MORDEKHAI :
ALLAH MENYELAMATKAN UMATNYA
Oleh : Dennis Sitohang
Mordekhai adalah salah seorang tokoh dalam Alkitab yang jarang sekali dibicarakan, baik dalam khotbah
ataupun dalam pelajaran‐pelajaran Alkitab lainnya. Bagi orang Kristen yang jarang membaca Alkitab
kemungkinan besar tidak tahu atau tidak ingat siapa itu Mordekhai dan dalam kitab yang mana kisahnya
ditulis.
Tidak heran dari sekian banyak tokoh Alkitab, Mordekhai kurang begitu dikenal. Mordekhai bukanlah
seorang nabi seperti Yesaya, Yeremia, Yehezkiel, atau nabi besar lainnya. Mordekhai juga bukan seorang
panglima, pangeran ataupun raja yang berhasil dalam pertempuran. Mordekhai juga tidak melakukan
sesuatu yang luar biasa seperti Yusuf dan Daniel yang menafsirkan mimpi raja. Mordekhai adalah orang
biasa, ketika dia dianugerahkan jabatan tinggi oleh raja, itupun juga bukan karena prestasi yang luar
biasa.
Kisah Mordekhai ditulis dalam kitab Ester, satu‐satunya buku dalam Alkitab yang di dalamnya tidak ada
kata TUHAN, ALLAH atau padanan kata lainnya yang mengarah kepada TUHAN. Kitab Ester adalah kitab
sejarah. Tidak diketahui siapa yang menulis Kitab Ester. Diperkirakan penulisnya seorang Yahudi yang
tinggal di kerajaan Persia, karena si penulis dengan jelas mengetahui adat dan kebiasaan Persia dan
sama sekali tidak disebutkan mengenai Israel, tanah Yudea, atau kota Yerusalem. Kemungkinan isi kitab
ini bersumber dari catatan yang ditulis sendiri oleh Mordekhai.
Sekalipun kitab Ester sama sekali tidak mencantumkan kata TUHAN atau ALLAH, namun keseluruhan
cerita di dalamnya mengungkapkan campur tangan Allah untuk menyelamatkan umat‐Nya. Kisah dalam
kitab Ester juga menggambarkan peristiwa pada akhir zaman ketika umat Allah akan dibinasakan
berdasarkan hukum UU Hari Minggu yang dibuat oleh binatang dan patungnya dalam Wahyu 13:15.
Siapa kah Mordekhai ?
Ester 2:5,6 ‐ Pada waktu itu ada di dalam benteng Susan seorang Yahudi, yang bernama Mordekhai bin
Yair bin Simei bin Kish, seorang Benyamin yang diangkut dari Yerusalem sebagai salah seorang buangan
yang turut dengan Yekhonya, raja Yehuda, ketika ia diangkut ke dalam pembuangan oleh raja
Nebukadnezar, raja Babel.
Kalau kita perhatikan dari sosoknya dalam kisah buku Ester, Mordekhai lahir di pembuangan/Babel, yang
diangkut sebagai orang buangan oleh Nebukadnezar adalah bapak dan kakeknya. Mengapa ? Karena
Mordekhai hidup pada zaman raja Ahasyweros memerintah di Persia. Merujuk pada kitab Daniel 1:21
dan Daniel pasal 6, Ahasyweros adalah raja Persia yang ke‐3.
Mordekhai adalah pengasuh Ester yang menjadi ratu Persia. Ester seorang yatim piatu yang diangkat
menjadi anak oleh Mordekhai. Posisi ratu Persia yang diperoleh Ester tidak lepas dari pengaruh penting
1
didikan dari Mordekhai. Ester mendapatkan posisi ratu bukan semata‐mata karena kecantikannya, tapi
juga karena perilakunya yang sangat baik.
Dalam Ester 2:21‐23 diceritakan ketika Mordekhai duduk di pintu gerbang istana raja, Mordekhai
mendengar 2 orang pegawai istana berencana untuk membunuh raja. Mordekhai melaporkan rencana
pembunuhan raja itu kepada ratu Ester dan Ester, atas nama Mordekhai menyampaikan laporan itu
kepada raja. Setelah dilakukan penyelidikan, ternyata laporan Mordekhai terbukti benar, kedua pegawai
istana itupun dihukum gantung. Mordekhai telah menyelamatkan raja, dan peristiwa itupun dicatat
dalam buku sejarah kerajaan, tetapi raja melupakan Mordekhai dan tidak mengaruniakan apapun atas
jasanya tersebut.
Sebenarnya jika Mordekhai berambisi dengan jabatan dan kehormatan, dia bisa saja memanfaatkan
Ester sang ratu untuk meminta jabatan atau kehormatan dari raja atas jasanya, tapi Mordekhai tidak
melakukannya.
Ester 3:1 mencatat, sesudah peristiwa itu, raja Ahasyweros mengaruniakan kebesaran kepada seorang
bernama Haman dengan menaikkan kedudukannya melebihi semua pembesar raja. Tidak dijelaskan apa
prestasi dan jasa Haman sehingga raja mengaruniakan kehormatan yang sangat tinggi kepadanya. Oleh
karena kedudukannya itu maka ketika Haman lewat maka semua orang yang berada di sekitarnya wajib
berlutut dan sujud kepadanya, sesuai perintah raja.
Mordekhai tidak mau berlutut dan sujud kepada Haman. Setelah ditegor selama berhari‐hari Mordekhai
masih saja tidak mau berlutut dan sujud kepada Haman. Tidak dijelaskan mengapa Mordekhai tidak mau
sujud kepada Haman, bisa jadi sama halnya dengan Hanya, Misael dan Azarya ketika ketika menolak
perintah raja Nebukadnezar untuk sujud kepada patung. Ketika Haman mengetahui Mordekhai tidak
mau sujud kepadanya, Haman menjadi sangat marah, tetapi dia merasa dirinya terlalu hina kalau hanya
membunuh Mordekhai saja. Haman berencana untuk membinasakan semua orang Yahudi yang berada
dalam wilayah kerajaan Persia.
Untuk melaksanakan rencananya membinasakan bangsa Yahudi, Haman menghadap raja mengatakan
bahwa ada satu bangsa yang memiliki hukum yang berbeda dan mengabaikan hukum raja (Ester 3:8).
Mendengar laporan Haman, maka dikeluarkan surat perintah yang dicap dengan meterai raja,
menyatakan tanggal 13 bulan yang 12 semua orang Yahudi dari yang muda sampai yang tua, bahkan
anak‐anak dan wanita harus dibinasakan dan hartanya dirampas.
Dengan secepat mungkin salinan surat perintah tersebut disebarluaskan ke seluruh penjuru wilayah
kerajaan Persia yang meliputi India sampai Etiopia. Semua pejabat di daerah dan ibu kota kerajaan
diingatkan agar bersiap‐siap pada hari pembinasaan itu.
Terjadi kegemparan dan kengerian yang sangat hebat di kalangan orang Yahudi saat itu. Bukan hanya
tentara, siapa saja diperbolehkan membunuh mereka dan merampas hartanya. Sahabat, tetangga yang
bukan orang Yahudi bisa saja berbalik menjadi musuh.
2
Ketika Mordekhai mengetahui berita yang menakutkan itu ia mengoyakkan pakaiannya, memakai kain
kabung dan abu, kemudian keluar berjalan di tengah‐tengah kota, sambil melolong‐lolong dengan
nyaring dan pedih.
Allah tidak tinggal diam membiarkan umatNya binasa. Dengan caraNya sendiri Allah campur tangan.
Sekalipun kitab Ester tidak mencatatnya sebagai campur tangan Allah, tapi kita meyakini bahwa Allah
yang bekerja untuk menyelamatkan umatNya sebab Allah punya rencana atas umatNya dan rencana itu
tidak akan berhenti hanya karena seorang Haman yang dgunakan oleh setan.
Sebenarnya sebelum Haman berencana hendak membinasakan orang Yahudi, Allah sudah menyiapkan
solusi, yaitu Ester sang ratu Media‐Persia. Demi keselamatan bangsanya, Mordekhai meminta Ester
untuk berbicara kepada raja menyampaikan ancaman pemusnahan yang dihadapi bangsa mereka. Ester
dengan mempertaruhkan nyawanya menysusun strategi untuk menolong bangsanya.
Di samping Ester sang ratu, Allah juga mempersiapkan dan memperlengkapi Mordekhai sebagai
penolong umatNya.
Ester 6:1 mencatat, raja Ahasyweros pada malam itu tidak bisa tidur, karena tidak bisa tidur pastilah hati
raja gelisah. Dalam Alkitab saya mencatat sehubungan dengan campur tangan Allah untuk umatNya ada
3 raja yang gelisah hatinya, yaitu Firaun dengan mimpinya, Nebukadnezar dengan mimpinya dan raja
Ahasyweros, tapi bukan karena mimpi. Tidak diketahui apa yang membuat raja Ahasyweros gelisah
sehingga tidak bisa tidur. Dalam kegelisahannya, raja memerintahkan pegawainya membawakan buku
sejarah kerajaan dan dibacakan kepada raja. Pegawai yang membacakan catatan sejarah itu
membacakan catatan tentang Mordekhai yang telah berjasa memberitahukan rencana dua orang
pegawai istana yang hendak membunuh raja. Ketika raja mengetahui bahwa tidak ada kehormatan
apapun yang dianugerahkan kepada Mordekhai atas jasanya itu, maka pada saat itu juga raja
memerintahkan untuk menganugerahkan kehormatan yang sangat tinggi kepada Mordekhai. Ketika raja
mengetahui rencana Haman yang sesungguhnya, maka raja menggantung Haman dan jabatannya
diserahkan kepada Mordekhai.
Salah satu aturan yang berlaku dalam kerajaan Media‐Persia adalah perintah yang dikeluarkan raja tidak
bisa ditarik kembali atau dibatalkan. Oleh sebab itu surat perintah yang dibuat oleh Haman dengan
meterai raja untuk membinasakan semua orang Yahudi pada tanggal 13 bulan 12 tidak bisa dicabut.
Untuk menyelamatkan orang Yahudi dari kebinasaan, maka Mordekhai, yang sudah diangkat menjadi
pembesar, orang ke kedua di kerajaan Media‐Persia, membuat surat perintah yang ditulis atas nama
raja, yang isinya semua orang Yahudi diizinkan untuk mempertahankan diri pada hari pembinasaan yang
direncakan Haman.
Para pejabat di daerah‐daerah yang tadinya sudah bersiap‐siap untuk membunuh orang‐orang Yahudi,
berbalik mendukung orang Yahudi oleh karena mereka takut kepada Mordekhai yang kekuasaannya
semakin bertambah besar di kerajaan Media‐Persia. Melalui Mordekhai, Allah menyediakan jalan
3
keselamatan kepada umatNya. Hari kebinasaan bagi orang Yahudi berbalik menjadi hari kebinasaan bagi
musuh‐musuh mereka.
Dalam Buku ALFA DAN OMEGA, jld. 4 , pasal 49, Ellen White menuliskan, “Melalui Haman, orang Agag,
seorang jahat yang memegang kekuasaan tinggi di Media‐Persia, setan bekerja untuk menandingi
rencana Allah. Setan sedang berusaha menghapus dari bumi mereka yang memelihara pengetahuan
akan Allah yang benar”.
ALFA DAN OMEGA, jld. 4 , pasal 49, “Pengalaman sukar yang menimpa umat Allah pada zaman Ester
tidaklah khusus hanya pada zaman itu, pada zaman akhir pengalaman yang sama juga akan dialami oleh
umat yang sisa. “Maka marahlah naga itu kepada perempuan itu, lalu pergi memerangi keturunannya
yang lain, yang menuruti hukum‐hukum Allah dan memiliki kesaksian Yesus.” Why. 12:17.
Pada akhirnya nanti perintah yang sama seperti yang dikeluarkan oleh raja Ahasyweros untuk
membinasakan orang Yahudi, akan dikeluarkan oleh penguasa dunia ini untuk membinasakan umat
Allah.
Akan tiba waktunya, penguasa mengeluarkan Undang‐Undang Hari Minggu yang tidak dapat dirubah,
seperti halnya hukum kerajaan Persia dahulu. Sepert halnya halnya Mordekhai, oleh karena tidak mau
sujud kepada Haman, menyebabkan seluruh bangsanya terancam binasa, demikian juga orang yang
tidak mau tunduk kepada Undang‐Undang Hari Minggu, akan menyebabkan semua orang yang setia
menguduskan Hari Sabat akan mengalami masa penganiayaan.
Bila kita mencermati catatan peristiwa dalam Alkitab, setiap kali Allah mengizinkan masa kesukaran
terjadi, Allah selalu menyediakan solusi.
Mazmur 121:3‐5 – “Ia takkan membiarkan kakimu goyah, Penjagamu tidak akan terlelap. Sesungguhnya
tidak terlelap dan tidak tertidur Penjaga Israel. TUHANlah Penjagamu, TUHANlah naunganmu di sebelah
tangan kananmu.”
** A M I N **
4