Nama : NOVRIYADI
No. UKG : 201900792165
LPTK/KELAS PPG : UNIVERSITAS BENGKULU
PRODI/KELAS : PENDIDIKAN JASMANI & KESEHATAN (PJK) /PJOK B (002)
INSTANSI : SD NEGERI LUBUK RUMBAI KAB. MUSI RAWAS UTARA
PROVINSI SUMATERA SELATAN.
Kegiatan Belajar 2
2. Anatomi Manusia dan Fisiologi Olahraga dalam
Pembelajaran Pendidikan Jasmani
Kegiatan Belajar 3
3. Perkembangan dan Belajar Gerak, Kinesiologi, dan
Biomekanika Olahraga serta, Aplikasinya dalam
Pembelajaran Pendidikan Jasmani
1) Konsep Belajar Motorik
Ada beberapa istilah yang sebelumnya sering
digunakan pada studi tentang gerak manusia (human
movement). Istilah tersebut adalah ilmu gerak,
kinesiologi, performance manusia, dan pendidikan
jasmani.
Perilaku gerak (motor behavior) merupakan subdisiplin
yang lebih menekankan pada investigasi atau penelitian
mengenai prinsip-prinsip perilaku gerak manusia.
Secara lebih sepsifik Schmidt menjelaskan bahwa
perilaku gerak itu lebih menekankan pada prinsip-
prinsip keterampilan gerak manusia yang dihasilkan
pada tahap perilaku analisis.
Perilaku gerak dapat dibagi dalam tiga bagian, yaitu :
(1) Teori gerak (motor control)
Teori gerak adalah studi mengenai faktor-faktor fungsi
saraf yang mempengaruhi gerak manusia. Fungsi saraf
terkait erat dengan system saraf. Sistem saraf
merupakan bagian penting dalam memproduksi gerak
manusia sebab sel-sel saraf merangsang otot untuk
memproduksi gerak manusia yang diinginkan
(2) Belajar gerak (motor learning)
tiga tahapan dalam belajar gerak (motor leraning) yaitu
:
a) Tahapan verbal kognitif maksudnya kognitif dan
proses membuat keputusan lebih menonjol.
b) Tahapan gerak memiliki makna sebagai pola gerak
yang dikembangkan sebaik mungkin agar peserta
didik atau atlet lebih terampil.
c) Tahapan otomatisasi artinya memperhalus gerakan
agar performa peserta didik atau atlet menjadi
lebih padu dalam melakukan gerakannya
(3) Perkembangan gerak (motor development)
Perkembangan gerak pada seluruh jenjang usia akan
mengalami peningkatan apabila dilakukan melalui
proses pembelajaran seperti dalam pembelajaran
pendidikan jasmani di sekolah-sekolah. Proses
perkembangan ini akan terus berlangsung seiring
dengan bertambahnya umur.
Kegiatan Belajar 4
4. Psikologi Olahraga, Sosiologi Olahraga, Pendidikan
Jasmani Adaptif, Pendidikan Luar Kelas dan
Aplikasinya dalam Pembelajaran Pendidikan Jasmani
a. Prinsip ilmu penunjang keterampilan gerak pada
aspek ‘Psikologi Olahraga dan Aplikasinya dalam
Pembelajaran Pendidikan Jasmani’.
b. Prinsip ilmu penunjang keterampilan gerak pada
aspek ‘Sosiologi Olahraga dan Aplikasinya dalam
Pembelajaran Pendidikan Jasmani’.
c. Prinsip ilmu penunjang keterampilan gerak pada
aspek ‘Pendidikan Jasmani Adaptif dan Aplikasinya
dalam Pembelajaran Pendidikan Jasmani’.
d. Prinsip ilmu penunjang keterampilan gerak pada
aspek ‘Pendidikan Luar Kelas dan Aplikasinya dalam
Pembelajaran Pendidikan Jasmani
Guru PJOK harus memiliki kemampuan bertransformasi
sebagai individu yang dapat memanifestasi kebutuhan
peserta didiknya. Guru yang ramah, supel akan
memenuhi kebutuhan peserta didik akan kebebasan dari
rasa takut atau cemas, peserta didik membutuhkan
pembelaan, perlindungan, keteraturan. Desain
pembelajaran yang dilakukan guru harus menggugah
peserta didik. Konten materi yang disampaikan harus
memenuhi kebutuhan peserta didik ketika itu atau suatu
kelak nanti yang benar-benar disadari oleh peserta didik,
dengan begitu motivasi belajar peserta didik akan
tumbuh, dan tumbuhnya motivasi ini memudahkan guru
untuk membelajarkan peserta didiknya.
Pendidikan Jasmani mempunyai fungsi sosialisasi
terhadap penyadaran individu tentang moral dan nilai.
Pendidikan Jasmani yang dikelola dengan tepat akan
membina kepribadian yang patuh terhadap peraturan,
daya saing yang kuat, mental yang kuat, kesetiaan yang
kental dan mendalam. Keadaan masyarakat saat ini
memberi gambaran bahwa fungsi Pendidikan Jasmani
semakin penting. Kemerosotan moral, degradasi
tanggung jawab, stabilitas emosi rendah, tidak peduli
pada aturan merupakan penyakit-penyakit sosial, mental,
dan budaya. Pendidikan Jasmani yang dikelola dengan
baik merupakan “preventif” terhadap hal- hal tersebut.
Pendidikan melalui aktivitas jasmani yang disesuaikan
hingga memungkinkan peserta didik ABK (Anak
Berkebutuhan Khusus) berpartisipasi dalam melakukan
aktivitas fisik dengan aman, nyaman, puas dan berhasil
sesuai dengan keterbatasannya diistilahkan sebagai
Pendidikan Jasmani Adaptif. Guru harus selalu
melakukan pengamatan dan evaluasi menyeluruh
terhadap kondisi fisik setiap peserta didiknya, ini
merupakan strategi dalam upaya memberi jenis aktivitas
fisik yang berbeda sehingga sesuai dengan tingkat
keterbatasan atau kecacatan dari masing-masing peserta
didik yang diajar. Kreativitas guru dalam memodifikasi
sangat diharapkan. Inspirasi untuk melakukan kreatifitas
tersebut harus berdasarkan kepada konsep dari jenis-
jenis kecacatan yang dialami peserta didik.
Pendidikan luar kelas merupakan bagian bidang studi
Pendidikan Jasmani. Konsep diri peserta didik dapat
dibentuk melalui program pendidikan luar kelas.
Kegiatan seperti ini dijadikan sebagai alternatif dalam
meningkatkan pengetahuan dan pencapaian kualitas diri.
Pendidikan luar kelas menjadikan ‘alam’ sebagai media
pendidikan. Alam dijadikan sebagai sarana efektif untuk
meningkatkan pengetahuan, pengembangan pola pikir
serta sikap mental positif peserta didik. Kegiatan belajar
dengan pendekatan seperti ini akan mengeksploitasi
potensi diri, memberi kontribusi terhadap perkembangan
fisik, keterampilan sosial, pengetahuan budaya, serta
perkembangan emosional dan intelektual.
2 Daftar materi yang sulit 1. Perkembangan dan Belajar Gerak, Kinesiologi, dan
dipahami di modul ini Biomekanika Olahraga serta, Aplikasinya dalam
Pembelajaran Pendidikan Jasmani
2. Psikologi Olahraga, Sosiologi Olahraga, Pendidikan
Jasmani Adaptif, Pendidikan Luar Kelas dan Aplikasinya
dalam Pembelajaran Pendidikan Jasmani