Anda di halaman 1dari 9

RS a/ Institusi PELAYANAN KESEHATAN yg menyelenggarakan

pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yg


Gawat Darurat
menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, & gawat Rawat Inap Rawat Jalan
darurat
Promotif Kegawatdaruratan a/ keadaan klinis pasien yg butuh
Pelayanan Kesehatan Paripurna meliputi: Preventif tindakan medis segera guna penyelamatan nyawa &
pencegahan kecacatan lebih lanjut
Kuratif
Rehabilitatif

Pasien a/ setiap orang yg melakukan konsultasi masalah kesehatannya


u/ memperoleh pelayanan kesehatan yg diperlukan, baik secara
langsung maupun tdk langsung di RS.
Pasien
Tugas & Fungsi

Asas & Tujuan RS Tugas RS a/ memberi pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna
Fungsi RS:
RS diselenggarakan berasaskan pancasila
Berdasarkanpd nilai kemanusiaan, etika & profesionalitas, manfaat, Menyelenggarakan pelayanan pengobatan &pemulihan kesehatan
keadilan, persamaan hak & anti diskriminasi, pemerataan, perlindungan sesuai dg standar pelayanan RS
& keselamatan pasien, serta mempunyai fungsi sosial Pemeliharaan & Peningkatan kesehatan perorangan melalui
Tujuannya: pelayanan kesehatan paripurna tingkat 2 dan 3 sesuai kebutuhan
1. Memudahkan akses masyarakat u/ medapat pelayanan kesehatan medis
2. Memberi perlindungan terhadap keselamatan pasien, msyarakat, Penyelenggaraan pendidikan & pelatihan SDM dlm rangka
lingkungan RS, & SDM di RS peningkatan kemampuan dlm memberi pelayanan kesehatan
3. Meningkatkan mutu & mempertahankan standar pelayanan RS Penyelenggaraan penelitian & pengembangan serta penapisan
4. Memberi kepastian hukum kpd pasien, masyarakat, SDM di RS teknologi bidang kesehatan dlm rangka peningkatan pelayanan
dan RS kesehatan dg memperhatikan etika ilmu pengetahuan bidang kesehatan

KLASIFIKASI RUMAH SAKIT


Klasifikasi RSU:1. RSU kelas A Klasifikasi RSK
2. RSU kelas B 1. RSU kelas A
RSU kelas D JENIS RS
3. RSU kelas C 2. RSU kelas B
RSU kelas D 3. RSU kelas C
4. RSU kelas D
pratama

Jenis Pelayanan Jenis Pengelolaan

RS. UMUM RS. KHUSUS RS. PRIVAT


memberi pelayanan kesehatan memberi pelayanan utama pd
Dikelola o/ badan hukum dg tujuan
pd semua bidang & jenis penyakit salah 1 bidang atau 1 jenis RS. PUBLIK mendapat profit yg berbentuk PT
(semuanya dilayanin) penyakit tertentu berdasarkan
(Perseroan terbatas) atau Persero.
disiplin ilmu, gol. Usia, organ, jenis
penyakit atau kekhususan lainnya

RS yg dikelola o/ pemerintah & pemda diselgarakan


Dikelola o/ pemerintah, pemerintah RS yg dikelola o/ pemerintah
berdasarkan pengelolaan Badan Layanan Umum atau
daerah, & badan hukum yg bsifat & pemda tdk bisa dialihkan
Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) sesuai dg
nirlaba. mjadi RS. Privat
ketentuan Per-UU-an.
merupakan
RS yg didirikan & diselenggarakan o/ pemerintah Unit pelaksana teknis yg asalnya dari instansi pemerintahan
yang tugas & fungsunya ada di bidang kesehatan atau instansi pemerintah lainnya

RS yg didirikan & diselenggarakan o/ pemerintah daerah (Pemda)


Unit pelaksana teknis daerah atau lembaga teknis daerah yang RSUP, RSU biasa
RSAL, RUSPAU, RS. Polri,
diselenggarakan berdasarkan pengelolaan keuangan BLUD Lembaga kementrian/
sesuai dg ketentuan per-UU-an non kementrian
Missal: RSUD, RSKD Duren Sawit

RS yg didirikan o/ Swasta HARUS berbentuk badan hukum yg kegiatan usahanya cuma di bidang perumahsakitan doing !!!
kecuali RS public yg diselenggarakan o/ badan hukum yg sifatnya nirlaba. Sifat nirlaba dibuktikan dg laporan keuangan
yg telah di audit o/ akuntan publik.

RS bisa juga ditetapkan sebagai RS pendidikan setelah memenuhi persyaratan dan standar RS pendidikan, yang ditetapkan oleh Menteri setelah
berkoordinasi dengan Mentri yang membidangi urusan pendidikan.

Rumah Sakit Pendidikan merupakan RS yg menyelenggarakan


pendidikan & penelitian secara terpadu dlm bidang profesi: Kedokteran
Pendidikan kedokteran berelanjutan

Pendidikan tenaga kesehatan lainnya

Klasifikasi RS dibedakan berdasarkan:

SDM yang tersedia Bangunan & Prasarana


Pelayanan yg diberikan Peralatan yg digunakan

Pelayanan medic yg diberikan RS tipe A:


Pelayanan yg diberikan
1. Pelayanan medik 1. Pelayanan kegawat daruratan harus terus menerus 24jam sehari
2. Pelayanan Kefarmasian 2. Pelayanan medic spesialis dasar (SpPD, SpA, SpB, SpOG)
3. Pelayanan keperawatan & Kebidanan 3. Pel. Medik Spesialis Penunjang (SpAnt, radiologi, patologi klinik,
4. Pelayanan penunjang klinik patologi anatomi, rehabilitasi medik)
5. Pelayanan penunjang nonklinik 4. Pel. Mdik spesialis lain (mata, tht,SpS, SpJP, SpKK, Kedokteran jiwa,
6. Pelayanan Rawat Inap SpP, SpO, SpU, SpBS, SpBP, kedokteran forensik
5. Pel. Medik Subspesialis (spesialisasi bedah, penyakit dalam, kes. Anak,
Obsteri & ginekologi, mata, tht, syaraf, SpJP, SpKK, kedokteran jiwa,
SpP, SpO, SpU, SpBS, SpBP, gigi mulut)
Pelayanan medic yg diberikan RS tipe C 6. Pel. Medik spesialis gigi & mulut (bedah mulut, konservasi/endodonsi,
1. Pelayanan kegawat daruratan harus terus menerus 24jam sehari periodonti, orthodonti, prosthodonti, pedodonsi, penyakit mulut)
2. Pelayanan medic umum (pel. Medic dasar, medic gigi mulut,
kesehatan ibu & anak, keluarga berencana) Pelayanan medic yg diberikan RS tipe B
3. Pelayanan medic spesialis dasar (SpPD, SpA, SpB, SpOG) No. 4:Pelayanan medik spesialis lain min ada 8 pelayanan
4. Pel. Medik Spesialis Penunjang (SpAnt, radiologi, patologi klinik,)
No. 5:Minimal ada 2 pelayanan medik subspesialis
5. Pel. Mdik spesialis lain (mata, tht,SpS, SpJP, SpKK, Kedokteran
jiwa, SpP, SpO, SpU, SpBS, SpBP, kedokteran forensik
No. 6:Minimal ada 3 pelyanan medik spesialis gigi (bedah mulut, konservasi,
6. Pel. Medik spesialis gigi & mulut (min. 1 pelayanan)
& orthodenti)

Pelayanan medic yg diberikan RS tipe D


Pelayanan Kefarmasian di RS tipe A,B,C,D sama:
1. Pelayanan kegawat daruratan harus terus menerus 24jam sehari
Melakukan pengelolaan Sediaan farmasi, alkes, BMHP, dan farklin
2. Pel. Medic umum (pel. Medic dasar, medic gigi mulut, kesehatan ibu &
anak, KB)
3. Pel. Medic spesialis dasar minimal ada 2 pelayanan dari SpPD, SpA, Pelayanan Keperawatan
SpB, dan/atau SpOG RS tipe A : Asuhan keperawatan generalis & spesialis, serta asuhan kebidanan
4. Pel. Medic spesialis penunjang (pel. Radiologi & laboratorium) RS tipe B,C,D : Asuhan keperawatan & asuhan kebidanan
Pelayanan Penunjang Klinik
RS tipe A,B,C : Bank darah, perawatan intensif u/ semua gol umur& jenis penyakit, gizi, sterilisasi instrument, Rekam Medik
RS tipe D : Pelayanan darah, HCU (High Care Unit) u/ semua gol umur& jenis penyakit, gizi, sterilisasi instrument, Rekam Medik

Pelayanan Penunjang Non-Klinik di RS klas A,B,C dan D mencakup:

Dapur/
jasa boga Teknisi dan Ambulan
Pengelolaan limbah Gudang
Loundrey pemelihara fasilitas

Pengelolaan
Sistim Penanggulangan
Sistim Informasi dan Pemulasaran Jenazah Pengelolaan gas medik air bersih
kebakaran
Komunikasi

Pelayanan Rawat Inap di RS klas A,B,C dan D terkait jumlah tempat tidur:

Rumah sakit Pemerintah : Jumlah tempat tidur kelas 3 minimal 30% dari total seluruh tempat tidur yg ada di RS Pemerintah
Rumah sakit Swasta : Jumlah tempat tidur kelas 3 minimal 20% dari total seluruh tempat tidur yg ada di RS Swasta
RS. Pemerintah dan RS. Swasta Jumlah tempat tidur intensif minimal 5% dari total seluruh tempat tidur yg ada di RS tersebut

SUMBER DAYA MANUSIA

Tenaga Keperawatan:
Kelas Rumah Sakit
Tenaga medik:
A B C D RS kelas A,B: Jumlah perawat sesuai dg jumlah tempat tidur di RS,
kualifikasi & kompetensinya disesuaikan dg kebutuhan pelayanan di RS.
Dokter Umum 18 12 9 4
dr. Gigi Umum 4 3 2 1 RS kelas C,D : Perbandingan 2 perawat untuk 3 tempat tidur (2:3),
kualifikasi & kompetensinya juga disesuaikan dg kebutuhan pel. di RS
dr. Spesialis Dasar @6 @3 @2 @1
dr. Spesialis Penunjang @3 @3 @1 -
dr. Spesialis Lain @3 @1 - - Tenaga Kesehatan Lain & Tenaga Non-Kesehatan
dr. Subspesialis @2 @1 - - Tenaga keshatan lain & Tenaga Non-Kesehatan jumlah dan kualifikasinya disesuaikan dengan kebutuhan
dr. Gigi spesialis u/ spes. mulut @1 @1 @1 - pelayanan Rumah Sakit

Tenaga
Kefarmasian A B C D
Kepala IFRS 1 Apoteker 1 Apoteker 1 Apoteker 1 Apoteker
Rawat Jalan 5 Apt&10 TTK 4 Apt& 8 TTK 2 Apt& 4 TTK
1 Apt& 2 TTK
Rawat Inap 5 Apt& 10 TTK 5 Apt& 10 TTK 4 Apt& 8 TTK
IGD 1 Apt& 2 TTK 1 Apt& 2 TTK - -
ICU 1Apt& 2 TTK 1 Apt& 2 TTK - -
1 Apt sbg coordinator penerimaan & distribusi yg 1 Apt sbg koordinator penerimaan, distribusi dan
merangkap melakukan farklin, dg TTK disesuaikan produksi yg merangkap melakukan farklin di rawat
inap & rawat jalan. Dibantu o/ TTK dg jumlah yg
1 Apt sbg koordinator produksi yg merangkap disesuaikan dg beban kerja pelayanan kefarmasian
farklin, TTK nya disesuaikan di RS.
Peralatan yg digunakan pada RS klas A,B,C dan D mencakup peralatan yang digunakanpada:

Ruang
Intensif

Rawat inap Persalinan Operasi


Instalasi Gawat Darurat Rawat jalan

Rehab
Medik

Radiologi Laboratorium Klinik Pelayanan Darah

Farmasi

Farmasi Kamar Jenazah


Instalasi Gizi

Instalasi Farmasi adalah Unit pelaksana fungsional yg menyelenggarakan seluruh kegiatan pelayanan kefarmasian di RS.
IFRS
Standar Pelayanan Kefarmasian di
Rumah Sakit dibagi 2:

Pengelolaan Sediaan Farmasi, Alkes, dan BMHP Farmasi klinik

1. Pengkajian dan Pelayanan R/


2. Penelusuran riwayat penggunaan obat
3. Rekonsiliasi obat
4. Pelayanan Informasi Obat (PIO)
Gudang
obat 5. Konseling
Pemilihan
6. Visite
Pilih mau Pemusnahan
Depo2
7. Pemantauan Terapi Obat (PTO)
beli apa
Pendistribusian 8. Monitoring Efek Samping Obat (MESO)
9. Evaluasi Penggunaan Obat (EPO)
10. Dispensing Sediaan Steril
Pengendalian
Berapa yg 11. Pemantauan Kadar Obat Dalam Darah
mau dibeli
(PKOD)
Perencanaan
Kebutuhan
Penyimpanan

Administrasi

Penerimaan
Pengadaan
Pengelolaan Sediaan Farmasi, Alkes, dan BMHP

Dalam memilih, RS menggunakan sistim formularium / standarisasi untuk produk2 tertentu


yang akan digunakan oleh RS yg bersangkutan.

Formularium RS disusun mengacu pd ForNas dan merupakan daftar obat yg disepakati staf medis, disusun o/ KFT yg
ditetapkan o/ pimpinan RS. Semua yg sudah masuk di formularium rs harus tersedia untuk semua penulisan R/,
pemberian obat dan penyediaan obat, lakukan evaluasi rutin dan revisi sesuai kebijakan / kebutuhan RS.
Pemilihan
Ketika memilih perhatikan kualitas, mutu, harga, ketersediaan di pasaran, pola penyakit, efektifitas, keamanan, PBF,
evidence base, literature, utamakan obat generic, kepraktisan penggunaan penyimpanan

Perencaaan harus dihitungdengan baik, jangan sampai ada barang kosong atau stok terlalu banyak sehingga death stok.
Gunakan metode perencanaan yg di tentukan: 1. Metode Konsumsi
2. Metode Epidemiologi
3. Kombinasi
Pedoman perencanaan harus mempertimbangkan anggaran, prioritas yg mau dibeli, sisa persediaan, pemakaian bulan
lalu, waktu tunggu pemesanan, rencana pengembangan Perencanan

Kegiatan merealisasikan perencanaan. Saat menerima barang, perhatikan:


Pengadaan bisa dengan: 1. Nama, jumlah, kemasan sesuai dg yg dipesan di SP
1. Pembelian 2. Pastikan barang tidak rusak, bocor, expied
2. Pembuatan 3. Harga yang tertera
Pengadaan 3. Hibah 4. Waktu penyerahan Penerimaan

Barang yg diterima dan udah dicek benar disimpan sesuai karakteristik sediaan di gudang farmasi, perhatikan suhu dan
keadaan lingkungan yg bisa mempengaruhi mutu sediaan, keamanan, kebersihan, cahaya, ventilasi.
Penyimpanan berdasarkan FEFO / FIFO, atur letak agar mudah ditemukan dan djangkau secara alfabetis, bentuk
sediaan, jenis, farmkologi obat jika perlu.

Elektrolit konsentrasi tinggi gk boleh disimpan di ruang perawatan, kecuali emang perlu banget harus di kasih
Penyimpanan pengamanan, Label High Alert & disimpan di area yg awasi ketat buat mencegah tatalaksana yg krang hati2.
Bahan yg mudah terbakar & Gas masing2 harus disimpan secara terpisah, supaya gak bereaksi dan menghindari salah
ambil. Gas di simpen dg posisi berdiri, pisahkan tabung yg kosong dan yg ada isinya, jangan sampe salah ambil.
Obat2 LASA diberi tanda khusus dan disimpan terpisah, jangan berdekatan dg obat yg namanya mirip.
Lemari NARKOTIK DAN PSIKOTROPIK disimpan terpisah, dengan LEMARI KHUSUS

Gudang
obat Desentralisasi
Sentralisasi
Ada depo2 kecil yg ikut membantu
Terpusat di 1
dalam penyaluran obat ke pasien
Depo2
Pendistribusian
apotek sentral IFRS Depo2

Sistim Distribusi dibagi:


Pasien beli obat sendiri ke apotek,
Untuk persediaan di ruang bawa resep sendiri, bayar sendiri. Pakai kombinasi:
ranap disiapkan dan dikelola Pasien ranap/rajal A+B, atau B+C, atau A+C
oleh Instalasi Farmasi
HARUS dalam jenis &
jumlah yang SANGAT
DIBUTUHKAN
KOMBINASI
Kalo gak ada petugas
farmasinya, tanggung
jawab distribusi dipegang Resep Individu Unit Dose
o/ Penanggung jawab Floor Stok
ruangan

Tiap hari ada serah terima pengelolaan obat floor stok


kpd petugas Farmasi. Untuk pasien rawat inap.
Apoteker harus kash informasi, kemungkinan interaksi, Obat/perbekalan farmasi berdasarkan resep perorangan disiapkan dalam dosis
Dengan pihak terkait
Yang bisa dimusnahkan: Buat berita koordinasikan jadwal,
1. Produk tidak memenuhi syarat mutu acara metode & tempat
2. Kadaluarsa List yg mau pemusnahan
3. Gak memenuhi syarat buat digunakan u/ dimusnahin
pelayanan kesehatan/ ilmu pengetahuan
Pemusnahan Siapin tempat pemusnahan
4. Dicabut izin edarnya
Lalu lakukan
pemusnahan !!

Pengendalian Pengendalian perbekalan farmasi oleg IFRS dan KFT, tujuannya u/ memastikan bener gak obat, alkes, bmhp
yg dipake udah sesuai formularium apa belom. Cari masalahnya dimana, evaluasi ada rugi atau gak.
Lihat juga obat yg diberikan udah sesuai gak dengan diagnosis dan terapi. Pastiin persediaan efisien dan
efektif apa enggak, ada stok kosong gak dlm 1 periode, atau jangan2 malah obat gak jalan sama sekali.
Cara mengendalikan perbekalan farmasi:
1. Evaluasi sediaan yg slow moving
2. Evaluasi sediaan yg death stock (3 bulan berturut2 sama sekali gak ada yg keluar stok nya)
3. Lakukan stock opname secara berkala

Administrasi harus dilakukan secara tertib dan berkesinambungan supaya memudahkan penelusuran
kegiatan yg udah berlalu Pencatatan u/ persyaratan kemenkes/BPOM; dasar akreditasi RS;
dasar audit RS; dokumentasi farmasi.
1. Pencatatan dan Pelaporan
Laporan sbg komunikasi antar level managemen, laporan tahunan

Kegiatan administrasi 2. Administrasi keuangan Pengaturan anggaran, pengendalian biaya, pengumpulan informasi
Administrasi meliputi: keuangan, penyiapan laporan.

3. Administrasi Penghapusan Penyelesaian perbekalan farmasi yg tidak terpakai karena expired,


rusak atau alas an lain pd pihak terkait sesuai dg prosedur yg
berlaku

Farmasi klinik

Mencakup kajian administrasi, kesesuaian farmasetik, dan pertimbangan klinik. Penting juga
Pengkajian & Pelayanan R/ diperhatikan mengenai Medication Error

Medication Error
Bisa dicegah

Semua kejadian yg bisa menjadikan pengobatan tidak sesuai baik gagal terapi ataupun
masih berpotensi menimbulkan kegagalan terapi (membahayakan), dimana prosedur
tersebut masih dibawah control praktisi kesehatan

dokter Farmasis Faktor


Pasien
Lingkungan

1. Prescribing Error
4 Fase 2. Transcribing Error
Medication Error 3. Dispensin Error
4. Administration
Error
Proses u/ mendapatkan informasi mengenai seluruh obat/sediaan
Penelusuran Riwayat Penggunaan Obat farmasi lain yg pernah dan sedang digunakan. Riwyat pengobatan
bisa didapat dg cara wawancara atau dari data RM

MEMBANDINGKAN instruksi pengobatan dengan obat yg telah didapat pasien .


Rekonsiliasi u/ mencegah Medication error yg rentan terjadi waktu memindahkan pasien antar rumah sakit, antar
Rekonsiliasi Obat ruang perawatan, serta pasien yg baru keluar rumah sakit ke layanan kesehatan primer atau sebaliknya
Apoteker harus melakukan konfirmasi kpd dokter kalo ditemukan ketidaksesuaian dokumentasi < 24 jam
Tanya perubedaan tindakan yg dikasih dokter sengaja apa enggak, dokumentasikan alasan penghentian, penundaan
atau pengganti terapi. Jangan lupa tanda tangan, kasih tanggal dan waktu dilakukannya rekonsiliasi

PIO PIO bisa dilakukan dengan cara lisan, tulisan, tatap muka, dan tidak tatap muka (lewat telpon)

Kegiatan PIO meliputi: Dokumentasi PIO:


1. Menjawab pertanyaan lisan maupun tulisan 1. Topik pertanyaan
2. Membuat & menyerahkan bulletin/brosur/leaflet, penyuluhan 2. Tanggal & waktu PIO
3. Memberi informasi dan edukasi pd pasien 3. Metode pertanyaan & pemberi jawaban
4. Memberi pengetahuan & keterampilan bagi mahasiswa yg sedang pkpa (lisan, tertulis dll)
5. Melakukan penelitian penggunaan obat 4. Data pasien (nama, umur, BB, alergi dll)
6. Membuat atau menyampaikan makalah dlm forum ilmiah 5. Uraian pertanyaan
7. Melakukan program jaminan mutu 6. Jawaban pertanyaan
7. Referensi

KONSELING Proses INTERAKTIF antara APOTEKER dengan PASIEN/KELUARGA PASIEN

LANGKAH2 KONSELING:

3.
Gali informasi lebih lanjut dg cara beri kesempatan buat pasien

1.
Membuka komunikasi antara Apt dg pasien cerita masalah penggunaan obatya
atau keluarga pasie.
“..Ada masalah apa jengg.. obatnya udah beneran diminum?..”
“..Selamat Pagi, jengg.. >_<..”

4.
Beri penjelasan pd pasien, kasih solusi

2.
Menilai pemahaman pasien dengan
buat menyelesaikn masalah terkait
Three Prime Question: penggunaan obatnya
1. Apa yg disampaikan dr. tentang obat anda?

5.
2. Apa yg dijelaskan tentang cara pakai obat anda? Verivikasi akhir, pastikan pasien paham !
3. Apa yg dijelaskan dr terkait harapan setelah
mendapat terapi dg obat itu? “..bisa tolong diulang kembali yang sudah saya sampaikan..”

Visite Visite juga bisa dilakukan waktu pasien udah keluar rumah sakit, dalam bentuk Home Pharmacy Care

VISITE MONITORING PENGOBATAN PASIEN

Kegiatan pemantauan / pengkajian terhadap


pengobatan yg diberikan dokter kpd pasien
Kunjungan kpd pasein yg sedang dirawat o/ Tim medis Pelaksana:Apoteker, d3 Farmasi→ Pasien Ranap/Raja
u/ tau perkembangan kemajuan penyakit pasien
Tujuan:
Max efek terapi yg menguntungkan, Tepat Pasien Tepat indikasi Tepat Obat Waspada Efek
Tepat Dosis
Min efek merugikan Samping

Kurangi biaya obat pasien


Proses yg memastikan seorang pasien dapet terapi obat efektif dan terjangkau
Pemantauan Terapi Obat (PTO) dengan memaksimalkan efikasi dan meminimalkan efek samping

Kriterianya mirip dengan criteria pasien yg di konseling… tahapan PTO:


1. Pilih pasien yg memenuhi criteria
2. Ambil data yg dibutuhkan (riwayat pengobatan pasien, riwayat penyakit dll)
3. Identifikasi masalah terkait obat (missal dikasih obat padahal gk ada indikasinya, atau ada indikasi sakit tapi gak dikasih obat)
4. Tentukan prioritas masalah (ini nanti bakal jadi masalah gak, atau malah udah jadi masalah sekarang)
5. Beri rekomendasi (missal harus ditambah obat ini, atau obat ini harus di stop)
6. Hasil identifikasi apoteker didiskusikan dengan tenaga kesehatan lain guna mengoptimalkan tujuan terapi
7. Dokumentsi PTO pake Form 9

MESO Kegiatan pemantauan setiap respon terhadap obat yg merugikan / tidak diharapkan terjadi pd dosis normal

>9 : Sangat Mungkin terjadi ADR/ High Probable

5-8 : ADR kemungkinan terjadi / Probable


Di dlm form kuning ini ada algoritma naranjo
Digunakan u/ identifikasi ROTD / MESO secara kuantitatif 1-4 : ADR cukup mungkin terjadi / Possible
Ada 10 pertanyaan sederhana yg memiliki skor , totalnya dijumlahin
0- : Ragu2 / Doubtfull

EPO Program evaluasi penggunaan obat yg terstruktur dan berkesinambungan secara kualitatif dan kuantitatif

Tujuannya: mendapat gambaran keadaan pasien saat ini atas pengobatan yg dilakukan, ada perbaikan atau enggak; Bandingka pola
pengobatan pada periode tertentu; Beri masukan untuk perbaikan penggunaan obat kedepannya; Menilai pengaruh intervensi atas
pola penggunaan obat
Faktor yg diperhatikan: indicator peresepan, indicator pelayanan, indicator fasilitas

HARUS dilakukan di IFRS dengan teknik aseptis u/ menjamin sterilitas & stabilitas
DISPENSING SEDIAAN STERIL produk serta melindungi petugas dari paparan zat berbahaya
Terdiri dari:

Pencampuran Penyiapan nutrisi Penanganan


obat suntik parenteral sediaan sitostatik
PKOD (Pemantauan Kadar Obat Dalam Darah)

PKOD
Diperlukan bila:
Kalau efektiftas klinik nya jadi lebih baik melalui
Ada hubungan KOD dg efek klinik yg diinginkan PKOD bisa lhemat biaya pengobatan/perawatan
Ada hubungan KOD dg efek yg merugikan medis karena efek merugikan bisa dicegah

Melakukan penilaian ada gak pasien yg


FUNGSNYA: butuh PKOD
Diskusi dg dokter u/ mendapat persetujuan PKOD
1. PemilihanAnalisis
Obathasil PKOD & berikan rekomendasi
2. Rancangan aturan dosis
3. Evaluasi Respon Pasien
4. Menentukan kebutuhan u/ mengukur KO dalam Serum
5. Penetapan Kadar u/ Konsentrasi Obat dlm Cairan Biologis
6. Melakukan Evaluasi Farmakokinetik dari Konsentrasi Obat
7. Menyesuaikan atura dosis jika perlu
8. Memantau Konsentrasi Obat dlm serum
9. Merekomendasikan kebutuhan khusus

KEGIATAN PENUNJANG MEDIK

CSSD Central Sterilized and Supply Departement. Unit yang mensupply bahan atau instrument steril untuk kebutuhan
medis

Dekontaminasi Proses membunuh sebagian kuman yg terdapat pd alat/ instrument setelah digunakan. Ada 3 jenis:
Prosesnya pake cairan pembersih
1. Crittical : untuk bahan/instrument yg menyentuh pembuluh darah pasien, harus di sterilisasi
enzymatic detergen dan 2. Semi critical : Cuma perlu desinfektan tingkat tinggi, gak perlu sterilisasi
desinfektan 3. Non Crittical : Cuma perlu desinfektan tingkat rendah

Pengemasan & Pelabelan Mengelompokan bahan/instrument sesuai dg jenis dan jumlah yg dibutuhkan.
Bahan pengemasnya linen, packing selang, packing karet. Lalu diberi tanggal Expierd.
Expierd linen 6 hari, kalo pake plastic 1 tahun
Pakai 2 alat:
Sterilisasi 1. Autoclave (131o – 138oC) selama 50 menit, atau 121o – 124oC selama 1 jam
2. Plasma H2O2 untuk bahan/instrument yg gak tahan pemanasan tinggi (55 0C) selama 1 jam

Bahan/instrument yg udah di sterilisasi disimpan ditempat khusus, disusun berdasar jenis instrumennya pd rak
Penyimpanan
stainless yg gak menyentuh dinding, lantai atau plafon. Tekanan udara diatur, petugas gak boleh lama2 ada di
ruangan, nanti bisa kontaminasi

Instrumen dan bahan didistribusikan ke tempat2 yg membutuhkan seperti kamar OK, IGD, kamar bersalin, ruang
Distribusi
tindakan bedah, ICU, ruang ranap, poliklinik dll. Didistribusi dengan trolley tertutup, petugasnya harus melakukan
sanitasi terlebih dulu, lalu didistribusikan dengan formulir yg disediakan

IPAL

Diolah melalui IPAL di rumah sakit lalu dibuang melalui saluran air.
Sebelum dibuang, dipastikan dulu air limbah yg diolah sudah tidak berbahaya untuk lingkingan,
periksa pH, bakteri dan aspek lainnya.
Ada bak indicator berupa kolam berisi ikan hidup untuk mengetahui apakah hasil olahan limbah
sudah tidak berbahaya bagi makhluk hidup.
Limbah Cair

1. Limbah Medis : dikumpulin di kantong plastic kuning (pake incenerator, pihak ke 3)


2. Limbah rumah tangga : kantong plastic hitam (oleh petugas kebersihan kota)
3. Limbah B3 : dikumpulin di kardus di tempat terpisah (oleh perusahaan pengolah limbah

Anda mungkin juga menyukai