Anda di halaman 1dari 4

KENANGAN BERSAMA BAPAK

CERPEN KARANGAN : DELIA SEFTIANI ZUBIR


KATEGORI : CERPEN ANAK, CERPEN KELUARGA, CERPEN SEDIH

Entah mengapa langit hari ini terasa lebih tinggi bagi Dani. Dani membuka jendela, angin terasa
berhembus dengan sangat kencang, sehingga menjatuhkan beberapa daun kering dari
rantingnya.
Srkkk… srrk, dari jendela, Dani melihat Bapak mengayuh sepeda tuanya. Sepeda tua sehingga
menimbulkan suara yang mengusik. Bapak membuka pagar rumah yang terbuat dari bambu.
“Assalamualaikum,” kata Bapak.
“Walaikumsalam. Bapak lapar, mdak?” Tanya Dani.
“Bapak belum lapar, Dan.”

Ibu Dani telah tiada sejak Dani masih kecil. Sejak kecil, Dani hanya dirawat Bapaknya itu. Ia
sangat menyayangi Bapak. Waktu kecil, Dani selalu bertanya pada Bapak. Salah satu pertanyaan
yang belum pernah ditanyakannya adalah, “Pak teman-teman Dani punya Ibu. Ibu Dani kemana
yo pak? Dani ingin sekali ketemu Ibu. Ibu kemana Pak?” Tanya Dani dengan polosnya.
Bapak menatapinya dengan tangisan.
“Loh kok, Bapak malah nangis teh?” Kata Dani.
“Ndak, Bapak ndak nangis, Dan. Ibu ada di syurga,” kata Bapak.
“Hah? Syurga itu opo toh Pak?” Tanya Dani.
“Ibu ada ndok. Ibu jauuuuh,” kata Bapak.
“Ooh, nanti Dani ketemu Ibu yo Pak?” Sahut Dani gembira.
“Iyo, Nak”

Sekarang Dani telah berusia 15 tahun. Ia mengerti Ibunya sudah tiada. Sekarang Dani ingin
sekali membahagiakan Bapak.
Dani akan selalu mengingat jasa, kenangan indah dari Bapak. Maaf yo Pak, Dani belum bisa bikin
Bapak bahagia…..kata Dani dalam hati.
AYAHKU SELALU KEMBALI

CERPEN KARANGAN : FAJRI AL FAJR


KATEGORI : CERPEN KELUARGA, CERPEN PENANTIAN

Wardah menatap lautan dengan tatapan kosong penuh harap dia menunggu seseorang yang
sangat berarti dalam kehidupannya. Dia duduk memeluk kedua lulutnya dengan erat, sudah 3
hari dia melakukan hal ini, menunggu dan menunggu namun tidak sesuai dengan harapan,
seseorang yang ditunggunya tak kunjung datang.
“Wardah” sapa seseorang disampingnya, namun wardah tidak menghiraukannya ia tetap
menatap kosong ke lautan lepas di hadapannya.
“Masa depan memang penuh kejutan Wardah, hanya saja kejutan itu tidak selalu
menyenangkan.” Ucap orang itu.
“Kau akan tetap menunggu seseorang yang tidak pulang selama 3 hari? Mungkin ada baiknya
engkau menunggu sambil melakukan hal yang bermanfaat.” Wardah masih tetap saja terdiam
dan tidak ingin berbicara sepatah kata pun.
“Aku yakin engkau mendengarkan ku Wardah, aku paham perasaanmu. Tapi, bagaimana jika
seseorang yang engkau tunggu tidak kunjung datang? Kau tau? Badai 3 hari yang lalu sangat
hebat, badai itu bisa kapal sebesar dan kuat pun dapat tenggelam karenanya. “
“Dia akan kembali, aku yakin itu.” Wardah pun berbicara tentang keyakinan.
“Apa yang membuatmu yakin?”
“Dia ayahku, hanya dia yang ku miliki di dunia ini. Ayah ku sering mendapatkan badai besar
menerjang perahunya,tapi dia tetap kembali. Dia pernah memberitahukan ku rahasianya
mengapa dia dapat bertahan karena badai itu. Aku rahasianya, yah aku. Dia akan mengajariku
membaca dan berhitung? Siapa yang akan mengurusku? Siapa yang menceritakanku dongeng
sebelum tidur jika bukan dia? Karena baginya, kehidupan ku lebih berharga dari nyawanya
sendiri.”
Wardah menangis mengingat semua tentang ayahnya. Dia mengusap air matanya dan kembali
menatap lautan, ada benda kecil dari kejauhan yang menarik perhatiannya, semakin dekat
terlihat seperti perahu.
“Yah, dia akan selalu kembali untukmu Wardah.”
“Yah,ku yakin itu.” Wardah pun menoleh ke sampingnya, namun tak seorang pun yang ada.
Hanya hamparan pasir putih yang berada di sampingnya. Dia berbalik ke belakang dan mencari
orang itu namun yang didapatinya hanya pohon-pohon kelapa yang daunnya melambai-lambai
karena angin.
LIBURAN KU YANG SERU
CERPEN KARANGAN : ANISA AULIA
Kategori : CERPEN ANAK, CERPEN LIBURAN

Hai, namaku Sherly. Aku masih duduk di bangku kelas 1 SD. Hari Senin sampai Rabu besok, aku
akan berlibur bersama keluargaku. Maka, malam ini aku ingin cepat-cepat tidur supaya besok
bisa bangun lebih awal dan langsung berlibur dengan keluargaku.

Kukuruyuk… Pagi ini aku langsung bangun dari tempat tidurku. Aku lalu bergegas salat Subuh,
lalu mandi. Selesai mandi, aku turun ke lantai bawah, aku menuju

Anda mungkin juga menyukai