Anda di halaman 1dari 10

Hubungan kerjasama Indonesia dan Amerika Serikat

DWIKI PUTRA ANANDA 1642500399

MUHAMMAD CHALIFAH 1642500183

RIZFANTORO TRI P 1642500670

M REVY KHOEMAINI 1642500738

NANDO ONNE 1642500

FAHDIYAS RAMADHAN 1642500


KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Subhanahu wa ta’alakarena


telah memberikan kesempatan untuk menyelesaikan Makalah Yang
berjudul Dampak Hubungan Indonesia dan Amerika Serikat Terhadap
Stabilitas Keamanan di Indonesia ini tepat waktu.

Kami mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah


membantu dalam proses pembuatan Makalah ini. Tanpa dukungan dari
berbagai pihak mungkin makalah ini tidak bisa selesai tepat waktu.

Kami menyadari makalah yang kami buat ini masih banyak kekurangan.
Oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran dari pembaca.
Akhir kata kami mengharapkan Makalah ini dapat bermanfaat bagi para
pembaca.
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ......................................................................................................... I


KATA PENGANTAR ....................................................................................................... IV
DAFTAR ISI ...................................................................................................................... V
BAB I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................... 2
1.3 Tujuan ................................................................................................................. 2
1.4 Manfaat ............................................................................................................... 2
BAB II. PEMBAHASAN
2.1 Sejarah hubungan kerjasama Indonesia – Amerika …………………………… 3-4
2.2 Hubungan Kerjasama yang Dijalin Indonesia – Amerika ................................... 4-8
BAB III. PENUTUP
Kesimpulan ………………………………………………………………………………….. 9
Glosarium …………………………………………………………………………………...... 10
Daftar Pustaka ……………………………………………………………………………….. 11
BAB I
PENDAHULUAN

a. Latar Belakang

Dalam keadaan internasional itu Indonesia mengadakan hubungan dengan


hampir semua negara di dunia dan dengan berbagai lembaga internasional yang
penting, salah satunya adalah Amerika Serikat. Hal itu tidak lepas dari kenyataan
bahwa AS adalah negara dengan kekuasaan besar dan bahkan menjadi satu-satunya
adikuasa.

Hubungan Indonesia – AS cukup kompleks. Hal itu disebabkan oleh banyak faktor, baik
yang bersumber dari hakikat dan sifat Indonesia sebagai Negara-bangsa maupun sifat
dan perkembangan AS sebagai Negara-bangsa.

Ketika belum merdeka bangsa Indonesia pada umumnya mempunyai pandangan amat
positif terhadap Amerika. Itu disebabkan oleh banyak hal, antara lain karena AS
dianggap bukan negara penjajah seperti Belanda yang menjajah Indonesia. AS juga
dinilai positif karena orang Indonesia mendengar atau membaca betapa di AS banyak
peluang untuk maju bagi semua orang. Banyak yang mengetahui cerita tentang orang-
orang Eropa yang meninggalkan tanah asalnya untuk membuat kehidupan yang lebih
baik di Amerika. Juga kenyataan bahwa AS adalah negara yang kuat dan kaya turut
membangun citra positif dalam pikiran orang Indonesia terhadap Amerika.

b. Rumusan Masalah

 . Bagaimana sejarah hubungan kerjasama Indonesia - Amerika ?


 . Apa sajakah hubungan kerjasama yang dijalin Indonesia - Amerika?

. Tujuan

 . Untuk mengetahui lebih banyak lagi tentang sejarah hubungan kerjasama Indonesia -
Amerika.
 . Sebagai bahan kegiatan untuk lebih paham tentang hubungan kerjasama Indonesia -
Amerika.
 . Dapat menyelesaikan tugas PKN.
 . Dapat menjadi pertimbangan terbaik dan macam pendidikan PKN.
 . Untuk melatih diri sehingga dapat menambah pengetahuan tentang PKN.
 . Sebagai bahan terhadap kualitas yang mendasar dalam perkembangan PKN.

. Manfaat

 . Untuk lebih tahu tentang sejarah hubungan kerjasama Indonesia - Amerika.


 . Untuk mengetahui perkembangan hubungan kerjasama Indonesia - Amerika.
 . Untuk mengetahui hubungan kerjasama Indonesia - Amerika.
 . Untuk menambah wawasan mengenai hubungan kerjasama Indonesia - Amerika.
 . Mengetahui kelebihan dan kelemahan hubungan kerjasama Indonesia - Amerika.
 . Untuk dapat menyelesaikan tugas PKN yaitu membuat laporan tentang program
browsing.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Sejarah hubungan kerjasama Indonesia – Amerika.


Hubungan Amerika Serikat dengan Indonesia adalah kronologis peristiwa-peristiwa yang
terjadi sebelum dan setelah Indonesia merdeka, yang membawa dampak kepada hubungan
kenegaraannya dengan Amerika Serikat.
Hubungan awal sebelum kemerdekaan
1801 - 1942
 Thomas Hewes adalah konsul Amerika Serikat pertama yang menjabat di Batavia, Jawa pada 24
November 1801 dan selesai menjabat pada 26 Januari 1802.
Konsulat ini kemudian tutup pada 27 Februari 1942 dan dibuka kembali pada 24 Oktober 1945
 Robert R Purvis menjadi Agen Perdagangan di Medan, Sumatra yang ditunjuk oleh Mentri Luar
Negri AS pada 12 Juli 1853; kemudian kantor Agen Perdagangan dijadikan kantor wakil konsulat
di tahun 1866 dan agen konsulat di tahun 1898. Kantor agen perdagangan ini kemudian
diperintahkan untuk ditutup pada 4 Januari 1916 dan menjadi konsulat dengan Horace J.
Dickinson sebagai konsul yang pertama pada 21 Juli 1917. Konsulat ini sendiri kemudian ditutup
pada 25 Juli 1917.
 Joseph Balestier menjadi konsul di Riau, Kepulauan Bintan pada 11 Oktober 1833 penunjukannya
disahkan pada 10 Februari 1834. Tidak jelas kapan perwakilan di Riau ini akhirnya ditutup.
 Carl Van Oven menjadi agen konsuler pada 11 Januari 1866 di Surabaya, Jawa. Kantor ini
kemudian menjadi konsulat dengan ditunjuknya Harry Campbel pada 25 Mei 1918. Konsulat
Surabaya kemudian ditutup pada 22 Februari 1942 dan dibuka lagi untuk umum pada 27
Mei 1950.
 Edward George Taylor menjadi agen konsuler di Semarang, Jawa pada 10 Juli 1885. Agensi ini
kemudian ditutup pada 1 Oktober 1913
Pendaratan pertama tentara Amerika di Indonesia pada masa Perang Dunia II
 21 April 1944 AS mendarat di Hollandia (sekarang Jayapura)[1]
 27 Mei 1944 AS mendarat di Noemfeex (sekarang disebut ??)
 30 Juli 1944 AS mendarat di Sansapor.

Hubungan antar negara setelah kemerdekaan 1949-sekarang


Perwakilan resmi
 28 Desember 1949, pengakuan Amerika Serikat atas kemerdekaan Indonesia dan penunjukkan
Duta Besar pertama di Indonesia H. Merle Cochran untuk Kedutaan Besar Amerika di Jakarta.
 20 Februari 1950 Ditunjuknya Duta Besar Indonesia untuk Amerika, Dr. Ali Sastroamidjojo.
 13 Januari 1950 James Imam Pamudjo ditunjuk sebagai konsul terhormat pos Indonesia di New
York.
 15 Juli 1950 Abdoel Hamid menjadi konsul di San Fransisco.

2.2 Hubungan Kerjasama yang Dijalin Indonesia - Amerika

Hubungan Indonesia - Amerika pada Dimensi Politik.


Yusuf Wanandi dari CSIS membahas tentang dimensi politik hubungan Amerika dan Indonesia
yang disinyalir tidak simetris dan memiliki perbedaan persepsi. Hal ini dimulai pada waktu
terjadinya peristiwa 11 September 2001. Pemerintah Amerika amat hati-hati dalam menyikapi
segala kebijakan Indonesia yang menyangkut pembangunan ekonomi, pembangunan Islam dan
terorisme global serta demokrasi. Peran media amat besar dalam membantu pemerintah Amerika
memahami kebijakan politik Indonesia begitu juga sebaliknya.
Sedangkan Karl Jackson dari SAIS menjelaskan bahwa hubungan Amerika dengan Indonesia
merupakan pekerjaan yang belum usai sampai sekarang (unfinished business). Karl menjelaskan
bahwa perkembangan hubungan bilateral Amerika dan Indonesia tersebut dalam perspektif
sejarah dimulai pada tahun 1945 sampai dengan sekarang. Dari retaknya hubungan bilateral
karena dekatnya Indonesia dengan RRC dan USSR pada tahun 1950-1967 sampai dengan adanya
kontrol terhadap kebijakan Indonesia oleh Soeharto tahun 1969-1998. Selain itu kondisi ekonomi
dan demokrasi tidak berjalan dengan baik pada masa tersebut.
Perubahan ke arah yang lebih baik terjadi setelah Indonesia melaksanakan pemilu yang
demokratis pada tahun 1999 dan disusul pemilu selanjutnya serta pemilihan presiden 2004.
Menurut Karl dulu Amerika dan Indonesia menjalin hubungan yang baik dan sekarang ada
peluang untuk meningkatkan hubungan tersebut. Pekerjaan yang belum terselesaikan adalah
peran Indonesia dalam membangun negaranya, Amerika hanya membantu mendorong ke arah
tersebut. Dan salah satu faktor untuk meningkatkan pembangunan adalah meningkatnya foreign
direct investment (FDI). FDI akan meningkat apabila investor tertarik untuk menanamkan
investasinya di Indonesia. Ketertarikan investor dipicu oleh tingkat korupsi yang rendah dan
kepastian hukum.
Sedangkan kemajuan Indonesia perlu didukung oleh kemampuan sumber daya manusianya
dengan meningkatkan tingkat pendidikan penduduk Indonesia, terutama meningkatkan jumlah
PhD atau Doktor (S3) Indonesia yang baru 5.000 orang. Jumlah ini lebih rendah dibandingkan
dengan negara tetangga ASEAN lainnya.
Dino Patti Jalal (Juru Bicara presiden) secara optimis menjelaskan hubungan Amerika -
Indonesia yang telah berlangsung dengan penuh saling pengertian. Hal ini dibuktikan dengan
adanya kemauan bersama untuk berdialog antara presiden George Bush dengan presiden Soesilo
Bambang Yudhoyono pada pertemuan APEC di Santiago 4 tahun lalu. Peningkatan hubungan
bilateral terjalin berkat peran kedua pemimpin negara tersebut, terutama adanya kehendak
presiden George W. Bush untuk menormalisasikan kerjasama militer. Selain itu, tim
kepresidenan Bush yang tidak jauh berubah dari periode sebelumnya, sehingga dapat diprediksi
kebijakannya juga tidak berubah. Begitu pula halnya dengan Indonesia yang kebijakannya tidak
terlalu banyak berubah.
Namun perlu adanya peninjauan kebijakan politik Amerika yaitu penerapan kebijakan soft power
terhadap Indonesia, yang salah satunya seperti yang diungkapkan Karl bahwa setelah peristiwa 11
September, Indonesia merupakan soft target dari isu teroris. Selain itu perlu adanya peningkatan
relationship dengan cara meningkatkan frekuensi pertemuan struktural antara pemerintah
Amerika dengan Indonesia dan pertemuan antara DPR dengan kongres. Persepsi masyarakat
Amerika tentang imej Indonesia juga perlu dirubah terutama setelah terjadinya krisis tahun 1997
(crisis driven problem). Selain itu Amerika juga perlu memahami Islam secara komprehensif dan
hal ini merupakan peran Indonesia untuk memberikan pengertian pada Amerika tentang Islam
sebab Islam itu tidak identik dengan masalah Timur Tengah.
Hubungan Indonesia - Amerika dari Dimensi Ekonomi dan Regionalisasi
Bill Heidt membahas tentang latar belakang perlunya meningkatkan hubungan ekonomi antara
Amerika dengan Indonesia. Peningkatan hubungan ekonomi ini terkait dengan perkembangan
dunia yang mengarah pada meningkatnya kerjasama regional.
Kelebihan dari kerjasama ini adalah Amerika memiliki banyak ahli di bidang ekonomi. Selain itu
Amerika merupakan pasar potensial bagi produk ekspor Indonesia karena Amerika merupakan
pasar dominan di dunia yang banyak menanamkan investasinya. Sedangkan Indonesia
merupakan penghasil minyak dan gas, serta produk manufaktur. Perekonomian Indonesia juga
memiliki pengaruh di dunia sama halnya dengan perekonomian Cina, Jepang, Rusia, dan India
apabila dilihat dari sudut pandang pasar.
Tidak dapat dipungkiri bahwa Cina merupakan negara yang sangat berpengaruh di dunia dalam
bidang ekonomi. Dengan demikian Amerika dapat membantu Indonesia dalam bidang financial
management dan jasa lainnya. Amerika juga dapat menjembatani pertemuan dengan CGI.
Sedangkan Hadi Soesastro dari CSIS menyatakan regionalisasi merupakan isu yang berkembang
seiring dengan adanya globalisasi. Secara tidak langsung isu ini mengandung makna kerjasama
antar dua atau lebih negara. Begitu pula halnya dengan Amerika, perlu adanya kerjasama regional
antara Amerika dengan negara-negara ASEAN. Singapura dan Thailand telah melakukan
pendekatan kepada Amerika. Apalagi dengan diadakannya pertemuan APEC setiap tahunnya
yang memungkinkan peningkatan akan terealisasinya regionalisasi. Hadi menganalogikan
regionalisasi dengan jumbo jet dimana dua sayapnya adalah pendekatan dan bergabungnya
Jepang dan Cina sedangkan badannya adalah ASEAN. Sehingga dengan adanya pelebaran daerah
maka akan lebih maju lagi negara anggota ASEAN. Pentingnya regionalisasi dan peningkatan
peserta antara lain disebabkan oleh dukungan para pemimpin Asia yang semakin lama semakin
meningkat, ASEAN sekarang sudah kuat dan beberapa anggota barunya perlu diperkuat kembali
dan faktor yang terakhir adalah kegiatan bisnis perekonomian berkembang dengan cepat. Ketiga
hal tersebut mendorong perlunya regionalisasi.

Hubungan Indonesia - Amerika dalam Bidang Pertahanan dan Keamanan.


Juwono Sudarsono, Menteri Pertahanan, menegaskan perkembangan demokrasi di Indonesia dan
kontroversi kepemimpinan militer atau sipil. Terbentuknya masyarakat yang demokratis
didasarkan pada reformasi politik dan reformasi politik terjadi bila perekonomian tumbuh dengan
baik dan dapat meningkatkan taraf hidup kaum miskin dan kaum miskin akan bertahan hidup
apabila mereka memiliki pertahanan sosial yang tinggi.
Dengan demikian bahwa pertahanan sosial memegang peranan penting dalam membentuk
masyarakat demokratis. Indonesia pada saat sekarang dipandang sebagai negara yang demokratis
dan negara yang penduduknya sebagian besar adalah memeluk agama Islam. Sehingga dari tahun
1976 sampai dengan 1996 Indonesia dicatat sebagai salah satu ASEAN miracle. Juwono
menambahkan bahwa yang terpenting dalam pembangunan di Indonesia adalah menumbuhkan
cultural democracy untuk meningkatkan political democracy. Namun pada saat sekarang ini,
partai politik dan juga parlemen di Indonesia tidak memiliki political democracy. Hal disebabkan
makin maraknya korupsi yang dilakukan oleh parlemen.
Sedangkan wacana masuknya TNI (Tentara Nasional Indonesia) ke dalam tubuh Ministry of
Defense (Departemen Pertahanan) ditanggapi oleh Juwono perlu waktu karena hal ini
menyangkut beberapa hal yaitu masalah budget, management dan juga business. Wacana
supremasi militer terhadap sipil dan sipil terhadap militer dalam tubuh Departemen Pertahanan
tidak menjadi persoalan yang perlu dikhawatirkan. Namun yang perlu dikhawatirkan adalah
peran LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat) dalam membantu rekonsiliasi tersebut. Apabila
LSM Indonesia sudah self financing dan tidak tergantung oleh donor, maka political democracy
dan accountability democracy akan tercipta. Departemen Pertahanan dalam melaksanakan
fungsinya untuk mempertahankan kedaulatan negara tidak bekerja sendiri. Departemen
Pertahanan bekerjasama dengan departemen lain untuk meningkatkan pertahanan Indonesia di
bidang tertentu, misalnya dengan Deprtemen ESDM (Energi Sumber Daya Mineral), Departemen
Pendidikan Nasional, dan Departemen pekerjaan Umum.
Don Eirich menegaskan tiga masalah strategik peningkatan hubungan Indonesia dan Amerika
dalam bidang keamanan yaitu internal stability dan civil security, counter terrorism dan maritime
security. Don juga menjelaskan bahwa Amerika mendorong Indonesia untuk melaksanakan
kebijakannya dan Amerika membantu Indonesia dalam bidang manajemen dan governance.
Pemerintah George Bush menjanjikan dana sebesar 175 juta US$ untuk bidang pendidikan,
khususnya basic education. Kusnanto Anggoro, peneliti CSIS, menjelaskan peran DPR dalam
memahami peraturan perundang-undangan yang terkait dengan masalah militer. Kuntoro
mensinyalir kurangnya pemahaman anggota DPR dalam memahami secara pokok kebijakan
yang terkait dengan pertahanan dan keamanan, sehingga hal ini akan berimbas pada lahirnya
kebijakan yang bias. Sebelum tahun 1999 militer terlibat langsung dalam pembuatan kebijakan
pertahanan dan keamanan, pada tahun 1999 sampai dengan 2000 jumlah militer yang terlibat
dalam pembuatan kebijakan pertahanan dan keamanan berkurang dan setelah tahun 2000,
kemungkinan tidak adanya wakil dari militer. Namun keterlibatan militer dalam tubuh DPR pada
saat sekarang ini masih ada dengan adanya beberapa indikasi berikut ini yaitu anggota DPR yang
konservatif yang anti politik, adanya pandangan bahwa sipil itu inferior dan adanya pemikiran
yang tidak rasional tentang penduduk sipil.
Dengan demikian perlu diantisipasi agar produk hukum dari DPR tentang pertahanan dan
keamanan agar tidak military heavy atau sebaliknya yang menyebabkan timbulnya anti militer
Indonesia. Sedangkan Sudrajat menjelaskan bahwa reformasi pertahanan di Indonesia dapat
dilakukan dengan melihat sistem nilai yang ada dalam pertahanan dan keamanan, kelembagaan
pertahanan dan keamanan serta pengembangan Departemen Pertahanan dan Keamanan.
Kesimpulannya adalah perlu adanya peningkatan pendidikan bagi Dephan untuk dapat
melaksanakan reformasi di kalangan militer.
Salim Said menjelaskan reformasi military heavy dari perspektif kebijakan. Military heavy
bergeser dimulai pada tahun 2000 dengan adanya perintah pada tanggal 20 April 2000 yang
menyatakan bahwa militer tidak lagi terlibat dalam urusan politik.
Kebijakan ini diperkuat dengan tertbitnya Tap MPR No 7 tahun 2000 yaitu militer tidak memiliki
peran politik dalam pemerintahan di Indonesia. Dan Undang-undang TNI tahun 2004 juga
menegaskan bahwa militer mengenal adanya supremasi sipil. Walaupun sudah ada kebijakan
yang mengenal adanya supremasi sipil, namun masalahnya militer masih tetap tidak percaya
dengan sipil, dan sipil tidak percaya pada mereka sendiri serta kendala budget. Untuk mengatasi
hal tersebut, maka sipil harus self confident dan pemerintah harus dapat menyediakan dana untuk
melaksanakan reformasi pertahanan dan keamanan.
BAB III
PENUTUP

· Kesimpulan

Hubungan bilateral Indonesia dan Amerika mengalami pasang surut. Menurunnya


hubungan kerjasama yang telah terjalin lama dipicu oleh terjadinya peristiwa 11
September 2001. Peristiwa ini membawa dampak luas, terutama pada peninjauan
kembali kebijakan Amerika terhadap Indonesia. Hal ini memiliki dua efek, ada yang
menanggapinya secara optimis dan ada juga yang menanggapinya secara pesimis.
Dengan demikian prospek hubungan bilateral antara Amerika dan Indonesia pasca
peristiwa 11 September 2001 masih tanda tanya.
Namun hal ini perlu disikapi secara positif bahwa untuk meningkatkan hubungan
bilateral tersebut perlu adanya peningkatan kapasitas Sumber Daya Manusia Indonesia
agar Indonesia tidak tertinggal dari negara anggota ASEAN lainnya dalam hal
pembangunan ekonomi, politik, serta pertahanan dan keamanan. Prospek lainnya
dalam peningkatan hubungan bilateral Amerika dan Indonesia yang perlu disikapi
adalah pentingnya peran Amerika dalam perekonomian global dan percaturan dunia.
Dengan demikian peningkatan hubungan bilateral Amerika dengan Indonesia akan
berdampak pada peningkatan pembangunan perekonomian Indonesia.
Pengaruh hubungan Amerika dengan Indonesia terhadap pembangunan politik di
Indonesia juga perlu disikapi secara positif. Hal ini disebabkan peningkatan hubungan
Indonesia dengan Amerika akan berdampak pada peningkatan pembangunan ekonomi,
politik, pertahanan dan keamanan baik bagi kedua negara, regional, maupun
internasional.

Anda mungkin juga menyukai