Konsep kontinuitas usaha atau usaha berlanjut menyatakan bahwa kalau tidak ada tanda-
tanda, gejala-gejala, atau rencana pasti di masa datang bahwa kesatuan usaha akan dibubarkan
atau dilikuidasi maka akuntansi menganggap bahwa ke satuan usaha tersebut akan berlangsung
terus sampai waktu yang tidak terbatas. Konsep ini akan menjadi pertimbangan pada saat
penyusunan stateme keuangan atau pada saat akuntansi menghadapi berbagai pilihan dalam
prose perekayasaan atau penyusunan standar karena kenyataan bahwa kelangsunga hidup
perusahaan di masa datang tidak pasti. Dalam menghadapi ketidakpastian kelangsungan usaha,
akuntanal mangan konsep ini atas dasar penalaran bahwa harapan normal atau umum (normal
exper tation) pendirian perusahaan adalah untuk berlangsung terus dan berkembang bukan untuk
mati atau dilikuidasi. Validitas harapan normal ini juga didukung secara empiris dengan
banyaknya perumhaan yang hidup cukup lama
Penghargaan Sepaketan
Kos melekat
Konsep ini menyatakan bahwa kos melekat pada objek yang direpresentasinya se hingga
kos bersifat mudah bergerak dan dapat dipecah-pecah atau digabung gabungkan kembali
mengikuti objek yang dilekatinya. Berbagai kos mempunyai daya saling mengikat antara yang
satu dengan lainnya mengikuti ikatan objek-objek yang disimbolkannya. Bila berbagai
komponen digabung menjadi suatu objek atau barang baru, gabungan kos yang baru semata-mata
merupakan penggabung an berbagai kos yang melekat pada tiap komponen tanpa memperhatikan
nilai ekonomik baru yang melekat pada barang baru.
Saat pengakuan nilai tambah
konsep dasar kos melekat diperlukan karena dalam mengikuti aliran fisis tersebut
harus ada anggapan bahwa tiap kos mempunyai daya saling mengikat bila digabungkan
dengan kos lain secara tepat. Konsep dasar ini mempunyai implikasi penting terhadap
saat pengakuan tambahan manfaat produk fisis yang dihasilkan Kalau kos produk harus
menunjuk kan nilai, maka ke dalam kos produk tersebut harus dimasukkan jumlah rupiah
nilai yang merupakan tambahan manfaat yang melekat pada produk sebagai akibat proses
produksi itu.
Akan tetapi, tidak diketahui secara objektif dan meyakin kan berapa besarnya
nilai tambahan tersebut. Nilai tambahan ini akan terealisasi kalau produk telah terjual dan
aset (koa) baru masuk ke dalam kesatuan usaha Kalau penjualan audah terjadi dan
penghargaan sepakatan lebih tinggi daripada gabungan kos (kos produk) maka nilai
tambahan tersebut telah dapat ditentukan secara objektif jumlah rupiahnya. Penjelasan ini
mendasari prinsip akuntansi yang menentukan bahwa pendapatan hendaknya diakui
setelah penda patan tersebut terrealisan (realized).
Wadah penggabungan
Dalam mengikuti aliran fisis produksi, kos dipecah, dikelompokkan, dan kemudi an
digabung kembali mengikuti unit fisis produk Ini berarti bahwa kos diga bungkan dengan
produk sebagai wadah atau penakar penggabungan. Setelah produk diserahkan kepada
pelangganan (telah terjadi penjualan) maka kos yang melekat pada unit produk yang telah
diserahkan akan mengukur biaya dan secara logis dapat disebut dengan kos barang terjual
(cost of goods sold)."
Konsep ini menyatakan bahwa biaya merupakan upaya dalam rangka memperoleh hasil
berupa pendapatan Dengan kata lain, tidak ada hasil (pendapatan) tanpa upaya (biaya)" Secara
kongeptual, pendapatan timbul karena biaya bukan seba liknya pendapatan menanggung biaya."
Artinya, begitu kesatuan usaha melaku kan kegiatan produktif (yang direpresentasi dengan
terhimpunnya kos) make pendapatan dapat dikatakan telah terbentuk pula walaupun belum
terrealisti Secara teknis, kesatuan usaha harus menghasilkan atau menyediakan barang atau jasa
untuk menciptakan pendapatan dengan cara menyerahkan atau menukarkan barang/jasa tersebut.