Anda di halaman 1dari 13

DAFTAR ISI

Cover ................................................................................................................ 1
Daftar Isi .......................................................................................................... 2
Peta Konsep ..................................................................................................... 3
Pendahuluan .................................................................................................... 4
A. Identitas Modul ................................................................................................. 4
B. Capaian Belajar ................................................................................................. 4
C. Petunjuk Penggunaan Modul .............................................................................. 4
Uraian Materi ................................................................................................... 5
A. Pengertian Umum Emulsi ................................................................................... 5
1. Komponen emulsi ......................................................................................... 6
2. Jenis-jenis emulsi ......................................................................................... 6
3. Tujuan pemakaian emulsi ............................................................................. 7
B. Teori Terbentuknya Emulsi ................................................................................ 7
C. Bahan-Bahan Pengemulsi .................................................................................. 9
D. Pembuatan Emulsi ............................................................................................. 10
1. Metode pembuatan emulsi ............................................................................ 10
2. Metode penentuan tipe emulsi ...................................................................... 11
3. Stabilitas emulsi ........................................................................................... 11
Daftar Pustaka ....................................................................................................... 12

MATERI AJAR SMK KELAS XI- FARMASI 2


PETA KONSEP

KOMPONEN
EMULSI
Tipe
W/
O
TIPE EMULSI

Tipe
O/
TUJUAN W
PEMAKAIAN
EMULSI Teori Tegangan Permukaan

TEORI Teori ORIENTASI BENTUK


TERJADINYA BAJI
EMULSI
EMULSI Teori INTERPARSIAL FILM

BAHAN
Teori ELEKTRIK DOUBLE
PENGEMULSI LAYER

EMULGA
METODE TOR
PEMBUATAN ALAM
EMULSI EMULGA
TOR
BUATA
CARA
MEMBEDAKAN

KESTABILAN
EMULSI

MATERI AJAR SMK KELAS XI- FARMASI 3


Pendahuluan

A. Identitas Materi Ajar


Mata Pelajaran : Pelayanan Farmasi (Ilmu Resep)
Kelas : XI
Alokasi Waktu : 2 x 45 Menit
Judul Materi Ajar : Sediaan Obat Bentuk Emulsi

B. Capaian Pembelajaran
Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi
3.8 Menerapkan pembuatan 3.8.1 Merinci komponen dalam pembuatan obat
sediaan obat bentuk emulsi bentuk emulsi
3.8.2 Menganalisis stabilitas sediaan emulsi
4.8 Membuat sediaan obat 4.8.1 Merancang prosedur pembuatan emulsi
bentuk emulsi 4.8.2 Melakukan penilaian stabilitas sediaan
emulsi

C. Petunjuk Pengunaan Materi Ajar


Untuk menggunakan modul ini kalian diminta mengikuti langkah-langkah berikut:
1. Bacalah peta konsep dan pahami keterkaitan materi sediaan obat bentuk emulsi
2. Berikan respon pada kegiatan mengamati gambar, kemudian pahami materi
pembelajaran dan contoh soal.
3. Perdalam pemahamanmu tentang materi sediaan obat bentuk emulsi dengan
membuat ringkasan seperti pada bagian rangkuman, baru kemudian mengerjakan
latihan soal.
4. Kerjakan kegiatan yang terdapat pada penugasan mandiri dengan penuh
kejujuran dan tanggung jawab untuk penguatan pemahaman terhadap materi
yang telah dipelajari
5. Kerjakan soal formatif

MATERI AJAR SMK KELAS XI- FARMASI 4


Uraian Materi

A. Pengertian Umum Emulsi


Menurut Farmakope Indonesia Edisi III, emulsi adalah sediaan yang mengandung
bahan obat cair atau larutan obat, terdispersi dalam cairan pembawa, dan distabilkan oleh
zat pengemulsi atau surfaktan yang cocok. Menurut Farmakope Indonesia Edisi IV, emulsi
adalah sistem dua fase yang salah satu cairannya terdispersi dalam cairan yang lain dalam
bentuk tetesan kecil.
Stabilitas sediaan emulsi dapat dipertahankan dengan penambahan zat ketiga, bahan
ketiga ini disebut dnegan emulgator. Zat pengemulsi dapat berupa gelatin, gom akasia,
tragakan, sabun, senyawa ammonium kuartener, senyawa kolesterol, surfaktan, atau
emulgator lain yang cocok. Untuk meningkatkan stabilitas, dapat ditambahkan zat
pengental pada emulsi, misalnya tragakan, tilosa, dan natrium karboksimetil selulosa.
Selain itu, emulsi sebaiknya mengandung pengawet yang cocok. Kecuali dinyatakan lain,
emulsi disimpan dalam wadah tertutup baik dan di tempat sejuk. Pada etiket, harus
tertera label “KOCOK DAHULU”.

Gambar 1. Jenis-jenis Emulsi

MATERI AJAR SMK KELAS XI- FARMASI 5


1. Komponen Emulsi
Komponen pembentuk emulsi digolongkan menjadi dua, yaitu:
a. Komponen Dasar
Komponen Dasar merupakan bahan pembentuk emulsi yang harus ada dalam
emulsi. Bahan Dasar ini terdiri atas :
• Fase internal. Fase disperse/ fase diskontinu/ fase dalam
• Fase eksternal/ fase kontinu/ fase luar
• Emulgator
b. Komponen Tambahan
Tujuan penambahan bahan ini adalah untuk memperoleh hasil yang lebih baik.

2. Jenis-jenis Emulsi
a. Emulsi tipe O/W (Oil in Water)
Jenis emulsi ini terdiri atas butiran minyak yang tersebar di dalam
air. Dalam hal ini, minyak berperan sebagai fase internal dan air
sebagai fase eksternal. Jumlah bahan minyak dalam emulsi ini
lebih sedikit dibandingkan dengan jumlah air.

Gambar 2. Emulsi tipe O/W

b. Emulsi tipe W/O (Water in Oil)


Jenis emulsi ini terdiri atas butiran air yang tersebar di dalam
minyak. Air berperan sebagai fase internal dan minyak sebagai fase
eksternal. Jumlah bahan air lebih sedikit dibandingkan dengan
jumlah minyak

Gambar 3. Emulsi tipe O/W

MATERI AJAR SMK KELAS XI- FARMASI 6


3. Tujuan Pemakaian Emulsi
Tujuan pembuatan emulsi adalah untuk memperoleh suatu preparat campuran dua
cairan yang saling tidak dapat bercampur yang stabil dan merata. Tujuan pemakaian
emulsi antara lain:
a. Sebagai obat dalam/ penggunaan secara oral. Jenis tipe emulsinya adalah tipe
M/A
b. Sebagai obat luar/ penggunaan obat luar pada kulit. Jenis tipe emulsinya adalah
M/A atau A/M, tergantung dari sifat zat atau efek terapi yang dikehendaki

B. Teori Terbentuknya Emulsi


Proses terbentuknya suatu emulsi dapat dijelaskan melalui 4 macam teori, yaitu :
1. Teori tegangan permukaan (Surface tension)
Molekul memiliki daya tarik menarik antar molekul sejenis yang disebut dengan kohesi.
Selain itu, molekul juga memiliki daya tarik menarik antar molekul yang tidak sejenis
yang disebut dengan adhesi. Daya kohesi suatu zat selalu sama sehingga pada
permukaan suatu zat cair akan terjadi perbedaan tegangan karena tidak adanya
keseimbangan daya kohesi. Tegangan terjadi pada permukaan tersebut dinamakan
dengan tegangan permukaan “surface tension”

Gambar 4. Surface Tension

MATERI AJAR SMK KELAS XI- FARMASI 7


2. Teori orientasi bentuk baji (oriented wedge)
Teori ini menjelaskan fenomena terbentuknya emulsi berdasarkan adanya kelarutan
selektif dari bagian molekul emulgator; ada bagian yang bersifat suka air atau mudah
larut dalam air dan ada moelkul yang suka minyak atau muudah larut dalam minyak

Gambar 5. Oriented wedge

3. Teori lapisan antarmuka (interfacial film)


Teori ini mengatakan bahwa emulgator akan diserap pada batas antara air dengan
minyak, sehingga terbentuk lapisan film yang akan membungkus partikel fase dispers
atau fase internal

Gambar 6. Interfacial film

MATERI AJAR SMK KELAS XI- FARMASI 8


4. Teori lapisan listrik kaca (electric double layer)
Jika minyak terdispersi ke dalam air, satu lapis air yang langsung berhubungan dengan
permukaan minyak akan bermuatan sejenis, sedangkan lapisan berikutnya akan
mempunyai muatan yang berlawanan dengan lapisan di depannya. Dengan demikian
seolah-olah tiap partikel minyak dilindungi oleh 2 benteng lapisan listrik yang saling
berlawanan. Benteng tersebut akan menolak setiap usaha partikel minyak yang akan
melakukan penggabungan menjadi satu molekul yang besar, karena susunan listrik
yang menyelubungi setiap partikel minyak yang mempunyai susunan yang sama.
Dengan demikian, antara sesama partikel akan tolak menolak, dan stabilitas akan
bertambah

Gambar 7. Electric Double Layer

C. Bahan-Bahan Pengemulsi
1. Emulgator alam dari tumbuh-tumbuhan
Emulgator ini mempunyai sifat yang sangat peka terhadap elektrolit, alcohol kadar
tinggi, dan dapat dirusak oleh bakteri sehingga pada pembuatan emulsi harus
menambahkan bahan pengawet. Emulgator ini umumnya merupakan emulgator tipe
M/A dan termasuk dalam golongan karbohidrat.
Beberapa contoh emulgator alami dari tumbuhan diantaranya : Gom Arab, tragachan,
agar-agar, chondrus dan emulgator lainnya
2. Emulgator alam dari hewan
Contoh emulgator dari hewan adalah : gelatin, kuning telur, kasein, dan adeps lanae

MATERI AJAR SMK KELAS XI- FARMASI 9


3. Emulgator alam dari mineral tanah
• Veegum/ Magnesium Alumunium Silikat, dapat digunakan untuk emulgator obat
luar. Emulsi yang terbentuk adalah tipe M/A. penggunaan ini umumnya sebesar
1%
• Bentonit atau tanah liat terdiri atas senyawa aluminium silikat yang dapat
mengadsorpsi sejumlah air hingga membentuk massa seperti gel. Penggunaan
bentonit umumnya sebesar 5%

4. Emulgator buatan/ sintetis : Sabun, Tween (20,40,60,80), Span (20,40,80)


Emulgator buatan dikelompokkan menjadi 4 jenis, yaitu :
a. Anionic : sabun alkali, natrium lauril sulfat
b. Kationik : senyawa ammonium kuartener
c. Non-ionik : tween dan span
d. Amfoter : protein, lesitin

D. Pembuatan Emulsi
1. Metode pembuatan emulsi
Dikenal 3 metode dalam pembuatan emulsi, secara singkat dapat dijelaskan:
a) Metode gom kering atau metode continental
Zat pengemulsi ( gom arab ) dicampur dengan minyak, kemudian tambahkan air
untuk pembentukan corpus emulsi, baru di encerkan dengan sisa air yang tersedia.
b) Metode gom basah atau metode Inggris
Zat pengemulsi ditambahkan ke dalam air (zat pengemulsi umumnya larut) agar
membentuk suatu mucillago, kemudian perlahan-lahan minyak dicampurkan untuk
membentuk emulsi, setelah itu baru diencerkan dengan sisa air.
c) Metode botol atau metode botol forbes
Digunakan untuk minyak menguap dan zat-zat yang bersifat minyak dan
mempunyai viskositas rendah (kurang kental). Minyak dan serbuk gom dimasukkan
ke dalam botol kering, kemudian ditambahkan 2 bagian air, tutup botol kemudian

MATERI AJAR SMK KELAS XI- FARMASI 10


campuran tersebut dikocok kuat. Tambahkan sisa air sedikit demi sedikit sabil
dikocok.

2. Metode penentuan tipe emulsi


Beberapa metode berikut dapat digunakan untuk menentukan jenis emulsi M/A atau
A/M
a) Metode pengenceran fase
Prinsip kerja metode ini adalah dengan mengencerkan setiap emulsi dengan fase
eksternalnya. Jadi, emulsi tipe M/A dapat diencerkan dengan air, sedangkan emulsi
tipe A/M dapat diencerkan dengan minyak
b) Metode kelarutan pewarna
Metode ini dilakukan dengan penambahan zat warna yang larut dalam salah satu
fse emulsi. Zat warna menyebar secara merata pada emulsi apabila zat tersebut
larut dalam fase eksternal emulsi tersebut.
c) Metode konduktivitas listrik
Pengujian ini dilakukan menggunakan alat berupa kawat dan stop kontak, kawat
dengan K ½ watt, lampu neon ¼ watt dihubungkan secara seri. Lampu neon akan
menyala apabila elektroda dicelupkan ke dalam cairan emulsi tipe M/A dan akan
mati jika dicelupkan pada emulsi tipe A/M
d) Menggunakan kertas saring
Apabila emulsi diteteskan pada kertas saring, kertas saring akan menjadi basah
jika tipe emulsi M/A atau timbul noda minyak pada kertas saring jika emulsi
merupakan emulsi tipe A/M

3. Stabilitas Emulsi
a) Creaming
Creaming merupakan keadaan terpisahnya emulsi menjadi dua lapisan, satu
bagian mengandung fase terdispersi lebih banyak dibandingkan lapisan yang lain.

MATERI AJAR SMK KELAS XI- FARMASI 11


Keadaan ini bersifat reversible (dapat balik); apabila dikocok perlahan-lahan,
emulsi mudah terdispersi kembali
b) Koalesen
Koalesen atau cracking merupakan keadaan pecahnya emulsi dikarenakan lapisan
film yang melindungi partikel rusak dan butir minyak akan membentuk koalesen
(menyatu). Keadaan seperti ini bersifat irreversible (tidak dapat diperbaiki)
c) Inversi
Inversi merupakan keadaan terjadinya perubahan secara tiba-tiba dari tipe emulsi
A/M menjadi M/A atau sebaliknya. Keadaan ini bersifat irreversible

MATERI AJAR SMK KELAS XI- FARMASI 12


DAFTAR PUSTAKA

Anonym. 1979. Farmakope Indonesia III. Jakarta: Departemen Kesehatan RI.

Effendy. Rogayah. Dkk. 2015. Teknik Pembuatan Sediaan Obat Jilid 1 untuk SMK.
Jakarta : Penerbitan EGC.

Kuraesin, Ai, dkk. 2018. Pelayanan Farmasi Ilmu Resep untuk SMK kelas XI dan XII.
Jakarta : Penerbit EGC.

Lachman, L., Liebermen, A. H., dan Kanig, J. L., 2008. Teori dan Praktik Farmasi
Industri. Jakarta: UI Press.

Syamsuni. 2007. Ilmu Resep. Jakarta : Penerbitan EGC.

MATERI AJAR SMK KELAS XI- FARMASI 13

Anda mungkin juga menyukai