Anda di halaman 1dari 23

Kelompok 2

Abdurahman Halim

Dwi Ira Nur Khafidhoh

Naffila Nur Brilliyanti


Konsep dasar pada umumnya merupakan abstraksi atau
konseptualisasi karakteristik lingkungan tempat atau wilayah
diterapkannya pelaporan keuangan. Berbagai sumber atau
penulis mengajukan sehimpunan atau seperangkat konsep dasar
yang isinya berbeda-beda. Berikut ini adalah daftar
seperangkat konsep dasar dari beberapa sumber, yaitu
❑ Ikatan akuntan Indonesia (IAI)
IAI mengadopsi rerangka konseptual IASC sehingga konsep
dasar yang dipilih kuga mengikuti IASC. Ada dua konsep dasar
yang disebut secara spesifik salam rerangka konseptual IASC.
Konsep dasar tersebut adalah basis akrual dan usaha berlanjut.
❑ Accounting principles board
Accounting principles board (APB) menyebut konsep dasar
sebagai ciri” dasar dan memuatnya dalam APB statement
❑ Wolk, tearney, dan dodd
Wolk dan tearney mendaftar 4 konsep yang dianggap sebagai
postulat dan beberapa konsep lain sebagai prinsip input
oriented principles yaitu recognition, matching, conservatism,
disclosure, materiality dan objectivity dan prinsip output
oriented principles yaitu comparability, consustency, dan
uniformity.
❑ Anthony, hawkins, dan merchant
Penulis ini mendaftar 11 konsep yang dijadikan basis dalan
membahas isi, bentuk, susunan, dan arti penting statemen
keuangan. Konsep dasar 1 sampai 5 dikategorikan sebagai
pelandas statemen posisi keuangan (neraca) sedangkan konsep
dasar 6 sampai 11 dikategorikan sebagai pelandas statemen
laba rugi.
Konsep ini menyatakan bahwa perusahaan dianggap sebagai suatu
kesatuan atau badan usaha ekonomik yang berdiri sendiri,
bertindaj atas namanya sendiri, dan kedudukannya terpisah dari
pemilik atau pihak lain yang menanamkan dana dalam perusahaan
dan kesatuan ekonomik tersebut menjadi pusat perhatian atau
sudut pandang akuntansi.

Walaupun secara yuridis kesatuan usaha didukung


keberadaanya, batas kesatuan usaha dari segi akuntansi
bukanlah kesatuan yuridis atau hukum melainkan kesatuan
ekonomik. Artinya, akuntansi memerlakukan badan usaha
sebagai suatu kesatuan ekonomik daripada kesatuan yuridis.
Batas kesatuan ekonomik adalah kendali (control) oleh satu
manajemen.

Karena hubungan antara kesatuan usaha terpisah dg pemilik


dan hubungan tersebut dipandang sebagai hubungan bisnis,
konsep kesatuan usaha mempunyai implikasi terhadap
pendefinisian ekuitas. Dengan sudut pandang kesatuan usaha,
secara konseptual ekuitas atau modal merupakan utang atau
kewajiban perusahaan kepada pemilik
Konsep kesatuan usaha dapat menjelaskan mengapa pendapatan
didefinisikan sebagai kenaikan atau aliran masuk aset. Dengan
konsep kesatuan usaha, semua sumber ekonomik yang dimiliki atau
dikuasai oleh perusahaan merupakan aset perusahaan bukan aset
pemilik. Kalau ada aliran aset masuk (misalnya kas) yang terjadi
karena perusahaan menjual barang atau menyerahkan jasa maka
aset perusahaan akan bertambah. Kas masuk itulah yang disebut
pendapatan.

Definisi biaya sebagai penurunan aset atau timbulnya


kewajiban dapat dijelaskan dengan konsep kesatuan usaha.
Penyerahan produk dalam rangka menciptakan pendapatan,
menyebabkan aset berkurang. Berkurangnya aset inilah yang
disebut biaya. Bila pendapatan yang diperoleh dipisahkan
dengan berkurangnya aset, maka berkurangnya aset sebesar
kos barang terjual ini akhirnya ditanggung oleh pemilik. Jadi,
seandainya semua aset harus dikembalikan kepada pemilik,
jumlah rupiah yang kembali ke pemilik akan berkurang sebesar
biaya tersebut.
Konsep kesatuan usaha memisahkan manajemen sengan penyedia
dana dan manajemen bertanggung jawab kepada mereka.
Pertanggungjawaban menuntut agar aset yang dipercayakan
kepada manajemen selalu ditunjukkan sumber atau asalnya.
Pelaporan keuangan harus menunjukkan hubungan ini, hubungan
fungsional inilah yang disebut persamaan akuntansi. Persamaan
akuntansi merupakan cara mempresentasikan sistem
berpasangan. Hubungan fungsional antarbuku besar dapat
dinyatakan seperti berikut :

A = K+E+P-B+I-D

Karena I dan D dipandang jarang terjadi, persamaan akuntansi


sering hanya dinyatakan sebagai A = K+E+P-B. Dengan konsep
kesatuan usaha, persamaan akuntansi merupakan persamaan
spesifik atau khusus dan bukan persamaan aljabar.
Dengan konsep kontinuitas usaha, perusahaan berusaha untuk maju
dan berkembang dengan jalan menciptakan laba terus-menerus Untuk mengukur daya melaba jangka panjang, aliran
dalam jangka panjang. Laba diperoleh melalui kegiatan kontinus sumber ekonomik masuk dan keluar kesatuan
menyerahkan barang atau jasa yang menimbul- kan biaya sebagai usaha (pendapatan dan biaya) harus dipenggal-peng-
aliran keluar aset (sumber ekonomik) dan kegiatan mendatang. kan gal dengan peroda waktu sebagai wadah atau
pendapatan yang merupakan aliran aset masuk akibat penyerahan penakar.Penggalan pendapatan dan biaya untuk suatu
barang atau jasa tersebut. Dengan demikian, kesatuan usaha perioda dituangkan dalam statemen Laba-rugi periodik
dapat dipandang sebagai pu- sat aliran pendapatan dan biaya yang sehingga statemen laba-rugi dipandang sebagai
berlangsung terus. Kesatuan usaha juga akan mengubah sumber statemen yang paling penting dalam pelaporan keuangan
ekonomik yang satu menjadi yang lain secara terus-me- nerus karena tingkat laba dalam rangka menilai daya melaba.
untuk menyediakan barang atau jasa.
Konsep ini menyatakan bahwa kos melekat pada objek yang
Dengan memahami arti penting kos sebagai bahan oleh direpresentasinya sehingga kos bersifat mudah bergerak
akuntansi sebenarnya dapat dikenali keterbatasan akuntansi dan dapat dipecah-pecah atau digabungkan kembali
dalam memberikan informasi untuk kepentingan pengambilan mengikuti objek yg dilekatinya. Berbagai kos mempunyai
keputusan. informasi akuntansi hanya merupakan sebagian daya saling mengikat antara satu dg yang lainnya mengikuti
dari informasi yang mungkin dibutuhkan untuk pengambilan ikatan objek” yang disimbolkannya. Dalam pikiran konsep ini
keputusan oleh pihak eksternal dan manajemen. adalah bahwa tukuan pengelompokan, pemecahan, dan
penggabungan kos adalah untuk mengikuti aliran upaya dalam
menyediakan produk atau jasa.
01 02 03

Konsep ini mempunyai implikasi Dalam menandingkan upaya


Depresiasi adalah biaya nyata
terhadap interpretasi laba dengan hasil, akuntansi
bukan hipotetis. Depresiasi
akuntansi. Dengan konsep ini, laba hanyalah menandingkan
untuk suatu perioda harus
dipandang sebagai residual atau upaya yang benar-benar
diperhitungkan dan diakui
selisih pengukuran dua elemen telah dilakukan oleh suatu
sebagai biaya karena jasa
yang berkaitan yaitu pendapatan kesatuan usaha sehingga
yang diberikan oleh aset
dan biaya. Laba yang diperoleh laba yang diperoleh adalah
tetap tidak terjadi sekaligus
dengan cara seperti ini disebut selisih biaya dan
pada saat pemerolehan atau
dengan laba struktural atau pendapatan yang diukur
pemberhentian aset tersebut.
formal. dengan kos yang
sesungguhnya terjadi.
Biaya depresiasi yang telah dihitung
dengan metoda tertentu harus tetap
merupa kan biaya untuk menghasilkan
pendapatan walaupun perhitungan
tersebut me nimbulkan atau bahkan
menambah rugi operasi. Misalnya, suatu
perusahaan membeli alat pengangkutan
(truk) dengan kapasitas angkut lima ton
dan menentukan bahwa depresiasi
didasarkan atas metoda garis lurus
Sebagai konsekuensi konsep dasar kontinuitas usaha, konsep
upaya dan hasil harus dipandang dalam perspektif jangka
panjang. Karena perhatian diletakkan pada daya melaba, konsep
upaya dan hasil tidak sekadar mengakibatkan pengakruan dan
penangguhan (accruing and deferring) untuk perioda berjalan
tetapi juga untuk jangka panjang. Untuk menentukan laba
periodik, konsep menandingkan (matching) yang berorientasi
jangka panjang akan memasukkan juga:
(a) Untung luar biasa (windfall gains) yaitu timbulnya atau
bertambahnya manfaat ekonomik atau aset yang terjadi
tanpa upaya yang jelas dan direncanakan
(b) Rugi luar biasa (extraordinary losses) yaitu hilangnya atau
berkurangnyamanfaat ekonomik atau aset yang terjadi
akibat hal-hal yang tidak adahubungannya atau tidak mudah
dihubungkan dengan upaya untuk memperoleh hasil.
Perbedaan penyebab terjadinya laba atau rugi hanya
mengisyaratkan bahwa pemisahan dan penjelasan yang cukup
diperlukan. Perbedaan tersebut tidak mengisyaratkan bahwa
pengaruh untung nonoperasi berbeda dengan pengaruh pos-pos
pendapatan lainnya terhadap kenaikan aset atau sebaliknya
bahwa pengaruh rugi nonoperasi berbeda dengan pengaruh pos-
pos biaya lainnya terhadap penurunan aset. Pendefinisian laba
komprehensif dilandasi oleh konsep dasar ini.
Konsep ini menyatakan bahwa informasi keuangan akan
mempunyai tingkat kebermanfaatan dan tingkat
keterandalan yang cukup tinggi apabila terjadinya data
keuangan didukung oleh bukti-bukti yang objektif dan
dapat diuji kebenarannya (keabsahannya/keautentikannya).
Objektivitas bukti harus dievaluasi atas dasar kondisi yang
melingkupi penciptaan, pengukuran, dan penangkapan atau
pengakuan data akuntansi.

Setiap transaksi keuangan harus didukung oleh bukti


transaksi yang kuat dan sah. Bukti transaksi dapat timbul
karena adanya transaksi pertukaran antara kesatuan usaha
dengan pihak luar (pihak independen) atau karena
diciptakan oleh pihak internal perusahaan atas dasar
kebijakan. Bukti transaksi internal ini adalah bukti
transaksi yang biasanya dalam penentuan jumlah rupiah
tidak berdasarkan hasil tawarmenawar dengan pihak
independen.
Bukti yang paling kuat dan paling diinginkan adalah
bukti yang sepenuhnya objektif. Akan tetapi, bila
persyaratan objektivitas semacam ini harus diikuti
secara mutlak dalam segala hal maka akuntansi akan
menjadi berpandangan jangka pendek dan
bertentangan dengan konsep kontinuitas usaha.
Misalnya, penentuan depresiasi yang sepenuhnya
objektif hanya dimungkinkan apabila suatu aset
tetap diberhentikan dari penggunaan untuk
seterusnya.
konsep dasar bukti terverifikasi dan objektif
dalam akuntansi mengandung elemen variabilitas
sehingga tiap bukti mempunyai tingkat objektivitas.
Tingkat objektivitas bukti yang paling tinggi pada
saat dan keadaan tertentu adalah yang terbaik
asalkan tujuan untuk memperoleh tingkat
objektivitas yang tinggi tersebut tidak
bertentangan dengan konsep kontinuitas usaha.
Asumsi dalam daftar konsep dasar
P&L sebenarnya bukan merupakan
konsep dasar tetapi lebih
merupakan penjelasan bahwa
keenam konsep dasar sebelumnya
merupakan asumsi atau didasarkan
atas asumsi tertentu dengan segala
keter batasannya. Berikut ini
adalah beberapa contoh asumsi
yang menjadi landasan pe- nalaran
dalam memilih konsep yang relevan.
Konsep kontinuitas usaha hanya dapat dibenarkan
atas dasar pengalaman perusa haan pada
umumnya. Oleh karena itu, penerapan konsep ini
dalam perusahaan tertentu adalah semata-mata
asumsi dan kenyataan ini harus tetap
dipertimbangkan dalam proses pelaporan. Tingkat
kegagalan usaha adalah tinggi terutama un tuk
perusahaan perseorangan yang kecil. Gejala
kebankrutan dalam masa berikutnya kadang-
kadang lebih menonjol daripada pertumbuhan
yang berlangsung terus. Beberapa perusahaan
yang baru didirikan tidak pernah menikmati
kesuksesan usaha dalam perioda selanjutnya
sehingga dibubarkan segera.
Pelaporan periodik dengan waktu sebagai wadah
pengukuran adalah salah satu kebiasaan penting
dalam akuntansi. Untuk tujuan "penakaran"
terhadap pendapa tan dan biaya yang
menghasilkan pendapatan tersebut, interval
waktu yang biasanya digunakan adalah satu tahun,
baik tahun kalender ataupun tahun buku/ fiskal. Konsep pendapatan dan biaya
sebagai aliran jumlah rupiah yang
ditandingkan sebenarnya
mengandung asumsi bahwa
Konsep bahwa jumlah rupiah yang tercatat akan tetap
menunjukkan nilai dilan- dasi asumsi bahwa daya beli uang
pendapatan adalah objek yang
adalah stabil sepanjang masa. Dalam periods- perioda yang dituju oleh upaya yang diukur
mengalami inflasi cukup tinggi asumsi tersebut jelas tidak dengan kos. Dengan kata lain,
berlaku (valid) lagi untuk tujuan-tujuan tertentu.
Kebermanfaatan informasi akuntanai menghadapi tantangan perusahaan dipandang sebagai
pada masalah ini. Namun, tidak berarti bahwa akuntansi suatu organisasi yang dibentuk
sebagai penyedia data dasar (basic quantitative data)
berupa kos historis menjadi berkurang fungsi dan
untuk menghasilkan laba.
kekuatannya.
Konsep ini menyatakan bahwa pengakuan hak milik
pribadi harus dilindungi atau diakui secara
yuridis. Tanpa konsep ini, kesatuan usaha tidak
dapat memiliki sumber ekonomik atau aset.
Pemilikan merupakan salah satu cara untuk
memperoleh penguasaan.

Salah satu bentuk perlindungan adalah adanya


kewajiban untuk mempertanggungjawabkan
kekayaan yang dipercayakan pengelolaannya
kepada pihak lain. Statemen keuangan yang
memuat aset dan kewajiban kesatuan usaha
merupakan salah satu bentuk pertanggungjelasan
tersebut.
Konsep ini menyatakan bahwa perbedaan
perlakuan (metoda) akuntansi antarke-
satuan usaha merupakan suatu hal yang
tidak dapat dihindari karena perbedaan
kondisi yang melingkupi dan karakteristik
kesatuan usaha individual. Keunikan
kesatuan usaha justru menghendaki
perlakuan akuntansi yang berbeda agar
informasi keuangan lebih menggambarkan
keadaan unit usaha yang sebenarnya. Yang
Tentu saja, akuntansi juga menghendaki
agar statemen keuangan dapat saling
diperbandingkan antarferusahaan dalam
batas-batas yang layak.
Konservatisma adalah sikap dalam menghadapi ketidakpas tian
untuk mengambil tindakan atau keputusan atas dasar munculan
(outcome) yang terjelek dari ketidakpastian tersebut. Sikap
konservatif juga mengandung makna sikap berhati-hati dalam
menghadapi risiko dengan cara bersedia mengorbankan sesuatu
untuk mengurangi atau menghilangkan risiko.

Kalau akuntansi menganut konsep dasar konservatisma, dalam


menyikapi ketidakpastian, akuntansi (penyusun standar) akan
menentukan pilihan perlakuan atau prinsip akuntansi yang
didasarkan pada munculan (keadaan, harapan kejadian, atau
hasil) yang dianggap kurang menguntungkan. Seandainya pada
saat sekarang penyusun standar harus memutuskan ketentuan
untuk mengakui rugi piutang tak tertagih pada akhir tahun atau
tidak (walaupun belum pasti terjadi), akuntansi akan
memutuskan untuk mengakui rugi tersebut.
Konsep ini menyatakan bahwa sistem
pengendalian internal yang memadai
merupakan sarana untuk
mendapatkan keterandalan informasi
yang tinggi. Oleh karena itu,
pengendalian internal juga merupakan
salah satu bentuk bukti yang
mendukung keterandalan,
objektivitas, dan keterverifikasian
angka-angka akuntansi. Sebagai
bukti, auditor harus menilai struktur
pengendalian internal kesatuan usaha
yang diauditnya.
konsep dasar berfungsi melandasi
penalaran pada tingkat perekayasaan
akuntansi, konsep dasar lebih banyak
manfaatnya bagi penyusun standar dalam
berargumen untuk menentukan konsep,
prinsip, metoda, atau teknik yang akan
dijadikan standar. Maka dari itu Praktik
yang sehat harus dilandasi oleh teori
yang sehat pula. Yang beratti Bahwa
standar harus objektif dan tak memihak
berarti bahwa standar harus bebas dari
selera dan kepentingan pribadi atau
kelompok.
Ada Pertanyaan?

Anda mungkin juga menyukai