HIDAYATULLAH
Nim : 42215005
Kelas : 42.2A.37
ANALISA FILM
Diajukan untuk memenuhi kewajiban tugas individu ujian tengah semester Mata kuliah Etika Profesi
Penyiaran
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB 1 PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
3.1. KESIMPULAN
3.2. SARAN
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-Nya, penulis dapat
menyelesaikan tugas makalah yang berjudul "ANALISA FILM" dengan tepat waktu.
Makalah disusun untuk memenuhi tugas Mata Pelajaran Etika Profesi Penyiaran. Selain itu, makalah ini
bertujuan menambah wawasan tentang film bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi
pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa pembaca praktekkan dalam
kehidupan sehari-hari.
Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini
karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman Kami. Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan
saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
BAB I
PENDAHULUAN
Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan diatas, maka tujuan penelitiannya adalah:
a. Untuk mengetahui alur cerita awal, tengah, dan akhir film Moammar Emka’s Jakarta Undercover.
b. Untuk mengetahui narasi mengenai idealisme wartawan yang direpresentasikan dalam film
Moammar Emka’s Jakarta Undercover
sebuah gabungan pemikiran dan keyataan sosial yang dirasakan oleh seseorang dan dituangkan pada
sebuah gambar audio visual dalam bentuk cerita. Pesan sosial yang terdapat dalam film dapat merubah
perilaku, cara pikir, style (gaya), hingga cara berbicara seseorang. Kekuatan dan kemampuan film
menjangkau banyak segmen sosial, lantas membuat para ahli berpendapat bahwa film memiliki potensi
untuk mempengaruhi khalayak.
BAB II
PEMBAHASAN
dampak dari film terhadap masyarakat Juga beberapa tahun belakangan banyak film yang kembali
mengangkat jurnalisme sebagai konsentrasi temanya. Sebut saja film Spotlight, A Mighty Heart, Kill The
Messenger, The Bang-Bang Club, The Post, All President Men, Nightcrawler dan lain-lain. Namun untuk
Indonesia sendiri, film dengan tema wartawan masih jarang diproduksi. Untuk menilai tindakan seorang
jurnalis, tidak hanya sekedar apakah ia patuh dan taat pada kode etik. Semuanya harus dikaji secara
kritis dari berbagai aspek. Seperti tingkat kepentingan berita dan keselamatan jurnalis.2.1. deskripsi
program
tentang seorang wartawan yang mendapatkan deadline dari bosnya untuk menulis sebuah artikel yang
fenomal agar ia tidak dipecat dan tetap bisa melanjutkan pekerjaannya sebagai seorang wartawan,
hingga akhirnya Pras bertemu dengan Yoga seorang gembong narkoba yang ditolongnya ketika terkapar
di jalanan dikarenakan habis dihajar oleh seorang pelanggannya. Hingga akhirnya Pras menolong Yoga
ke rumah sakit dan di sini Yoga merasa berhutang budi kepada Pras hingga akhirnya Pras diajak ke dalam
sebuah bar dimana di dalamnya terdapat perdagangan narkoba yang ditunggangi oleh Yoga dan juga
pesta seks yang ditunggangi oleh Mama San.
Data yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari dua sumber data, yaitu data primer dan data
sekunder. Data primer dalam penelitian ini adalah potongan gambar dari film Jakarta Undercover dan
Data Sekunder dalam penelitian ini adalah sinopsis dan data literatur lainnya.
(5:18)
(6:50)
(10:10)
Pasal 292 KUHP menyatakan larangan terhadap orang dewasa yang melakukan perbuatan
cabul dengan orang lain sesama jenis kelamin yang diketahuinya atau sepatutnya diduganya
belum dewasa.
(24:00)
(6:00)
(26:00)
BAB III
PENUTUP
3.1. KESIMPULAN
Film Moammar Emka’s Jakarta Undercover menceritakan bagaimana di tengah wajah minusnya gaya
hidup hiburan malam Jakarta tetap memiliki sisi humanisme. Dari hasil analisis yang telah dilakukan,
secara garis besar film ini menggambarkan tentang pengembangan karakter seorang wartawan dari
idealis menjadi lebih manusiawi.
3.2. SARAN
Saran yang ingin disampaikan mengenai film ini adalah: saat menonton sebuah film sibutuhkan sikap
kritis tidak hanya menerima cerita yang disuguhkan dengan apa adanya. Penonton harus lebih aktif
dalam menggali pesanpesan yang ada di dalam film baik pesan tersirat maupun tersurat. Diharapkan
penonton tidak menjadi korban cerita tetapi dapat aktif memahami pesan komunikatif yang
disampaikan. Untuk itu, setiap jurnalis khususnya di Indonesia hendaknya menjaga konsistensi
idealismenya. Serta selalu bersikap sesuai dengan kode etik yang ada dalam menjalankan profesinya.
Kemudian jurnalis Indonesia juga ikut mengambil bagian untuk mengembangkan jurnalisme investigasi.