Konsep dasar pada umumnya merupakan abstraksi atau konseptualisasi karakteristik lingkungan tempat atau wilayah diterapkannya pelaporan keuangan. Berbagai sumber atau penulis mengajukan sehimpunan atau seperangkat konsep dasar yang isinya berbeda-beda. Berikut ini adalah daftar seperangkat konsep dasar dari beberapa sumber, yaitu ❑ Ikatan akuntan Indonesia (IAI) IAI mengadopsi rerangka konseptual IASC sehingga konsep dasar yang dipilih kuga mengikuti IASC. Ada dua konsep dasar yang disebut secara spesifik salam rerangka konseptual IASC. Konsep dasar tersebut adalah basis akrual dan usaha berlanjut. ❑ Accounting principles board Accounting principles board (APB) menyebut konsep dasar sebagai ciri” dasar dan memuatnya dalam APB statement ❑ Wolk, tearney, dan dodd Wolk dan tearney mendaftar 4 konsep yang dianggap sebagai postulat dan beberapa konsep lain sebagai prinsip input oriented principles yaitu recognition, matching, conservatism, disclosure, materiality dan objectivity dan prinsip output oriented principles yaitu comparability, consustency, dan uniformity. ❑ Anthony, hawkins, dan merchant Penulis ini mendaftar 11 konsep yang dijadikan basis dalan membahas isi, bentuk, susunan, dan arti penting statemen keuangan. Konsep dasar 1 sampai 5 dikategorikan sebagai pelandas statemen posisi keuangan (neraca) sedangkan konsep dasar 6 sampai 11 dikategorikan sebagai pelandas statemen laba rugi. Konsep ini menyatakan bahwa perusahaan dianggap sebagai suatu kesatuan atau badan usaha ekonomik yang berdiri sendiri, bertindaj atas namanya sendiri, dan kedudukannya terpisah dari pemilik atau pihak lain yang menanamkan dana dalam perusahaan dan kesatuan ekonomik tersebut menjadi pusat perhatian atau sudut pandang akuntansi.
Walaupun secara yuridis kesatuan usaha didukung
keberadaanya, batas kesatuan usaha dari segi akuntansi bukanlah kesatuan yuridis atau hukum melainkan kesatuan ekonomik. Artinya, akuntansi memerlakukan badan usaha sebagai suatu kesatuan ekonomik daripada kesatuan yuridis. Batas kesatuan ekonomik adalah kendali (control) oleh satu manajemen.
Karena hubungan antara kesatuan usaha terpisah dg pemilik
dan hubungan tersebut dipandang sebagai hubungan bisnis, konsep kesatuan usaha mempunyai implikasi terhadap pendefinisian ekuitas. Dengan sudut pandang kesatuan usaha, secara konseptual ekuitas atau modal merupakan utang atau kewajiban perusahaan kepada pemilik Konsep kesatuan usaha dapat menjelaskan mengapa pendapatan didefinisikan sebagai kenaikan atau aliran masuk aset. Dengan konsep kesatuan usaha, semua sumber ekonomik yang dimiliki atau dikuasai oleh perusahaan merupakan aset perusahaan bukan aset pemilik. Kalau ada aliran aset masuk (misalnya kas) yang terjadi karena perusahaan menjual barang atau menyerahkan jasa maka aset perusahaan akan bertambah. Kas masuk itulah yang disebut pendapatan.
Definisi biaya sebagai penurunan aset atau timbulnya
kewajiban dapat dijelaskan dengan konsep kesatuan usaha. Penyerahan produk dalam rangka menciptakan pendapatan, menyebabkan aset berkurang. Berkurangnya aset inilah yang disebut biaya. Bila pendapatan yang diperoleh dipisahkan dengan berkurangnya aset, maka berkurangnya aset sebesar kos barang terjual ini akhirnya ditanggung oleh pemilik. Jadi, seandainya semua aset harus dikembalikan kepada pemilik, jumlah rupiah yang kembali ke pemilik akan berkurang sebesar biaya tersebut. Konsep kesatuan usaha memisahkan manajemen sengan penyedia dana dan manajemen bertanggung jawab kepada mereka. Pertanggungjawaban menuntut agar aset yang dipercayakan kepada manajemen selalu ditunjukkan sumber atau asalnya. Pelaporan keuangan harus menunjukkan hubungan ini, hubungan fungsional inilah yang disebut persamaan akuntansi. Persamaan akuntansi merupakan cara mempresentasikan sistem berpasangan. Hubungan fungsional antarbuku besar dapat dinyatakan seperti berikut :
A = K+E+P-B+I-D
Karena I dan D dipandang jarang terjadi, persamaan akuntansi
sering hanya dinyatakan sebagai A = K+E+P-B. Dengan konsep kesatuan usaha, persamaan akuntansi merupakan persamaan spesifik atau khusus dan bukan persamaan aljabar. Dengan konsep kontinuitas usaha, perusahaan berusaha untuk maju dan berkembang dengan jalan menciptakan laba terus-menerus Untuk mengukur daya melaba jangka panjang, aliran dalam jangka panjang. Laba diperoleh melalui kegiatan kontinus sumber ekonomik masuk dan keluar kesatuan menyerahkan barang atau jasa yang menimbul- kan biaya sebagai usaha (pendapatan dan biaya) harus dipenggal-peng- aliran keluar aset (sumber ekonomik) dan kegiatan mendatang. kan gal dengan peroda waktu sebagai wadah atau pendapatan yang merupakan aliran aset masuk akibat penyerahan penakar.Penggalan pendapatan dan biaya untuk suatu barang atau jasa tersebut. Dengan demikian, kesatuan usaha perioda dituangkan dalam statemen Laba-rugi periodik dapat dipandang sebagai pu- sat aliran pendapatan dan biaya yang sehingga statemen laba-rugi dipandang sebagai berlangsung terus. Kesatuan usaha juga akan mengubah sumber statemen yang paling penting dalam pelaporan keuangan ekonomik yang satu menjadi yang lain secara terus-me- nerus karena tingkat laba dalam rangka menilai daya melaba. untuk menyediakan barang atau jasa. Konsep ini menyatakan bahwa kos melekat pada objek yang Dengan memahami arti penting kos sebagai bahan oleh direpresentasinya sehingga kos bersifat mudah bergerak akuntansi sebenarnya dapat dikenali keterbatasan akuntansi dan dapat dipecah-pecah atau digabungkan kembali dalam memberikan informasi untuk kepentingan pengambilan mengikuti objek yg dilekatinya. Berbagai kos mempunyai keputusan. informasi akuntansi hanya merupakan sebagian daya saling mengikat antara satu dg yang lainnya mengikuti dari informasi yang mungkin dibutuhkan untuk pengambilan ikatan objek” yang disimbolkannya. Dalam pikiran konsep ini keputusan oleh pihak eksternal dan manajemen. adalah bahwa tukuan pengelompokan, pemecahan, dan penggabungan kos adalah untuk mengikuti aliran upaya dalam menyediakan produk atau jasa. 01 02 03
Konsep ini mempunyai implikasi Dalam menandingkan upaya
Depresiasi adalah biaya nyata terhadap interpretasi laba dengan hasil, akuntansi bukan hipotetis. Depresiasi akuntansi. Dengan konsep ini, laba hanyalah menandingkan untuk suatu perioda harus dipandang sebagai residual atau upaya yang benar-benar diperhitungkan dan diakui selisih pengukuran dua elemen telah dilakukan oleh suatu sebagai biaya karena jasa yang berkaitan yaitu pendapatan kesatuan usaha sehingga yang diberikan oleh aset dan biaya. Laba yang diperoleh laba yang diperoleh adalah tetap tidak terjadi sekaligus dengan cara seperti ini disebut selisih biaya dan pada saat pemerolehan atau dengan laba struktural atau pendapatan yang diukur pemberhentian aset tersebut. formal. dengan kos yang sesungguhnya terjadi. Biaya depresiasi yang telah dihitung dengan metoda tertentu harus tetap merupa kan biaya untuk menghasilkan pendapatan walaupun perhitungan tersebut me nimbulkan atau bahkan menambah rugi operasi. Misalnya, suatu perusahaan membeli alat pengangkutan (truk) dengan kapasitas angkut lima ton dan menentukan bahwa depresiasi didasarkan atas metoda garis lurus Sebagai konsekuensi konsep dasar kontinuitas usaha, konsep upaya dan hasil harus dipandang dalam perspektif jangka panjang. Karena perhatian diletakkan pada daya melaba, konsep upaya dan hasil tidak sekadar mengakibatkan pengakruan dan penangguhan (accruing and deferring) untuk perioda berjalan tetapi juga untuk jangka panjang. Untuk menentukan laba periodik, konsep menandingkan (matching) yang berorientasi jangka panjang akan memasukkan juga: (a) Untung luar biasa (windfall gains) yaitu timbulnya atau bertambahnya manfaat ekonomik atau aset yang terjadi tanpa upaya yang jelas dan direncanakan (b) Rugi luar biasa (extraordinary losses) yaitu hilangnya atau berkurangnyamanfaat ekonomik atau aset yang terjadi akibat hal-hal yang tidak adahubungannya atau tidak mudah dihubungkan dengan upaya untuk memperoleh hasil. Perbedaan penyebab terjadinya laba atau rugi hanya mengisyaratkan bahwa pemisahan dan penjelasan yang cukup diperlukan. Perbedaan tersebut tidak mengisyaratkan bahwa pengaruh untung nonoperasi berbeda dengan pengaruh pos-pos pendapatan lainnya terhadap kenaikan aset atau sebaliknya bahwa pengaruh rugi nonoperasi berbeda dengan pengaruh pos- pos biaya lainnya terhadap penurunan aset. Pendefinisian laba komprehensif dilandasi oleh konsep dasar ini. Konsep ini menyatakan bahwa informasi keuangan akan mempunyai tingkat kebermanfaatan dan tingkat keterandalan yang cukup tinggi apabila terjadinya data keuangan didukung oleh bukti-bukti yang objektif dan dapat diuji kebenarannya (keabsahannya/keautentikannya). Objektivitas bukti harus dievaluasi atas dasar kondisi yang melingkupi penciptaan, pengukuran, dan penangkapan atau pengakuan data akuntansi.
Setiap transaksi keuangan harus didukung oleh bukti
transaksi yang kuat dan sah. Bukti transaksi dapat timbul karena adanya transaksi pertukaran antara kesatuan usaha dengan pihak luar (pihak independen) atau karena diciptakan oleh pihak internal perusahaan atas dasar kebijakan. Bukti transaksi internal ini adalah bukti transaksi yang biasanya dalam penentuan jumlah rupiah tidak berdasarkan hasil tawarmenawar dengan pihak independen. Bukti yang paling kuat dan paling diinginkan adalah bukti yang sepenuhnya objektif. Akan tetapi, bila persyaratan objektivitas semacam ini harus diikuti secara mutlak dalam segala hal maka akuntansi akan menjadi berpandangan jangka pendek dan bertentangan dengan konsep kontinuitas usaha. Misalnya, penentuan depresiasi yang sepenuhnya objektif hanya dimungkinkan apabila suatu aset tetap diberhentikan dari penggunaan untuk seterusnya. konsep dasar bukti terverifikasi dan objektif dalam akuntansi mengandung elemen variabilitas sehingga tiap bukti mempunyai tingkat objektivitas. Tingkat objektivitas bukti yang paling tinggi pada saat dan keadaan tertentu adalah yang terbaik asalkan tujuan untuk memperoleh tingkat objektivitas yang tinggi tersebut tidak bertentangan dengan konsep kontinuitas usaha. Asumsi dalam daftar konsep dasar P&L sebenarnya bukan merupakan konsep dasar tetapi lebih merupakan penjelasan bahwa keenam konsep dasar sebelumnya merupakan asumsi atau didasarkan atas asumsi tertentu dengan segala keter batasannya. Berikut ini adalah beberapa contoh asumsi yang menjadi landasan pe- nalaran dalam memilih konsep yang relevan. Konsep kontinuitas usaha hanya dapat dibenarkan atas dasar pengalaman perusa haan pada umumnya. Oleh karena itu, penerapan konsep ini dalam perusahaan tertentu adalah semata-mata asumsi dan kenyataan ini harus tetap dipertimbangkan dalam proses pelaporan. Tingkat kegagalan usaha adalah tinggi terutama un tuk perusahaan perseorangan yang kecil. Gejala kebankrutan dalam masa berikutnya kadang- kadang lebih menonjol daripada pertumbuhan yang berlangsung terus. Beberapa perusahaan yang baru didirikan tidak pernah menikmati kesuksesan usaha dalam perioda selanjutnya sehingga dibubarkan segera. Pelaporan periodik dengan waktu sebagai wadah pengukuran adalah salah satu kebiasaan penting dalam akuntansi. Untuk tujuan "penakaran" terhadap pendapa tan dan biaya yang menghasilkan pendapatan tersebut, interval waktu yang biasanya digunakan adalah satu tahun, baik tahun kalender ataupun tahun buku/ fiskal. Konsep pendapatan dan biaya sebagai aliran jumlah rupiah yang ditandingkan sebenarnya mengandung asumsi bahwa Konsep bahwa jumlah rupiah yang tercatat akan tetap menunjukkan nilai dilan- dasi asumsi bahwa daya beli uang pendapatan adalah objek yang adalah stabil sepanjang masa. Dalam periods- perioda yang dituju oleh upaya yang diukur mengalami inflasi cukup tinggi asumsi tersebut jelas tidak dengan kos. Dengan kata lain, berlaku (valid) lagi untuk tujuan-tujuan tertentu. Kebermanfaatan informasi akuntanai menghadapi tantangan perusahaan dipandang sebagai pada masalah ini. Namun, tidak berarti bahwa akuntansi suatu organisasi yang dibentuk sebagai penyedia data dasar (basic quantitative data) berupa kos historis menjadi berkurang fungsi dan untuk menghasilkan laba. kekuatannya. Konsep ini menyatakan bahwa pengakuan hak milik pribadi harus dilindungi atau diakui secara yuridis. Tanpa konsep ini, kesatuan usaha tidak dapat memiliki sumber ekonomik atau aset. Pemilikan merupakan salah satu cara untuk memperoleh penguasaan.
Salah satu bentuk perlindungan adalah adanya
kewajiban untuk mempertanggungjawabkan kekayaan yang dipercayakan pengelolaannya kepada pihak lain. Statemen keuangan yang memuat aset dan kewajiban kesatuan usaha merupakan salah satu bentuk pertanggungjelasan tersebut. Konsep ini menyatakan bahwa perbedaan perlakuan (metoda) akuntansi antarke- satuan usaha merupakan suatu hal yang tidak dapat dihindari karena perbedaan kondisi yang melingkupi dan karakteristik kesatuan usaha individual. Keunikan kesatuan usaha justru menghendaki perlakuan akuntansi yang berbeda agar informasi keuangan lebih menggambarkan keadaan unit usaha yang sebenarnya. Yang Tentu saja, akuntansi juga menghendaki agar statemen keuangan dapat saling diperbandingkan antarferusahaan dalam batas-batas yang layak. Konservatisma adalah sikap dalam menghadapi ketidakpas tian untuk mengambil tindakan atau keputusan atas dasar munculan (outcome) yang terjelek dari ketidakpastian tersebut. Sikap konservatif juga mengandung makna sikap berhati-hati dalam menghadapi risiko dengan cara bersedia mengorbankan sesuatu untuk mengurangi atau menghilangkan risiko.
Kalau akuntansi menganut konsep dasar konservatisma, dalam
menyikapi ketidakpastian, akuntansi (penyusun standar) akan menentukan pilihan perlakuan atau prinsip akuntansi yang didasarkan pada munculan (keadaan, harapan kejadian, atau hasil) yang dianggap kurang menguntungkan. Seandainya pada saat sekarang penyusun standar harus memutuskan ketentuan untuk mengakui rugi piutang tak tertagih pada akhir tahun atau tidak (walaupun belum pasti terjadi), akuntansi akan memutuskan untuk mengakui rugi tersebut. Konsep ini menyatakan bahwa sistem pengendalian internal yang memadai merupakan sarana untuk mendapatkan keterandalan informasi yang tinggi. Oleh karena itu, pengendalian internal juga merupakan salah satu bentuk bukti yang mendukung keterandalan, objektivitas, dan keterverifikasian angka-angka akuntansi. Sebagai bukti, auditor harus menilai struktur pengendalian internal kesatuan usaha yang diauditnya. konsep dasar berfungsi melandasi penalaran pada tingkat perekayasaan akuntansi, konsep dasar lebih banyak manfaatnya bagi penyusun standar dalam berargumen untuk menentukan konsep, prinsip, metoda, atau teknik yang akan dijadikan standar. Maka dari itu Praktik yang sehat harus dilandasi oleh teori yang sehat pula. Yang beratti Bahwa standar harus objektif dan tak memihak berarti bahwa standar harus bebas dari selera dan kepentingan pribadi atau kelompok. Ada Pertanyaan?
Rencana akumulasi yang dibuat sederhana: Bagaimana dan mengapa berinvestasi di bidang keuangan dengan membangun rencana akumulasi otomatis yang disesuaikan untuk memanfaatkan tujuan Anda
Pendekatan sederhana untuk investasi pasif: Panduan Pengantar Prinsip-prinsip Teoretis dan Operasional Investasi Pasif untuk Membangun Portofolio Malas yang Berkinerja dari Waktu ke Waktu