PIRANTI ELEKTRONIK
POLITEKNIK ELEKTRONIKA NEGERI SURABAYA
Jl. Raya ITS, Keputih, Kec. Sukolilo, Kota SBY, Jawa Timur 60111
II.Tinjauan Teori :
Dioda cahaya atau lebih dikenal dengan sebutan LED (Light Emitting Diode)
adalah suatu semikonduktor yang memancarkan cahaya monokromatik yang tidak
koheren ketika diberi tegangan maju, karena menggunakan doping gallium, arsenic dan
phosporus. Jenis doping yang berbeda dapat menghasilkan cahaya dengan warna yang
berbeda dan tegangan kerja yang berbeda.
Sebuah LED adalah sejenis dioda semikonduktor istimewa. Seperti sebuah dioda
normal, LED terdiri dari sebuah chip bahan semikonduktor yang diisi penuh, atau
didop, dengan ketidakmurnian untuk menciptakan sebuah struktur yang disebut p-n
junction. Proses terjadinya cahaya dapat dilihat pada Gambar 1 berikut.
Pembawa muatan elektron dan hole mengalir ke junction dari elektroda dengan
tegangan berbeda. Ketika elektron bertemu dengan hole, dia jatuh ke tingkat energi
yang lebih rendah, dan melepas energi dalam bentuk photon. Tak seperti lampu pijar
dan neon, LED mempunyai kecenderungan polarisasi. Chip LED mempunyai kutub
positif dan negatif (p-n) dan hanya akan menyala bila diberikan arus maju. Ini
dikarenakan LED terbuat dari bahan semikonduktor yang hanya akan mengizinkan arus
listrik mengalir ke satu arah dan tidak ke arah sebaliknya. Bila LED diberikan arus
terbalik, hanya akan ada sedikit arus yang melewati chip LED. Ini menyebabkan chip
LED tidak akan mengeluarkan emisi cahaya.
Chip LED pada umumnya mempunyai tegangan rusak yang relatif rendah. Bila
diberikan tegangan beberapa volt ke arah terbalik, biasanya sifat isolator searah LED
akan rusak menyebabkan arus dapat mengalir ke arah sebaliknya. Karakteristik chip
LED pada umumnya adalah sama dengan karakteristik dioda yang hanya memerlukan
tegangan tertentu untuk dapat beroperasi. Namun bila diberikan tegangan yang terlalu
besar, LED akan rusak walaupun tegangan yang diberikan adalah tegangan maju.
Tegangan yang diperlukan sebuah dioda untuk dapat beroperasi adalah tegangan maju.
III. Peralatan
1. Mili-Ammeter 1 buah
2. Voltmenter 1 buah
3. Resistor 1 kΩ 1 buah
V. Prosedur percobaan
3. Hidupkan power supply, naikkan perlahan tegangan pada power supply (Vin)
hingga jarum pada ammeter menyimpang.
6. Atur tegangan pada voltmeter sebesar 1 V kemudian amati arus pada ammeter
kemudian catat pada Tabel 2
8. Ulangi langkah 2-7 dengan mengganti LED dengan LED yang lain kemudian
catat pada Tabel 1 dan 2.
Tabel 1. Forward bias
Vd (V) LED
Id (mA)
LED BIRU LED ORANGE LED INFRA RED
0 0.63 0.60 0.52
0,1 0.74 0.73 0.59
0,2 0.77 0.76 0.61
0,3 0.79 0.79 0.62
0,4 0.83 0.81 0.63
0,5 0.91 0.83 0.64
0,6 0.94 0.85 0.64
0,7 0.97 0.87 0.65
0,8 1.01 0.89 0.65
0,9 1.04 0.90 0.65
1 1.07 0.92 0.66
2 1.39 1.09 0.67
3 1.70 1.25 0.68
4 2.01 1.40 0.69
5 2.32 1.56 0.70
6 2.62 1.71 0.70
7 2.93 1.86 0.71
8 3.23 2.01 0.71
9 3.53 2.16 0.71
10 3.83 2.31 0.71
LED BIRU
LED ORANGE
Analisis:
Pada percobaan ini menggunakan:
LED BIRU yang mempunyai panjang gelombang: 450 < ? < 500
Dan material semi konduktor: Zinc selenide (ZnSe)Indium gallium nitride (InGaN)
LED ORANGE yang mempunyai panjang gelombang: 590 < ? < 610
Dan material semi konduktor: Gallium arsenide phosphide (GaAsP)Aluminium gallium
indium phosphide (AlGaInP)Gallium(III) phosphide (GaP)
LED INFRA RED yang mempunyai panjang gelombang: ? > 760
Dan material semi konduktor: Gallium arsenide (GaAs)Aluminium gallium
arsenide (AlGaAs)
Pada percobaan menggunakan arus bias maju atau forward bias
pada LED biru, LED orange, dan LED infra red mengalami kenaikan dan memancarkan
cahaya
Pada percobaan menggunakan arus mundur atau reverse bias
pada LED biru, LED orange, dan LED infra red tidak mengalami kenaikan dan dan tidak
memancarkan cahaya, itu dikarenakan arus yang di lewatkan sangat kecil, sehingga
dapat diabaikan atau dianggap 0.
Kesimpulan:
LED (light-emitting diode) adalah jenis dioda yang mampu menghasilkan cahaya saat
diaktifkan. Sambungan P-N pada LED akan menghasilkan cahaya saat diberi energi
listrik. Fenomena ini disebut elektrolumina.
LED memiliki karakteristik tegangan dan arus yang serupa dengan dioda pada
umunya. LED hanya dapat menghasilkan cahaya jika mendapat potensial maju. Jika
LED mendapat potensial mundur tidak ada cahaya yang dihasilkan dan jika potensialnya
cukup tinggi maka LED dapat rusak.
LED dapat menghasilkan cahaya dengan panjang gelombang berbeda-beda
bergantung pada energi yang dilepas dan material pembuatannya. Hal ini berpengaruh
pada tegangan kerja LED.