AlMawaridEdisiVII2 0 0 2 45
Syarif Zubaidah
Bayi Tabung, Status Hukum dan Hubungan Nasabnya dalam Perspektif Hukum Islam
AlMawaridEdisiVII2 0 0 2 47
Syarif Zubaidah
Bayi Tabung, Status Hukum dan Hubungan Nasabnya dalam Perspektif Hukum Islam
atas secara teknologis sudah dapat pokok sperma dan sel telurnya dari pasangan
dilakukan, n a m u n d i d a l a m k as us- suami-isteri. Hal ini disebabkan perkembangan
k as us p e ngg u n a a n teknologi bayi ilmu pengetahuan yang menjurus kepada bayi
tabung baru mencakup 5 lima jenis, yaitu: tabung dengan positif patut disyukuri. Dan ini
jenis pertama, kedua, ketiga, keempat da n me r u pa ka n ka r u n ia A l la h sWT, se ba b b isa
ket uj u h. Da n me nga pa ke l i ma je n dibayangkan sepasang suami-isteri yang sudah
is it u sudah dapat ditetapkan, sedangkan 14 ta h u n me nda m ba ka n seo ra ng a na k b isa
jenis lain belum dilaksanakan? Hal ini terpenuhi” salim, 1993: 38 .
disebabkan karena kondisi dari pasangan H use i n yus uf me nge m u ka ka n ba hwa:
suami-isteri pada saat meng-i ng i n ka n “Bayi tabung dilakukan bila sperma dan ovum
a na k me m i l i h sa la h sat u da ri dari pasangan suami-isteri yang diproses dalam
kelima jenis itu, dan pemilihannya tabung, setelah terjadi pembuahan kemudian
tergantung pada faktor penyebab infertilitas disarangkan dalam rahim isterinya sampai saat
masing-masing. salim, 1993: 9-10 . terjadi kelahiran, maka secara otomatis anak
tersebut dapat dipertalikan keturunannya dengan
ayah beserta ibunya, dan anak itu mempunyai
HukumBayiTabungdan ked ud u ka n ya ng sa h me n u rut sya ri at ls la m.
HubunganNasabnya yusuf, 1989: 12 .
Dari 5 lima jenis bayi tabung yang D ua pa nda nga n d i atas me n u nj u k ka n
sudah teruji keberhasilannya, di dalam tulisan secara jelas dan tegas kedudukan anak yang dila-
ini hanya akan dibicarakan 3 tiga jenis saja, hirkan melalui proses bayi tabung menggunakan
yaitu: sperma dan ovum dari pasangan suami-isteri
pertama A na k ya ng d i la h i rka n ke m ud ia n e m b r io nya d it ra ns p la ntas i ka n ke
me la l u i p ro s e s b ay i t a b u n g d e dala m rahi m isteri, adalah sebagai ana k sah
n g a n m e n g g u n a k a n sperma dan dan mem-punyai hak dan kewajiban yang sama
ovum dari pasangan suami isteri, kemudian denga n ana k ka ndung. Da n kedua pe ndapat
embrionya ditransfer ke dalam rahim te rse b ut, ses ua i ke p ut usa n M u kta ma r Ta rj i h
isterinya. Muham-madiyah dan keputusan Majlis ulama
Walaupun persoalan anak menjadi lndonesia.
urusan Allah sWT, tetapi manusia kedua keputusan itu adalah: keputusan
pasangan suami- isteri yang mandul tetap Muktamar Tarjih Muhammadiyah ke-21 di klaten
berusaha dan berikhtiar untuk mendapat-kan yang diadakan dari tanggal 6-11 April 1980 dalam
seorang keturunan. salah satu caranya sidang seksi A Bayi Tabung menyebutkan bah-
dengan menggunakan teknik bayi tabung wa: Bayi tabung menurut proses dengan sperma
yang menggunakan sperma dan ovum dari dan ovum dari suami-isteri yang menurut Hukum
pasangan suami-isteri, kemudian embrionya lslam, adalah Mubah, dengan syarat:
ditransplantasikan ke dalam rahim isteri. a. Teknis mengambil semen sperma dengan
Tetapi yang menjadi persoalan cara yang tidak bertentangan dengan syari at
bagaimanakah status anak yang dilahirkan lslam.
oleh isteri tersebut? b. Penempatan zygota seyogyanya dilakukan
u nt u k me njawa b pe rta nyaa n te
rse b ut, maka berikut ini dikemukakan
pendapat para ulama/tokoh/ pemimpin
agama lslam.
Hasan Basri mengemukakan bahwa:
“Pro- ses kelahiran melalui teknik bayi tabung
menurut agama lslam itu dibolehkan dan
sah, asal yang
48 AlMawaridEdisiVII2 0 0 2
Syarif Zubaidah
Bayi Tabung, Status Hukum dan Hubungan Nasabnya dalam Perspektif Hukum Islam
AlMawaridEdisiVII2 0 0 2 49
Syarif Zubaidah
Bayi Tabung, Status Hukum dan Hubungan Nasabnya dalam Perspektif Hukum Islam
50 AlMawaridEdisiVII2 0 0 2
Syarif Zubaidah
Bayi Tabung, Status Hukum dan Hubungan Nasabnya dalam Perspektif Hukum Islam
Hal ini disebabkan karena anak bukan rahim ibu pengganti surrogate mother , baik ibu
produk sperma dari orangtua suami-isteri pengganti itu terikat dengan perkawinan suami
yang sah. yang diambil spermanya seperti isteri kedua,
ketiga dan keempat ataupun tidak terikat dengan
perkawinan, seperti ibu pengganti sewaan.
Faktor-faktor dominan Apabila dianalisa dari aspek moral, etika,
yang menghubungkan anak hukum dan agama, dimana setiap orang yang
bayi tabung kepada kedua te la h te ri kat de nga n pe rkaw i na n be ra rt i j uga
orangtuanya. terikat dalam hal mu,asyarah bil ma,ruf antara
suami-isteri, maka tidak pantas dan tidak layaklah
Ada beberapa hal yang sangat apabila sepasang suami isteri yang hanya dengan
dominan untuk mene-tapkan hubungan modal mengeluarkan beberapa tetes sperma dan
nasab anak yang terlahir dengan proses ovum yang kemudian diserahkan kepada orang
inseminasi buatan bayi tabung kepada lain tanpa mereka menjalani proses kehamilan
kedua orang-tuanya yaitu: dan kelahirannya, tiba-tiba setelah orang lain
pertama ada ikatan perkawinan yang s u rrogate mot he r me la h i rka n me re ka la k i-
sah antara laki-laki yang diambil spermanya laki dan perempuan yang diambil sperma dan
dengan perempuan yang diambil ovumnya ovumnya mendapat predikat sebagai seorang
dan perem- puan yang diambil ovumnya ayah dan ibu.
adalah perempuan yang mengandung dan Adapun dasar-dasar dan alasan-alasan
yang melahirkan bayi tabung. Hal ini sesuai penolakan penulis terhadap pendapat tiga tokoh
dengan bunyi pasal 42 uu No. 1 Tahun tersebut di atas, yang membolehkan proses bayi
1974 tentang perkawinan yang menyatakan: tabung dengan pengambilan sperma dan ovum
“anak yang sah adalah anak yang dilahirkan da r i pasa nga n s ua m i-iste r i ya ng e m b r io nya
dalam atau sebagai akibat perkawinan yang dititipakn kepada ibu pengganti adalah:
sah”. u u No. 1 tahun 1974, pasal 42 . 1. Dasa r h u k u m ya ng me m bo le h ka n p roses
Dengan ketentuan ini, maka anak yang bayi tabung tersebut di atas, memakai dasar
dilahirkan melalui proses bayi tabung dengan qiyas, yaitu menyamakan ibu yang melahirkan
mengambil sperma dan ovum dari bayi tabung dengan ibu susuan karena ada
pasangan suami-isteri yang kemudian pe rsa maa n i l lat h u k u m, ya it u sa ma-sama
embrionya disarangkan ke dalam rahim boleh mengupahkan kepada orang lain.
isterinya adalah anak sah yang mempunyai
Menurut analisa penulis, dasar qiyas yang
hak dan kewajiban sama dengan anak yang
memboleh kan proses bayi tabung dengan
lahir dengan proses alami.
mengambil sperma dan ovum yang embrionya
kedua ada mate ri s pe rma da n dititipkan kepada perempuan lain itu lemah.
ov u m y a n g m e nj a d i e m b r i o s Se ba b q iyas ya ng me re ka pa ka i itu qiyas
e c a r a y a k i n d a p a t dipastikan al-adna, dimana illat hukum yang dijadikan
berasal dari pasangan suami-isteri yang dasar penetapan hukum yang terdapat pada
mengandung dan yang melahirkannya.
hukum cabang yaitu hukum bayi tabung itu
De nga n kete ntua n i n i, pe nul is le b i h re nda h da ri pada i l lat ya ng te rda pat
me nola k atau tidak sependapat dengan Dr.
Ali Akbar, prof. Drs. Husein yusuf dan H.
Salim Dimyati yang membolehkan proses
bayi tabung yang mengam- bil sperma dan
ovum dari pasangan suami-isteri yang
kemudian embrionya ditransfer ke dalam
52 AlMawaridEdisiVII2 0 0 2
Syarif Zubaidah
Bayi Tabung, Status Hukum dan Hubungan Nasabnya dalam Perspektif Hukum Islam
“walidaini” yang berarti ayah dan ibu dan seg i ha k da n kewaj i ba n te r hada p ked ua
kata “ummun”, yang berarti ibu, adalah orangtuanya.
orang yang memberikan kelahiran atas
seseorang Hasan Hathout. 1994: 117 . 2. Bay i ta bu ng de nga n i bu t it i pa n (surrogate
mother baik sperma dan ovumnya berasal
Atas dasar tersebut di atas, penulis d a r i s u a m i-i st e r i at a u d o n o r, h u k u m ny a
selain menolak seluruh pendapat yang ha ra m da la m h u k u m ls la m. Bay i ta b u ng
membolehkan bayi tabung dengan proses yang dilahirkan dengan cara ini nasabnya
surrogate mother, wa la u p u n s pe rma da hanya dapat dipertalikan kepada ibu yang
n ov u m nya d ia m b i l da ri pasangan mengandung dan melahirkannya.
suami-isteri juga penulis menolak bayi
tabung dengan sperma dan atau ovum
donor.
Jika terjadi demikian, maka bayi Daftarpustaka
tabung y a ng l a h i r it u h a ny a b e
r n as a b k e p a d a i b u ya ng me Akbar, Ali. 1988. Etika kedokteran dalam lslam.
nga nd u ng da n ya ng me la h i rka n Jakarta: pustaka Antara.
nya. s e d a n g k a n k e p a d a l a k i- Daw ud, a l-l ma m a l-Hafiz A b u s u la i ma n as-
l a k i y a n g d i a m b i l ov u m n y a sajastani.1952. sunan Abi Dawud,. Bairut:
, nasab tidak bisa dihubun Darul-Fikri.
g k a n kepadanya. Hal i n i sesua i de Departe men Aga ma R l. 1985. Al-Qur,an dan
nga n u ng ka pa n Muhammad Jawad Terjemahnya. Jakarta: pT. lntermasa.
Muqniyah: D i myat i, H. salim. 1986. permainan B ua tan
Bilamana ada orang melakukan dan Bayi Tab ung. Ja ka rta: u n ive rs itas
inseminasi dan berhasil ha mil, ma ka ana Muhammadiyah.
k itu tida k bisa dinasabkan kepada suami Ghufron,Ali dan sutomo,Adi Heru, 1993. Abortus
yang mengandung karena kandungan itu Bayi Tabung, Euthanasia, Transplantasi
tidak berasal dan bernasab kepada yang G inja l da n op e ra s i ke la m in da la m
mempunyai sperma, sebab dia tidak
mengadakan hubungan seks dengan Tinjauan Medis Hukum lslam. Yogyakarta:
perempuan yang mengandungnya atas Aditya Media.
dasar perkawinan dan tidak pula atas dasar H at h o ut, H a s s a n . 1994. R e volu s i s e ks u al
wati syubhat. karena itu anak dinasabkan peremp u an ob s te tri dan Gin ekologi, .
kepada ibu yang mengandung saja Bandung: Mizan.
Mugniyah,1964:92 . Mahmud, kamal. 1980.“permainan Buatan dan
Fatwa Mpks”. Dalam Tempo. Vl. Jakarta.
Mertokusumo, sudikno.1986. Mengenal Hukum:
penutup suatu pengantar. Yogyakarta: Lyberti
一一一一一. 1990. Bayi Tab ung ditinja u dari
Dari pembahasan ini, d Hukum. Yogyakarta: Fk uGM.
a p a t d i t a r i k kesimpulan sebagai Mul. 1990. keputusan Majelis Ulama lndonesia
berikut: tentang inseminasi buatan/bayi tabung No.
1. Bayi tabung dengan proses
menggunakan sperma dan ovum yang
diambil dari pasangan suami-i s t e r i y
ang sah, yang kemudian
embrionya ditransfer ke rahim isterinya
yang diambil ovumnya hukumnya
dibolehkan.Anak yang dilahirkan dengan
proses ini, mempunyai kedudukan yang
sah menurut hukum lslam,
baikdarisegihubungannasabmaupundari
54 AlMawaridEdisiVII2 0 0 2
Syarif Zubaidah
Bayi Tabung, Status Hukum dan Hubungan Nasabnya dalam Perspektif Hukum Islam
kep. 952/Mul/ lx/1990 . Jakarta. subekti dan Tjitrosudibio. 1980. Kitab undang-
Muqniyah Muhammad Jawad. 1964.Al-Ahwalusy undang Hukum perdata. Jakarta: pradnya
syakhshiyyah ala , Mazahibil perwita.
Khamsah,. Bairut: Darul llmu. Tahar M. shaheb. 19871 . lnseminasi Buatan
zuhdi Masyfuk. 1993. Masail Fiqhiyah. Men uru t Hukum lslam. s u ra baya: pT.
Jakarta: Cv. Haji Masagung. Bina llmu.
Qa rdaw i M u ha m mad yus uf A l-. Ta rj i h ke p ut usa n M u kta ma r M u ha m mad iya
1990. Halal dan Haram dalam lslam h
. a l i h ba hasa M u h a m m a d ke-21 d i k l a t e n . B ayi Ta b u n g da n
H a m i dy. s u ra b ay a : B i n a pen cangkokan dalam soro tan Hukum
llmu. lslam. yogyakarta: persatuan.
salim Hs. 1993. Bayi Tabung, Tinjauan yusuf HM. Husein. 1989. Eksistensi Bayi Tabung
Aspek Hukum,. Jakarta: sinar Graika. ditinjau dari Aspek Agama lslam. Dalam
syaltut Mahmud. Tanpa Tahun. Al-Fatawa. Ma ka la h s i m pos i u m Nas io na l Fa k u ltas
Mesir: Darul Qalam. Hukum unisri. surakarta.
AlMawaridEdisiVII2 0 0 2 55