Anda di halaman 1dari 1

Perlakuan Pajak Penjualan Barang Mewah (PPn-BM)

berbeda dengan Pajak Pertambahan Nilai (PPN), dalam PPN


Perlakuan Dan Menghitung PPn-Bm mengenal Pajak Masukan dan Pajak Keluaran, pemigutan
PPN masukan dan keluaran merupakan dua istilah yang pajaknya pada tingkat penyerahan, sementara PPn-BM tidak
dikenal dalam jenis pajak PPN. Fungsinya untuk mengenal pajak masukan ataupun pajak keluaran,
menghitung seberapa besar PPN yang perlu wajib pajak pemungutan pajak PPn-BM hanya satu kali pada saat
setorkan ke pemerintah. penyerahan barang kena pajak.
PPN masukan merupakan pajak yang dikenakan ketika PPN Masukan & PPN Keluaran
Pengusaha Kena Pajak (PKP) melakukan pembelian atas
Barang Kena Pajak (BKP) dan/atau Jasa Kena Pajak
(JKP). Sedangkan PPN keluaran merupakan pajak yang
dikenakan saat PKP melakukan penjualan terhadap
BKP/JKP.

Tarif PPN adalah 10% (sepuluh persen) Saat penyerahan Barang Kena Pajak yang tergolong
Tarif PPnBM adalah paling rendah 10% (sepuluh persen) Tarip PPn & PPn-Bm Saat terutang PPn-Bm
mewah yang dilakukan
dan paling tinggi 75% (tujuh puluh lima persen) Saat Impor Barang Kena Pajak yang tergolong mewah
Tarif PPN dan PPnBM atas ekspor BKP adalah 0% (nol Maksud dari menghasilkan .
persen).

Impor BKP
Pemanfaatan BKP tidak berwujud dan dari luar Daerah
Dasar Pengenaan Pajak merupakan jumlah Harga Jual, Obyek Pajak PPn & nPPn-Bm
Penggantian, Nilai Impor, Nilai Ekspor, atau Nilai Lain Pabean di dalam daerah Pabean
yang dipakai sebagai dasar untuk menghitung pajak yang Dasar Pengenaan Pajak PPN & PPn-Bm Pemanfaatan JKP dari luar daerah Pabean
terutang. Dasar Pengenaan Pajak ini digunakan untuk Ekspor BKP berwujud oleh Pengusaha Kena Paja
menghitung besarnya PPN terutang, PPh Pasal 22 Ekspor BK tidak Berwujud oleh pengusaha kena pajak
terutang, PPh Pasal 23 terutang, dan PPh Pasal 4 ayat 2 Kegiatan membangun
terutang.
Pajak Pertambahan Nilai (PPN) adalah pajak atas setiap
pertambahan nilai barang atau jasa yang beredar dari
produsen ke konsumen.
Dasar Pembahasan
Badan Usaha Milik Negara Pemungut PPN & PPn-Bm
Kontraktor atau pemegang izin PPN & PPm-BM Mekanisme pemungutan, penyetoran, dan pelaporan pajak
Bendaharawan pemerintah pertambahan nilai merupakan bagian dari pedagang atau
produsen, sehingga muncul istilah Pengusaha Kena Pajak
yang disingkat PKP.

Barang Kena Pajak (BKP): Barang yang dikenakan pajak


(PPN) berdasarkan ketentuan UU perpajakan.
Pemungut PPN adalah badan atau instansi yang ditunjuk Jasa Kena Pajak (JKP): Jasa yang dikenakan PPN
oleh menteri keuangan dan berkewajiban untuk berdasarkan ketentuan UU yang berlaku.
memungut, menyetor, dan melaporkan pajak terutang atas Pengusaha Kena Pajak (PKP): Pengusaha yang sudah
penyerahan Barang Kena Pajak (BKP) dan/atau Jasa Kewajiban Pemungut Pajak dikukuhkan oleh Ditjen Pajak dan berkewajiban memungut
kena Pajak (JKP). PPN untuk disetor dan dilaporkan ke Ditjen Pajak.
Istilah dalam PPN & PPn Bm
Daerah pabean: daerah atau wilayah di Indonesia yang
meliputi darat, air, udara, dan tempat-tempat lainnya di
zona ekonomi, serta landas kontinen sesuai dengan UU
Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dan Pajak Penjualan yang mengatur tentang kepabeanan.
Barang Mewah (PPN-BM) dibebankan kepada konsumen
atau penerima barang kena pajak atau jasa kena pajak Bukan Obyek Pajak PPN & nPPn-Bm
melalui pemungutan atau pemotongan yang dilakukan
oleh pengusaha kena pajak. Pengenaan pajak Barang hasil pertambangan atau hasil pengeboran yang
pertambahan nilai (PPN) pada jalur transaksi sampai didapatkan langsung dari sumber barang tersebut.
ditangan konsumen. Barang kebutuhan pokok yang memang dibutuhkan dan
Sementara Pajak Penjunlan atas Barang Mewah Mekanisme Pembebanan PPN & PPn-Bm dikonsumsi oleh masyarakat..
dikenakan hanya 1 (satu) kali pada waktu penyerahan Makanan dan minuman yang disajikan di restoran, hotel,
Barang Kena Pajak yang tergolong mewah oleh warung, rumah makan,
pengusaha yang menghasilkan atau pada waktu impor emas batangan.
Barang Kenu Pajak yang tergolong mewah
Saat penyerahan, impor, pemanfaatan, atau ekspor.
Saat pembayaran, jika dilaksanakan lebih dahulu.
Saat terutang PPN & PPn-Bm

Muda Yulio
Saat – saat lain untuk = BKP Berwujud, saat penyerahan
kepada pihak pengirim ; BKP Tak Berwujud, saat
pengakuan piutang, penagihan, atau saat penandatangan
kontrak. ; penyerahan akibat perubahan bentuk,

2018-533
penggabungan, atau pemekaran usaha, saat hasil RUPS
ditetapkan.
Akuntansi PPN masukan Dan PPN keluaran serta PPN Masukan
PPn-Bm PPN Masukan digunakan oleh PKP Pembeli untuk
mencatatkan PPN yang tertanggung dalam pembelian
yang dilakukannya. PPN Masukan merupakan pajak yang
dikenakan ketika PKP melakukan pembelian atas Barang
Kena Pajak atau Jasa kena Pajak.
PPN Keluaran
PPN Keluaran merupakan pajak yang dikenakan ketika
PKP melakukan penjualan terhadap Barang Kena Pajak
atau Jasa Kena Pajak. Hal ini digunakan sebagai
pelengkap transaksi yang dilakukan, sebagaimana yang
telah tercantum dalam Undang-Undang Pajak
Pertambahan Nilai (UU PPN).
PPN BM
Jurnal PPnBM dapat diartikan sebagai kegiatan akuntansi
yang berkaitan dengan Pajak Penjualan Barang Mewah
(PPnBM), termasuk transaksi penjualan barang mewah
atau pembelian oleh Pengusaha Kena Pajak (PKP). Jurnal
PPnBM ini ditulis untuk setiap PPnBM yang dipungut atas
penyerahan dan impor barang mewah

PPNBM UNTUK TRANSAKSI PENJUALAN BARANG


MEWAH

PT AAA menjual Barang Kena Pajak (BKP) yang tergolong


Contoh akuntansi pembukuan PPn & PPn-Bm mewah dengan tarif PPnBM 20%. Nilai penjualan transaksi
tersebut adalah sebesar Rp 50 juta.

Penghitungan PPN dan PPnBM adalah sebagai berikut:

Harga Jual Rp. 50.000.000,00


PPN 10% = Rp. 5.000.000,00
PPnBM 20% = Rp. 50.000.000,00
PPN UNTUK PENJUALAN KREDIT Jumlah yang dibebankan kepada pembeli = Rp.
65.000.000,00
Pada tanggal 1 November 2019, PT AAA menjual BKP
secara kredit seharga Rp 3,5 juta, ditambah PPN 10% Atas transaksi penjualan barang mewah tersebut, jurnal
sebesar Rp 350.000. BKP telah diserahkan, namun faktur PPnBM yang dibuat perusahaan adalaah sebagai berikut:
belum dibuat.
Kas = Rp. 65.000.000,00
Maka, pencatatan jurnal PPN adalah sebagai berikut: Penjualan = Rp. 50.000.000,00
PPN Keluaran = Rp. 5.000.000,00
Piutang Dagang Rp 3.850.000,00 PPnBM yang masih harus disetor = Rp. 10.000.000,00
Penjualan Rp 3.500.000,00
PPN Keluaran Belum Difakturkan Rp 350.000,00

Ketika pada tanggal 1 Desember 2019 faktur pajak keluaran


dibuat dan diserahkan kepada PKP pembeli, maka PKP
penjual membuat jurnal PPN sebagai berikut:

PPN Keluaran Belum Difakturkan Rp 350.000,00


PPN Keluaran Rp 350.000,00

Anda mungkin juga menyukai