Bahan Kompre Rumah Sakit
Bahan Kompre Rumah Sakit
Asas & Tujuan RS Tugas RS a/ memberi pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna
Fungsi RS:
RS diselenggarakan berasaskan pancasila
Berdasarkanpd nilai kemanusiaan, etika & profesionalitas, manfaat, Menyelenggarakan pelayanan pengobatan &pemulihan kesehatan
keadilan, persamaan hak & anti diskriminasi, pemerataan, perlindungan sesuai dg standar pelayanan RS
& keselamatan pasien, serta mempunyai fungsi sosial Pemeliharaan & Peningkatan kesehatan perorangan melalui
Tujuannya: pelayanan kesehatan paripurna tingkat 2 dan 3 sesuai kebutuhan
1. Memudahkan akses masyarakat u/ medapat pelayanan kesehatan medis
2. Memberi perlindungan terhadap keselamatan pasien, msyarakat, Penyelenggaraan pendidikan & pelatihan SDM dlm rangka
lingkungan RS, & SDM di RS peningkatan kemampuan dlm memberi pelayanan kesehatan
3. Meningkatkan mutu & mempertahankan standar pelayanan RS Penyelenggaraan penelitian & pengembangan serta penapisan
4. Memberi kepastian hukum kpd pasien, masyarakat, SDM di RS teknologi bidang kesehatan dlm rangka peningkatan pelayanan
dan RS kesehatan dg memperhatikan etika ilmu pengetahuan bidang kesehatan
RS yg didirikan o/ Swasta HARUS berbentuk badan hukum yg kegiatan usahanya cuma di bidang perumahsakitan doing !!!
kecuali RS public yg diselenggarakan o/ badan hukum yg sifatnya nirlaba. Sifat nirlaba dibuktikan dg laporan keuangan
yg telah di audit o/ akuntan publik.
RS bisa juga ditetapkan sebagai RS pendidikan setelah memenuhi persyaratan dan standar RS pendidikan, yang ditetapkan oleh Menteri setelah
berkoordinasi dengan Mentri yang membidangi urusan pendidikan.
Dapur/
jasa boga Teknisi dan Ambulan
Pengelolaan limbah Gudang
Loundrey pemelihara fasilitas
Pengelolaan
Sistim Penanggulangan
Sistim Informasi dan Pemulasaran Jenazah Pengelolaan gas medik air bersih
kebakaran
Komunikasi
Pelayanan Rawat Inap di RS klas A,B,C dan D terkait jumlah tempat tidur:
Rumah sakit Pemerintah : Jumlah tempat tidur kelas 3 minimal 30% dari total seluruh tempat tidur yg ada di RS Pemerintah
Rumah sakit Swasta : Jumlah tempat tidur kelas 3 minimal 20% dari total seluruh tempat tidur yg ada di RS Swasta
RS. Pemerintah dan RS. Swasta Jumlah tempat tidur intensif minimal 5% dari total seluruh tempat tidur yg ada di RS tersebut
Tenaga Keperawatan:
Kelas Rumah Sakit
Tenaga medik:
A B C D RS kelas A,B: Jumlah perawat sesuai dg jumlah tempat tidur di RS,
kualifikasi & kompetensinya disesuaikan dg kebutuhan pelayanan di RS.
Dokter Umum 18 12 9 4
dr. Gigi Umum 4 3 2 1 RS kelas C,D : Perbandingan 2 perawat untuk 3 tempat tidur (2:3),
kualifikasi & kompetensinya juga disesuaikan dg kebutuhan pel. di RS
dr. Spesialis Dasar @6 @3 @2 @1
dr. Spesialis Penunjang @3 @3 @1 -
dr. Spesialis Lain @3 @1 - - Tenaga Kesehatan Lain & Tenaga Non-Kesehatan
dr. Subspesialis @2 @1 - - Tenaga keshatan lain & Tenaga Non-Kesehatan jumlah dan kualifikasinya disesuaikan dengan kebutuhan
dr. Gigi spesialis u/ spes. mulut @1 @1 @1 - pelayanan Rumah Sakit
Tenaga
Kefarmasian A B C D
Kepala IFRS 1 Apoteker 1 Apoteker 1 Apoteker 1 Apoteker
Rawat Jalan 5 Apt&10 TTK 4 Apt& 8 TTK 2 Apt& 4 TTK
1 Apt& 2 TTK
Rawat Inap 5 Apt& 10 TTK 5 Apt& 10 TTK 4 Apt& 8 TTK
IGD 1 Apt& 2 TTK 1 Apt& 2 TTK - -
ICU 1Apt& 2 TTK 1 Apt& 2 TTK - -
1 Apt sbg coordinator penerimaan & distribusi yg 1 Apt sbg koordinator penerimaan, distribusi dan
merangkap melakukan farklin, dg TTK disesuaikan produksi yg merangkap melakukan farklin di rawat
inap & rawat jalan. Dibantu o/ TTK dg jumlah yg
1 Apt sbg koordinator produksi yg merangkap disesuaikan dg beban kerja pelayanan kefarmasian
farklin, TTK nya disesuaikan di RS.
Peralatan yg digunakan pada RS klas A,B,C dan D mencakup peralatan yang digunakanpada:
Ruang
Intensif
Rehab
Medik
Farmasi
Instalasi Farmasi adalah Unit pelaksana fungsional yg menyelenggarakan seluruh kegiatan pelayanan kefarmasian di RS.
IFRS
Standar Pelayanan Kefarmasian di
Rumah Sakit dibagi 2:
Administrasi
Penerimaan
Pengadaan
Pengelolaan Sediaan Farmasi, Alkes, dan BMHP
Formularium RS disusun mengacu pd ForNas dan merupakan daftar obat yg disepakati staf medis, disusun o/ KFT yg
ditetapkan o/ pimpinan RS. Semua yg sudah masuk di formularium rs harus tersedia untuk semua penulisan R/,
pemberian obat dan penyediaan obat, lakukan evaluasi rutin dan revisi sesuai kebijakan / kebutuhan RS.
Pemilihan
Ketika memilih perhatikan kualitas, mutu, harga, ketersediaan di pasaran, pola penyakit, efektifitas, keamanan, PBF,
evidence base, literature, utamakan obat generic, kepraktisan penggunaan penyimpanan
Perencaaan harus dihitungdengan baik, jangan sampai ada barang kosong atau stok terlalu banyak sehingga death stok.
Gunakan metode perencanaan yg di tentukan: 1. Metode Konsumsi
2. Metode Epidemiologi
3. Kombinasi
Pedoman perencanaan harus mempertimbangkan anggaran, prioritas yg mau dibeli, sisa persediaan, pemakaian bulan
lalu, waktu tunggu pemesanan, rencana pengembangan Perencanan
Barang yg diterima dan udah dicek benar disimpan sesuai karakteristik sediaan di gudang farmasi, perhatikan suhu dan
keadaan lingkungan yg bisa mempengaruhi mutu sediaan, keamanan, kebersihan, cahaya, ventilasi.
Penyimpanan berdasarkan FEFO / FIFO, atur letak agar mudah ditemukan dan djangkau secara alfabetis, bentuk
sediaan, jenis, farmkologi obat jika perlu.
Elektrolit konsentrasi tinggi gk boleh disimpan di ruang perawatan, kecuali emang perlu banget harus di kasih
Penyimpanan pengamanan, Label High Alert & disimpan di area yg awasi ketat buat mencegah tatalaksana yg krang hati2.
Bahan yg mudah terbakar & Gas masing2 harus disimpan secara terpisah, supaya gak bereaksi dan menghindari salah
ambil. Gas di simpen dg posisi berdiri, pisahkan tabung yg kosong dan yg ada isinya, jangan sampe salah ambil.
Obat2 LASA diberi tanda khusus dan disimpan terpisah, jangan berdekatan dg obat yg namanya mirip.
Lemari NARKOTIK DAN PSIKOTROPIK disimpan terpisah, dengan LEMARI KHUSUS
Gudang
obat Desentralisasi
Sentralisasi
Ada depo2 kecil yg ikut membantu
Terpusat di 1
dalam penyaluran obat ke pasien
Depo2
Pendistribusian
apotek sentral IFRS Depo2
Pengendalian Pengendalian perbekalan farmasi oleg IFRS dan KFT, tujuannya u/ memastikan bener gak obat, alkes, bmhp
yg dipake udah sesuai formularium apa belom. Cari masalahnya dimana, evaluasi ada rugi atau gak.
Lihat juga obat yg diberikan udah sesuai gak dengan diagnosis dan terapi. Pastiin persediaan efisien dan
efektif apa enggak, ada stok kosong gak dlm 1 periode, atau jangan2 malah obat gak jalan sama sekali.
Cara mengendalikan perbekalan farmasi:
1. Evaluasi sediaan yg slow moving
2. Evaluasi sediaan yg death stock (3 bulan berturut2 sama sekali gak ada yg keluar stok nya)
3. Lakukan stock opname secara berkala
Administrasi harus dilakukan secara tertib dan berkesinambungan supaya memudahkan penelusuran
kegiatan yg udah berlalu Pencatatan u/ persyaratan kemenkes/BPOM; dasar akreditasi RS;
dasar audit RS; dokumentasi farmasi.
1. Pencatatan dan Pelaporan
Laporan sbg komunikasi antar level managemen, laporan tahunan
Kegiatan administrasi 2. Administrasi keuangan Pengaturan anggaran, pengendalian biaya, pengumpulan informasi
Administrasi meliputi: keuangan, penyiapan laporan.
Farmasi klinik
Mencakup kajian administrasi, kesesuaian farmasetik, dan pertimbangan klinik. Penting juga
Pengkajian & Pelayanan R/ diperhatikan mengenai Medication Error
Medication Error
Bisa dicegah
Semua kejadian yg bisa menjadikan pengobatan tidak sesuai baik gagal terapi ataupun
masih berpotensi menimbulkan kegagalan terapi (membahayakan), dimana prosedur
tersebut masih dibawah control praktisi kesehatan
1. Prescribing Error
4 Fase 2. Transcribing Error
Medication Error 3. Dispensin Error
4. Administration
Error
Proses u/ mendapatkan informasi mengenai seluruh obat/sediaan
Penelusuran Riwayat Penggunaan Obat farmasi lain yg pernah dan sedang digunakan. Riwyat pengobatan
bisa didapat dg cara wawancara atau dari data RM
PIO PIO bisa dilakukan dengan cara lisan, tulisan, tatap muka, dan tidak tatap muka (lewat telpon)
LANGKAH2 KONSELING:
3.
Gali informasi lebih lanjut dg cara beri kesempatan buat pasien
1.
Membuka komunikasi antara Apt dg pasien cerita masalah penggunaan obatya
atau keluarga pasie.
“..Ada masalah apa jengg.. obatnya udah beneran diminum?..”
“..Selamat Pagi, jengg.. >_<..”
4.
Beri penjelasan pd pasien, kasih solusi
2.
Menilai pemahaman pasien dengan
buat menyelesaikn masalah terkait
Three Prime Question: penggunaan obatnya
1. Apa yg disampaikan dr. tentang obat anda?
5.
2. Apa yg dijelaskan tentang cara pakai obat anda? Verivikasi akhir, pastikan pasien paham !
3. Apa yg dijelaskan dr terkait harapan setelah
mendapat terapi dg obat itu? “..bisa tolong diulang kembali yang sudah saya sampaikan..”
Visite Visite juga bisa dilakukan waktu pasien udah keluar rumah sakit, dalam bentuk Home Pharmacy Care
MESO Kegiatan pemantauan setiap respon terhadap obat yg merugikan / tidak diharapkan terjadi pd dosis normal
EPO Program evaluasi penggunaan obat yg terstruktur dan berkesinambungan secara kualitatif dan kuantitatif
Tujuannya: mendapat gambaran keadaan pasien saat ini atas pengobatan yg dilakukan, ada perbaikan atau enggak; Bandingka pola
pengobatan pada periode tertentu; Beri masukan untuk perbaikan penggunaan obat kedepannya; Menilai pengaruh intervensi atas
pola penggunaan obat
Faktor yg diperhatikan: indicator peresepan, indicator pelayanan, indicator fasilitas
HARUS dilakukan di IFRS dengan teknik aseptis u/ menjamin sterilitas & stabilitas
DISPENSING SEDIAAN STERIL produk serta melindungi petugas dari paparan zat berbahaya
Terdiri dari:
PKOD
Diperlukan bila:
Kalau efektiftas klinik nya jadi lebih baik melalui
Ada hubungan KOD dg efek klinik yg diinginkan PKOD bisa lhemat biaya pengobatan/perawatan
Ada hubungan KOD dg efek yg merugikan medis karena efek merugikan bisa dicegah
CSSD Central Sterilized and Supply Departement. Unit yang mensupply bahan atau instrument steril untuk kebutuhan
medis
Dekontaminasi Proses membunuh sebagian kuman yg terdapat pd alat/ instrument setelah digunakan. Ada 3 jenis:
Prosesnya pake cairan pembersih
1. Crittical : untuk bahan/instrument yg menyentuh pembuluh darah pasien, harus di sterilisasi
enzymatic detergen dan 2. Semi critical : Cuma perlu desinfektan tingkat tinggi, gak perlu sterilisasi
desinfektan 3. Non Crittical : Cuma perlu desinfektan tingkat rendah
Pengemasan & Pelabelan Mengelompokan bahan/instrument sesuai dg jenis dan jumlah yg dibutuhkan.
Bahan pengemasnya linen, packing selang, packing karet. Lalu diberi tanggal Expierd.
Expierd linen 6 hari, kalo pake plastic 1 tahun
Pakai 2 alat:
Sterilisasi 1. Autoclave (131o – 138oC) selama 50 menit, atau 121o – 124oC selama 1 jam
2. Plasma H2O2 untuk bahan/instrument yg gak tahan pemanasan tinggi (55 0C) selama 1 jam
Bahan/instrument yg udah di sterilisasi disimpan ditempat khusus, disusun berdasar jenis instrumennya pd rak
Penyimpanan
stainless yg gak menyentuh dinding, lantai atau plafon. Tekanan udara diatur, petugas gak boleh lama2 ada di
ruangan, nanti bisa kontaminasi
Instrumen dan bahan didistribusikan ke tempat2 yg membutuhkan seperti kamar OK, IGD, kamar bersalin, ruang
Distribusi
tindakan bedah, ICU, ruang ranap, poliklinik dll. Didistribusi dengan trolley tertutup, petugasnya harus melakukan
sanitasi terlebih dulu, lalu didistribusikan dengan formulir yg disediakan
IPAL
Diolah melalui IPAL di rumah sakit lalu dibuang melalui saluran air.
Sebelum dibuang, dipastikan dulu air limbah yg diolah sudah tidak berbahaya untuk lingkingan,
periksa pH, bakteri dan aspek lainnya.
Ada bak indicator berupa kolam berisi ikan hidup untuk mengetahui apakah hasil olahan limbah
sudah tidak berbahaya bagi makhluk hidup.
Limbah Cair