiatan selesai pada kurun waktu yang
bersangkutan. Misalnya kegiatan x dikerjakan berulang ulang dengan
kondisi yang sama, selesai dalam kurun waktu 3 jam yang ditunjukan oleh
garis aA yaitu 2 kali. Sedangkan yang selesai dalam waktu 4 jam adalah
sebesar bB = 3 kali dan kegitan x yang selesai dalam waktu 5 jam
sebanyak cC = 4 kali. Bila hal tersebut dilanjutkan dan dibuat garis yang
menghubungkan titik – titik puncak A – B – C – D – F – G – dan
seterusnya akan diperoleh garis lengkung yang disebut Kurva Distribusi
Frekuensi Kurun Waktu Kegiatan.
Kurva Distribusi dan
Variabel a, b, dan m

Dari kurva distribusi dapat dijelaskan arti dari a, b , dan m. Kurun waktu
yang menghasilkan puncak kurva adalah m, yaitu kurun waktu yang paling
banyak terjadi atau juga disebut the most likely time. Adapun angka a dan
b terletak (hampir) diujung kiri dan kanan dari kurva distribusi, yang
menandai batas lebar rentang waktu kegiatan. Kurva distribusi kegiatan
seperti di atas pada umumnya berbentuk asimetris dan disebut Kurva Beta
seperti diperlihatkan oleh Gambar
Proses Perencanaan PERT

Proses perencanaan PERT meliputi langkah-langkah berikut:


1. Mengidentifikasi kegiatan (activities) dan tonggak proyek (milestones) yang spesifik,
2. Menentukan urutan yang tepat dari kegiatan-kegiatan,
3. Menyusun model diagram jaringan,
4. Memperkirakan waktu yang diperlukan untuk masing-masing kegiatan,
5. Menentukan tahapan dan jalur kritis,
6. Melakukan pemantauan dan evaluasi serta koreksi pada diagram PERT selama proyek
berlangsung.
Sumber
https://dspace.uii.ac.id/bitstream/handle/123456789/8352/BAB%20III.pdf?sequence=4&isAllowed=y

https://ulp.pu.go.id/berita/81/langkah-menyusun-kurva-s

http://repository.unpas.ac.id/11817/3/BAB%20II%20Skripsi%20Revisi.pdf

https://ejournal.unisba.ac.id/index.php/ethos/article/download/1787/pdf

Rani, H. A. (2016). Manajemen Proyek Konstruksi, 99. Retrieved from


https://www.researchgate.net/publication/316081639_Manajemen_Proyek_Konstruksi
Thank You

Anda mungkin juga menyukai