Anda di halaman 1dari 4

KELOMPOK 6

REKAYASA IDE
KULIAH UMUM KEPEMIMPINAN DENGAN TEMA
“ARAH BARU KEPEMIMPINAN NASIONAL DALAM MENGHASILKAN
SUMBER DAYA MANUSIA YANG BERKOMPETEN MENGHADAPI SOCIETY
5.0”
Narasumber: H.Muhammad Suib, S.Pd, M.M
Sekda Kabupaten Labuhan Batu

Mata Kuliah Kepemimpinan


Dosen Pengampu: Dra. Flores Tanjung

Disusun Oleh:
Cici Adiputri (3223121025)
Duana Angel
Imannuel Steven Limbong

Reguler D 2022
2022/2023

Fakultas Ilmu Sosial


Prodi Pendidikan Sejarah
Universitas Negeri Medan
Kepemimpinan adalah orang yang mampu mempengaruhi orang lain dengan sikap
percaya diri dan menyebarkan energi positif serta mempunyai tujuan yang jelas contohnya
adalah komisaris dalam sebuah kelas, ia diberikan pertanggung jawaban untuk mengatur dan
mengarahkan anggotanya untuk tercapainya kelas yang kondusif.

Setiap orang yang dilahirkan adalah pemimpin. Contohnya bayi yang baru dilahirkan.
Ia mampu menjadi seorang pemimpin untuk dirinya sendiri, seorang bayi menghampiri
ibunya tanpa disuruh dan mempunyai insting sendiri untuk mencari sumber kehidupannya/
air susu ibunya. Sejak kita dilahirkan, Tuhan memberikan keistimewaan insting dan
kepemimpinan dalam diri manusia. kita harus bisa memimpin diri kita sendiri, bisa memulai,
memotivasi dan menciptakan kepercayaan diri. Jika kita mampu dan dapat memimpin diri
kita sendiri, barulah kita dapat memimpin orang lain.

Ketika menjadi pemimpin, dalam mengambil keputusan harus mampu mengenal 2


linier yang sama yaitu kemampuan kesempatan dan kewenangan. Dalam artian jika
kesempatan itu ada dan kita cocok maka kita berhak menjadi mencalonkan dan percaya diri
untuk menjadi pemimpin. Dan kewenangan adalah hak dari seorang pemimpin untuk
mengatur atau memerintahkan apa yang boleh dan tidak boleh untuk tercapainya suatu
tujuan, biasanya kewenangan selalu dikaitkan dengan aturan hukum atau suatu lembaga
pemerintah.

Tidak ada manusia yang sempurna, tetapi setiap orang harus bisa menutupi dan
menjaga keutuhan dalam sebuah tim, sebuah tim dikatakan efektif jika dapat berkolaborasi
dan bersinergi. Kolaborasi dan sinergi itu berbeda, kolaborasi adalah gabungan kerja sama
yang dilakukan oleh pemimpin untuk memecahkan suatu masalah.Sinergi tercipta dengan
adanya kolaborasi, tim yang kuat dan efisien, persiapan yang besar menghasilkan sebuah
sinergi yang kuat dalam sebuah tim. Tim sinergi lebih besar pengaruh nya untuk orang
banyak dibandingkan tim kolaborasi.

Sama halnya ketika kita menjadi anggota, Jika kita memilih sebuah pemimpin,
banyak hal yang harus dipertimbangkan, jika tidak, maka sebuah tim akan berantakan dan
juga termasuk merugikan diri kita sendiri.

Pada kuliah kepemimpinan umum, membahas tentang society 5.0 apakah itu? Mulai
dari Society 1.0 di mana manusia berada di era berburu dan mengenal tulisan. Kemudian
Society 2.0 yang merupakan era pertanian, di mana masyarakat sudah mulai bercocok tanam.
Society 3.0 yang sudah memasuki era industri, yaitu ketika manusia sudah memanfaatkan
mesin untuk membantu aktivitas. Serta Society 4.0 atau revolusi industri 4.0, di mana
manusia sudah mengenal teknologi komputer hingga internet. Kini, Society 5.0 hadir dengan
konsep bahwa semua teknologi adalah bagian dari manusia itu sendiri. Artinya, internet tidak
hanya berguna untuk berbagi informasi dan menganalisis data, melainkan juga untuk
menjalani kehidupan. Dengan demikian, akan tercipta keseimbangan antara peran masyarakat
dan pemanfaatan teknologi.

Di era digital sekarang, semua bidang harus bisa ikut dalam transformasi digital.
Tidak jauh – jauh, contohnya di bidang sekolah, guru dituntut untuk lebih kreatif yang tak
lagi harus mengajarkan atau memimpin muridnya dengan teori – teori dari buku saja,  Akan
tetapi, tenaga pengajar harus siap dan terbuka untuk menerima informasi dari berbagai
sumber lainnya. Contohnya seperti menayangkan video pembelajaran, membuat tugas dan
kuis dengan aplikasi dan belajar melalui sumber internet dan media sosial. Meski begitu,
tenaga pengajar harus bisa memilah informasi yang didapatkan dari internet atau media
sosial. Ini harus dilakukan mengingat banyak berita bohong atau hoax yang bertebaran di
media tersebut. Contoh lain adalah guru nantinya bukan lagi menjelaskan banyak hal kepada
siswa, tetapi guru cukup berperan menjadi tutor atau penginspirasi dalam proses
perkembangan siswa, dan selanjutnya siswa sendiri lah yang akan mengembangkan
kreatifitasnya untuk menikmati cara belajar dan minat sesuai dengan yang ia mau. Ini juga
disebut sebagai Merdeka Belajar.

Anda mungkin juga menyukai