KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
Istilah seks dibedakan dengan gender. Seks bersifat biologis dan gender yang bersifat
psikologis, sosial dan budaya. Istilah seks menekankan pada perbedaan yang disebabkan
oleh perpedaan kromosom pada janin, sebagaimana dikatakan oleh Moore dan Sinclair
dan budaya antara laki-laki dan perempuan, seperti yang dikemukakan oleh Gidden
(Remiswal, 2013). Gender merujuk pada konsep laki-laki dan perempuan berdasarkan
dimensi sosial budaya dan psikologi. Gender dibedakan dari jenis kelamin (sex), yang
melibatkan dimensi biologis dari perempuan atau laki-laki. Peran gender adalah harapan
bertindak, dan merasakan Lippa (2005: 103) menjelaskan bahwa salah satu penyebab
perbedaan antara laki-laki dan perempuan terletak pada kromosom seks mereka. Dia
menambahkan bahwa laki-laki dan perempuan melalui tahap perkembangan fetus yang
berbeda, memiliki perbedaan hormon seks pada tahap kritis dalam perkembangan.
Menurutnya, hal tersebut menyebabkan adanya perbedaan otak laki-laki dan perempuan
2015). KPS perlu dilatihkan kepada siswa melalui pengalaman secara langsung,
(Umi Kalsum, 2010). Ketika siswa dilibatkan dalam pembelajaran, maka siswa
Kabapinar, 2010:1190-1191).
siswa untuk menjawab pertanyaan sendiri dan menafsirkan apa yang diamati
serta merancang investigasi untuk menguji ide atau pendapat mereka sendiri
(Karamustafaoglu, 2011:26).
10
Dari dua teori KPS tersebut dapat disimpulkan aspek-aspek KPS sebagai
milahkan mana yang penting dari yang kurang atau tidak penting. Aspek yang
percobaan serta tata cara untuk mencatat dan mengolah data untuk menarik
Aspek Gender adalah pada saat dilakukan Praktikum pada saat melakukan tes.
Seperti kita ketahui bahwa setiap siswa memiliki kemampuan belajar yang
11
capaian siswa dalam peningkatan KPS (Cheung, 2009). Dalam mempelajari ilmu
sains, pengaruh perbedaan gender terlihat dimana prestasi belajar sains siswa
unggul dalam matematika, fisika dan kimia (Rachmawati, 2008; Jangsi, dkk.,
ada (Sumarmo, dkk., 2012). Hal ini menyebabkan pada usia 11 tahun ke atas
siswa laki-laki jauh lebih baik dari siswa perempuan (Santrock, 2008). Selain itu,
cara berpikir laki-laki dan perempuan berbeda, pria lebih analitis dan lebih
tersebut, KPS siswa laki-laki akan lebih unggul daripada siswa perempuan pada
materi konsep laju reaksi. Hal ini dikarenakan pada materi ini lebih banyak
3.Materi
1. Suhu
Suhu menyatakan derajat panas suatu benda atau ukuran panas dinginnya
suatu benda. Menurut (Herni, 2017:11) suhu adalah ukuran kuantatif tingkat
kepanasan dan kedinginan suatu benda. Suhu atau temperatur dalam fisika di
12
beri simbol T. Satuanya biasanya dengan derajat ( oC) atau juga biasa dengan
derajat panas atau dingin suatu benda. Alat yang digunakan untuk mengukur
semakin tinggi suhu suatu benda, semakin panas benda tersebut. Dapat
disimpulkan suhu adalah ukuran yang menyatakan energi panas tersimpan dalam
suatu benda. Benda bersuhu tinggi berarti memiliki energi panas yang tinggi,
Alat yang dirancang untuk mengukur suhu suatu zat disebut termometer.
termometer air raksa. Dalam termometer sering digunakan titik beku dan titik
didih. Titik beku zat didefinisikan sebagai suhu di mana fase padat dan cair
ada bersama dalam kesetimbangan, yaitu tanpa adanya zat cair total yang
berubah menjadi padat atau sebaliknya. Secara eksperimen, hal ini hanya
terjadi pada suhu tertentu, untuk tekanan tertentu. Dengan cara yang sama,
titik didih didefinisikan sebagai suhu di mana zat cair dan gas ada bersama
1) Prinsipnya: pipa diisi air raksa. Bila suhu pipa dinaikan (T>), maka
13
volume air raksa dalam pipa akan bertambah. Pertambahan volume air
raksa ini dapat dilihat pertambahan ketinggian air raksa dalam pipa. Jika
ada hubungan antara tinggi laju air raksa dan suhu, relasi kenaikan suhu
2) Skala Celcius
Skala Celcius ditera dengan suhu es yang mencair pada suhu 0 oC dan air
mendidih pada suhu 100 oC, lalu skala diantaranya dibagi sama.
3) Skala Fehrenheit
a. Titik nol F ditera dengan suhu es dan garam yang sedang mencair. suhu
b. Relasi suhu Fahreheit dan suhu Celcius menjadi: F = 9/5 C + 32o atau C
4) Skala Reamur
dan termodinamika.
o
C = 5/9 (oF – 32o)
14
o
F = 9/5 oC + 32o
o
R = 4/5 oC.
K = oC + 273o
5. Kalor
Panas atau kalor merupakan salah satu bentuk energi yang dapat
menyebabkan perubahan suhu atau kalor adalah energi yang ditransfer dari suatu
benda ke benda lain karena beda temperatur. Kalor mengalir dengan sendirinya
dari suatu benda yang temperaturnya lebih tinggi ke benda lain yang
temperaturnya lebih rendah. Menurut (Idawati, 2016:63) Panas atau kalor adalah
energi yang berpindah akibat perbedaan suhu. Dapat disimpulkan kalor adalah
perpindahan energi panas yang terjadi dari benda bersuhu yang lebih tinggi ke
Kenaikan suhu suatu benda dapat digunakan untuk menentukan kalor yang
tersimpan dalam benda tersebut. Banyaknya kalor yang diperlukan oleh benda
untuk mengubah suhu sebesar 1oC atau 1K disebut kapasitas kalor, sehingga
hubungan kalor, kapasitas kalor, dan perubahan suhu suatu benda dapat
Q
C=
ΔT (1)
Q=CΔT (2)
Keterangan :
15
Q = kalor (J)
Bila energi panas ditambahkan pada suatu zat, maka temperatur zat itu
massa zat itu. Dengan demikian, kalor dapat dituliskan dengan persamaan
(Tipler, 1998).
Q=mc ΔT
(3)
Keterangan :
c = kalor jenis
Q = kalor (J)
panas yang dibutuhkan untuk menaikkan temperature suatu zat dengan satu
derajat. Kalor jenis (c) adalah kapasitas kalor persatuan massa. Dengan
C
c=
m
(4)
Keterangan :
c = kalor jenis
16
Hukum kekekalan energi pada kalor memenuhi asas yang diajukan oleh
Joseph Black, yaitu pada pencampuran dua zat, banyaknya kalor yang
dilepas oleh zat yang suhunya lebih tinggi sama dengan banyaknya kalor
yang diserap oleh zat yang suhunya lebih rendah. Pernyataan ini sering
persamaan(Giancoli, 1998)
Qkeluar =Qmasuk
(5)
Perubahan wujud suatu zat disebabkan oleh zat melepas atau menyerap
kalor. Perubahan wujud suatu zat dapat menyerap panas dalam jumlah yang
selama perubahan wujud artinya, ketika kondisi fisis zat itu berubah dari
sejumlah zat tertentu. Panas yang dibutuhkan sebanding dengan massa zat.
Q=mL f
(7)
17
Keterangan :
Q = kalor (J)
m = massa zat (kg)
Lf = kalor lebur/kalor laten (J/kg)
Bila perubahan fasa adalah dari cair menjadi gas, maka panas yang
Q=mL V (8)
Keterangan :
Q = kalor (J)
m = massa zat (kg)
LV = kalor penguapan (J/kg)
4) Grafik Suhu Terhadap Kalor
bawah 00C yang dipanaskan sampai di atas 1000C dalam waktu tertentu. Selang
waktu pada sumbu mendatar sebanding dengan kalor yang diserap oleh es
selama pemanasan.
Q = Q1 + Q2 + Q3 + Q4 + Q5
∆T 1
Pada massa tetap, kemiringan grafik ( )sebanding dengan nilai (c
Q c
ΔT 1
=
Q mc
(9)
5) Perpindahan Kalor
1) Konduksi
Q kA ΔT
=
t l (10)
Keterangan :
Q = kalor (Joule)
k = koefisien konduksi (konduktivitas termal)
t = waktu (s)
A = luas penampang (m2)
l = panjang logam (m)
∆T = suhu (Kelvin)
2) Konveksi
Q
=hA ΔT
t (11)
Keterangan:
Q = kalor (Joule)
h = koefisien konveksi
t = waktu (s)
A = luas penampang (m2)
T = suhu (Kelvin)
3) Radiasi
diserap per satuan waktu per satuan luas benda adalah sebagai berikut
(Tipler, 1998).
P=eσ AT 4 (12)
Keterangan:
1. Hasil penelitian yang relevan sebelumnya adalah penelitian yang dilakukan oleh
Nur Indah Umra, (2018) Hasil analisis data keterampilan proses sains peserta
didik laki- laki memperoleh skor rata-rata adalah 13.13. Hasil dari keterampilan
proses sains peserta didik perempuan memperoleh skor rata-rata adalah 12.86.
2. Abadi dan Sofia (2017) Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran LKS
berbasis pendekatan saintifik pada materi konsep laju reaksi efektif dalam
meningkatkan KPS siswa berdasarkan gender dan KPS siswa laki-laki lebih tinggi
C. Kerangka Pikir
Penelitian ini menggunakan satu kelas sampel yang diberikan perlakuan berbeda
yaitu pertama dibelajarkan dengan metode eksperimen simulasi. Kedua kelas tersebut
akan diamati perbedaan KPS dan hasil belajarnya. Pembelajaran dengan metode
beberapa kelemahan pada metode eksperimen nyata seperti kurang tersedianya alat-
alat praktikum dan akurasi alat yang kurang baik, maka diduga visualisasi
laboratorium dapat menjadi salah satu solusi pengganti eksperimen. Oleh karena itu
peneliti menduga bahwa KPS dan hasil belajar siswa dengan pembelajaran
menggunakan metode ekperimen dapat menyamai KPS dan hasil belajar siswa
menggunakan eksperimen.
dahulu diberikan tes kemampuan awal berupa soal pretest mengenai materi prasyarat
sebelum memulai materi pokok. Pretest ini diberikan untuk mengetahui sejauh mana
kemampuan awal tersebut diduga siswa yang kemampuan awalanya tinggi cenderung
yang baru bagi siswa, sehingga siswa yang kemampuan awalnya rendah tertarik
dengan eksperimen yang dilakukan jika dilihat dari cara eksperimen yang
Uraian diatas membuat peneliti menduga bahwa pada kelas yang menggunakan
memperoleh skor KPS dan hasil belajar lebih baik jika dibandingkan dengan siswa
yang kemampuan awalnya tinggi pada kelas tersebut. Sebaliknya siswa yang
22
tinggi yang akan memperoleh skor KPS dan hasil belajar yang lebih baik.
Adapun pretest yang dimaksud dalam penelian ini berupa soal tes awal mengenai
materi prasyarat yang terkait dengan materi yang akan dibelajarkan. KPS yang
dimaksud adalah hasil keterampilan siswa selama praktikum berlangsung. dan hasil
belajar yang dimaksud adalah berupa nilai yang dicapai oleh siswa setelah mengikuti
kegiatan belajar mengajar selama jangka waktu tertentu, dengan soal-soal terkait
Perolehan skor KPS dan hasil belajar pada penelitian ini dibandingkan
Berikut ini dibuat diagram kerangka pemikiran untuk memberikan gambaran yang
Tinggi Rendah
LAKI-LAKI PEREMPUAN
dibandingkan
dibandingkan