Anda di halaman 1dari 15

BAB 3

ANALISIS KEBUTUHAN SDM


Setelah pembahasan materi pada bab ini, mahasiswa
diharapkan mampu:
• Menganalisis beban kerja dan jumlah tenaga kerja yang
seharusnya dibutuhkan pada suatu unit kerja dalam suatu
organisasi;
• Menghitung tingkat absensi dan tingkat perputaran tenaga kerja
(labour turnover) pada suatu unit kerja dalam suatu organisasi;
• Menganalisis jumlah tenaga kerja yang senyatanya dibutuhkan
pada suatu unit kerja dalam suatu organisasi.
Pengertian Analisis Kebutuhan SDM
Analisis kebutuhan SDM merupakan suatu
analisis untuk mengetahui jumlah tenaga
kerja yang dibutuhkan berdasarkan beban
kerja, tingkat absensi, dan tingkat perputaran
tenaga kerja pada masing-masing unit kerja
dalam suatu organisasi.
Berdasarkan hasil analisis kebutuhan SDM
akan dapat diketahui apakah diperlukan
penambahan karyawan atau pengurangan
karyawan pada suatu unit kerja dalam suatu
organisasi.
LANGKAH-LANGKAH ANALISIS KEBUTUHAN SDM
1) Melakukan Analisis Beban Kerja (Work Load Analysis)
Work load analysis adalah suatu analisis untuk mengetahui jumlah
tenaga kerja yang seharusnya dibutuhkan untuk menyelesaikan suatu
beban kerja dalam periode tertentu.
Untuk menentukan beban kerja maka perlu diadakan penelitian waktu
(time study) untuk menentukan waktu normal dalam menyelesaikan
suatu pekerjaan (menyelesaikan satu unit produk, menyelesaikan suatu
dokumen, melayani seorang pelanggan, dan sebagainya).
Beban kerja adalah merupakan hasil perkalian dari waktu normal untuk
menyelesaikan suatu pekerjaan (produk) dengan volume pekerjaan
(produksi).
Langkah-langkah Analisis Beban Kerja
a) Mengukur waktu siklus (cycle time) – WS
Waktu siklus adalah waktu yang benar-
benar digunakan dalam menyelesaikan
pekerjaan yang dilakuan secara berulang-
ulang.
Untuk menentukan waktu siklus ini,
maka harus dilakukan pengukuran
terhadap waktu untuk menyelesaikan
pekerjaan tersebut secara berulang-
ulang sesuai dengan frekuensi
pengukuran yang ditetapkan.
Langkah-langkah Analisis Beban Kerja
a) Mengukur waktu siklus (cycle time – WS)
Misalkan hasil pengukuran waktu secara berulang-ulang untuk memproduksi sepasang
sepatu olah raga di suatu perusahaan sepatu adalah sbb:
Nomor Waktu Nomor Waktu Nomor Waktu b) Menghitung waktu siklus rata-
Siklus (Menit) Siklus (Menit) Siklus (Menit)
rata (average cyclical time) -
WSR
1 48 11 43 21 50
2 50 12 44 22 46 Waktu siklus rata-rata adalah
3 49 13 45 23 47
merupakan hasil pembagian dari
jumlah waktu siklus dengan
4 44 14 47 24 43 frekuensi pengukuran yang
5 48 15 49 25 46 dilakukan atau dapat diformulasi-
6 47 16 45 26 43 kan sbb:
7 45 17 46 27 46 WS
WSR =
8 48 18 45 28 45 n
9 46 19 40 29 44
1.374
10 42 20 46 30 47
= = 45,8 menit
Jumlah 1.374 30
Langkah-langkah Analisis Beban Kerja
c) Menentukan waktu cadangan (allowance time)
Waktu cadangan adalah waktu yang diperlukan oleh karyawan untuk kegiatan-
kegiatan yang tidak berhubungan dengan pekerjaan, seperti misalnya waktu
untuk keperluan pribadi (personal time), waktu untuk menghilangkan kelelahan
dan penundaan-penundaan pekerjaan yang tidak dapat dihindari.
Waktu cadangan biasanya ditentukan dalam proporsi dari waktu siklus rata-rata.
Proporsi waktu cadangan (PWC) adalah merupakan hasil pembagian dari waktu
cadangan (WC) dengan standar jam kerja (SJK) dalam satu hari (8 jam) dikurangi
waktu cadangan (WC)
Misalkan dari hasil pengukuran yang dilakukan diperoleh bahwa rata-rata waktu
cadangan karyawan perhari adalah selama 70 menit, maka proporsi waktu
cadangan dari waktu siklus rata-rata adalah sbb:
WC 70
PWC = = = 0,1707 dari waktu siklus rata-rata
SJK−WC 8 x 60 −70
Langkah-langkah Analisis Beban Kerja
d) Menghitung waktu normal (WN)
Waktu normal adalah merupakan hasil penjumlahan dari waktu siklus rata-rata
dengan hasil perkalian dari proporsi waktu cadangan dengan waktu siklus rata-
rata, atau dapat diformulasikan sbb:
WN = WSR + (PWC x WSR)
WN = 45,8 + (0,1707 x 45,8) = 53,62 menit
e) Menghitung beban kerja (work load – BK)
Beban kerja adalah merupakan hasil perkalian dari waktu normal dengan valume
pekerjaan/produksi (VP) dalam suatu periode.
Misalkan jumlah produksi perbulan adalah adalah 12.000 pasang sepatu, maka
beban kerja di bagian produksi pada perusahaan sepatu tersebut adalah sbb:
BK = WN x VP = 53,62 x 12.000 = 643.440 menit = 10.724 jam
Langkah-langkah Analisis Beban Kerja

f) Menghitung tenaga kerja yang seharusnya


dibutuhkan
Tenaga kerja yang seharusnya dibutuhkan (TKH)
adalah merupakan hasil pembagian dari beban kerja
dalam suatu periode (BK) dengan jam kerja seorang
tenaga kerja dalam periode tersebut (JKP).
BK 10.724
TKH = = = 53,62 = 54 orang
JKP 8 x 25
LANGKAH-LANGKAH ANALISIS KEBUTUHAN SDM
2) Melakukan Analisis Angkatan Kerja (Work Force Analysis)
Work Force Analysis adalah suatu analisis untuk mengetahui
jumlah tenaga kerja yang senyatanya dibutuhkan pada suatu
unit kerja dalam suatu organisasi.
Untuk menghitung jumlah tenaga kerja yang senyatanya
dibutuhkan maka harus diperhitungkan tingkat absensi (TA)
dan tingkat perputaran tenaga kerja (labour turnover - LTO)
Langkah-langkah Work Force Analysis
a) Menghitung tingkat absensi
Tingkat absensi (TA) adalah merupakan perbandingan antara hari-
hari kerja yang hilang (HKH) dengan keseluruhan hari kerja yang
seharusnya ada (HKA), atau dapat diformulasikan sebagai berikut:
𝐇𝐊𝐇
TA =
𝐇𝐊𝐀
Hari kerja yang hilang merupakan jumlah hari kerja dimana
karyawan tidak hadir dalam bekerja (absen)
Hari kerja yang seharusnya ada adalah merupakan hasil perkalian
dari jumlah hari kerja dalam suatu periode dikalikan dengan jumlah
karyawan pada periode tersebut.
Menghitung tingkat absensi
Data hari kerja, jumlah karyawan, jumlah hari karyawan tidak bekerja (absen) dan jumlah
hari kerja yang seharusnya ada dalam satu tahun terakhir adalah sebagai berikut:
Hari Jumlah Jumlah hari Jumlah hari kerja yang
Bulan
Kerja Karyawan karyawan absen seharusnya ada
362
(1)
1
(2)
24
(3)
50
(4)
32
(2) x (3)
1.200
TA = = 0,0235
15.405
2 23 50 35 1.150
3 26 48 28 1.248
4 25 48 23 1.200
5 25 52 34 1.300
6 24 52 30 1.248
7 25 52 42 1.300
8 25 51 21 1.275
9 26 51 25 1.326
10 26 54 29 1.404
11 26 54 23 1.404
12 25 54 40 1.350
362 15.405
Langkah-langkah Work Force Analysis
b) Menghitung tingkat perputaran tenaga kerja (labour turnover)
Labour turnover (LTO) adalah merupakan perbandingan antara
Jumlah penggantian (JP) dengan rata-rata jumlah tenaga kerja dalam
suatu periode (RTK) atau dapat diformulasi sebagai berikut:
JP
LTO =
RTK
Jumlah penggantin (JP) adalah jumlah tenaga kerja yang dipakai mengisi
jabatan dari karyawan yang memutuskan hubungan kerja dengan perusahaan
(jumlah yg lebih kecil antara karyawan yg masuk dengan yg keluar).
Rata-rata jumlah tenaga kerja (RTK) adalah jumlah tenaga kerja yang ada
pada awal periode ditambah dengan jumlah tenaga kerja pada akhir periode,
lalu dibagi dua.
Menghitung tingkat perputaran tenaga kerja (labour turnover)
Data jumlah karyawan, karyawan yang masuk dan karyawan yang keluar dalam satu
tahun terakhir adalah sebagai berikut:
Bulan Jumlah Karyawan yang Karyawan yang
karyawan masuk keluar
1 50 - - 3
2 50 - - LTO = = 0,0577
3 48 - 2 (50+54)/2
4 48 - -
5 51 3 -
6 50 - 1
7 50 - -
8 51 1 -
9 51 - -
10 54 3 -
11 54 - -
12 54 - -
Jumlah - 7 3
Langkah-langkah Work Force Analysis
c) Menghitung jumlah tenaga kerja yang senyatanya dibutuhkan
Tenaga kerja yang senyatanya dibutuhkan (TKN) adalah merupakan hasil
penjumlahan dari jumlah tenaga kerja yang seharusnya dibutuhkan (TKH)
dengan hasil perkalian dari tingkat absensi (TA) dan labour turnover (LTO)
dengan jumlah tenaga kerja yang seharusnya dibutuhkan, atau dapat
diformulasikan sebagai berikut:
TKN = TKH + [(TA + LTO) x TKH]
Berdasarkan hasil perhitungan sebelumnya maka dapat dihitung jumlah tenaga
kerja yang senyatanya dibutuhkan pada perusahaan sepatu tersebut untuk
memproduksi 12.000 pasang sepatu olah raga perbulan, yaitu sbb:
TKN = 54 + [(0,0235 + 0,0577) x 54] = 58,38 = 58 orang (dibulatkan)

Anda mungkin juga menyukai