Laporan PKL Shodik 26 November 2018
Laporan PKL Shodik 26 November 2018
)
DENGAN SISTEM HIDROPONIK NUTRIENT FILM
TECHNIQUE DI PT MOMENTA AGRIKULTURA LEMBANG
Oleh:
SHODIK
1157060072
JURUSAN AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UIN SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG
2018 M/1440
BUDIDAYA TANAMAN SELADA ROMAINE (Lactuca sativa L.)
DENGAN SISTEM HIDROPONIK NUTRIENT FILM
TECHNIQUE DI PT MOMENTA AGRIKULTURA LEMBANG
Oleh:
SHODIK
1157060072
JURUSAN AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UIN SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG
2018 M/1440
LEMBAR PENGESAHAN
Menyetujui,
Mengesahkan,
NIP. 196212151987031002
ABSTRAK
i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT yang telah
Romaine (Lactuca sativa L.) Dengan Sistem Hidroponik Nutrient Film Technique
Laporan Praktek Kerja Lapangan ini disusun berdasarkan apa yang telah
Dalam penyusunan laporan hasil kerja praktek lapangan ini penulis banyak
mendapatkan bantuan dari berbagai pihak, oleh sebab itu penulis ingin
seluruh karyawan yang telah membantu penulis menggali ilmu dan informasi.
5. Orang tua dan keluarga tercinta yang selalu memberikan kasih sayang dan
ii
6. Rekan-rekan seperjuangan Andi Gunawan, Fhandan bagaskara, Adi Auf,
Fedora Gusti, Agung Gumelar, Cepi Supriadi, Qori Siti Saripah, Mia
amalia, Siti Napisah dan Firda Ayu Lestari terimakasih atas kebersamaan
mengharapkan kritikan dan saran yang membangun dari semua pihak. Semoga
laporan praktek kerja lapangan ini dapat memberikan banyak manfaat bagi kita
semua.
Penulis
iii
DAFTAR ISI
ABSTRAK .............................................................................................................. i
KATA PENGANTAR ........................................................................................... ii
DAFTAR TABEL ................................................................................................ vi
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... vii
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... viii
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ............................................................................................ 1
1.2 Tujuan PKL ............................................................................................... 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA........................................................................... 3
2.1 Hidroponik NFT .......................................................................................... 3
2.2 Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Romaine .......................................... 6
2.3 Syarat Tumbuh ............................................................................................ 9
BAB III METODOLOGI ................................................................................... 11
3.1 Tempat dan Waktu PKL .......................................................................... 11
3.2 Alat dan Bahan .......................................................................................... 11
3.3 Metode PKL ............................................................................................... 12
3.4 Prosedur PKL ............................................................................................ 13
BAB IV KEADAAN UMUM TEMPAT PKL .................................................. 14
4.1 Sejarah Perusahaan .................................................................................. 14
4.2 Visi dan Misi Perusahaan ......................................................................... 16
4.3 Struktur Organisasi Perusahaan ............................................................. 16
4.4 Lokasi Perusahaan .................................................................................... 18
4.5 Sarana dan Prasarana............................................................................... 19
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN .............................................................. 21
5.1 Persiapan Instalasi .................................................................................... 21
5.2 Persiapan Benih ......................................................................................... 21
5.3 Media Tanam ............................................................................................. 22
5.4 Proses Persemaian ..................................................................................... 24
5.5 Pindah Tanam............................................................................................ 26
5.6 Produksi ..................................................................................................... 27
iv
5.7 Penambahan Nutrisi, Pengecekan EC, PH dan Suhu ............................ 29
5.8 Panen dan Pasca Panen ............................................................................ 31
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN............................................................. 35
6.1 Kesimpulan ................................................................................................ 35
6.2 Saran ........................................................................................................... 35
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 37
LAMPIRAN ......................................................................................................... 39
v
DAFTAR TABEL
vi
DAFTAR GAMBAR
vii
DAFTAR LAMPIRAN
viii
BAB I
PENDAHULUAN
15,539% pada tahun 2008 menjadi 31,158% per kapita per tahun pada tahun
pada masyarakat Indonesia meningkat dalam kurun waktu lima tahun. Hal ini
kendala dalam kegiatan budidaya sayuran. Oleh karena itu, peningkatan produksi
tanaman dapat di lakukan dengan teknik budidaya yang memiliki efisiensi dan
efektivitas yang tinggi. Teknik budidaya secara hidroponik merupakan salah satu
demikian, harga jual nya pun tidak di khawatirkan akan anjlok. Pemeliharaan
tanaman hidroponik pun lebih mudah karena tempat budidayanya relatif bersih,
media tanam steril, tanaman terlindung dari terpaan hujan, serangan hama dan
penyakit relatif kecil, serta tanaman lebih sehat dan produktivitas lebih tinggi
1
2
tahun 1998 ini sudah cukup di kenal masyarakat. Berbagai jenis selada berhasil di
kegiatan praktik kerja lapangan. Oleh karena itu, kegiatan praktik kerja lapangan
Tujuan dari Praktik Kerja Lapangan ini yaitu untuk mengetahui upaya
TINJAUAN PUSTAKA
Istilah hidroponik berasal dari bahasa latin “hydro” (air) dan “ponous”
(kerja), disatukan menjadi “hydroponic” yang berarti bekerja dengan air. Jadi
istilah hidroponik dapat diartikan secara ilmiah yaitu suatu budidaya tanaman
tanpa menggunakan tanah tetapi dapat menggunakan media seperti pasir, krikil,
pecahan genteng yang diberi larutan nutrisi mengandung semua elemen esensial
tanaman hidroponik pun lebih mudah karena tempat budidayanya relatif bersih,
media tanamnya steril, tanaman terlindung dari terpaan hujan, serangan hama dan
penyakit relatif kecil, serta tanaman lebih sehat dan produktivitas lebih
dengan menciptakan dan mengatur suatu kondisi lingkungan yang ideal bagi
terhadap alam. Tanaman memperoleh hara dari larutan garam mineral yang di
1991).
3
4
(2009), NFT merupakan model budidaya dengan meletakkan akar tanaman pada
lapisan air yang dangkal. Air tersebut tersirkulasi dan mengandung nutrisi sesuai
sekeliling perakaran terdapat selapis larutan nutrisi maka sistem ini dikenal
mengurangi jumlah oksigen maka lapisan nutrisi dalam sistem NFT dibuat
sedemikian rupa, maksimal tinggi larutan 3 mm, sehingga kebutuhan air (nutrisi)
dan oksigen dapat terpenuhi. Prinsip dasar dalam sistem NFT merupakan suatu
jumlah oksigen di perakaran tidak memadai. Namun, pada sistem NFT yang
nutrisinya hanya selapis menyebabkan ketersediaan nutrisi dan oksigen pada akar
berikut:
benar-benar seragam.
NFT (Nutrient Film Technique), hal yang harus diperhatikan adalah panjang pipa
dan jarak tanam . Pipa yang terlalu panjang akan berakibat pada tanaman, salah
unsur hara juga dapat terjadi akibat terbendungnya aliran akibat pertumbuhan akar
yang terlalu lebat di dalam pipa bila jarak tanam terlalu dekat.
Salah satu kelemahan utama sistem NFT adalah ketika ada tanaman yang
terkena penyakit, tanaman yang lainnya mampu beresiko ikut terkontaminasi. Jika
terindikasi hal tersebut sebaiknya tanaman segera dibuang. Selain itu, biaya
(2016), pada saat menjalankan sistem hidroponik NFT, ketersediaan listrik adalah
hal yang penting agar air masih bisa mengaliri akar tanaman.
optimal bagi pertumbuhan tanaman selada. Selain itu pertumbuhan tanaman tidak
lepas dari lingkungan tumbuh terutama faktor media tanam yang secara langsung
akan mempengaruhi hasil tanaman. Pemberian nutrisi buatan sendiri dan media
tanam pasir terbukti memberikan hasil terbaik bagi pertumbuhan dan hasil
tanaman selada yaitu ditandai dengan peningkatan jumlah daun, tinggi tanaman,
panjang akar, luas daun, berat segar tajuk dan berat kering tajuk. Hal ini
2009).
tertentu dengan konsentrasi yang lebih tinggi dari konsentrasi yang dibutuhkan
untuk pertumbuhan maksimum, maka pada kondisi ini dikatakan tumbuhan dalam
6
kondisi konsumsi mewah. Pada konsentrasi yang terlalu tinggi, unsur hara
Sirkulasi adalah prinsip utama sistem hidroponik NFT. Artinya air dan
dibandingkan sistem lain. Secara garis besar alur sirkulasi NFT dimuali dari air
dipompa dari tandon. Kemudian dari tandon, air didistribusikan ke gully yang
berisi tanaman oleh pompa melalui pipa. Tanaman tumbuh dengan mengambil air
dan nutrisi pada aliran yang mengalir di gully. Pada ujung gully, larutan nutrisi
berikut:
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Sub-Divisi : Angiospermae
Kelas : Dcotyledonae
Ordo : Asterales
Familia : Asteraceae
Genus : Lactuca
Tanaman selada diyakini berasal dari Timur Tengah. Tanaman ini dikenal
sebagai tanaman sayuran dan bahan baku obat-obatan pada abad ke 4500 sebelum
7
masehi. Selada sangat terkenal di Yunani dan Roma. Di Eropa Barat, selada jenis
head telah dikenal sejak abad ke-14. Tanaman ini secara ilmiah memiliki nama
Lactuca sativa L.
Tabel 1 Nilai gizi selada cos - selada Romaine gizi per 100g
Karbohidrat 3,3 g
Lemak 0,3 g
Protein 1,2 g
Air 95 g
Vitamin C 24 mg
Kalsium 33 mg
Besi 0,97 mg
Fosfor 30 mg
Kalium 247 mg
divisi, subdivisi, kelas, ordo, family, genus, dan spesies. Kingdom merupakan
yang terbesar mempunyai persamaan sifat yang lebih sediki diantara semuanya,
8
sedangkan pada kelompok yang terkecil mempunyai persamaan sifat yang lebih
banyak.
Selada romaine termasuk kelompok kultivar cos lettuce. Selada jenis ini
mirip perisai. Tinggi selada ini bisa mencapai 25-40 cm. Daunnya lebih tegak di
terluarnya berwarna hijau gelap dan lembut, daun bagian dalam atau krop
berwarna hijau keputihan. Romaine di anggap lebih bergizi dan memiliki vitamin
C lima kali lipat dari pada selada ice berg (Keating et al., 2011).
A. Daun
mengelilingi batang. Daun memiliki bentuk yang beragam, seperti bulat dan lebar,
lonjong dan lebar, bulat panjang dan lebar, tergantung dari varietas dan tipenya.
Daun memiliki tulang-tulang daun yang menyirip seperti duri ikan. Warna daun
hijau muda atau hijau teraang, hijau tua dan merah, tergantung dari varietasnya.
lebih dan lebarnya 15 cm. Helaian daun tipis sampai agak tebal, bersifat lemas
dan lunak, halus, licin, serta rasanya enak agak manis sampai manis.
9
B. Batang
buku, tegap, kokoh dan kuat, dan ukurannya beragam. Pada selada yang
membentuk krop, batangnya sangat pendek dan berada di dasar yang berada di
dalam tanah sehingga tampak seolah-olah tidak berbatang. Sementara, pada selada
yang tidak membentuk krop, batangnya agak panjang sehingga tanaman kelihatan
batang halus dan pada buku-buku panjang batang tempat tumbuhnya tangkai daun
mengalami penebalan. Diameter batang selada daun dan selada kepala sekitar 3
C. Akar
Perakaran tanaman selada terdiri dari akar tunggang dan akar serabut. Akar
yang tinggi. Selama suhu tinggi, umumnya benih akan mengalami dormansi.
(Naandanjain, 2014). Suhu sedang adalah hal yang ideal untuk produksi selada
berkualitas tinggi, suhu optimum untuk siang hari adalah 20oC dan malam hari
10oC. Suhu yang lebih tinggi dari 30oC biasanya menghambat pertumbuhan.
10
selada termasuk tanaman yang tidak tahan kehujanan. Tanaman selada juga tidak
tahan terhadap sengatan sinar matahari yang terlalu panas. Menurut Haryanto
(2003), jenis selada rapuh (cos) atau juga disebut romaine yang menghasilkan
mampu tumbuh baik pada ketinggian 400-2.200 mdpl. Tanaman selada tumbuh
baik pada tanah yang subur dan banyak mengandung humus. Tanah yang
tanah jenis lain seperti lempung berdebu atau lempng berpasir pun dapat
digunakan sebagai tempat budidaya tanaman ini. Derajat kemasaman tanah (pH)
yang ideal untuk pertumbuhan selada berkisar antara 6,5-7. Menurut Haryanto
(2003) pada tanah yang terlalu asam, tanaman ini akan tumbuh kerdil dan pucat
METODOLOGI
a. Alat
Alat yang digunakan dalam budidaya tanaman selada romaine dengan system
3. Ruang produksi diantaranya pompa air, selang PE, pipa VPC, gully, tanki
box penyimpanan.
b. Bahan
Bahan yang digunakan diantaranya media tanam peatmos, arang sekam, benih
romaine, bibit romaine berumur 21 hts, bibit romaine berumur 36 hts, bibit
11
12
ini yaitu metode observasi, praktik lapangan, wawancara, pencatatan, dan studi
pustaka.
2. Praktik lapangan, yaitu ikut serta dan terlibat secara langsung dalam
mandor (Bpk Aja, Bpk Bimbim, dan Bpk Amir), pegawai (A Heri, A
sumber yang diperoleh. Jenis data sekunder antara lain data mengenai
5. Studi pustaka, yaitu dilakukan dengan mencari informasi dan referensi dari
dalam tray, kemudian masukan benih romaine ke dalam tray yang sudah diisi
media tanam. Setelah itu tray di masukkan ke ruang gelap selama 2 hari kemudia
pindahkan dari tray ke net pot yang sebelumnya sudah dilakukan pengisian arang
greenhouse produksi ini tanaman romaine di rawat selama 17 hari. Setelah 17 hari
packing.
pengecekan Ec, pH, suhu air, suhu greenhouse, kelembapan, pemeliharaan gully,
bergerak dalam bidang finance atau pembiayaan, namun dengan adanya krisis
moneter yang terjadi pada tahun 1998 perusahaan ini mulai melakukan kegiatan
Farm berdiri pada 28 Agustus 1998 dengan Bapak Ir. Dani K Rusli sebagai
pemilik. Bentuk perusahaan ini adalah Perseroan Terbatas (PT) yang terdaftar di
bawah PT Momenta Agrikultura dengan modal awal berkisar Rp. 500 juta, semua
modal ini disediakan oleh pemilik. Setelah berdiri perusahaan tidak langsung
formulasi nutrisi yang tepat agar pertumbuhan sayuran baik dan berkualitas.
di Jawa Barat antara lain Kebun Cikahuripan (Cika-01), Kebun di Sentul, Kebun
hidroponik NFT seperti selada keriting, lollorosa dan romaine. Kebun di Sentul,
14
15
budidaya paprika, tomat dan tamanan hias jenis mawar potong, gerbera dan
ruskus. Kebun Kayu Ambon di khususkan untuk budidaya timun mini, tomat dan
sayuran organik. Namun saat ini Kebun yang dimiliki dengan status hak milik
hanya kebun di Cika-02 dan Kebun di Sentul, Bogor. Kebun Cika-01 telah di
tutup karena masa sewanya telah habis begitu juga untuk Kebun Kayu Ambon.
perusahaan telah bertahan pada krisis moneter tahun 1998 dan telah mampu
melewatinya dari sejak itu. Sebuah pemikiran tersirat setalah melihat dunia
pertanian di luar negeri yang begitu maju dan modern. Karena itu, PT Momenta
yang serupa di Indonesia, berdasarkan hal tersebut iklim di Indonesia sangat ideal
Pertanian organik dikelola dengan sangat penuh kepedulian terhadap alam dan
lingkungan.
menyediakan produk sayuran dan buah-buahan yang sehat dengan kualitas tinggi,
dan sayur yang sehat, serta memperkenalkan sistem budidaya hidroponik dan
aeroponik bagi masyarakat yang ingin memulai usaha di dalam bidang pertanian
(Amzing Farm) dipegang oleh direktur utama yang mempunyai wewenang dalam
pengambilan keputusan tertinggi dalam organisasi, selain itu direktur utama juga
jabatan:
Selain itu, direkur utama juga memiliki fungsi sebgaia penasehat dan
produksi dari mulai panen sampai pasca panen setiap hari di kebun yang
keuangan kebun.
jawabnya.
kebutuhan kebun lainnya, selain itu PPIC memiliki tanggung jawab untuk
sepanjang waktu.
(Amzing Farm) berada di dekat pemukiman dan kebun sayuran penduduk. Akses
kendaraan umum seperti angkot tidak ada, namun akses jalan raya untuk mobil
Farm) terletak pada koordinat 06’50’ LS dan 107’37 BT, dengan ketinggian 1200
mdpl. Lahan ini memiliki kelambapan rata-rata sebesar 80% dan suhu rata-rata 17
– 27o dengan curah hujan 3000 mm/tahun. Luas lahan PT Momenta Agrikultura
19
(Amzing Farm) yaitu tujuh hektar, yakni dua hektar digunakan untuk gedung dan
Kecamatan Lembang merupakan tanah kering dan subur, ditunjang iklim dan
romaine.
a b
Segala sesuatu yang berkaitan dengan budidaya baik itu alat maupun
pertumbuhan dan produksi tanaman yang baik (Gambar 2). Perangkat hidroponik
yang dimaksud adalah pipa, selang, dan pompa air. Dengan demikian upaya
dengan baik.
yang dibuat sendiri. Penggunaan benih kemasan lebih dipilih karena kualitas
benih lebih terjamin dan telah bersertifikat. Benih yang baik yaitu benih yang
21
22
memiliki ciri-ciri penampilan biji bernas (tidak keriput atau kusam), benihnya
murni (tidak tercampur dengan varietas lain), daya kecambah tinggi (diatas 85%)
tidak cacat atau rusak, tidak terinfeksi hama dan penyakit ( Mugnisjah dan
(Amazing Farm) merupakan benih romaine varietas maximus (Gambar 3). Benih
romaine ini di impor dari luar negeri tepatnya dari negara Belanda.
Momenta Agrikultura (Amazing Farm) adalah peat moss (Gambar 4). Menurut
Susila dan Koerniawati (2004) Peat moss merupakan tanah gambut yang berasal
dari tumbuh tumbuhan. Media tanam peat moss ini baik dalam menyerap dan
menahan air, selain itu peat moss juga baik dalam mempertahankan kelembaban.
Sebelum di masukan ke dalam tray, media tanam peat moss terlebih dahulu
disiram dengan air kurang lebih 20 liter. Hal ini bertujuan agar ketika benih di
sekam. Namun penggunaan arang sekam tidak begitu lama, hal tersebut terjadi
karena ketika menggunakan media tanam arang sekam daya kecambah benih
romaine sangat buruk dan menurunkan hasil produksi. Sehingga Amazing Farm
mencari media tanam yang lain yaitu peat moss. Sampai saat ini Amazing Farm
masih menggunakan media tanam peat moss yang di impor dari German. Dalam
satu bal peat moss berisisi sekitar 200 liter peat moss dengan berat 40 kg. Untuk
perlakuan media tanam romaine sekarang terjadi perpaduan antara peat moss
dengan arang sekam. Yang dimana arang sekam ini sebagai bagian dasar untuk
menahan peat moss yang sudah berisi bibit romaine. Tujuannya supaya saat
tumbuh, romaine dapat tumbuh dengan baik tidak tersendak oleh netpot, supaya
akar romaine dapat menyerap nutrisi dengan baik dan tidak kekurangan oksigen.
a b
bibit tanaman sehingga persediaan bibit untuk ditanam selalu tersedia setiap hari.
Tahapan dari persemaian atau Nursery 1 (N1) ini adalah penyemaian benih di
ruang semai, penyimpanan di ruang gelap selama dua hari dan terakhir
a b
c
Gambar 5 Ruang Persemaian: a) Ruang Persemaian Benih b) Ruang Gelap
c) Benih Romaine yang telah di semai
25
selama dua hari supaya kotoran yang ada dalam tray semai mudah di bersihkan.
Kemudian benih-benih romaine disemai pada tray semai yang sudah diisi media
tanam peat moss. Benih selada romaine yang digunakan adalah benih selada
sedikit ditekan masuk ke dalam media tanam. Benih disemai satu persatu, dalam
satu lubang tanam berisi satu benih romaine total lubang tanam dalam satu tray
sebanyak 105. Setiap tray yang sudah ditanami benih diberi tanda dengan plastik
mika yang berisi tanggal semai dan varietasnya. Hal ini bertujuan agar ketika akan
dipindahkan.
Selanjutnya benih yang telah disemai di tray semai kemudian ditata dan
disimpan dengan rapi pada ruang gelap selama dua hari, penempatan tray di ruang
antara 17 – 25oC. Benih selada akan berkecambah dalam kurun waktu empat hari,
bahkan untuk benih yang viabel dapat berkecambah dalam waktu satu hari pada
suhu 15-25oC (Grubben dan Sukprakarn, 1994). Benih yang telah berkecambah
pada bibit dilakukan lebih banyak dibandingkan dengan musim hujan, karena
pada musim panas air yang ada di dalam tubuh tanaman lebih cepat menguap
sehingga tanaman kekurangan air. Setiap hari ketiga selalu dilakukan pengecekan
yang akan digunakan untuk pindah tanam. Proses pembersihan gully dengan cara
pengelapan bagian atas gully dengan menggunakan kain dan air hingga bersih.
Setelah gully sudah bersih pasang netpot ke dalam lubang yang ada pada gully
yang sebelumnya sudah di isi arang sekam terlebih dahulu. Netpot yang akan
dipasang pada gully harusnya di cuci terlebih dahulu dengan menggunakan cairan
chlorin. Penggunaan cairan chlorin ini bertujuan agar bakteri atau virus yang
Bibit romaine yang telah siap untuk pindah tanam dipindahkan dari tray
ke netpot dengan cara mengambil bibit beserta peat moss yang masih menempel
pada bibit dan dipindahkan ke dalam netpot yang sudah ada arang sekamnya satu
penyulaman tanaman yang mati. Setelah 15 hari dan tanaman romaine memiliki
bagian produksi.
27
dengan posisi berbaring supaya perakarannya tidak rusak. Pada saat bibit dipindah
5.6 Produksi
dan 14. Catatan panen harian telah dibuat oleh Supervisor NFT dan diberikan
dipanen setiap harinya, pada hari sebelumnya melakukan taksasi harian untuk
panen esok hari. Proses taksasi ini dilakukan dengan melihat data tanaman yang
siap untuk dipanen. Namun ketika di lapangan ada tanaman yang siap panen pada
data yang diberikan tetapi kondisi fisik tanaman tersebut masih belum
Waktu panen setiap tanaman berbeda satu sama lain, tergantung pada jenis
pemanenan pada siang hari. Jika saat panen terpapar sinar matahari yang terlalu
Kegiatan panen dimuali pada pukul 07.00 WIB. Hasil panen romaine
menggunakan koran atau plastik pada bagian atasnya dan ditumpuk dengan
kontainer lain yang telah terisi hasil panen juga (Gambar 7). Kontainer
Setelah proses pemanenan maka gully akan kosong, lalu gully tersebut
dicuci untuk ditanami kembali bibit lain dari Nursery 2. Terdapat beberapa hal
yang perlu diperhatikan ketika bibit ditanam ke dalam gully yaitu satu lubang
berisi satu pot, posisi bibit tegak, akar 100% masuk ke dalam lubang. Dan setelah
a b
trap untuk pengendalian hama dan untuk pengendalian gulma dengan cara
mekanik. Penggunaan yellow trap ini di lakukan di semua greenhouse yang ada di
Amazing Farm (Gambar 8). Hama yang paling banyak menyerang tanaman
romaine adalah hama tepung putih, kumbang, wetfly putih dan hitam, dan ulat
(Naan Dan Jain. 2014). Ulat yang menyerang tanaman romaine diambil satu
persatu dengan daun yang di serang ulat tersebut. Untuk pengendalian gulma
dilakukan dengan cara mencabut gulma tersebut sampai ke akarnya, karena tidak
semua tanaman romaine maka cara mencabut gulma tersebut merupakan cara
setelah dilakukan panen. Proses penambahan nutrisi ini dilakukan dengan cara
memasukan nutrisi dengan takaran 2 – 3 liter nutrisi A dan B ke dalam bak air
yang telah terisi penuh pada hari sebelumnya. Penambahan nutrisi ini dilakukan
setelah pengecekan EC, pada nilai EC 0,7 penambahan nutrisi biasanya 3 liter
30
sedangkan pada nilai EC 0,8 – 1 penambahan nutrisi 1,5 – 2 liter (Ganbar 9). Hal
ini bertujuan untuk menjaga EC pada bak nutrisi stabil pada angka 1,3.
tanaman (Jones, 2005). Pengisian bak nutrisi dengan air biasanya dilakukan pada
sore hari. Karena ketika keesokan pagi air dialirkan pada tanaman, air tersebut
terasa dingin. Namun ketika pengisian air pada bak nutrisi dilakukan pada pagi
hari atau siang hari, air tersebut ketika di alirkan pada tanaman akan terasa panas
Pengecekan pH, EC dan suhu dilakukan pada jam-jam tertentu saja. Waktu
yang ditentukan yaitu pada pukul 08.00, 11.00 dan pukul 14.00 sedangkan untuk
pengukuran pH dan EC hanya dilakukan pada pukul 11.00 WIB saja. Pengecekan
pertama dilakukan yaitu tampung air nutrisi yang berasal dari input ke dalam
meter yang telah terisi air. Untuk nilai pH rata-rata yang didapat pada saat
ada di dalam greenhouse. Pada pagi hari suhu di dalam greenhouse berkisar
antara 21oC, pada siang hari berkisar antar 24 – 28oC, dan pada sore hari antara 24
Pada pagi hari suhu air biasanya 18 – 21o, pada siang hari suhu air berkisar antara
a b c
dilakukan pada pagi hari sekitar pukul 07.00 WIB supaya selada Romaine
yang telah di panen tidak cepat layu karena terpapar sinar matahari secara
barang dan diberi label nama greenhouse asal sayuran tersebut, agar
pengemasan.
32
a. Sortasi
tidak masuk ke dalam standar kualitas untuk dikemas dengan sayuran yang
b. Perompesan
Perompesan adalah peroses perapihan atau penataan daun romaine yang tua,
dengan cara membuang daun tua yang biasanya terletak pada bagian luar
c. Penimbangan
gram lebih berat dari yang tertulis di kemasan. Hal ini bertujuang untuk
pengemasan.
d. Pengemasan (Packing)
ukuran tanamannya. Untuk jumlah tanaman romaine biasanya satu atau dua
tinggi karena memiliki daun yang renyah daripada jenis selada krop lainnya
sehingga mudah patah atau rusak saat panen. Winata (2006) melaporkan
pada proses pascapanen di kebun Amazing Farm tinggi karena, sortasi dan
perompesan yang dilakukan pada daun sangat ketat dan harus menjamin
6.1 Kesimpulan
suhu 21o pada pagi hari, 24o – 28o pada siang hari dan 24o – 25o pada
sore hari.
6.2 Saran
35
36
pipa, karena di dalam pipa sudah terlalu banyak lumut terutama untuk
greenhouse 19 (N2).
Ardian. 2007. Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Cabai Pada Berbagai Tipe
Emitter an Formulasi Nutrisi Hidroponik. Dinamika Pertanian 22 (3): 195-
200.
Arifin, R. 2016. Bisnis Hidroponik Ala Roni Kebun Sayur. Jakarta: Agro Media
Pustaka.
Hartus, T. 2008. Berkebun Hidroponik Secara Murah. Edisi IX. Jakarta: Penerbit
Penebar Swadaya.
Haryanto, E. 2003. Sawi dan Selada Edisi Revisi. Depok: Penebar Swadaya.
37
38
Mas’ud, H. 2009. Sistem Hidroponik dengan Nutrisi dan Media Tanam Berbeda
Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Selada. Media Litbang Sulteng 2, 131-
136.
Naan Dan Jain. 2014. Lettuce and Green Leaf Crop. NaanDanJain Irrigation Ltd,
Israel.
Susila, A. D. dan Y. Koerniawati. 2004. Pengaruh volume dan jenis media tanam
pada pertumbuhan dan hasil tanaman selada (Lactuca sativa) dalam
teknologi hidroponik sistem terapung. Bul. Agron. 32(3):16-21.
39
40