KETERPENCILAN
Dosen Pembimbing :
Disusun oleh :
Alfi Sukri (22102050103)
Fatimah Abkari Dini Haryani (22102050110)
Azijul Ismail (22102050089)
Muhammad Raihaan Jannatan F. (22102050082)
A. Latar Belakang...................................................................................................................2
B. Rumusan Masalah..............................................................................................................2
C. Tujuan Penelitian...............................................................................................................2
A. Pengertian Keterpencilan...................................................................................................4
B. Hubungan Keterpencilan dan Keberfungsian sosial..........................................................4
C. Alasan Keterpencilan Termasuk Kategori PMKS.............................................................4
D. Undang-undang dan Nilai Agama tentang keterpencilan..................................................5
E. Peran Pekerja Sosial Dalam Pemberdayaan KAT.............................................................6
1. Enabler (pemercepat perubahan).....................................................................................6
2. Broker (perantara)...........................................................................................................6
3. Mediator..........................................................................................................................6
4. Advokat...........................................................................................................................6
5. Educator (pendidik).........................................................................................................6
6. Protector..........................................................................................................................6
Kesimpulan................................................................................................................................7
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keterpencilan adalah salah satu fenomena sosial yang ada di Indonesia. Bersama
kemiskinan, keterpencilan menjadi hal yang harus diberi perhatian khusus agar segera
terselesaikan. Masalah keterpencilan ini menjadi sangat kompleks karena berkaitan dengan
aspek-aspek penting lainnya seperti aspek geografis, ekonomi, sosial, budaya.
Komunitas adat terpencil menurut terminologi yang dikeluarkan Direktorat
Pemberdayaan Komunitas Adat Terpencil Direktorat Jendral Pemberdayaan Sosial
Departemen Sosial Republik Indonesia (2004 : 11) adalah kelompok sosial budaya yang
masih bersifat lokal, relative kecil, tertutup, tertinggal, homogen, terpencar dan berpindah-
pindah ataupun menetap kehidupannya masih berpegang teguh pada adat istiadat, kondisi
geografis yang sulit dijangkau, penghidupannya bergantung pada sumber daya alam setempat
dengan teknologi yang masih sederhana dan ekonomi subsisten serta terbatasnya akses
pelayanan dasar. Berdasarkan terminologi tersebut menggambarkan bahwa mereka masih
hidup dalam keterisolasian, ketertinggalan, keterbelakangan, dan keterasingan sehingga
mereka terbelenggu pada kemiskinan.
Berdasar data di atas, kita perlu mengetahui apa yang dimaksud dengan keterpencilan
dan apa saja faktor yang menyebabkan keterpencilan menjadi masalah yang cukup serius di
Indonesia. Maka makalah ini disusun agar dmenjawab beberapa pertanyaan penting
mengenai keterpencilan.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan pada latar belakang tersebut maka rumusan masalah pada makalah ini
adalah :
1. 1.Apa yang dimaksud dengan keterpencilan?
2. 3.Apa saja penyebab dan dampak adanya keterpencilan?
3. 4.Apa hubungan keterpencilan dan keberfungsian sosial?
4. 5.Mengapa keterpencilan masuk dalam kategori PMKS?
5. 6.Apa pandangan undang-undang dan agama terhadap keterpencilan?
6. 7.Bagaimana peran pekerja sosial dalam menangani keterpencilan?
C. Tujuan Penelitian
1. 1.Mengetahui definisi keterpencilan.
2. 3.Mengetahui penyebab dan dampak keterpencilan bagi masyarakat.
3. 4.Mengetahui hubungan keterpencilan dan keberfungsian sosial.
4. 5.Mengetahui alasan mengapa keterpencilan masuk dalam kategori PMKS.
5. 6.Mengetahui pandangan undang-undang dan agama terhadap keterpencilan.
2
6. 7.Mengetahui bagaimana peran pekerja sosial dalam menangani keterpencilan.
3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Keterpencilan
Menurut KBBI, arti kata keterpencilan adalah keadaan atau hal (yang bersifat) terpencil
(terasing, tersendiri)1. Menurut Penyelenggaraan Kesejahteraan Sosial, keterpencilan yaitu :
1.Isolasi alam yang berakibat pada ketertinggalan yang dialami oleh komunitas adat terpencil.
2.Kondisi kehidupan komunitas sosial budaya lokal yang tinggal pada lokasi yang terisolir
secara geografis dan sulit terjangkau serta belum ada kontak (interaksi) dengan dunia luar2.
1
Moch Rizky Prasetya Kurniadi, “Arti Kata Keterpencilan di Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI),” KBBI,
November 5, 2022, https://kbbi.lektur.id/keterpencilan.
2
pann, “Apa itu keterpencilan?,” Glosarium Online (blog), April 8, 2019, https://glosarium.org/arti-
keterpencilan/.
4
D. Undang-undang dan Nilai Agama tentang keterpencilan
Undang-undang mengenai keterpencilan terdapat pada UU Peraturan Presiden Nomor
186 Tahun 2014 tentang Pemberdayaan Sosial Terhadap Komunitas Adat Terpencil3.
Sementara itu, kebijakan pemberdayaan KAT terdapat pada Pasal 3 Peraturan
Presiden Nomor 186 Tahun 2014 tentang Pemberdayaan Sosial Terhadap Komunitas Adat
Terpencil4 yang berbunyi
Pemberdayaan Sosial terhadap KAT bertujuan untuk mewujudkan:
a) Perlindungan hak sebagai warga negara
b) Pemenuhan kebutuhan dasar
c) Integrasi KAT dengan sistem sosial yang lebih luas; dan
d) Kemandirian sebagai warga negara
Nilai Islam tenggang Keterpencilan
Hadist
ِير مَنْ َي ْعصِ ي ِه ْم َأ ْك َث ُر
ٍ س ْوءٍ َكث ِ صالِحُونَ فِي َن
َ اس ٌ سول َ هَّللا ِ َقال َ َن
َ اس ُ ُطو َبى لِ ْل ُغ َربَاءِ ُطو َبى لِ ْل ُغ َربَاءِ ُطو َبى لِ ْل ُغ َربَاءِ َفقِيل َ مَنْ ا ْل ُغ َر َبا ُء َيا َر
ِممَّنْ ُيطِ ي ُع ُه ْم
“Keberuntungan bagi ghuraba’ (orang-orang yang terasing), keberuntungan bagi ghuraba’,
keberuntungan bagi ghuraba’.” Ada yang bertanya; “Siapakah ghuraba’ itu wahai
Rasulullah?” Beliau bersabda: “Mereka adalah orang-orang shalih hidup di tengah-tengah
orang-orang buruk yang banyak, orang-orang yang menentangnya lebih banyak daripada
orang-orang yang mentaatinya.” (HR. Ahmad)5
Al-Qur’an
هّٰللا
ُ سبِ ْي ِل ِ ۗاِنْ َّي َّتبِ ُع ْونَ ِااَّل ال َّظنَّ َواِنْ ُه ْم ِااَّل َي ْخ ُر
)١١٦( َص ْون ِ َواِنْ ُتطِ ْع اَ ْك َث َر مَنْ فِى ااْل َ ْر
َ ْض ُيضِ لُّ ْو َك َعن
“Dan jika kamu mengikuti kebanyakan orang di bumi ini, niscaya mereka akan
menyesatkanmu dari jalan Allah. Yang mereka ikuti hanya persangkaan belaka dan mereka
hanyalah membuat kebohongan.” (Q.S Al An’am : 116)6
5
1. Enabler (pemercepat perubahan)
Peram pekerja sosial sebagai mediator yaitu menghubungkan klien dengan lembaga
baik pemerintah maupun swasta dalam menangani klien, psikolog, dokter maupun kepolisian.
4. Advokat
Pekerja sosial dalam melakukan advokasi sosial berperan sebagai advokat, yaitu
untuk memberikan nasehat guna memdukung, membela, dan melindungi kepentingan klien.
5. Educator (pendidik)
8
“Enabler Dalam Pekerja Sosial - Penelusuran Google,” accessed November 7, 2022,
https://www.google.com/search?
q=enabler+dalam+pekerja+sosial&sxsrf=ALiCzsYB1ozjArL6lPhID7TBtLcrkvIZbQ
%3A1667772877295&ei=zTFoY8nMEaKWseMPqoykyAs&oq=enabler+dalam+p&gs_lcp=Cgxnd3Mtd2l6LXNlcnA
QARgAMgUIABCABDoKCAAQRxDWBBCwAzoECCMQJzoGCAAQFhAeOgcIIxDqAhAnOggIABCABBCxAzoICC4QgA
QQ1AI6BQguEIAEOgQIABBDOgsILhCABBCxAxCDAToLCAAQgAQQsQMQgwE6DgguEIMBENQCELEDEIAEOggILhC
DARCxAzoICAAQsQMQgwE6CggAEIAEELEDEAo6DQgAEIAEELEDEIMBEAo6CwguEIAEEMcBEK8BOggIABAWEB4Q
DzoICAAQFhAeEApKBAhBGABKBAhGGABQoQVY6-
ECYJr4AmgIcAF4BIABjwWIAYQjkgEMMTAuNS4xLjAuMS40mAEAoAEBsAEKyAEIwAEB&sclient=gws-wiz-serp.
6
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa keterpencilan merupakan kondisi
kehidupan komunitas sosial budaya lokal yang terisolir secara geografis sehingga kesulitan
dalam pemenuhan kebutuhan dasarnya. Pemberdayaan KAT dilakukan agar membantu
komunitas adat terpencil mendapat hak-haknya sebagai warga negara serta dapat membantu
pemenuhan kebutuhan dasar mereka.
Kebijakan pemberdayaan KAT terdapat pada Peraturan Presiden Nomor 186 Tahun
2014 tentang Pemberdayaan Sosial terhadap Komunitas Adat Terpencil yang berisikan tujuan
pemberdayaan sosial terhadap KAT di antaranya:
1. 1.Perlindungan hak sebagai warga negara
2. 2.Pemenuhan kebutuhan dasar
3. 3.Interaksi KAT dengan sistem sosial yang lebih luas; dan
4. 4.Kemandirian sebagai warga negara
Sementara itu, ada beberapa peran pekerja sosial yang dapat diambil seperti: enabler
(pemercepat perubahan), broker (perantara), mediator (penghubung), advokat (pembela),
educator (pendidik) dan protector.
7
DAFTAR PUSTAKA